Created by Rei (exolightfire)

Saranghae, Oppa

Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Wu Yifan, Zhang Yixing, Xi Luhan

Romance, Gender Switch

Annyeong chingudeul! Ini adalah salah satu Fan Fiction tentang Chanyeol-Baekhyun pairing yang ceritanya terinspirasi dari sebuah komik karya Atsuko Namba yang berjudul "My Senior". Kenapa aku pilih ikutin cerita dari komik ini? Karena ceritanya bagus dan menarik. Ditambah karakter dari komik ini cocok diperanin sama Chanyeol dan Baekhyun.. Walaupun karakter Yifan agak (bahkan)) tidak mirip sama sekali.

Cerita ini pake sudut pandang Baekhyun, jadi "Aku" disini maksudnya adalah Baekhyun.

No Bashing, No Copas ya! Don't be silent reader juga! Komentar kalian benar-benar kutunggu untuk bahan evaluasi di Fanfic selanjutnya. Gamsa^^

.

.

.

.

Mulai hari ini aku adalah anak SMA. Begitu senangnya, karena aku bisa masuk ke SMA favorit di kotaku. Dan aku ingin merasakan kehidupan sebagai anak SMA yang bahagia, mengikuti klub, jadi terkenal satu sekolah, meraih prestasi di sekolah, dan tentunya bisa menemukan percintaan yang manis.

"Yixing, ayo kita coba semua makanan di kantin sekolah ini..!"

"Tidak Baekhyun, itu sangat banyak, perutku dan perutmu tidak akan cukup menampungnya. Ayo pilihlah sekarang mau makan apa."

"Haaaffhh, baiklah. Aku mau makan ini saja."

Akhirnya aku memilih memakan spageti siap saji yang dijual di kantin. Setelah itu aku dan Yixing mencari tempat duduk yang nyaman di kantin.

"Ayo kita duduk disini saja Yixing."

Kami pun duduk. Dan tepat diseberang meja kami ada dua namja yang keliatan sedang asyik mengobrol. Selewat aku memperhatikan mereka. Di hadapan mereka terdapat piring-piring kosong dan gelas yang tinggal berisi setengahnya.

Tak lama Yixing berbicara.

"Hmm, Baekhyun, kamu sadar tidak? Kita dari tadi diperhatikan terus oleh dua orang namja yang duduk di seberang kita."

"Biarkan saja, aku lapar."

Aku memang sedang lapar dan tidak menghiraukan perkataan Yixing.

Dan tiba-tiba kedua namja itu pindah tempat duduk ke hadapan kami, dan mulai mengajak kami mengobrol.

"Kalian berdua anak kelas 1 ya?", tanya salah seorang dari kedua namja itu.

"Iya. Kalian berdua kelas kelas 1 juga?", aku yang berbicara, karena Yixing hanya diam saja terlihat tidak ingin berbicara dengan mereka.

"Apakah muka kami masih imut dan lucu? Hahaha. Perkenalkan, namaku Wu Yifan, dan ini temanku Park Chanyeol. Kami siswa kelas 3."

"Oyaa?!", jawabku dan Yixing kaget.

"Kami mau menawarkan klub kami, siapa tahu kalian tertarik.", jelas namja yang satunya, yang diketahui bernama Chanyeol tadi.

"Klub apa? Kesenian? Olahraga?", Tanya Yixing antusias.

"Klub Penelitian.", jawab Yifan.

"Oh,,, ", jawabku tidak mengerti.

"Aku hanya ingin masuk klub yang bisa merekomendasikanku kelak ketika akan masuk universitas.", jawab Yixing tanda kurang tertarik terhadap klub tersebut.

"Cerdas!", jawab Chanyeol antusias.

"Disini kalian bisa melihat semua kertas ujian warisan para alumni yang nomor satu disekolah ini. Legenda Senior. Dan itu yang membuat kami selama ini menjadi nomor satu dikelas.", jelas Yifan.

"Benarkah?", tanyaku.

"Baiklah, aku mau ikut bergabung!", Yixing langsung berubah pikiran tanpa pikir panjang.

.

.

.

Setelah itu kami semua diajak ke ruangan klub.

"Disini kami berkumpul untuk mengadakan bermacam kegiatan dari klub.", jelas Yifan.

"Memangnya ada kegiatan apa saja, yang biasanya dilakukan setiap hari?", tanyaku.

"Ada banyak, diantaranya ada bermain bersama, memberi makan ikan hias yang dipelihara di aquarium, klub ramyun, melakukan berbagai penelitian, dan tentunya belajar bersama membahas kisi-kisi ujian.", jelas Chanyeol panjang lebar yang membuat aku dan Yixing semakin tertarik.

"Klub ramyun? Maksudnya makan ramyun bersama-sama?", tanya Yixing.

"Iya benar, klub itu selalu diadakan dirumahku, karena aku punya kedai ramyun.", jelas Yifan dengan percaya diri.

"Huwaaa… keren. Ternyata di sekolah menengah atas lebih menyenangkan ya kegiatan klubnya.", jawabku terpana, karena selama aku sekolah baru kali ini aku menemukan sebuah klub yang kegiatannya menarik.

.

.

.

Besoknya ketika pulang sekolah, klub penelitian mengadakan klub ramyun untuk merayakan bertambahnya anggota baru di klub tersebut. Kami semua diajak ke kedai ramyun milik keluarga Yifan.

"Ayo kita rayakan kedatangan anggota baru di klub kita dengan makan ramyun buatanku!", teriak Yifan yang sedang sibuk menyiapkan ramyun di dapur kedai.

Yifan ini mewarisi keterampilan memasak dari ayah dan ibunya, juga ia sering membantu ayah dan ibunya memasak ramyun untuk kedai milik keluarganya tersebut. Tak heran kalau Yifan sangat lihai dalam urusan memasak.

"Baik Hyeong..! Ayo kita makan!", jawab semua anggota klub.

"Waaaah, ramyun, jarang sekali aku makan ramyun yang terlihat enak seperti ini."

"Hmm,,", jawab Yixing yang dingin seperti biasa.

Lalu aku menoleh kesebelahku, yang kebetulan duduk disitu adalah, Chanyeol.

"Oh iya, mulai sekarang aku harus memanggilmu apa? Kamu kan lebih senior dari kami? Hmm, senior Chanyeol?", tanyaku.

"Haha, berlebihan. Panggil aku oppa saja. Lagipula aku hanya anggota bayangan di klub ini, hehe."

"Baiklah.", jawabku sambil tersenyum.

Lalu hati kecilku berbicara, 'Hmm… Chanyeol Oppa?'.

.

.

.

Siang ini aku ingin menghabiskan waktu bermainku di ruangan klub. Namun saat aku memasuki ruangan ternyata disana hanya ada Chanyeol. Aku jadi merasa sedikit canggung.

"Siang Oppa, hmm, kemana yang lainnya?"

"Hari ini hanya sendirian saja. Kamu juga sendirian ya?"

"Iya."

Lalu untuk beberapa saat ruangan begitu hening. Sepertinya kami kurang bahan pembicaraan. Aku juga sudah mulai bosan. Aku hanya duduk dan memain-mainkan ponselku. Sampai-sampai aku tidak menyadari kalau Chanyeol memperhatikanku dari tadi.

Dan akhirnya dia mulai berbicara.

"Baekhyun-ah, bagaimana kalau kita bermain ular tangga. Siapa yang kalah dia harus mentraktir. Maukah?", ajaknya.

Tanpa pikir panjang kujawab.

"Boleh."

Kamipun bermain ular tangga.

Satu kali putaran, aku kalah. Putaran kedua, aku lagi yang kalah. Putaran ketiga, aku kalah lagi.

Apa daya, aku selalu kalah di dalam permainan ini.

"Uuh, aku kalah..! Oppa curang!"

"Mana mungkin aku curang. Kau yang payah."

"Huuuh!"

Akhirnya aku dan Chanyeol berjalan menuju kantin sekolah, sebagaimana janji kita tadi bahwa yang kalah harus mentraktir. Kami membeli softdrink.

Tapi ketika aku sedang mengeluarkan uang dari dompetku, tangan Chanyeol lebih dulu memberikan uang kepada penjaga kantin.

"Aku ini senior, aku tidak suka ditraktir oleh junior."

Aku hanya senyum heran melihatnya.

"Baiklah, Chanyeol oppa…", jawabku sembari tersenyum.

Hari ini begitu penuh kenangan, pertama kalinya aku hanya berdua saja seperti ini.

Seperti sepasang kekasih.

Ah, aku ini berpikir apa? Tapi apakah mungkin aku mulai menyukai Chanyeol?

.

.

.

Hari ini aku menguncir rambutku yang biasanya ku gerai. Aku berencana datang ke klub untuk memberi makan ikan dan mengkopi kertas bekas ujian para legenda senior.

"Pagi.", sapaku.

Tapi tiba-tiba Chanyeol terperanjat dan hampir jatuh dari tempat duduknya, kaget ketika melihat penampilanku, seperti melihat hantu saja.

"Wah, Baekhyun-ah menguncir rambutnya ya? Kukira kau potong rambut.", sapa Yifan.

"Eeh, iya. Chanyeol Oppa kenapa sampai kaget seperti itu? Apa aku seperti hantu?"

"Ah, tidak, hanya saja kukira yang datang orang lain."

"Ooh."

'Orang lain?'

Hm, aku tidak mengerti.

Tapi hari itu aku melakukan semua rencanaku di ruangan klub.

"Yifan Oppa, aku ingin melihat legenda senior."

"Baiklah. Ini dia..!"

"Waaaah,,, nilainya benar-benar sempurna.".

Aku melihat semua nilai yang berada di bekas lembar jawaban itu diatas 80 semua. Lalu diantara kertas-kertas itu ada sebuah nama yang dominan.

"Xi Luhan?"

"Iya. Dia adalah salah satu dari legenda senior. Orangnya cantik, dia pun kadang mampir kesini untuk menengok kami, iya kan Chanyeol.", jelas Yifan.

"Begitulah."

"Wah sudah jam 4. Baekhyun, Yixing mengikuti klub basket kan? Sekarang waktunya klub melihat pertandingan basket putri.", kata Yifan seraya pergi.

Dan tinggalah kami berdua di ruangan klub.

"Baekhyun-ah, Yifan mengincar Yixing kelihatannya."

"Hm, Oppa sendiri,, apakah Oppa sudah mempunyai pacar?"

"Ah, tidak juga."

"Itu bukan jawaban!"

"Memangnya harus dijawab?"

"Ya sudah kalau begitu…"

"Ah, sudahlah.."

"Jadian denganku saja!"

"No."

"Huh, blak-blakan sekali menjawabnya."

Chanyeol hanya tersenyum kecil. Aku hanya mengendus sedikit kesal.

Lalu kami terdiam.

Chanyeol meneruskan membaca buku, dan aku hanya terdiam melihatnya dari tempat dudukku.

Tiba-tiba aku ingin sekali bertanya.

"Oppa, yang kau sukai itu senior Xi Luhan ya?"

Chanyeol sedikit terdiam lalu menjawab pertanyaanku.

"Iya."

Akupun beranjak.

"Ternyata betul. Ya sudah, aku pergi mengkopi lembar legenda senior dulu ya."

Aku pergi meninggalkan ruangan. Namun hatiku terus berkecamuk.

Aku ingin sekali menemukan percintaan yang manis itu. Namun baru saja aku menyukainya, ternyata dia menyukai orang lain.

'Aku menyukaimu Oppa'

.

.

.

"Yixing, lihat ini.", aku menyodorkan sebuah album foto yang kuambil dari ruangan klub.

"Oh, jadi ini yang namanya Xi Luhan."

"Jadi bagaimana menurutmu? Kurasa Yixing lebih cantik dibanding dia."

"Hah..?"

'Memangnya dia secantik itu? Tidak juga ah.'

Aku bergumam di dalam hati. Lalu kejadian kemarin siang itu teringat kembali.

"Payah."

"Eh?"

"Kamu ini bicara apa? Jangan terbawa suasana dong."

"Hehe, iya deh."

"Kamu ini, berani ya…"

Pada akhirnya pernyataan cintaku ditolak mentah-mentah oleh Chanyeol. Tapi, aku memang tidak pernah bermaksud untuk berbicara seperti itu.

Mungkin aku memang terbawa suasana.

Karena aku tidak serius.

.

.

.

Saat dikantin ternyata semua anggota klub berkumpul untuk makan siang. Kebetulan sebentar lagi akan diadakan klub bertamasya ke lingkungan sekitar. Dan hari ini penentuan lokasi kemana akan diadakan tamasyanya.

"Bagaimana kalau ke danau terdekat. Kita bisa naik perahu dan meneliti lingkungan sekitar.", usul Yifan.

"Wah ide bagus."

"Iya, lebih baik yang tidak jauh dari rumah kita."

"Iya aku setuju!"

Semua anggota setuju untuk mengadakan tamasya ke danau. Aku dan Yixing pun setuju.

Aku duduk disamping Chanyeol.

Dan taukah aku bicara apa padanya? Benar-benar tidak ada hubungannya dengan kegiatan klub yang sedang dibicarakan.

"Oppa, tadi aku melihat Senior Xi Luhan."

"Hah? Dimana?", jawab Chanyeol antusias.

"Di album foto."

"Oh."

Aaaaah, apa yang ku katakan? Aku jadi serba salah begini. Seharusnya aku tidak mengatakannya. Huff, bagaimana ini? Semoga saja Chanyeol tidak berpikiran macam-macam.

.

.

.

Hari kegiatan klub tamasya pun tiba. Kami semua melakukan pembagian untuk naik perahu dan meneliti sekitarnya.

"Dengar, satu perahu hanya cukup dinaiki oleh dua orang ya.", Yifan memulai instruksi.

"Ah, Yixing, aku bersa.. ma.. ", belum selesai aku bicara pada Yixing, tanganku sudah ditarik duluan oleh Chanyeol.

"Kamu denganku saja, ayo.", ajak Chanyeol sembari menarik tanganku dan meninggalkan semua anggota kelompok.

Lalu kami berdua menaiki perahu. Akhirnya Yixing menaiki perahu yang sama dengan Yifan. Kami meneliti lingkungan sekitar yang dilewati perahu.

Namun tiba-tiba Chanyeol mengeluh kalau ia mengantuk.

"Biarkan aku tidur sejenak ya."

"…"

Chanyeol pun merentangkan badannya berselonjor di perahu, topinya ia turunkan untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari.

'Uuh, lalu haruskah aku melamun sendirian Oppa?'

Tak lama kantuk pun mulai menyerangku. Entah sudah berapa kali aku menguap. Mataku sudah tak tahan lagi.

Aku ambil topi Chanyeol untuk menutupi mukaku.

Sekilas kulihat wajah Chanyeol yang sedang tenang tertidur.

Deg!

Kurebahkan badanku dibelakang punggung Chanyeol. Punggung ini terasa hangat bagiku. Kulihat ia bergerak sesuai dengan ritmik nafas dari paru-parunya.

Tidur dibelakang tubuh yang tegap dan tinggi ini sedikit memberikanku kenyamanan.

Dan aku mulai tertidur.

.

.

.

"Baekhyun-ah..!"

"Hei, kalian ini sedang apa? Ini sudah menjelang sore."

Samar-samar terdengar suara Yixing dan Yifan memanggil.

Wah! Aku benar-benar ikut tertidur di dalam perahu bersama Chanyeol.

"Kalian berdua tidak apa-apa kan?", tanya Yixing.

"Aah, aku ketiduran!"

"Wah, aku harus bayar denda sewa perahu!"

.

.

Setelah puas menaiki perahu klub melanjutkan kegiatannya dengan mendatangi festival yang kebetulan ada di dekat danau. Kami semua ramai-ramai mengikuti berbagai permainan tradisional di festival itu. Tak lupa wisata kuliner. Aku masih memakai topi Chanyeol.

"Yixing, aku ingin permen lollipop itu, kelihatannya tidak pernah dijual di hari-hari biasa."

"Ayo kita beli."

.

.

"Hwaaa,, enak sekali manis.", bahagianya aku ketika mulai menjilati permen yang sungguh manis. Namun…

"Sepertinya disana ada pertunjuk...an…", Chanyeol berteriak dengan antusias dan tidak sengaja menyenggol tanganku hingga permen yang baru kubeli itu terjatuh.

"Ya! Oppa…! Permenku… hiks."

"Ah, maafkan aku Baekhyun-ah, sini aku belikan lagi. Dimana kau membelinya?"

"Disana..."

Aku menunjuk kearah tukang permen yang cukup jauh dari tempat kami berdiri sekarang.

Namun ketika Chanyeol menatap kearahnya dia menangkap sesosok wajah. Wajah yang sedang menangis. Wajah orang yang ia kenal. Chanyeol pun menghampiri si pemilik wajah tersebut. Sampai-sampai ia tidak mendengar rengekanku soal permen.

"Oppa…!"

Aku tersentak melihat si empunya wajah tersebut adalah Senior Luhan. Wajahnya penuh air mata. Sayup-sayup aku mendengar pembicaraan mereka.

'Hatiku kenapa ingin menangis ya?'

"Kau kenapa? Sendirian? Mana teman-temanmu?"

"Ah, Chanyeol, kau sedang apa disini?"

"Kamu tidak kenapa-kenapa? Ayo kuantar pulang!"

"Ta.. tapi aku tidak apa-apa."

"Jangan menolak."

"…"

"Yifan, maaf, tolong urus disini ya? Aku ada harus mengantar Senior Luhan pulang."

"Baiklah Chanyeol, serahkan saja semua padaku."

Dan akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan kami. Aku melihat mereka dengan posisi mematung di tengah-ditengah keramaian. Aku melihatnya sampai mereka tidak terlihat lagi.

Padahal ia sudah berkata untuk membelikanku permen.

"Permenku.."

Aku gunakan topi Chanyeol yang masih kupakai agar menutupi mataku yang tiba-tiba berair. Aku tau ini terlalu cepat aku menyukai Chanyeol Oppa. Aku masih bisa mundur. Karena aku tidak serius. Tapi hatiku mengapa sampai sesakit ini?

.

.

.

Kejadian malam itu segera kulupakan. Hari ini aku akan mengunjungi ruangan klub. Aku ingin belajar disana.

Dan ternyata disana hanya ada satu orang yang sedang duduk ditempat favoritnya di dekat jendela.

Chanyeol.

"Hei."

"Selamat siang, Oppa."

"Maafkan aku tadi malam ya. Sehabis kejadian itu kamu langsung pulang ya?"

"Ah… Iya…"

"Dia Senior Luhan. Habis bertengkar dengan pacarnya."

"Hah? Jadi, Senior Luhan sudah punya pacar?"

"Iya."

"Lalu… kenapa Oppa masih menyukainya?"

"Tidak tahu."

"…"

"Maaf, belum bisa menggantikan…"

Aku harus menahan air mataku yang sedikit lagi akan berhamburan keluar. Namun sebelum itu Chanyeol beranjak dari tempat duduknya dan keluar sembari berkata.

"… Permen kemarin… Lain kali aku belikan ya."

Aku hanya terdiam mendengar perkataan Chanyeol.

Air mataku mulai menetes.

Ternyata aku dan Chanyeol dalam posisi yang nyaris sama. Menyukai seseorang, tetapi orang itu menyukai orang lain.

Aku mulai berkata pada diriku sendiri, cinta ini tidak akan terbalaskan.

To Be Continued...

Mohon review nya yaa.. :D

Gamsahamnida...