"A..aku sungguh tak tahu keberadaan orang yang kau maksud tuan, to..tolong ampuni aku! Aku masih ingin hidup! Kumo-"

Crash… kembali dinding-dinding beton gang sempit itu ternoda oleh cairan kental berbau anyir, dinding yang semula berwarna putih temaram tersembunyi dari cahaya bulan kian mengisahkan kepedihannya, jerit tangis yang tak akan pernah di dengar oleh siapapun yang melintasinya, entah untuk yang keberapa juta kalinya ia menjadi saksi bisu pembantaian oleh manusia-manusia yang tak pernah puas dengan diri mereka, orang-orang yang buta akan sekitarnya, pria yang sudah tak bernyawa itu di hempaskan begitu saja hingga terbentur dengan jalanan beton yang sudah tak terdeteksi rupa aslinya, cahaya bulan sedikit mengintip dari celah-celah gang sempit itu, sedikit memperlihatkan warna merah kecoklatan khas darah yang mulai mengering, semilir angin yang melintasi gang kumuh itu ikut meramaikan malam tak berbintang ini, menerbangkan aroma tak sedap dari selai segar khas manusia-manusia yang sudah tak perlu meributkan kehidupannya. Pria yang semula diam memandangi tubuh pria berambut coklat yang baru saja ia antarkan ke kehidupan abadinya kini mulai bergerak membenarkan kembali kemeja putih yang sedikit ternoda darah yang kusut di beberapa tempat, ia kembali membenarkan lengan kemeja panjangnya yang sedikit ia gulung barusan, memasukan katana hitamnya kembali ke tempat sucinya, ia sedikit berdecak sebal karena kembali melakukan hal yang sia-sia malam ini, sepatu kulit coklatnya menendang potongan kepala yang berakhir menggelinding ke selokan dekat gang, pria lain yang masih dalam keadaan waras sepenuhnya hanya memperhatikan tingkah temannya itu, sang pemuda berkacamata dengan rambut hitam-kebiruan itu hanya mendengus menyaksikan tingkah sahabatnya itu dengan malas, lagi-lagi ia harus melihat cat yang tumpah dari kalengnya, begitu kental, berbau menyengat, dan merusak mata, ia benci menemani sahabtnya ini, tapi mau bagaimana lagi, ini demi menjaga kewarasan sahabatnya tersebut.

"Bagus sekali Kurosaki, kau telah membuang-buang waktuku malam ini, dia adalah sampah paling busuk yang kau buang dengan sampah-sampah lainnya, dan terima kasih kepada pria barusan yang tak memberimu sesuatu yang berguna," pria berkaca mata itu mendesis sambil membenarkan letak kacamatanya yang tak bergeser sedikitpun dari letaknya semula.

"Diamlah Ishida! Kau membuatku semakin ingin meledak! Kenapa tak ada satupun dari mereka yang berguna?" kembali kaki kanannya menendang manekin-manekin yang terbalut selai strawberry berbau seperti ikan busuk itu.

"Inilah yang aku benci darimu! Berjalan di jalan yang berkabut, kau bodoh, aku pulang saja!" Ishida langsung melangkah meninggalkan sahabatnya sendirian di depan gang tersebut, sambil sedikit mengumpat pria bermarga Kurosaki itu langsung menyusul sahabatnya yang sudah berada di dalam mobil hitamnya tersebut, dengan sedikit menendang tong sampah yang sedikit menghalangi jalannya, kakinya yang panjang dan proposional berjalan santai kearah pintu mobil bagian penumpang yang sudah terbuka untuknya, mobil itu berlari begitu saja tanpa perduli dengan ritual peregangan nyawa seseorang. Andai bulan bisa bicara, pastilah ia sudah menangis sekarang, malam ini satu lagi nyawa yang harus di korbankan demi sebuah pencarian.

.

For You (Owwie Owl)

.

Bleach © Tite Kubo

.

Warning: perusakan karakter, OOC(jelas), typo(pasti), hasil kegilaan author rada gak waras(akhirnya harus mengakui juga), dll.

.

.

.

Owl

.

.

Pria bersurai sewarna senja itu menggeliat tak nyaman dalam tidurnya, masih bergerak-gerak gelisah dalam balutan selimut putih yang membalut tubuh atletisnya yang tak tertutup atasan, memperlihatkan dada bidangnya yang terpahat dengan sempurna, tak lama ia terbangun dengan sedikit shock, kedua tangan kekarnya itu menekan menutupi wajah tampan khas seorang Kurosaki Ichigo, sedikit mengumpat pada dirinya sendiri, tak lama ia melebarkan mata menatap langit-langit kamarnya dengan ganas, sepasang amber itu bergerak-gerak liar menekuri setiap sudut ruangan yang luas itu, sampai akhirnya ia menyerah, ia tak akan menemukannya di sini, dengan lembut tangan kirinya menyentuh bagian kosong dari Rajang king sizenya, seharusnya ia akan menemukannya di sini, tepat di sampingnya, tubuhnya sedikit bergeser menghadap kearah seprai yang masih rapi di sampingnya, masih belum tersentuh kehangatan seorang wanita yang biasa menemaninya, kehangatan yang selalu bisa mengalihkan segalanya, ia belai dengan perlahan daerah kosong tersebut, hanya kehampaan yang menyapanya setiap pagi selama hampir sebulan ini, ia mulai mengambil sebuah figura mungil yang biasa tergeletak di atas meja mungil di samping ranjangnya, ia tatap dengan sendu potret yang tengah tersenyum menatapnya, kebahagiaan jelas terpancar dari dalam violet tersebut.

"Rukia…dimana kau sebenarnya?" ia belai perlahan potret wanita yang sangat Ia cintai melebihi apapun itu, dalam potret tersebut ia dan wanitanya tampak begitu bahagia dengan latar belakang gereja tua yang menjadi saksi ikrar sehidup semati mereka, wanitanya begitu cantik dengan balutan gaun senada dengan mawar putih yang sedang ia genggam, sedangkan dirinya berbalut tuxedo putih hanya tersenyum sambil menatap kekasih seumur hidupnya itu, ia begitu merindukannya, kenapa harus seperti ini? Dengan sedikit hentakkan ia bangkit dan menghancurkan segala macam benda yang bisa ia hancurkan, sampai setelah puas ia kembali duduk dan kembali menatap kosong pada potret pernikahannya itu, ia bersumpah akan menyingkirkan siapa saja yang telah berani mengambil kekasihnya dari rengkuhannya, ia akan membawa kembali kekasihnya itu dan memastikan ia aman dalam pelukannya, ia akan memastikan tak akan ada lagi yang bisa memisahkan wanita itu darinya, tidak akan pernah.

.

.

Owl

.

.

"Masih belum ada laporan tentang keberadaan Rukia-sama, kami sudah mencari di tempat-tempat yang dulu sering didatangi oleh Rukia-sama, dan nihil, kami juga sudah mengintai siapa saja yang punya potensi tahu keberadaan Rukia-sama, dan mereka juga tak ada tanda-tanda mengetahui bahwa Rukia-sama sudah menghilang," suaranya begitu santai saat melaporkan hasil kerjanya selama 2 minggu ini, pria berambut merah itu masih acuh dengan situasi yang sedang presdirnya alami, tapi tak melupakan rasa hormatnya pada pria yang telah berbaik hati mengambilnya dari sangkar besi ruang bawah tanah.

"Kau boleh keluar Ashido, carilah di tempat lain, kalau ada apa-apa langsung hubungi kami," titah Ishida dengan tenang, menggantikan sahabatnya yang sedang menatap kosong pada potret pernikahannya setahun yang lalu itu, seperti anak kecil yang kehilangan teddy bearnya, ia terus saja membelai potret sang istri yang terus tersenyum kearahnya, tak berkedip sedetikpun dari wajah cantiknya yang telah menghilang selama hamper satu bulan lamanya, tak ada pesan, tak ada petunjuk kemana istrinya pergi, atau kemana istrinya di bawa pergi, setidaknya itulah yang ia prediksikan, istrinya di culik, pasalnya wanita itu tak akan pergi keluar rumah tanpa seijinnya, tak akan melakukan sesuatu tanpa sepengetahuannya, tak akan bertindak tanpa sepengawasannya, ia tak akan meninggalkan rumah dengan pintu tak terkunci, jendela terbuka dan beberapa peralatan rumah tangga yang masih menyala, tidak, istrinya bukan tipe seperti itu, dan apa orang yang pergi dari rumah akan meninggalkan handphone dan dompetnya utuh di dalam kamar? Bahkan Ichigo telah memeriksa semua barang milik istrinya, dan tak satupun dari mereka yang bergeser dari letak sebelum di tinggalkan, kecuali pakaian yang melekat di tubuh sang istri tentu saja, lalu kemana wanitanya pergi? Siapa yang berani mengambilnya dari krosaki Ichigo? Siapa orang brengsek yang-

"Argh…" kembali sang jeruk mengamuk memporak-porandakan meja yang tertata rapi sebelumnya, Ishida hanya menggeleng-geleng melihat tingkah sahabat SMAnya tersebut, untung ia belum melirik wanita manapun untuk ia jadikan pendamping, apa ia akan bertingkah seperti itu juga kalau suatu saat wanitanya menghilang tanpa kabar? Tidak, oh tentu saja, Ishida akan lebih memilih wanita lain secara acak untuk menggantikan posisi wanita yang telah menghilang, ia tak akan ambil pusing dengan masalah sensitive seperti itu, tapi berbeda dengan sahabatnya yang begitu mencintai istrinya, Ishida masih belum paham mengapa dan bagaimana itu bisa terjadi, terjadi pada seorang Ichigo Kurosaki yang terkenal sangar semasa SMA, pada Ichigo Kurosaki yang dingin pada setiap wanita, dan sekarang, ia memandang dengan sinis sahabatnya yang depresi hanya karena ditiggal sang istri.

"Kau bisa lebih baik dari ini, jangan bersikap kurang wajar hanya karena ditinggal istrimu Ichigo, kau bahkan bisa mendapatkan sepuluh wanita seperti Rukia jika kau mau," katanya acuh tak acuh, ia sudah tahu apa yang akan terjadi berikutnya, sahabatnya akan bertingkah semakin gila, dan mungkin ia akan babak belur karena semakin memancing emosi sang sahabat yang memang sedang terganggu kewarasannya tersebut, oh terima kasih pada bungsu Kuchiki yang dengan seenaknya merebut seluruh perhatian dari seorang Ichigo Kurosaki, memanipulasinya denagn sesuatu yang abstrak yang biasa pujangga sebut dengan cinta, cih omong kosong bagi Ishida.

.

.

Owl

.

.

Tbc

Yak mari saudara- saudara kita berdo'a bagi yang sedang melaksanakan UN, mudah-mudahan di beri kemudahan mengerjakan soal UN, hehehe berjuang kakak-kakakku! ^^b

*Sama Kin-san yang sedang mid, moga lancar, duh Kin-san serasa ikut UN y? XD

*Jaga kesehatan Desinta-san, jangan pulang malem-malem :D

*Jee-san jangan lama-lama sama fic barunya ya, di tunggu lho, oh ada 'sesuatu' yang hilang di Maybe XD

*Icchy-san segeralah publish fic baru yang kau simpan sendiri itu heheehe #plak

*Mamiiii aku masih merindukanmu T.T

Seperti judulnya ini persembahan dari saya untuk reader-reader semuanya *alasan* jadi reader sekalian jangan marah sama saya ya? Hehehehe diriku tak bermaksud publish fic gaje baru, sedikit banget ya? Hehehehe saya benar-benar tak bermaksud, tapi sengaja ;p #plak

Mau tahu gimana pendapat kalian soal ini fic gaje, apa masih pantas untuk di lanjutkan atau hanya menyampah di fbi? Kalau memang begitu saya siap hapus koq, hehehehe

Oh oh saya masih bingung sama genrenya, ini masuk apa menurut kalian? *biasalah author gadungan jadi geblek kagak ngerti-ngerti, rating T udah bener'kan?

Silahkan keluarkan unek-unek kalian di kotak repiuuuu~ di tunggu

O. Owl