Disclaimer: cuma aku pinjam.
Warning: Banyak typo,bahasa kurang jelas, ooc, mainstream, Devil Naru! OverPower Naru!,dll.
Genre :Adventure. Supranatural. Family. Romace.(kurasa)
Chapter 1.
Setelah beberapa tahun berhasil mengalahkan sang ibu dari Chakra, semua desa telah damai tanpa ada lagi peperangan. Semua hidup bahagia termasuk tokoh utama kita yang tidak lain Uzumaki Naruto sang Nanadaime Hokage.(Disini aku membuat Naruto lebih cepat jadi Hokagenya).
Sekarang Naruto telah hidup bahagia dengan keluarga kecilnya, saat kembali dari bulan dia langsung menikahi putri tertua dari kapala klan Hyuuga. Dan sekarang mereka telah di karuniai seorang anak laki-laki bersurai kuning, dia sangat mirip dengan Naruto. Belum lagi istri Naruto telah hamil sembilan bulan, dan kelihatannya hari ini adalah hari kelahirannya.
Terlihat rumah sakit Konoha, tepatnya disalah satu ruang rawat, Naruto tengah menemani istrinya yang tengah berjuang melahirkan buah hati kedua mereka.
"Bertahanlah Hinata. Kau pasti bisa" Naruto berusaha menyemangati istrinya itu sembari menggenggam tangan Hinata.
"Ugghh.. Hah~ Ha'i, a-aku akan b-berusaha" Balas Hinata sambil menatap wajah Naruto. Naruto yang mendengar nya tersenyum, lalu dia menyapu keringat yang ada didahi Hinata menggunakan tangan nya.
"Ayo Hinata, teran lebih kuat! Kepalanya telah keluar" Instruksi dokter surai pink yang tidak lain Haruno Sakura.
Hinata yang mendengar nya terus berusaha meneran sekuat tenaganya, dan usahanya tersebut membuahkan hasil saat terdengar tangisan bayi diruang itu.
"Ooeekk... Oooweekk..."
"Hahh~ Hahh~"
Tanpa sadar mata Naruto meneteskan air saat mendengar tangisan tersebut, lalu dia memperhatikan wajah Hinata yang lumayan pucat, mungkin karena terlalu banyak mengeluarkan tenaga.
"Hiks! Arigato, Hinata. Kau telah membuat keluarga kita lengkap, aku sangat bahagia" Ucapnya sambil memeluk kepala Hinata dari samping. Hinata yang mendengar nya juga mengeluarkan air mata.
"Ha'i. Hiks! Aku juga bahagia Anata" Ucapnya membalas pelukan Naruto.
Sakura yang tengah membersihkan bayi tadi tersenyum melihat adegan tersebut. Dia jadi teringat akan tingah konyol teman nya itu saat mereka masih ada di team-7. Dan dia tidak menyangka pemuda yang dulunya konyol bisa merubah seluruh dunia Shinobi.
Melihat bayi itu telah bersih dari darah, dia lalu menyelubungi nya dengan handuk, lalu dia membawa bayi itu ke hadapan kedua orang tua nya.
"Selamat ya, dia perempuan" Naruto yang mendengar suara Sakura, melepaskan pelukan mereka lalu dia sedikit menjauh supaya Sakura bisa menidurkan bayi itu di samping Hinata.
Setelah meletakkan bayi itu di samping Hinata. Sakura memutuskan keluar dari ruangan itu memberikan waktu untuk keluarga itu bersama.
"Arigato, Sakura-chan" Ucap Naruto membungkuk, saat melihat Sakura sudah ada didepan pintu.
"Sudahlah ini memang tugasku. Dan berhentilah membungkuk seperti itu, kau itu seorang Hokage" Balas Sakura sebelum dia menutup pintu kamar rawat itu.
Melihat Sakura yang telah pergi, Naruto kembali mengalir perhatiannya pada sang istri. Dia tersenyum lembut saat melihat Hinata tengah tersenyum sambil memeluk putrinya tersebut.
"Lihat Naruto-kun, dia memiliki tanda seperti mu" Ucap Hinata sambil mengelus pipi bergaris milik bayi itu.
"Hm, kau benar. Tapi dia memiliki rambut dan wajah cantik seperti ibunya" Wajah Hinata langsung bersemu mendengar ucapan Naruto. Belum lagi dia mengatakan dengan senyum yang sangat Hinata sukai.
Seakan tertarik akan pembicaraan Naruto dan Hinata, bayi itu mulai membuka matanya yang tadinya tertutup karena dia tidur. Dan terlihat biru Shapire seperti milik Naruto.
"Wahh.. Tou-chan membangunkan mu ya" Ucap Naruto dengan wajah konyol. Bayi itu langsung tertawa khas bayi saat melihat wajah konyol Naruto. Lalu tangannya terangkat seperti ingin mencapai wajah Naruto.
"Moo.. Apa cuma Tou-chan yang Hima mau peluk" Ucap Hinata pura-pura merajuk. Seakan mengerti, bayi itu langsung mengalihkan tangan kecilnya pada wajah Hinata yang lebih dekat darinya, lalu bayi itu tertawa saat tangan kecilnya berada di hidung Hinata.
Naruto yang melihat interaksi ibu dan anak itu tersenyum.
"Oh iya! Apa maksudnya dengan Hima? Hinata" Tanya Naruto, karena dia tadi sempat mendengar Hinata memanggil bayi itu dengan sebutan Hima.
"Hm? Aku sudah memutuskannya, anak kita ini akan di beri nama Himawari, yang berarti bunga matahari. Bagaimana menurutmu Naruto-kun?" Jelas dan tanya Hinata.
"Ha'i. Itu nama yang cantik" Setujunya.
"Oh iya Naru? Dari tadi aku tidak melihat Boruto. Ada dimana dia?" Tanya Hinata saat dia tidak melihat anak laki-lakinya.
"Ah iya, aku lupa menjemputnya dari rumah Tou-sama. Baiklah sekarang aku akan menjeputnya, aku yakin dia pasti senang melihat adik kecilnya" Ujar Naruto, sebelum melangkah ke arah pintu dia menempatkan mencium dahi Hinata, lalu dia mulai melangkah ke arah pintu dan keluar dari sana.
"Kyaa..."
Naruto langsung tersentak, baru saja dia menutup pintu, dia mendengar teriakan Hinata dari dalam. Tanpa membuang waktu dia langsung mendobrak pintu dan saat didalam dia dapat melihat Hinata telah jatuh dari tempat tidur. Dia juga dapat melihat di dekat jendela seorang mengenakan jubah Akatsuki bertudung tengah memegang bayi mereka.
"Naruto-kun! S-selamatkan Himawari, hiks!" Gigi Naruto menggelatup geram.
"Siapa kau!? Cepat kembalikan anak kami!"
"Hm? Aku adalah Uchiha Shin, dan aku akan membangkitkan kembali Akatsuki!" Naruto tersentak saat orang itu berbalik, dia dapat melihat mata merah disana.
"Sharingan! Siapa sebenarnya dia?" Batinnya.
"Dan itu dimulai dengan ini!" Mata Naruto dan Hinata membola saat melihat yang mengaku Uchiha Shin itu melemparkan Himawari keluar dari jendela.
Whuss!
Shin menyeringai melihat Naruto langsung melompat keluar jendela melewati nya. Dan dia langsung memeluk Himawari.
"Rasakan ini!"
Siiuuu...
Naruto dikagetkan saat merasa tubuhnya mulai terhisap, oleh lubang dimensi seperti milik Obito.
"Sayonara. Hokage-sama!" Ucap Shin menyeringai. Naruto hanya menatap Shin geram. Namun sebelum tubuhnya tertelan semua, dia langsung menggunakan jutsu andalan ayahnya dulu, apa lagi kalau bukan...
"Hiraishin no Jutsu"
Flash!
x
x
x
Kuoh Forest.
Brukh!
Naruto Pov On.
"Hahh~ Hahh~ Apa kau tidak apa-apa?" Aku menundukkan kepalaku untuk melihat putriku yang masih aku peluk, setelah melihat dia sudah tidur lelap aku hanya dapat menghela nafas lega, dan dengan posisi terlentang begini aku dapat melihat langit hitam yang dipenuhi oleh bintang-bintang, dan bulan yang menerangi malam itu.
Dan saat aku menoleh ke kanan aku hanya mendapati hutan dalam pandangan ku. Dan saat menoleh ke kiri aku dapat melihat ada sugai kecil tidak jauh dari tempat ku sekarang.
"Ugghh.. Badanku sakit semua" Aku pun bangkit dan mulai berjalan mendekati sugai itu, aku membuka jubah Hokage ku untuk alas aku menidurkan Himawari. Setelah menidurkan nya, aku langsung melihat pantulan diriku didalam air, aku kaget saat melihat surai ku kembali seperti dulu, yaitu jabrik. Belum lagi wajahku menjadi seperti aku saat berumur 19 belas tahun di tambah warna kulitnya menjadi putih, tidak coklat seperti dulu. Dan perban di tangan kanan ku juga menghilang.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku jadi muda lagi? Dan kenapa tangan ku kembali normal?" Kepala ku terasa mau pecah memikirkan ini semua. Dan aku langsung tersentak saat mengingat sesuatu.
"Uchiha Shin, apa mungkin ini ada kaitannya? Apa mungkin terjadi kesalahan saat aku menggunakan Hiraishin?" Semua ini benar-benar memusingkan kepalaku! Dari pada ini membuat ku pusing, lebih baik aku bertanya langsung pada Kurama.
"Kurama, apa kau ada disana?" Namun sama sekali tidak ada jawaban, aku terus mengulangi menghubungi nya, tapi tetap tidak ada balasan dari Rubah itu.
Untuk memastikan sesuatu, aku mulai bermeditasi udah mengumpulkan chakra alam, tak beberapa lama aku sudah memasuki mode Sannin. Aku mencoba merasakan apa ada orang di sekitar sini.
Dan tidak jauh dari sini aku merasakan ada banyak orang, tapi yang membuatku bingung adalah? aku sama sekali tidak merasakan adanya chakra, selain milikku dan Himawari. Dan yang membuat ku kaget, ada banyak energi negatif disini.
"Hahh~ Aku rasa, aku telah berpindah ke tempat yang tidak aku ketahui? Semoga Hinata dan yang lain nya baik-baik saja disana!" Hanya itulah harapan ku saat ini. Lalu aku kembali mengalihkan perhatian pada putri ku, dan dia masih tidur lelap, seakan tidak ada yang terjadi.
"Paling tidak aku harus membesarkan putri kami ini. Mau bagaimana pun aku belum tau caranya kembali" Jangankan kembali, tempat ini saja aku belum tahu.
Naruto Pov Off.
x
x
x
Skip Five Years Later.
Sudah lima tahun Naruto dan Himawari sampai di tempat ini, dan selama itu pula Naruto telah mengumpulkan informasi-informasi. Sekarang dia sudah tau, dia sekarang ada berada di Kota Kuoh, dia juga sudah tau ada makhluk selain manusia di tempat ini, tapi dia masih diam saja dia tidak mau terlalu ikut campur akan dunia dia sekarang.
Dan dua tahun lalu, Kurama telah bisa dia hubungi lagi, ternyata dia kehabisan chakra, entah apa penyebabnya Kurama juga tidak tahu.
Naruto sempat berharap adanya Kurama bisa membuat mereka kembali. Tapi Kurama mengatakan itu hal yang mustahil, saat mereka datang saja itu tidak sengaja, belum lagi resiko yang sangat besar. Dan mau tak mau, Naruto harus memulai dari awal di dunia ini dan menyimpan memori nya tentang dunia Shinobi.
Dan selama satu tahun belakangan, Naruto juga mulai mengajar kan Himawari dasar-dasar Ninja, dia mulai mengajari gadis kecil itu menjadi Kunoichi, dan beruntung nya dia menyimpan gulungan jutsu-jutsu kuat Hokage dan setiap jutsu elemen, beserta Jutsu-jutsu klan Hyuuga di Fuin penyimpanan yang berada di lengan kirinya. Mungkin nanti saat Himawari cukup besar dia akan melatih nya.
Dan selama disini, Naruto mulai membuka usaha kecil-kecilan, yaitu kedai Ramen yang letaknya tidak jauh dari Kuoh Academy.
Seperti saat ini, terlihat Naruto tengah sibuk melayani para pelanggan di kedai ramennya. Yah walaupun tidak terlalu besar, tapi kedai ramen Naruto selalu dipenuhi pelanggan. Dan rata-rata pelanggan nya adalah anak Kuoh academy dengan mayoritas perempuan. Apa lagi Naruto yang cukup tampan jelas menarik minat mereka. Apa salahnya kan, makan ramen dengan kokinya yang tampan heheh...
"Yo.. Satu porsi seperti biasanya" Pesan satu pelanggan pria. Pria itu memiliki surai hitam namun uniknya dia memiliki poni berwarna kuning.
"Ah! Azazel-san. Baik akan saya buatkan, tolong tunggu sebentar"
Pria bernama Azazel itu hanya tersenyum, dia terus memperhatikan Naruto yang tengah sibuk membuat ramen.
"Walau kecil, tapi aku bisa merasakan suatu energi dari nya! Apakah itu Sacret Gear?" Batin Azazel terus menatap Naruto. Sedangkan yang ditatap hanya konsentrasi dengan masakan nya, walaupun dia tahu sedang di perhatian, tapi toh selagi dia tidak di usik itu bukan masalah besar.
"Ha'i. Ini pesanan mu, Azazel-san." Pria itu langsung tersentak, mungkin terlalu larut dalam lamunan dia sampai tidak menyadari Naruto telah ada didepannya.
"Ah, ya. Arigato" Naruto hanya tersenyum membalas terima kasih Azazel. Lalu dia kembali melayani pelanggan lainnya.
Melihat Naruto yang kembali sibuk, Azazel memutuskan pokus pada ramennya.
"Selamat makan" Azazel mulai memasukan mie itu ke mulutnya. Dan saat itu juga matanya langsung berseri-seri.
"Hmm... Aku penasaran resep dari Ramen ini!" Gumamnya bertanya-tanya. Memang kesan pertama Azazel datang ke kedai ini biasa saja, tapi saat dia membeli satu porsi dan mulai memakannya, dia langsung ketagihan.
"Selamat datang" Sambut Naruto saat dia melihat ada pelanggan yang baru masuk. Mata Naruto langsung membola di sertai pipi yang menggembung menahan tawa saat melihat pakaian pelanggan nya itu. Bagaimana tidak, pelanggan nya itu memakai pakaian Cosplay penyihir, lengkap dengan tongkatnya.
Tapi sebagai pemilik kedai yang sopan, dia tidak bolah menertawakan apapun yang di kenakan oleh pelanggan nya.
Azazel yang melihat perubahan pada wajah Naruto penasaran, dia pun melirik kesamping untuk melihat siapa yang baru datang. Dan matanya langsung membola sama seperti Naruto, tapi bedanya Naruto ingin tertawa, sedangkan Azazel kaget.
"Oi.. Oi.. Oi.. Kenapa harus sekarang aku bertemu iblis betina ini" Batinnya. Namun dia berusaha senormal mungkin seakan tidak terjadi apa-apa.
"Ingin pesan apa?" Tanya Naruto setelah pelanggan nya tadi duduk.
"Hm... " Terlihat gadis itu seperti berpikir sembari melihat menu yang ada di meja, lalu dia mengalihkan perhatian pada Naruto.
"Aku ingin memesan pemilik kedai nya satu malam" Ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata pada Naruto. Azazel yang mendengar nya hampir tersedak, sedangkan Naruto, dia hanya dapat Sweatdrop. Bukan baru ini dia mendapat pesanan seperti itu, dia sering di goda oleh tante-tante yang makan di kedai nya ini.
"A-ahaha... Maaf nona, jika tidak mau memesan tolong tinggalkan tempat ini, soalnya masih banyak yang ingin makan disini" Ucap Naruto sesopan mungkin.
Jleb!
Walaupun sudah berusaha sopan, tapi seperti nya kata-katanya sangat menyakitkan pada gadis itu. Terbukti dengan awan-awan hitam di kepalanya. Tapi itu tidak lama, dia kembali memasang wajah ceria nya.
"Mou.. Baiklah aku pesan ramen porsi biasa" Ucapnya. Naruto yang mendengar nya tersenyum.
"Segera datang!" Balasnya langsung pergi membuat kan pesanan tersebut.
Melihat Naruto pergi, mata gadis itu menjelajahi tempat itu, 'sederhana' itulah yang terpikirkan gadis itu saat melihat tempat itu. Lalu pandangan nya tidak sengaja melihatnya pria yang ada disampingnya. Lalu terasa gadis itu mulai mengeluarkan aura permusuhan saat melihat siapa itu.
"Woow.. Lihat apa yang kutemukan di sini! Malaikat Jatuh!" Ucap gadis itu sinis. Azazel hanya melirik nya sebentar, lalu dia fokus kembali pada ramen nya.
"Itu juga berlaku padamu. Apa yang di lakukan salah satu Maou disini?" Balas Azazel santai.
"Tentu saja, ini adalah wilayah Gremory dan Sitri. Jadi aku bebas ke sini!" Jawabnya menatap Azazel sinis. Dan tanpa gadis itu sadari, karena aura tidak mengenakkan yang dia keluarkan, pelanggan lain mulai kabur dari sana.
"Hm. Aku disini cuma mau makan ramen saja" Balas Azazel sambil menyuap mie itu ke mulutnya.
Naruto yang melihat dan merasakannya, hanya dapat menghela nafas. Sebenarnya dia sudah merasakan bahwa kedua pelanggan nya ini bukanlah manusia, tapi dia pikir selama mereka membayar dan tidak membuat masalah tidak apa-apa. Tapi sekarang dia menyesal karena semua pelanggan nya telah pergi.
"Apa kalian bisa menurunkan aura kalian!? Para pelanggan ku pada kabur." Gadis itu langsung tersentak saat mendengar teguran tersebut, dan dia dapat melihat Naruto sudah ada didepannya sambil meletakkan Ramen pesanannya.
Begitu juga Azazel, dia cukup kaget saat melihat Naruto biasa saja akan aura yang di keluarkan gadis itu. Yah walaupun aura yang di keluarkan tergolong kecil, tapi untuk manusia biasa sudah pasti mereka akan ketakutan.
"Jika seperti ini siapa yang akan membayar ramen mereka tadi" Gumam Naruto agak keras. yah biasa istilah menyinggung.
"Ahaha... Aku makin tertarik padamu! Baiklah aku yang akan membayar makanan mereka" Ucap Azazel tiba-tiba. Tentu saja Naruto senang mendengarnya.
"Dan melihat reaksi mu tadi, aku yakin kau sudah tahu bahwa ada makhluk selain manusia, aku benarkan?"
Naruto yang mendengar nya cengengesan, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Azazel makin melebarkan senyuman saat melihat reaksi pemu- ah pria itu. Walaupun penampilan Naruto masih seperti umur 19 tahun, tapi dia sudah berumur kepala 4.
"Baiklah kita mulai perkenalkan ulang. Aku Azazel, pemimpin malaikat jatuh. Dan dia Serafall Sitri, dia ini adalah salah satu Maou" Perkenalkan Azazel sambil menunjuk Serafall. Sedangkan yang ditunjuk menatap Azazel tidak suka.
"A-ahaha.. Aku Naruto. Uzumaki Naruto" Balas nya membungkuk sedikit.
"Dan aku tidak percaya, pemilik jabatan penting di dunia supranatural makan di kedai sederhana ku ini" Lanjut Naruto sambil duduk di depan mereka. Serafall hanya diam saja, sebenernya dia tidak nyaman saat duduk berdekatan dengan Daten-shi disampingnya ini. Tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur.
Matanya langsung membola saat suapan pertama masuk ke mulutnya.
"I-ini luar biasa!" Kagumnya. Naruto yang mendengar nya hanya tersenyum, sedang kan Azazel dia mendengus bangga.( padahal bukan dia yang membuat, malah bangga, Azazel. Azazel:-)
"Pelan-pelan saja nona. Aku masih memiliki stok yang banyak kok" Canda Naruto saat melihat, yang katanya Maou itu memakan ramen seperti tidak makan sebulan.
"G-gomen, tapi ini benar-benar enak" Ucap nya jujur sambil melanjutkan acara makanya.
"Baguslah jika no-"
"Serafall. Kau bisa memanggilku Serafall, atau Sera juga tidak masalah" Potong nya sambil mengedipkan mata nya sebelah. Naruto hanya dapat sweatdrop melihat Serafall masih saja menggodanya.
"Ingat Naruto! Kau sudah memiliki anak dan Istri!" Batin Naruto.
"Baiklah Naruto, kelihatannya aku harus pergi dulu, ini uang nya" Ucap Azazel meletakkan sejumlah uang yang cukup banyak. Baru saja Naruto ingin mengatakannya, Azazel lebih dulu pergi menggunakan lingkaran sihir.
"Ah~ Kenyang nya~" Naruto kembali mengalihkan perhatian pada Serafall. Terlihat ramen gadis itu telah habis tanpa tersisa.
"Apa anda ingin tambah?" Tawar Naruto. Serafall menggeleng kecil untuk menjawabnya.
"Ini saja aku sudah merasa kenyang. Mungkin lain kali aku akan mampir lagi" Ujar nya mulai bangkit, lalu dia meletakkan uang untuk ramennya.
"Ne. Naruto-san, apa kau manusia?"
"Hm? Tentu saja" Balasnya.
" Berhati-hati lah dengan Daten-shi tadi" Peringati Serafall sebelum dia hilang dalam lingkaran sihir.
"Hahh~ Bagaimana menurutmu Kurama?" Tanya Naruto.
"Hm! Kelihatannya mereka cukup berbeda dari makhluk-makhluk yang kita temui! Tapi tetap saja, kau harus berhati-hati dengan mereka, mau bagaimana pun mereka itu belum bisa dipercaya!" Naruto mengangguk mendengar balasan Kurama.
"Naruto. Ngomong-ngomong bukannya ini sudah saat nya kau menjeput putri mu" Naruto tersentak saat mendengar apa yang dikatakan Kurama, dan saat melihat jam yang ada di dinding, jarum itu sudah menunjukkan jam 4 sore.
"Yah.. Semoga dia tidak marah" Panik Naruto.
BERSAMBUNG.
vvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvv
vvvvvvv
vvvv.
Yo.. Gua buat fic baru, padahal fic lama belum selesai.. Yah aku gk mau banyak ngomong, jika kalian mau baca silahkan, jika tidak aku gk maksa, kalian tinggal tekan back udh selesai.
