INO POV

Aku Ino Yamanaka. Banyak yang bilang aku gadis yang cantik dan sangat populer di kalangan laki-laki. Tetapi , aku malah merasa biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam hidupku. Ayahku adalah seorang penjaga toko bunga, sedangkan Ibuku sudah tidak ada sejak melahirkanku.

Saat ini , aku baru saja lulus SMP kelas 9. Sekarang aku sudah SMA ! Aku melanjutkan SMA di sekolah yang cukup bergengsi di kota tempatku tinggal. SMA Konoha. Aku tidak pindah sendirian, tetapi bersama teman teman SMP-ku yaitu Hinata, Naruto , Shikamaru , Chouji , Kiba dan sahabat terbaikku, Sakura.

SMA KONOHA, jam 6.55

Ini dia sekolahku. Gedung putih bersih dan rerumputan di sekitarnya. Sekolah ini cukup rindang menurutku. Yang paling ku sukai adalah bunga mawar yang tumbuh di sekitarnya

"Hai Ino!" sapa temanku, Hinata. Dia sedang asyik berduaan dengan Naruto, pacarnya. Ngomong ngomong soal pacar, aku tidak pernah pacaran. Teman-temanku sampai heran , kenapa aku gak pernah sekalipun pacaran. Kata mereka "Gila lu, No! Masa pacar aja gak punya. Lu cantik , lu pinter. Tapi gak pernah pacaran?". Ya, apa boleh buat? Aku belum menemukannya

End of Ino POV

"Hoi SOMBONG!" Sakura mengagetkan Ino dari belakang

"Sakura! Bikin aku kaget aja" kata Ino

Ino berjalan menelusuri koridor sekolahnya bersama dengan sahabat terbaiknya, Sakura Haruno yang tidak kalah cantik dari Ino.

"No, kamu rencananya mau masuk ekskul apa?" tanya Sakura

"Mungkin aku bakal masuk ekskul ikebana kali ya."

"Merangkai bunga itu? Emang kamu gak bosen? Aku malah pengen ekskul masak loh"

Ino berfikir. Memang sudah lama sekali dia selalu mengikuti kelas merangkai bunga. Itu merupakan salah satu hobinya. Rangkaian bunganya pun masih tersimpan rapi di rumahnya. Beberapa sudah ada yang menjadi pajangan di toko bunganya

"Ayahku kan penjual bunga, pastilah aku ikut kelas itu. Lagipula, sepertinya hanya itu saja bakatku" kata Ino pasrah. Secara fisik, mungkin Ino memang lebih cantik dari Sakura. Tapi, Sakura lebih berbakat dibanding Ino. Terutama dalam olahraga

"Ah, Ino. Aku saja yang tidak bisa masak mau mencoba. Apa salahnya kalau kita ..."

Kata kata Sakura terhenti. Sakura dan Ino yang sedang berjalan , menghentikan langkahnya sesaat. Di depan mereka, berjalan sekumpulan kakak kelas mereka yang memakai jaket hitam berlambang awan merah

"Kenapa, ra?" tanya Ino yang melihat Sakura tercengang dengan kerumunan orang di depannya. Ino mengikuti tatapan mata Sakura. Di kerumunan itu , terdapat laki laki berambut merah yang memang terlihat tampan. Lelaki merah itu menjadi pusat perhatian Sakura saat itu

"Hoi, ra! Kamu kenapa?" tanya Ino penasaran

"Itu... anu" Sakura berbicara terbata bata. "Aduh, itu kak Sasori. Orang ... yang ... aku ... aku ceritain itu loh, No! Yang aku lagi naksir" Sakura tersipu

"Oh itu Sasori. Yang kata kamu nolongin kamu waktu kecopetan kemaren di depan sekolah, pas abis ospek?" tanya Ino

"Iya. Kakak kelas baru kita itu. Ya ampun, No! Sekian aku kenal cowo dan deket sama cowo, baru dia yang bikin jantung aku berdegup kencangggggggggggg bangeeetttt"

"Berlebihan deh. Udah udah, buruan yuk ke kelas kita. Masa hari pertama kita telat" Kata Ino . Mereka pun berjalan menuju kelas mereka


Kantin SMA Konoha

"Haduh, ra! Untung aja kamu sama aku sekelas. Aku udah pusing banget nih sama Kimia" kata Ino . Sakura hanya nyengir

"Itulah kekuatan cinta, No!" Sakura hanya tertawa malu sambil tersipu

"Norak banget deh ! Kayak baru pertama kali lihat cowo"

"Yee, No. Aku kasih tau ya. Aku selalu liat cowo dalam hidup aku. Tapi, baru Kak Sasori yang bisa bikin aku jatuh cinta"

"Iya aja deh , biar cepet"

"Nah , No! Kamu mau kapan jatuh cinta? Kemaren kemaren mungkin kamu ada temennya. Tapi sekarang, tinggal kamu yang belom ngerasain jatuh cinta!" kata Sakura

"Ino, Sakura, aku boleh duduk sini gak?" Hinata tiba tiba mengagetkan Ino dan Sakura yang sedang tertawa tawa

"Eh , kamu ngagetin aja. Ayo duduk sini" ajak Sakura. Hinata pun duduk dan menaruh bakminya dan es teh manisnya di atas meja .

"Naruto kemana , ta?" tanya Ino

"Dia lagi nyalin catatan tuh. Tadi ketinggalan banyak gara gara tidur"

"Aduh, ta! Kamu hebat banget ya, bisa betah sama cowo kayak gitu dari SMP" kata Sakura

"Kelihatan dari luar sih , Naruto emang gitu. Tapi kalo kamu udah deket , kamu bakal ngerasain sesuatu yang gak pernah kamu kenal dari Naruto deh" kata Hinata sambil memakan bakminya

"Emang sesuatu nya apa?" tanya Ino.

"Itu ..." Hinata tersipu malu dan melanjutkan kata katanya ... "Rahasia".

"Huh, gak seru nih mainnya rahasia rahasiaan" ejek Sakura. Tawanya terhenti ketika melihat Sasori dan teman temannya memasuki kantin sekolah itu.

"No, itu..." Sakura tercengang menatap Sasori. Sasori , yang sepertinya merasa di perhatikan menoleh ke arah Sakura.

"Mampus, dia ngeliat kesini" Sakura langsung memalingkan pandangannya. Ino melihat ke arah Sasori yang sedang menatap ke arah meja mereka

"Kamu suka sama Kak Sasori, ra?" tanya Hinata

"Aduh , aku ketahuan ya ta?" kata Sakura sambil menahan malu

"Ye , anak kecil juga tau kali ra, kalo kamu suka sama dia. Liat aja tingkah kamu" kata Ino

"Mereka itu geng paling populer di SMA Konoha ini. Namanya Akatsuki" kata Hinata

"Kamu kenal mereka , ta ?" tanya Sakura. Hinata mengangguk

"Mereka sekelas sama kak Neji. Tapi gak berteman dekat. Cuma sekedar teman sekelas aja." Hinata menyeruput minumnya, dan melanjutkan pembicaraannya. "Yang di tindik itu namanya Nagato, yang rambutnya jabrik itu namanya Yahiko. Kalau cewek yang rambutnya biru itu pacarnya Yahiko , namanya Konan. Kalo yang rambutnya pirang itu Deidara. Itu Sasori , dan yang terakhir itu anak pejabat kaya di Konoha. Namanya Itachi Uchiha"

"Hah? Itu anaknya Fugaku Uchiha yang punya Uchiha Corp itu?" tanya Sakura.

"Iya. Itu anaknya" Kata Hinata memperjelas

"Fugaku yang katanya cerai sama istrinya itu?" tanya Ino

"Iya. Kalau adiknya sih seumuran kita katanya. Cuma gak sekolah sini. Adiknya kan ikut mamanya. Itachi ikut papanya" kata Hinata memperjelas

"Eh eh , ngomongin Sasori dong sekarang" Sakura memanyunkan bibirnya. Hinata tertawa kecil melihatnya. Ino hanya melihatnya dengan tatapan 'apa sih'.

"Kalau Sasori, dia cuma cucu seniman terkenal, Chiyo Akasuna" kata Hinata.

"Hah? Chiyo Akasuna yang anak sama menantunya meninggal itu?" kata Sakura

"Iya" Hinata menjawabnya dengan muka bersalah

"Jadi dia anak yatim piatu dong?" kata Sakura. Hinata mengangguk pelan

"Jadi kamu ilfeel , ra?" tanya Ino mengejek

"Siapa bilang? Aku justru pengen menemani rasa kesepiannya tau!" kata Sakura sambil menatap genk akatsuki , terutama Sasori. Genk Akatsuki itu sedang merokok di kantin. Kecuali Sasori dan Itachi

"Kayaknya mereka itu genk yang di takutin ya, ta?" tanya Ino

"Ya begitu lah. Mereka tuh paling berkuasa disini. Isi gengnya aja anak orang kaya semua , gimana gak paling di takutin? Mereka jadi kayak bisa melakukan apa aja sama anak anak di sekolah ini. Ya termasuk ngelakuin hal yang anak berandalan lakuin gitu deh" kata Hinata

"Tapi , kayaknya si Sasori sama Itachi itu gak terlalu berandalan. Buktinya mereka gak ngerokok." kata Sakura membela

"Ya, kan orang orang taunya begitu ra! Kalo kamu gak mau terima pernyataan orang orang , kamu deketin aja si Sasori." kata Ino menasihati

"Aduh , gimana ya deketinnya? Aduh!" Sakura bingung sendiri. Bell berbunyi. Makanan di mangkok Hinata telah habis. Dia menyeruput minumnya dan ...

"Buruan yuk , kita ke kelas" ajak Hinata . Sakura dan Ino mengangguk. Mereka pun bergegas berjalan ke kelas


SMA KONOHA , jam 13.00

"Aduh , mobil rame banget sih. Gimana mau nyebrang ya?" kata Ino menggerutu. Dia sekarang berada di luar sekolah. Dia sedang ingin menyebrang dan ingin cepat cepat pulang.

Mobil sudah mulai kosong. Jalanan sudah sepi. Sepertinya Ino mulai bisa menyebrang. Ino pun menyebrang

"AWAS!" teriak seseorang. Dia segera mendorong Ino ke pinggir jalan. Karena laju mobil yang begitu cepat, orang itu pun tertabrak

"Aw!" Ino merintih kesakitan. Dilihatnya orang yang menolong Ino itu . Ketika Ino menyadari

"Itu kan ..." lelaki berjaket hitam berlambang awan merah itu pun terkapar di jalan. Ino menghampirinya

"Kak ..." Ino menatap lelaki itu. Lelaki itu menatap mata Ino. Perlahan lahan , mata lelaki itu mulai tertutup

"TOLONG TOLONG ! PANGGIL AMBULANCE!" Ino berteriak meminta tolong. Genk akatsuki yang baru keluar melihat siapa yang menjadi korban tabrak lari itu

"ITACHI!" Sasori berteriak dan menghampiri Itachi. Si penabrak keluar dari mobilnya

"Maaf , saya abis nyuntik. Tolong jangan bawa saya ke polisi" kata seorang anak muda berwajah pucat. Sepertinya dia pecandu narkoba. Dan baru saja menggunakannya, sehingga tidak sadar bahwa dia sedang mengendarai mobil

"Gak kok. Gak bakal gua bawa ke kantor polisi" Kata Nagato sambil tersenyum "Tapi ke neraka!" Nagato yang hilang kesabaran memukuli penabrak mobil itu sampai babak belur. Sasori tidak menghiraukannya

"Lu ..." Sasori bingung harus memanggil Ino apa "Bantuin gua bawa temen gua ke rumah sakit"

Ino mengangguk . Dia pun membawa Itachi yang badannya lebih berat darinya ke mobil Sasori.

"Berat?" tanya Sasori

"Nggak kok." Kata Ino berpura pura. Dia tidak peduli. Itachi menyelamatkannya. Ino harus berbuat sebaliknya. Ino membawa Itachi ke mobil Sasori

"Ayo ikut" ajak Sasori. Ino menatapnya heran

"Ha?"

"Ikut! Gua gak bisa berhentiin pendarahan Itachi di belakang" kata Sasori menggertak penuh kekhawatiran

"Teman teman ..."

"Biarin aja. Mereka lagi nerkam mangsa" Ino pun masuk ke mobil nya Sasori.


Di mobil Sasori

Suasana di mobil hening. Sasori tidak berbicara apapun. Ino hanya berusaha supaya pendarahan di kepala Itachi cepat berhenti. Tiba tiba , HP Ino berbunyi. Sakura

"Halo , no? Kamu dimana? Nanti sore jadi aku ke rumah kamu?" Tanya Sakura di Hp Ino. Ino bingung harus bicara apa

"Aduh , ra. Aku harus ke rumah sakit" kata Ino

"Hah? ADA APAAN?" tanya Sakura dengan nada terkejut

"Siapa? Orang tua lu?" tanya Sasori

"No , itu siapa?" tanya Sakura lewat Hp Ino. Keduanya sama sama bertanya. Ino pun punya ide bagaimana cara menjawab pertanyaan keduanya

"Ini temanku , kak Sasori" kata Ino pada Sasori

"WHAT? Kamu sama Kak Sasori? Kok bisa?" tanya Sakura kaget

"Kamu ke Rumah Sakit Konoha aja deh Ra. Nanti kita ngomong disana" kata Ino

"Okey okey. Tunggu aku ya! Terus jangan sampai Kak Sasori Pulang!" Sakura pun mengakhiri pembicaraannya.

"Lu tau darimana nama gua?" Tanya Sasori

"Ehm , anu ..." Ino tidak mungkin membicarakan Sakura yang memang menyukai Sasori. Ino mencari cara sampai dia menemukan "Itu gantungan kunci yang ada di sana" Ino menunjuk gantungan kunci yang ada di tempat dimana CD lagu Sasori berada

"Alasan yang aneh. Bilang aja kalo ada yang pernah ngomongin gua di kelas lu" Ino kaget. Intuisi Sasori memang benar

"Ya, itu juga sih" Ino nyengir.

"Anak angkatanlu banyak yang sms gua. Brisik"

"Kok kakak tau aku kelas berapa?"

"Lu yang tadi makan di kantin kan, sama 2 temenlu. Yang satunya adiknya Neji. Dan adiknya Neji itu kelas 10" Checkmate. Sasori pasti sadar kalau Sakura sedang memperhatikannya.

"Oh iya , Aku Ino" Ino mengulurkan tangannya

"Lu udah tau nama gua kan?" kata Sasori dingin. Ino menarik uluran tangannya dengan muka cemberut. Untuk beberapa saat, suasanya Hening. Ino pun mulai mencairkan suasana

"Gantungannya bagus ya" kata Ino

Sasori mengambil gantungan kunci itu . Ia membuka jendela mobilnya dan membuang gantungan itu

"Kok dibuang?" tanya Ino

"Yang ngasih udah mati. Gak usah di pikirin"

Ino akhirnya memutuskan untuk benar benar diam daripada memancing kemarahan Sasori