Naruto Masashi Kishimoto

You Belong With Me

Aku memang egois.

Aku memang keras kepala.

Dan aku memang sombong.

Tapi... apakah aku tidak boleh bersikap seperti itu?

Ini hidupku.

Aku yang menjalani semua ini.

Aku yang memilih jalan ini.

Dan akulah yang menikmati semua ini.

Aku sangat menikmati apa yang sudah aku jalani ini sejak kecil. Aku hidup dan berjalan melintasi jalanku sendiri. Melewati jalur yang telah dibentuk dan dirancang oleh kedua orang tuaku. Jalur yang sama sekali tidak boleh aku tinggalkan. Sekali aku salah langkah, maka hidupku akan berantakan. Semua yang telah terbangun dan tersusun rapi akan runtuh menjadi serpihan-serpihan kecil.

Tidak ternilai.

Tidak berharga.

Dan akan menjadi lemah dan tak berguna.

Aku tidak sudi.

Aku tidak mau.

Dan aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi. Membayangkan saja sudah membuatku bergidik ngeri.

Aku tidak akan pernah membiarkan kehidupanku berubah dalam sekejab mata. Aku akan melakukan apapun. Apapun yang akan terus mempertahankan kehidupan duniaku yang menyenangkan ini.

You Belong With Me

Bukankah hidupku ini sangat menyenangkan?

Aku kaya.

Aku cantik.

Dan aku punya segalanya.

Tak ada yang kurang dari hidupku. Hidupku selama ini sangatlah sempurna. Aku tinggal menjentikkan jari, maka semua kemauanku akan terkabul. Semua wanita yang berada di sekitarku pastilah sangat iri kepadaku.

Bagaimana tidak?

Mau pergi tinggal naik mobil.

Mau belanja tinggal belanja.

Mau liburan tinggal berangkat.

Bagaimana? Menyenangkan bukan?

You Belong With Me

Aku selalu menikmati semua sensasi ini. Sensasi yang membuat sebagian jiwaku menjadi ringan, senang dan bebas.

Bebas karena tidak ada yang mengekang.

Bebas karena tidak ada yang mengatur.

Mau berbuat apapun tidak ada yang melarang.

Mau pergi ke mana pun hanya ditemani uang.

Uang, uang, dan uang.

Aku sangat menyukai uang. Mereka adalah sahabatku. Merekalah yang selalu menemaniku. Rasanya sungguh menyenangkan bisa bersahabat dengan mereka. Mereka akan mengabulkan semua permintaanku tanpa harus mengkritik semua hal yang telah aku lakukan. Mereka juga selalu memenuhi semua kebutuhan yang aku inginkan.

Dengan mereka aku dapat mempunyai banyak teman. Dan dengan mereka jugalah aku dapat membeli ratusan bahkan sampai ribuan teman.

You Belong With Me

Orang-orang yang ku anggap sebagai teman itu selalu memujaku. Mereka selalu menguntitku, mencoba mengajak bicara diriku dan berusaha untuk selalu tersenyum di hadapanku. Mereka juga selalu menatap dengan binar mata yang seolah menginginkanku. Menginginkan segala kesempurnaanku. Dan itu semua karena uang. Uang yang ku punya. Uang yang telah menjadi sahabat keduaku kini. Oh, Tuhan. Betapa menyenangkannya hidupku ini. Hidup yang selalu bergelimang harta.

You Belong With Me

Aku, Sakura Haruno. Putri tunggal dari pengusaha ekspor-impor berlian tersukses dan pengusaha/direktur dari Perusahaan Haruno Corp nomor satu di dunia—Kizashi Haruno dan putri tunggal dari Mebuki Haruno—pemilik perusahaan mobil sport terlaris di dunia. Well, hebat bukan?

Aku bersyukur mempunyai orang tua seperti mereka. Mereka adalah orang tua terkaya yang kupunya. Dan aku juga bersyukur akan hidupku karena terlahir di keluarga kaya. Keluarga yang selalu memberikan apapun yang aku mau. Keluarga yang menurutku sangatlah sempurna.

Oh, my God. Thank you!

Aku benar-benar bersyukur akan hal ini. Sekali lagi, terima kasih Tuhan. Terima kasih.

You Belong With Me

Sekarang, aku berumur 17 tahun. Aku cantik dan unik karena mempunyai rambut sewarna dengan bunga kebanggaan Jepang. Rambut pink yang selalu diidentikkan dengan keluarga Haruno—keluarga terkaya, dihormati, disegani, dan paling ditakuti.

Kenapa bisa disegani dan ditakuti?

Karena Haruno Corp adalah penanam modal terbesar bagi perusahaan maupun instansi yang berada di wilayah Jepang maupun negara lainnya yang terkoneksi dengan Haruno Corp. dan Haruno Corp tidak akan segan-segan mencabut semua investasinya, jika perusahaan maupun instansi tersebut berbuat macam-macam.

You Belong With Me

Aku pun tidak tinggal di kawasan yang sembarangan. Aku tinggal di kawasan elit. Tepatnya kawasan elit pusat Tokyo. Rumahku di kawasan itu adalah rumah yang paling mendominasi, megah, besar, dan paling mengagumkan. Aku jamin, tidak ada yang bisa menyaingi segala kemegahan interior dan eksteriornya. Orang-orang yang masuk ke halaman sekaligus dalam ruangan pun pasti akan melongo karena melihat keindahan yang tersaji di dalamnya.

Oh, ya?

Jika ada yang bertanya, apakah aku masih bersekolah? Tentu saja aku masih bersekolah. Sekarang, aku tengah mengenyam pendidikan di sekolah elit dan bertaraf internasional. Tidak mungkin kan, aku—seorang putri Haruno bersekolah di tempat kumuh yang dipenuhi dengan orang-orang miskin. Orang-orang yang berbeda level denganku. Ih, mau di taruh di mana harga diriku jika bersekolah di tempat rendahan. Sangat. Sangat. Menjijikkan.

You Belong With Me

Sekarang, disinilah aku. Berdiri di depan gedung sekolahku. Konoha High School. Sekolah terelit dan berstandar internasional di Jepang. Kualitasnya? Ah, jangan di tanyakan lagi. Sekolah ini telah menjadi duta percontohan pengajaran dan telah menjuarai berbagai lomba— baik akademis maupun non akademis—yang telah diadakan oleh pemerintah Jepang, baik lomba dalam negeri maupun luar negeri. Keesistensian sekolah ini pun sudah terdengar sampai ke penjuru negeri.

Fasilitas yang diberikan di dalamnya pun sangat lengkap. Sangat berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di wilayah lain—tentunya. Semua kegiatan yang mampu menunjang kemampuan siswa juga diaktifkan. Sekolah ini tidak hanya mengeluarkan logika otak murid-muridnya, tetapi juga bakat terpendam yang dimiliki semua siswa.

Sistem pengajaran yang digunakan pun sangat dibebaskan. Siswa yang sudah menguasai pelajaran, boleh tidak mengikuti pelajaran yang dirasa sudah dikuasai tersebut.

Setiap siswa-siswi juga disediakan berbagai macam fasilitas seperti, cafe, taman baca, taman untuk sekedar melepas penat, perpustakaan terlengkap, laptop, kolam renang, dan masih banyak lagi. Semua itu dimaksudkan agar siswa-siswi kerasan dan dapat lebih meningkatkan semangat belajar mereka.

You Belong With Me

Sebenarnya, aku termasuk anak yang tidak pintar. Bisa dibilang aku ini cukup bodoh. Tapi, lagi-lagi berkat peranan orang tuaku yang menjadi penyokong dana terbesar di sekolah ini, maka aku dapat masuk dan mengenyam pendidikan di KHS ini.

Entah sejak kapan. Tapi dari berita yang aku dengar, sekolah ini sebenarnya tidak pernah mau menerima suap barang sedikitpun. Sekolah ini pun juga terkenal akan kualitasnya dalam menerima murid. Hanya siswa-siswi yang berkualitas dan berkompeten tinggilah yang dapat masuk ke dalam sekolah ini.

Entahlah, orang tuaku melakukan apa untuk memasukkanku di sekolah elit ini. Mungkin kepala sekolah takut jika dana yang disalurkan orang tuaku akan dicabut. Mungkin.

Tapi toh aku tak peduli. Yang penting dan yang paling penting, aku bisa masuk dan bersekolah di sekolah elit ini.

You Belong With Me

Kutapaki tangga demi tangga yang tersusun rapi di depan gedung sekolah ini. Setelah sampai di undakan terakhir, segera kulangkahkan kakiku di atas marmer hitam itu dengan anggun. Kini aku dapat mendengar derap anggun langkah kakiku sendiri. Kemudian kutarik senyum termanisku ke atas. Menciptakan aura kecantikan natural yang memang sudah melekat pada diriku.

Kulihat beberapa siswa-siswi yang tadinya menggerombol entah membicarakan apa kini telah terpisah, membentuk barisan untuk menyambut kedatanganku. Mereka semua lalu tersenyum manis ke arahku. Ku balas dengan manis senyuman mereka. Membuat mata mereka melebar dan berbinar-binar—mungkin karena terpesona oleh kecantikan dan keanggunanku.

Aku menyukai semua ini. Akulah yang menyuruh mereka semua untuk melakukan semua ini. Bukankah aku Ratu di sekolah ini? Benar bukan?

Aku adalah Ratu dan mereka harus menghormati dan menuruti semua permintaanku. Jika sekali saja mereka membangkang perintahku, maka bersiap-siaplah. Mereka tak akan bisa masuk ke sekolah ini. Barang selangkah pun.

Kuteruskan langkahku melewati koridor, meninggalkan mereka–siswa-siswi–yang masih berdiri tegap sambil menatapku—masih belum membuyarkan diri dari barisan tadi.

Kemudian kulirik semua siswa-siswi yang berada di samping kanan kiriku. Siswa-siswi yang tadinya berbicara panjang lebar kini terdiam kaku karena melihatku. Ketika akan berbelok, aku menghentikan langkahku. Kulihat dua orang laki-laki tengah berdiri memunggungiku. Jaraknya hanya satu langkah dari tempat berdiriku. Tampak mereka berdua sedang berdebat dengan serius. Kudekati laki-laki itu dan kulihat laki-laki di sebrang—yang mengobrol menghadapku tampak terkejut. Ia kemudian menunduk—tak berani menatapku.

Sedangkan laki-laki yang memunggungiku kini masih berkoar-koar tidak jelas. Rambut kuningnya mengingatkanku pada sebuah nanas yang tumbuh di kebun rumahku.

"Hei, Lee... kenapa kau menunduk? Kau tak mendengarkanku, ya?" koarnya keras. Laki-laki yang di panggil Lee–yang menunduk–hanya diam saja—tak menjawab pertanyaan laki-laki berambut nanas yang memunggungiku.

Karena–mungkin penasaran–laki-laki jabrik itu maju—mendekati Lee yang hanya diam saja. Ia mengguncang-guncang bahu temannya itu. Karena tak kunjung mendapat jawaban, laki-laki jabrik itu mendongak—menatap sekelilingnya. Kemudian tanpa aba-aba, dia menarik tangannya ke atas menuju rambut kuningnya—lalu menggaruk asal rambut nanasnya.

"Gomen, kenapa kalian menatapku, ya?" ucapnya polos.

'Dasar bodoh! Apakah dia tidak tahu siapa yang tengah mereka tatap. Aku, bodoh!' batinku geram.

Kuhela nafasku dan kutarik tanganku yang telah terkepal. Kudekatkan kepalan tangan kananku ke mulutku. Kemudian aku berdehem pelan.

"Ehm..."

Kulihat laki-laki itu mulai bergerak—membalikkan tubuhnya menghadapku. Kutatap dengan geram wajah polosnya itu. Ia hanya nyengir kuda kemudian membungkuk hormat kepadaku.

"Gomen ne, nona. Aku benar-benar tidak tahu kalau Anda sudah datang?" ucapnya polos.

"Hhh..." dengusku panjang.

"Minggir..." ucapku kemudian.

Setelah kedua pemuda tadi menyingkir dari hadapanku, akupun segera melanjutkan langkahku.

"Benar-benar pagi yang buruk!" ucapku lirih.

TBC

Kyaa...ini aku EDIT lho temen2. Oh ya makasih atas review kalian...