Kuroko No Basuke — Fujimaki Tadatoshi
100% — reraibussu
Fanfic ini mengandung kadar OOC tingkat tinggi, TYPO yang bertebaran dimana-mana, NO EYD, AU/AT, PLOT amburadul, serta berbagai kekurangan-kekurangan lain yang tidak manusiawi :v
..
Berlari dengan sekuat tenaga, seolah mereka adalah badai. Mencoba menyapu bersih segala yang ada disekitarnya.
Pakaian kuat terbuat dari baja ringan melekat ditiap-tiap tubuh, begitu pun dengan senjata yang melengkapi tiap-tiap mereka.
Semuanya diam, tak ada yang bicara. Mereka hanya fokus untuk berlari sembari matanya berkeliaran kepenjuru lorong yang berpenerangan hampir gelap.
Lorong panjang tanpa ujung membentang, sementara diatas mereka atapnya terdiri dari pipa-pipa berkarat. Untunglah pakaian lengkap mereka dilengkapi helm canggih, hingga dapat melihat dalam keadaan seperti ini.
Satu-satunya yang bercahaya hanyalah sebuah kamera pengawas diujung lorong. Dan tujuan mereka adalah untuk menghindarinya, dan mencari sumber makanan sebanyak mungkin tanpa kehilangan satu pun anggota.
"Kiyoshi-san …" sebuah panggilan ringan terdengar, sementara yang dipanggil berjalan mendekat.
"Apa yang kamu lihat?" ia bertanya dengan nada khawatir.
Hening mencekam agak lama, sebelum yang memanggil tadi kembali bicara, "Aku tidak tau. Aku tidak dapat melihatnya dengan jelas, jaraknya terlalu jauh. Tapi … itu mungkin Pemusnah."
Bunyi bisik-bisik diantara kelompok mulai terdengar. Sementara beberapa diantaranya mengeratkan pengangannya pada senjata masing-masing.
"Tetap waspada," perintah Kiyoshi. "Mitobe, Taiga, Tsuchida. Kalian bersamaku dibaris depan. Sisanya atur formasi siap tembak."
Dan mereka segera berbenah diri. Beberapa mulai khawatir karena harus bertemu Pemusnah secepat itu, sementara yang lain merasa tertantang olehnya.
Bunyi ketukan terdengar mendekat. Suasasna dingin yang mencekam mengintai, seperti sapuan angin dingin yang meniup-niup tubuh mereka. Tak ada yang bersuara, semua begitu sibuk dengan tugasnya.
Hingga yang berjalan perlahan mendekat, memperlihatkan diri pada mereka semua.
"Itu .. manusia …" Koganei yang pertama sadar dari keterguncangan, kemudian baru yang lain mulai menurunkan senjata.
Kecuali satu orang.
"KAU SIAPA, HAH!" suaranya keras memantul didinding-dinding lorong panjang, seolah tak takut apa lagi gentar bila mungkin ada Pemusnah berkeliaran bebas disekitar mereka.
Sosok itu pun berhenti, diam tak bergerak. Tapi semua orang dapat melihatnya.
Tingginya rata-rata untuk ukuran pemuda, sementara tubuhnya sendiri cukup kurus. Usianya mungkin sepantaran dengan beberapa pemuda di kelompok mereka.
"Kuroko."
Hening kembali melanda setelahnya.
Sementara Taiga masih belum menurunkan bidikannya.
"Apa tujuanmu kemari, Kuroko-kun?" Kyoshi bertanya dengan ramah, sementara sebelah tangannya mencoba menurunkan senjata Taiga.
"Aku sedang mencari … The Key," jawabnya dengan suara datar.
"HAAAAHHHHH?!"
"Kamu berjalan sejauh itu dari kawananmu hanya untuk mencari kunci?!" komentar Furihata dengan wajah tak percaya.
"Itu bukan sekedar kunci," jawabnya, dingin dan menusuk.
"Kupikir disini bukanlah tempatnya kita bicara," sahut Koganei setelah melihat Furihata ketakutan.
"Benar, sebaiknya Kuroko-san kita bawa ke tempat perlindungan kita saja," usul Tsuchida.
Kagami menggeram jengkel. "Kenapa harus?" tanyanya sinis. "Dia tampak mencurigakan!"
Mitobe mendekat dan menepuk-nepuk punggung Kagami lembut—berusaha menenangkan.
"Tapi~~ Taiga-kun jauh lebih mencurigakan saat datang," ungkap Koganei sambil terkikik.
"Su—shut up!" Kagami menggeram dengan wajah menunduk.
Bahkan dibalik helm mereka, mereka tau jika pemuda tegap itu tengah memerah malu.
"Mari Kuroko-kun," Kiyoshi memberi gestur agar Kuroko mengikuti.
..
Tak ada bedanya dengan perjalanan saat mereka berangkat, saat mereka pulang pun keadaan sangatlah mencekam.
Yang ada hanya keheningan.
"Taiga, apa kau masih marah?" Kiyoshi bertanya saat mereka bersebelahan.
"Gara-gara orang aneh itu, kita tidak dapat apapun dalam perburuan kali ini," gerutunya.
Kiyoshi tak berusaha membenarkan atau menyalahkan pendapat Kagami. Meski sebenarnya dalam pikirannya ia pun membenarkan.
Tiba-tiba ia teringat cerita neneknya.
"Dunia sudah banyak berubah, Teppei. Dulu, dimasa nenek moyang kita hidup, dunia jauh lebih mudah, tidak seperti sekarang. Dulu, jangankan makanan, apapun yang kita inginkan pasti dapat terpenuhi."
Namun, hingga hari ini. Kiyoshi masih tidak tau, mengapa dunia berputar hingga semakin memburuk.
..
"Siapa dia?" Hyuga Junpei, sebagai pimpinan mereka bertanya dari atas gerbang. Senjatanya masih membidik lurus kearah tim kecil itu.
"Namanya Kuroko, dia manusia," jawab Kiyoshi lantang.
"Bagaimana jika tidak?" tanya Hyuga lagi.
"Kita bisa langsung menembaknya," usul Taiga enteng, sembari mengangkat senjatanya dan mulai memasuki gerbang.
Sebuah sinar merah menscan tubuhnya.
"Taiga, jaga ucapanmu," tegur Kiyoshi. Sementara Kuroko sendiri sama sekali tak bereaksi apapun.
Semua anggota tim mulai berjalan melewati gerbang hingga mulailah giliran Kuroko untuk berjalan.
..
Kuroko berjalan pelan melintasi lokasi kumuh yang mereka sebut sebagai perkampungan.
Rumah-rumah mereka bertingkat namun semua bangunannya berkarat.
"Disini sepi," komentarnya.
Kiyoshi tertawa. "Penduduk kami semakin berkurang, begitu pun dengan tempat perburuan kami. Padahal … disini dulu ada banyak sekali orang."
Kuroko meneliti sekitar, sebelah matanya memindai, siapa sajakah yang ada disana. Mulai dari nama hingga status kehidupan, semuanya muncul dengan otomatis.
"Tidak ada …" gumamnya.
..
"Jadi … siapa si The Key ini?" Hyuga bertanya setelah memberikan satu rumah kosong pada Kuroko sebagai tempat istirahat.
"Dia … adalah kunci …"
Satu-satunya wanita diruangan itu menatap Kuroko datar. "Yang kami maksud, siapa yang sebenarnya kau cari. Apa dia saudaramu? Tetanggamu? Atau temanmu? Atau mungkin itu kunci rumahmu yang hilang?" ia berbicara sambil bersendekap, "Kau bahkan dengan berani mencarinya tanpa menggunakan baju pelindung apapun, seolah kau tak perduli pada nyawamu sendiri."
Kuroko tak menjawab. tanganya yang dibalut kulit hampir putih menggali kedalam saku pakaiannya.
Sebuah botol kaca berukuran sedang terlihat. didalamnya terdapat kapsul berukuran kecil yang isinya sangat banyak. Ia lemparkan benda tersebut pada Hyuga.
"Ini … apa?" ia bertanya sambil menimbang-nimbang benda itu.
"Makanlah," perintah Kuroko.
"Ini bukan racun, kan?" Riko bertanya dengan tatapan menyelidik.
"Bukan."
Hyuga menatap Kuroko, sebelum kembali menatap botol kaca ditangannya.
Keningnya berkerut, tapi melihat tatapan lurus Kuroko, ia memutuskan untuk percaya.
"Hyuga! Apa yang terjadi?!" Kyoshi yang baru datang berteriak saat melihat Riko memegangi Hyuga yang tengah menunduk sembari memegangi perutnya.
"A—aku tidak tau …" Riko menjawab dengan wajah gusar.
..
Dengan cepat Kuroko dapat mengambil hati hampir seluruh penduduk desa kecil tersebut. Tapi, meskipun seperti itu, tetap ada yang menganggu pikirannya.
"Orang yang bernama Taiga-kun, dan beberapa orang lain yang bersamaku saat datang … aku tidak melihatnya," kata Kuroko pada Hyuga.
"Ah, Taiga~ ia pergi dengan para pemburu yang lain, ia pergi hanya beberapa menit setelah kalian datang."
"Kenapa?"
"Karena ia pikir jika kami akan mati kelaparan karen sudah tidak memiliki makanan, saat itu kamu kan belum memberi kami kapsul ajaib itu," terangnya.
Kuroko mengangguk faham. "Tapi, mengapa tidak menyusul mereka saja?"
"Apa, ini ada hubungannya dengan kamu yang sedang mencari The Key?"
Kuroko mengangguk. "Akan sangat beruntung jika aku harus mengakhiri perjalananku sampai disini."
Hyuga tersenyum "Tentu saja," jawabnya, "Tidak ada tempat seindah rumah sendiri. Kau bisa segera kembali."
..
Hemn~~
Well~~
Ini pertama kalinya author membuat ff tentang GomGami :v
Jadi mohon maaf untuk para suhu jika isi ffnya ala kadarnya :v
Saya berharap kalian bisa menikmati ffnya:3
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca ya :3
