Pemuda itu memunguti alat lukisnya yang berserakan dilantai dengan seksama , meski raut diwajah pucatnya datar ia begitu cemas, ia merogoh-rogoh kanvas yang sedikit kotor , lalu meniup debu yang menempel disana, ia masih beruntung karena kanvas kesayanganya hanya di lempar oleh beberapa teman sekelasnya tersebut.
Sebelum-sebelumnya mereka selalu merobek bahkan membuang Kanvasnya ke toilet. Shimura Sai nama pemuda itu , duduk di bangku SMA tahun kedua, seorang penyendiri yang kerap kali menjadi bahan perpeloncoan.
Semua itu berawal dari Ayah angkatnya –Shimura Danzou- terlibat kasus pembunuhan dan korupsi besar-besaran, belum lagi jalur perdagangan Barang haram yang juga digelutinya dalam 8 tahun terakhir , membuatnya menjadi Kriminal tingkat atas hingga dikenal sampai ke pelosok. Setelah Ayahnya itu divonis Hukuman mati, kehidupanya pun berubah, semua mata yang tertuju padanya selalu menganggapnya jijik layaknya sampah.
Ia saat itu masih berumur 12 tahun , ia diasuh oleh seorang nenek tua didekat tempat tinggalnya, Para polisi dan penyelidik yang mengungkap seluruh identitas Danzo sebelumnya juga sempat mengetahui jika Sai bukan anak kandungnya dan dari berkas-berkas yang mereka cari dan beberapa tes DNA untuk membenarkan apa yang tertulis di berkas tersebut , akhirnya Polisi pemeriksa mendapatkan hasil siapa Orang tua Sai sebenarnya.
Sai merupakan keturunan asli Uchiha, terbukti dari Akta kelahiranya yang tertera nama Fugaku Uchiha di Akta dan berkasnya.
Dan yang paling pahit adalah ketika Sai merasa akhirnya bisa bertemu Ayah kandungnya yang dulu sering dikisahkan oleh sang Bunda , ia di cap aib keluarga dan yang membuatnya paling tertohok adalah ia hanya anak yang lahir dari hasil perselingkuhan Uchiha Fugaku dan Ibunya.
Ia diasingkan dengan jaminan Biaya hidup dari Keluarga Uchiha, ia tidak menolak karena ia merasa itu memang hak nya dan ia tidak mungkin bisa mencari uang dengan usianya yang masih sangat belia.
.
.
.
.
Disclaimer : Masashi Kisimoto
Master Moon by me
Enjoy it
.
.
.
.
.
.
"Kau kenapa? Diganggu mereka lagi?"
Perempuan cantik itu menatap Khawatir Pemuda pucat yang memasuki kelas dengan wajah lebam, pakaian nya pun berantakan , tidak serapi tadi pagi.
Pemuda pucat bernama Sai itu tak bergeming , ia hanya menatap sekilas pada Perempuan itu lalu berjalan ketempat duduknya.
Perempuan bersurai Pirang cerah itu mendekat, mengambil sarung tangan ungu muda di saku Blazernya hendak mengusap luka memar keunguan di pipi kanan Sai , sebelum tanganya ditepis pelan.
"A-Aku tidak apa-apa , Yamanaka-san,"
"Yamanaka? Kemana nama Ino yang sering kau panggil?"
"..."
Ino menatap gusar pemuda didepannya, ia merasa bersalah ketika menatap pipi tirus yang lebam itu, ia yakin Sai mendapatkan luka itu karena dirinya
"Maafkan Itachi-kun, mungkin ia tak bermasksud untuk-"
"Doujobu , tolong tinggalkan aku sendiri," Sai lebih dulu memotong pembicaraan Perempuan Blesteran itu, ia beranjak dari kursinya lalu keluar keluar, ia tak bergeming ketika mendengar Ino tetap memanggil namanya dari belakang.
.
.
.
.
"Huh,"
Sai menghela nafas lelah, ia mengusap pipi nya dengan tangan kanan, lalu mengaduh pelan.
"Maafkan aku Ino, mungkin aku tidak akan mampu bisa bersamamu,"
Ia berucap lirih berharap tidak ada satupun manusia yang mendengarnya. Takutnya jika nanti ada yang mendengar dan ia kembali akan dipukuli habis-habisan oleh Kakak satu ayahnya –Itachi- dan beberapa teman temanya yang berwajah sangar itu.
Sai merogoh sakunya, ia mendapati kertas yang dilipat menjadi lipatan kecil , ia membuka kertas itu , lalu memandanginya dengan seksama. Dikertas itu ada Sketsa seorang gadis cantik yang baik hati, selalu menolongnya dan mau berteman dengannya dimana saat semua orang membenci nya dan menjauhinya.
Ino Yamanaka.
Gadis yang entah mengapa sedikit menjungkir balikan hidup Sai yang cukup sengsara, Sai merasa Ino adalah Sebuah pelita nya dikegelapan yang ia lalui.
Hanya sayang, Seorang Ino sudah dimiliki kakaknya, mereka saling mencintai dan Sai tidak menepih hal itu, kentara Ino selalu bercerita tentang Itachi jika mereka sedang mengobrol.
Ino gadis yang baik , ia sebenarnya tidak rela jika Ino dimiliki Oleh kakaknya yang bermarga Uchiha.
Menurut Sai , Uchiha itu kejam.
Uchiha itu tidak kenal belas kasihan.
Uchiha Sasuke yang selalu membully nya
Dan Uchiha Itachi yang selalu memukuli nya tanpa ampun.
Dan Uchiha Fugaku.. yang tega membuat hidup nya dan Ibu tersayangnya menderita.
Tapi yang pailng menyakitkan...
Dirimu juga Seorang Uchiha , Sai ...
Meski dimana-dimana semua orang tau Marga yang mengiringiya seumur hidupnya ini adalah Shimura, bukan Uchiha.
.
.
.
.
"Dimana si bodoh itu?"
Pemuda bermata Onyx dan bersurai raven itu sedari tadi menatap ke arah bangku Sai disudut ruangan kelas, sedari tadi si pemilik bangku tidak ada menampakan batang hidungnya.
"Daripada memikirkan itu..."Pemuda tampan lain yang bersurai merah menghela nafas."...Lebih baik kau usir dengan halus para penggemar mu itu yang menunggu depan pintu kelas," Ia menunjuk dengan dagunya ke arah pintu yang sepertinya banyak dikerumuni beberapa Siswi.
"Cih itu tidak penting," Sasuke menanggapinya dengan tidak peduli, para siswi yang akan meneriakinya jika ia melewati koridor itu begitu merepotkannya, yah meskipun ada kebanggaan di hati Sasuke mengetahui ia banyak digilai para gadis.
"Pangeran tampan kita memang cuek dan juga teme," Sahut Naruto seraya memasukan jarinya kedalam telinga dengan gerakan memutar.
"Tadi pagi aku dengar Aniki mu dan teman-temannya baru saja memukuli Sai, aku tidak tau apa penyebabnya, yang jelasi Itachi-san nampak sangat marah," Ucap Gaara mengacuhkan perkataan Naruto.
"Oh itu..."Sasuke mengeluarkan gadget nya dari dalam Saku celana, "..Aniki bilang Tikus pucat itu kembali mendekati Pacarnya, Ino,"
Pernyataan Sasuke membuat Gaara hanya mengangguk saja, sedangkan Naruto pun mulai mengernyit begitu mendengar nama Kakak sepupu nya disebut.
"Itu bukan salah Shimura , Ino bilang padaku ia memang suka bergaul dengannya bukan karena apa-apa,"
"Hn? Tikus pucat itu perebut segalanya, dia pantas disingkirkan,"
Naruto menatap ke arah Gaara, hal yang sama pun juga dilakukan oleh Gaara , mereka saling menatap untuk beberapa detik sebelum sama-sama mengangkat bahu.
TENG TONG TENG TONG TENG TENG TENG TONG
Bel Sekolah berbunyi , para murid pun mulai memasuki kelasnya masing-masing, Gaara , Naruto dan Sasuke lekas kembali duduk dibangkunya ketika Asuma-sensei tiba dipintu.
Asuma berdiri didepan kelas, meneliti satu per satu muridnya, kemudian kembali berdecak.
"Ada yang tahu dimana Shimura?"
Murid-murid hanya diam, menganggapnya ada saja tidak pernah , mana tau mereka dimana keberadaan Sai sekarang.
"Sumimasen,"
Seluruh atensi beralih ke pintu yang baru digeser , menampakan pemuda pucat yang berdiri dengan plester di pipi kanannya.
"Dari mana saja kau Shimura?" Tanya Asuma.
"Ruang kesehatan,"
"Lalu kenapa pipi mu itu?"
"Jatuh.."
"Baiklah kau boleh duduk,"
Sai berdecih dalam hati, bahkan gurunya pun menatapnya seperti itu, apakah dirinya ini benar-benar hina? Bertanya hanya dalam bentuk Formalitas, tidak ada keinginan untuk mengusut atau pun mencari sebab lebam dipipinya, Sai benar-benar muak.
.
.
.
.
Pelajaran Sekolah berakhir , Sai baru ingat jika baru dua hari tepat ketika ujian semester pertama berakhir, biasanya nilai akan diumumkan ketika jam istirahat, tentunya papan pengumuman akan sesak dan penuh orang, Sai tidak mau repot-repot seperti itu.
Waktu Pulang adalah waktu yang tepat untuk mengecek nilai yang telah ia raih, hatinya berdebar, ia takut prestasi nya akan menurun dan Ayah, Bunda nya disana akan kecewa. Sai berjalan mendekati papan pengumunan yang hanya dilihat oleh dua siswa. Ia dengan acuh tetap berjalan seperti biasa, awalnya Sai mengira Dua orang siswa itu akan langsung pergi menjauhi tempat tapi mereka malah menatap Sai dengan tatapan biasa.
.
'Hah?'
.
Sai terperangah ketika melihat namanya masuk diposisi paling atas di angkatan kelas 2 tepat diatas Uchiha Sasuke. Sai melotot tidak percaya , yang benar saja?
"Aku tidak percaya kau akan melampaui Uchiha Sasuke yang sempurna, Shimura," Salah satu diantara dua orang siswa tadi berkata.
"Sebenarnya nilai kalian hanya beda tipis, dari segi akademis dan non akademis masih jauh lebih tinggi Uchiha, tetapi sepertinya keangkuhannya mulai mengurangi nilainya,"Sahut pemuda berambut nanas dengan nada datar.
"Sebaiknya kau harus berhati-hati Bulan besar, aku yakin Uchiha itu tidak akan diam saja melihat ini,"Sahut yang memiliki tato segitiga di pipinya.
"Tunggu Bulan besar? Apa maksudmu Inuzuka?"Tanya Sai.
"Mereka yang mempunyai nilai unggul akan disebut Bulan besar, sedangkan Sasuke mungkin akan disebut bulan kecil,"Shikamaru berkata setengah berbisik.
"Terkadang kami bingung, kami bertanya-tanya kenapa kalian begitu mirip? Talenta, Kecerdasan bahkan fisik kalian hampir mirip apakah mungkin kalian Saudara kembar yang terpisah ? hahaha," Niat nya Kiba hanya ingin berguyon tidak bermaksud serius, tetapi Sai langsung tertohok mendengarnya.
"Sebaiknya kau bersebunyi Shimura.."Mengacuhkan Guyonan Kiba, Shikamaru berujar serius pada Pemuda pucat tersebut."...Kami tidak memihak siapapun , tapi kami peduli denganmu,"
Sai hanya menatap Shikamaru dengan datar, bibirnya yang sudah sejak lama tidak tersenyum begitu kaku untuk ditarik atau sekedar mengucapkan terimakasih, tapi Shikamaru yang mempunyai Iq tinggi itu(Tapi malas) tentu tau tatapan Sai yang seakan mengatakan terimakasih padanya.
Sai bebalik pergi ketika Shikamaru mengangguk tulus. Kiba menggaruk pipinya.
"Aku cukup prihatin padanya, yah walaupun dia anak seorang koruptor yang-"
"Jangan asal bicara bodoh, Shimura Danzou itu bukan Ayah kandungnya,"
"HAHHH? Yang b-benar saja jangan asal bicara kau !"
"Hoammmmm..."Shikamaru menguap seraya berjalan menjauh,"...Itulah untungnya Mempunyai Ayah yang bekerja sebagai Aparat Negara,"
.
.
.
.
.
.
TAP TAP TAP
Jauh dari perkiraan nya.
"Heh dia Bulan besar kelas 2 ? Anak koruptor itu?"
Ternyata niat melihat papan pangumuman di jam pulang juga bukan ide yang bagus.
"Liat dia berjalan seolah tidak terjadi apa-apa cih,"
"Tapi menurutku dia cukup tampan yah walau tak setampan Sasuke-kun,"
Persetan , Ia tidak memperdulikan murid-murid yang secara terang-terangan mulai menghinanya, ia harus secepatnya pulang dan bekerja di cafe tempat kerja sambilannya kini.
"Hey Bulan besar,"
Keparat! Cobaan ini lebih besar !
Sai menghentikan langkahnya yang hendak menuruni tangga menuju lantai satu, dibawah sana ada Sasuke dan teman-temanya yang menghadangnya belum lagi tatapan Sasuke yang hendak membunuhnya itu.
"Whe Omedetou Shimura, kau berhasil membobot peringkat 1 ne?" Bocah Namikaze lebih dulu menuai provokasi, disini Sai hanya bisa berdiam diri.
Sasuke berjalan mendekat, sedetik kemudian kepalan tangan sudah menghantam perutnya.
DUGH
Sai merintih tanpa suara, ia jatuh terduduk, kekuatan pukulan Uchiha bungsu itu bukan main sakit nya.
"Bagaimana rasanya jadi yang nomer 1?"
DUGH
"Ne Bulan besar?"
DUGH
"Kau sering disebut pelita dalam kegelapan kan?"
DUGH
"Sasuke ! Hentikan ! jika kau teruskan disini bisa bahaya jika ada guru yang melihat," Gaara melihat kesekitar, ia mulai risih dengan murid-murid yang mulai mengerubungi mereka.
"Cih , keparat, !" Wajah tampan Sasuke menekuk, tidak ada yang berani menatap Uchiha keras kepala satu ini.
"Gaara! Naruto bawa dia !"
.
.
.
BUGH
Tubuh Sai dihempas begitu saja disebuah ruangan gelap setelah beberapa saat tubuhnya kembali menjadi pukulan layaknya guling tinju bagi Sasuke.
"Kau pantas disini, kau hanya sampah !"
Bruk
Sasuke dan kawan-kawanya mengunci Sai di Gudang lama yang tidak terpakai, hal ini sedikit mengobati rasa dendam di hati Sasuke pada Sai. Ia berharap Sai mati dan membusuk disana.
Sai terbatuk kencang, darah keluar dari mulutnya, kepalanya pening , tubuhnya sangat lemas, ia meringis ketika memegangi perutnya, tak lama pun kesadaranya hilang.
.
.
.
.
"BODOH !"
Itachi menutup telinganya ketika Sasuke datang dengan berteriak.
"Heh kau yang bodoh,jangan berteriak sembarangan ,"
Sasuke memasuki kamarnya lalu membanting pintunya. Itachi mengernyit.
"Kenapa lagi dengan anak itu..."
Itachi berjalan menuju kamar adiknya.
"Sasuke ada apa denganmu?"
"Tanyakan saja pada Adik bodohmu itu !"
Itachi mengernyit.
"Maksudmu... Shimura ? apa dia berulah lagi? Aku sudah menghajarnya kemarin,"
Sasuke membuka pintu kamarnya.
"Dia menggeser posisiku , dia menjadi peringkat utama di angkatan kami,"
Itachi hanya menatap Sasuke dengan datar.
"Mungkin hanya kau saja yang kurang belajar Sasuke,"
"Dia yang keparat ! DIA YANG MEMBUAT KAASAN SAKIT SAMPAI SEKARANG ! DIA LAHIR DARI WANITA SIALAN YANG MEMBUAT KELUARGA KITA SEPERTI INI !"
"Tenangkan dirimu baka !"
Sasuke kembali mendecih, ia kemudian meninggalkan Itachi
.
.
.
.
.
Sai terbatuk, seketika darah keluar dari mulutnya , ia membuka kedua matanya,.
GELAP !
Tak ada satupun objek yang dapat dilihatnya, hanya kegelapan. Sai kembali terbatuk ketika hidungnya menghirup udara bercampur debu, ia meraba-raba sekitar berusaha mencari pegangan untuk menyangga tubuh nya yang kini sakit nya minta ampun, kepalanya pening , serasa dipukul ribuan bejana panas dan akhirnya kesadaran Sai kembali hilang.
.
.
.
.
Aku tau betapa tersiks nya hidupmu..
'Siapa kau?'
Bukalah matamu Sai...
'Kimi wo daree?'
'Aku adalah separuh dari dirimu..'
.
.
.
Sai terbangun dari pingsannya ia terduduk dengan nafas memburu.
"Di...dimana aku?"
Ia terbatuk keras , keringat bercucuran memeluhi seluruh badanya.
"Astaga sejak kapan aku disini?"Ujarnya pada diri sendiri.
Sejak Uchiha dan teman-temanya itu menyeretmu kesini...
DEG
Sai tersentak, jantungnya berpacu, bulu roma nya merinding , tanganya bergetar hebat ketika mendengar suara lirih itu. Sai yakin ia sendirian ditempat ini, ia berani menjamin itu.
Lantas?
Saking takutnya ia tak berani menoleh, hanya diam dengan kaku menghadap kedepan.
Tataplah aku...
Onyx Sai melebar, keringat meluncur dipelipisnya. Dengan Seluruh keberanian ia menoleh dengan pelan.
Shimura Sai...
Sai secara reflek mundur kebelakang, onyxnya tanpa kedip menatap objek didepanya.
Setengah bayangan
Dengan rupa menawan namun nampak pucat
Mata amethyst yang pucat
Rambur panjang tergerai
Serta wajah ayu nya itu
Sai melihat kebawah dan mendapati ketidak adanya kaki yang menapak ditanah.
DEG DEG DEG
"A...apa maumu?" Sosok itu mendekat ,semakin mendekat dan terus mendekat.
Sai memejamkan matanya , angin yang tidak mengenakan berhembus membuat Sai bergidik.
Bantu aku...
TBC
.
.
.
.
.
NJIRR PADAHAL MAU DIBIKIN ONESHOOT KOK JADI? Ah sudahlah,
Penggemar Saihina shipper tapi blum pernah menahkodai shipper ini nih, wahhh ini buat Umie Solihati yasesama penyuka Saihina hoho, salam buat Ozellie ozel dan Rameen, karya anda-anda sangat kusuka wkwkwk dan juga author lain yang sering saya baca juga karyanya hoho tentunya yang bertokoh utama Hyuuga Hinata
Oh iya ada yang pernah nonton drakor Master Sun? Ya berarti tau lah apa bedaya bulan besar dan kecil? Ide cerita diambil dari sana soalnya wkwkwk ane ngeliat Hee jo itu mirip Hinata dan Jo woon versi remaja nya juga mirip Sai maka terbitlah fic ini wkwkwk
Fic ini dipublis bertepatan hari pertama ane jadian sama Satoru :v lha kok? Curhat wkwkwk
Untuk fic fic yang belum dilanjut mohon bersabar ya, ane mohon sabar banget ane bener-bener sibuk sampe lupa dunia ff hehe,
Oke semoga kalian suka fic ini maaf deh Ino-chan bukan sama Sai disini , tapi kan canon tetap Saiino kwkwkwk
Oke tolong kritik dan saran yang membangun untuk kelanjutan fic ini ya.
SEE YOU ARIGATOU GONZAIMASU
Salam Sejuta Romance
