Survivors in the Snowstorm
Haaaai… jumpa lagi dengan saya, Uzumaki PuTiLiciOUs. Kali ini saya menayangkan sebuah drama seri terbaru ke layar komputer anda, sebuah drama seri berjudul 'Survivors in the Snowstorm'. Terinspirasi dari buku dan film Lemony Snicket's: A Series of An Unfortunate Events. Tapi nggak plagiat lho. Suer deh. Baca aja daaah.
Summary: perjuangan tiga bersaudara menghadapi getirnya kehidupan…
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto-sensei,
A/N: tingkatan sekolahnya sama kayak di Inggris. Umur 11 th masuk high school, gitu… okey!
Pesan Khusus: Buat Mbak Fire Flamer, di fic ini anda BOLEH ngereview sepuas-puasnya. Tapi saya nggak minta flame, saya minta saran alias con.crit. Okeh? Piss!
Episode #1. Introduction
Di Negara Hi, nama Namikaze adalah sebuah nama yang terkenal. Jelas, karena sang kepala keluarga, Namikaze Minato adalah seorang pengusaha sekaligus Perdana Menteri Negara Hi. Beliau dikabarkan akan menjadi presiden Negara Hi yang berikutnya. Bisnis pertanian dan peternakannya adalah yang paling maju di Negara Hi. Muda, berbakat, tampan, sopan, karismatik, memukau, cerdas, kaya, dan berpengalaman, Minato memang pantas menjadi seorang presiden.
Minato memiliki seorang istri bernama Uzumaki Kushina, seorang pemilik jaringan restoran ramen terkenal, Uzumaki Ramen. Kushina adalah seorang ibu yang inovatif, cerdas, kreatif, penyayang, dan sangat disayangi oleh putra putrinya. Mereka memiliki tiga orang anak.
Anak pertama, Namikaze Kiba, seorang pemuda berumur 19 tahun yang tampan, cerdas, tapi agak nakal. Kuliah di universitas terkemuka di Konoha, University of Hi Country jurusan kedokteran hewan, juga seorang asisten Sabeum di Konoha International High School. Pemegang sabuk merah tae kwon do.
Anak kedua, seorang gadis cantik berambut pirang bernama Namikaze Naruto. Namanya memang seperti nama lelaki, makanya orangnya agak tomboy. Berumur 16 tahun, cantik, cerdas, tomboy, cuek, dan seperti kakaknya, agak bandel. Naruto adalah pemegang sabuk hijau tae kwon do. Bersekolah di sekolah menengah terkenal di Konoha, Konohagakure International High School, kelas 6.
Anak ketiga dan terakhir, seorang bocah lelaki bernama Namikaze Konohamaru, berumur 13 tahun, kelas 3. Agak manja, agak bandel, hiperaktif, dan bisa dibilang adalah Naruto versi cowok. Tae kwon do-nya masih sabuk putih. Bersekolah di sekolah yang sama dengan Naruto.
Keluarga Namikaze bisa dibilang adalah sebuah keluarga yang sempurna. Kebutuhan mereka tercukupi. Mereka juga bahagia. Dengan ayah seorang PM, ibu pengusaha sukses, apalagi yang kurang?
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
"Assalamu'alaikuuuuuuuuuuum!! Eperi bodeeeeeeeh!! Naru pulaaaaaaaaaaaaaaaaang!!"
Teriakan kencang bak toa memecah keheningan di rumah keluarga Namikaze. Sang nona besar, Naruto, melangkah masuk disusul oleh adik kecilnya, Konohamaru.
"Konohamaru juga pulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang!!" tambah Konohamaru.
"Aduh, aduuuh… ada apa ini, pulang-pulang kok udah berisik? Anak-anak bunda mulutnya toa semua ya!" komentar seorang ibu-ibu berambut merah panjang yang nggak lain adalah Kushina, bercanda.
"Aaaah, bundaaa, kok anak imut-imut begini kok dibilang toa siiih," Naruto mulai bersikap sok imut.
"Halah, emang toa beneran kok!" sanggah seorang cowok berambut jabrik yang sepertinya juga baru pulang.
"Kak Kiba!" pekik Naruto bersemangat.
"Kok enggak bareng sih, tadi kan Kiba ke KIHS dulu kan?" tanya Kushina heran.
"Tadi kan Kiba menunaikan perintah Ayah dulu," jawab Kiba sambil nyengir.
"Ya udah deh, sana, pada mandi dulu. Bau asem! Semuanya loh! Pada abis latihan tae kwon do kan?" perintah Kushina. Ketiga anaknya nyengir.
"Bunda juga bau… tapi bau ramen," sanggah Naruto. Mereka tertawa.
"Udah sana, mandi dulu. Kalo udah mandi, boleh makan ramen sepuasnya. Mau kan?" pancing sang bunda.
"Menggunakan pancingan ramen lagi, Kushina?"
Seorang pria berambut pirang, bermata biru dengan wajah sabar dan penuh cengiran muncul di pintu rumah.
"Ayah!!" pekik Kiba, Naruto, dan Konohamaru. Kushina balas nyengir. Naruto, Kiba dan Kushina berjalan cepat menuju pintu depan, sementara Konohamaru berlari menuju arah yang sama.
"Tumben cepet, yah," kata Naruto sambil menyalami ayahnya itu. Minato mencium pipi Kushina, lalu melayani putra-putrinya yang menyalaminya secara bergantian.
"Tadi cuma ngurusin soal rencana kampanye sama Opa Sarutobi. Oh iya, ayah mau ngebilangin sesuatu nih," kata Minato.
"Apaan, yah? Apaan? Apaan?" tanya Naruto dan Konohamaru ribut.
"Mandi dulu," kata Minato sambil mendorong bahu kedua anaknya dengan penuh kasih sayang. Naruto dan Konohamaru langsung melesat menuju kamar masing-masing.
"Ayah… itu, yang kemaren… ini, software antivirus-nya," kata Kiba sambil menyerahkan sebuah CD dari dalam ranselnya. Minato mengambil CD itu, lalu mengamatinya.
"Oh, iya… jadi berapa nih?" tanya Minato sambil tersenyum lebar. Dua hari yang lalu, Minato memang meminta didownloadkan antivirus versi terbaru kepada Kiba.
"Hmm… biaya antivirus-nya 40.25 dollar, CD-nya 2 ribu rupiah, transport buat ke tempat hotspot wi-fi nya 20 ribu, totalnya… 366 ribu 300 rupiah," kata Kiba. Kushina memicingkan matanya.
"Kamu enggak korup kan?" tanyanya curiga.
"Ya enggak lah Bun… Kiba kan anak baik, rajin solat, rajin puasa, rajin mengaji, suka menabung, dan berbakti pada nusa dan bangsa, dan juga agama," kata Kiba yang disambut oleh tawa kedua orangtuanya.
"Ya udah, kamu juga mandi ya!" kata Minato.
"Siap, Jenderal!!" sahut Kiba sambil memberikan hormat kepada ayahnya, lalu melesat ke kamarnya juga.
"Anak-anak… tiap hari tingkahnya adaaaa… aja," komentar Minato sambil tersenyum. Tangannya merangkul bahu Kushina.
"Yasud, Pak capres, anda juga harus mandi, jangan anak-anak doang!" sindir Kushina. Minato tertawa, lalu menatap wajah Kushina.
"Bagaimana jika anda menemani Pak capres mandi, Calon Ibu Negara?" tanya Minato lembut. Bibirnya mencium bibir Kushina perlahan, tanpa sadar bahwa ada tiga pasang mata dan sebuah handycam yang mengawasi mereka.
"As you wish, my lord," bisik Kushina. Mereka berdua lalu melangkah menuju kamar mereka.
Para pemilik ketiga pasang mata dan sebuah handycam itu tertawa-tawa, lalu masuk ke kamarnya masing-masing, melakukan apa yang orangtua mereka suruh semenjak tadi.
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
Selepas shalat maghrib berjamaah, seluruh anggota keluarga Namikaze berkumpul di ruang keluarga.
"Mau ngomong apa sih, yah? Dari tadi kok nggak jadi mulu?" tanya Kiba penasaran. Minato merubah posisi duduknya.
"Gini ya anak-anak… minggu depan kan Ayah dan Bunda diundang ke Konferensi Greenpeace di New York. Kalian ayah tinggal nggak pa-pa kan?" tanya Minato.
"Ya elah Ayah… kan kita udah biasa ditinggal kemana-mana," komentar Kiba.
"Iya, yah. Kita kan udah gede," tambah Naruto. Minato tersenyum.
"Bener ya, nggak pa-pa…," katanya.
"Asal ada…," Kiba, Naruto, dan Konohamaru berpandangan. "Oleh-oleh!!" pekik mereka senang. Minato dan Kushina tertawa. Ah, indahnya malam itu.
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
"Hoi! Teme!!"
Teriakan sang nona Namikaze membuat hampir semua orang di pintu gerbang Konohagakure International High School (KIHS) menengok, terutama seorang cowok yang menjadi objek pada panggilan tersebut.
"Oh, kau, Usuratonkachi," jawabnya tenang. Cowok itu, seorang cowok berambut hitam kebiruan dengan gaya rambut seperti pantat ayam, mata onyx hitam, kelihatannya emo, cuek, dan cukup tampan, tidak diragukan lagi, dari pakaiannya adalah teman sekolah Naruto. Sama-sama ikut tae kwon do, seperti Naru.
"Emangnya band kita hari ini nggak latihan ya?" tanya Naruto ke cowok itu. Cowok itu hanya menggeleng.
"Akatsuki and the Black Suits Company mau manggung di Amegakure, jadinya mereka minta waktu latihan tambahan. Latihan kita digusur," jelas cowok itu.
"Sasuke, kakakmu itu… bener-bener serius ya dengan bandnya," komentar Naruto. Sasuke hanya berkata 'Hn' sebagai jawaban.
Band milik Itachi, kakak Sasuke, Akatsuki and the Black Suits Company, memang sedang naik daun. Meskipun masih band indie, album terakhir mereka, Skenario Masa Ninja, sukses berat di pasaran, dengan sejumlah single seperti Aksi Kucing, Senandung Maaf, dan Sunday Memory Lane, rajin diputar di radio-radio. Band Naruto dan Sasuke, Crossover Bonds, juga ingin sukses seperti itu.
"Crossover Bonds pasti bisa juga sukses kayak gitu," kata Naruto optimistis. Sasuke tidak menanggapi ucapan Naruto.
"Sasuke! Naru!!" seorang cowok aneh dengan potongan rambut seperti gitaris The Changcuters (cuma yang ini lebih aneh), mata belok, dan alis supertebal menghampiri mereka.
"Kak Lee!!" seru Naru bersemangat. Rock Lee, salah satu gitaris Crossover Bonds yang tidak punya hubungan apa-apa dengan Bruce Lee, menghampiri mereka.
"Tunjukkan semangat mudamu, kawan-kawan!!" serunya kelewat bersemangat. Naruto dan Sasuke cuma geleng-geleng kepala sambil mendengus geli. Sahabat mereka yang satu ini memang kelewat eksentrik.
Sesaat setelah penampakan Lee, seorang cowok berambut merah dan kakaknya yang berambut cokelat menghampiri mereka. Si cowok berambut merah memiliki wajah yanag minim ekspresi (walaupun begitu, tetap saja, imut), dan kelihatannya cerdas. Kakaknya yang tinggi besar seperti Naruto, alias menampakkan banyak ekspresi. Dari mukanya saja, kita sudah bisa mengira kalau orang ini, well, lumayan bokep.
"Gaara! Kak Kankurou!" panggil Naru bersemengat.
"Naru! Sasuke! Alis tebal!!" seru Kankurou. Gaara tetap tanpa ekspresi.
Sabaku no Gaara dan Sabaku no Kankurou adalah kedua putra presiden Sunagakure, Negara tetangga Konohagakure. Mereka bersekolah di Konohagakure. Mereka memiliki seorang kakak perempuan bernama Sabaku no Temari yang kuliah di University of Hi Country, jurusan Fisika, seangkatan dengan Kiba. Gaara sekelas dengan Naruto, sementara Kankurou setahun di atas Naruto. Seperti Namikaze bersaudara, mereka bertiga tetap rendah hati walaupun orang tua mereka adalah orang nomor satu di Suna.
Gaara adalah bassist Crossover Bonds, dan sama seperti Naruto dan Sasuke, ia juga ikut ekskul tae kwon do. Sama-sama sabuk hijau. Kankurou, yang sudah kelas tujuh, tidak ikut-ikutan dalam Crossover Bonds, dan ikut tae kwon do juga. Sudah sabuk biru.
Jangan heran kalau hampir semua orang di sini ikut tae kwon do, karena tae kwon do adalah salah satu ekskul panling populer di KIHS. Dan tentu saja, paling sukses. Banyak kejuaraan sudah mereka juarai. Dan sabeumnya, Kakashi, sangat cerdas, kuat, dan bijaksana. Bahkan, ia sudah berkali-kali memenangkan Penghargaan Guru Terfavorit KIHS.
Sesaat setelah kedatangan Gaara dan Kankurou, dua orang lain menghampiri Naruto.
"Pagi, Hinataaaa!! Pagi, Kak Neji!!" seru Naruto menyapa kedua orang itu. Mereka adalah Hyuuga Hinata dan Hyuuga Neji, kedua sepupu dari sebuah keluarga pengusaha terkenal di Konoha, keluarga Hyuuga.
"Pagi, Naruto," balas Hinata. Hinata adalah seorang gadis berambut hitam kebiruan yang lembut, penuh perhatian, cerdas, rapi, dan cermat. Benar-benar kebalikan dari Naruto. Meskipun begitu, mereka bersahabat. Hinata ikut membantu dalam Crossover Bonds sebagai backing vocal dan asisten. Hinata sekelas dengan Naruto.
"Pagi," jawab Neji singkat. Neji adalah seorang pemuda berambut cokelat panjang yang dingin, cuek, cerdas, dan pendiam. Sekilas, sifatnya mirip dengan sifat Sasuke. Bedanya, ia sangat sayang dengan Hinata dan Hanabi, kedua adik sepupunya. Neji adalah drummer Crossover Bonds. Ia sangat dekat dengan Lee. Mereka bisa dibilang sahabat erat, meskipun sifat mereka bebeda kutubnya. Bukankah kutub magnet yang berbeda malah jadi tarik-menarik? Nah, seperti itulah mereka.
"Hari ini Crossover Bonds nggak latihan," kata Sasuke memberitahu Neji.
"Oh. Pasti gara-gara Akatsuki and the Black Suits Company," tebak Neji. Sasuke mengangguk.
"Neji!! Udah ngerjain pe-er Kimia?" tanya Lee ke Neji. Neji langsung mengangguk.
"Gue liat yaaaaaa??" pinta Lee dengan puppy eyes ala-nya. Semua orang langsung mendengus geli.
"Pasti gini deh…," gumam Kankurou geli.
"Elo boleh liat, tapi ada syaratnya," kata Neji.
"Apaan?"
"Jadi pemegang target gue buat latihan besok," kata Neji tenang. Neji dan Lee juga ikut Tae Kwon Do, dan seperti Kankurou, mereka sama-sama sabuk biru.
"Whatever lah, asal gue dikasih liat…," kata Lee pasrah. Neji menyeringai, lalu memberikan buku kimianya ke Lee. Lee langsung mengeluarkan pose 'Nice Guy'-nya.
"Thanks, Bro!!" serunya, lalu ia melesat menuju kelas.
"Astaghfirullah, Kak Nejiiiii, elo kok tahan sih, temenan sama dia?" tanya Naruto geli. Neji hanya mengangkat bahu.
"Wallahu'alam, takdir," katanya singkat.
Hening untuk beberapa waktu. Namun keheningan itu dipecahkan oleh teriakan seorang gadis berambut pink pendek.
"Assalamu'alaikum!! Pagi, semua!!"
Gadis itu adalah Haruno Sakura, seorang gadis sekelas Naruto yang ceria, enerjik, cerdas, kuat, dan ramah. Ia adalah manajer Crossover Bonds. Sakura bersahabat dengan Naruto, Hinata, dan Tenten (kakak kelasnya, pacar Neji). Sakura ikut Tae Kwon Do juga, dan sabuknya sama seperti Naruto. Kebetulan, ia juga pacar Gaara.
"Sakura!!" seru Naruto. Hinata melambai ke arahnya. Sakura menghampiri mereka.
"Kak Tenten dan Shikamaru mana?" tanyanya.
"Tenten masih di jalan, kejebak macet," jawab Neji.
"Shika?" tanya Sakura penasaran.
"Di sini," kata sebuah suara. Suara itu berasal dari seorang pemuda dengan rabut yang dikuncir tinggi seperti nanas. Mukanya terlihat malas-malasan. Ia adalah Nara Shikamaru, murid paling cerdas di KIHS, eh, malah se Negara Hi, namun sayangnya, pemalas. Sangat pemalas, sehingga ia menolak saat ditawari jabatan drummer di Crossover Bonds. Akhirnya, jabatan itu diambil Neji. Seangkatan dengan Naruto. Tidak ikut ekskul apa-apa karena terlalu malas.
"Ah, kok gue nggak ngeliat elo sih?" tanya Naruto penasaran. Shikamaru hanya mengangkat bahu dengan malas, lalu berjalan pelan meninggalkan mereka.
"Gue duluan ke kelas yah," katanya sambil berjalan pergi.
"Itu anak… ajaib banget. Males-malesan gitu, tapi tetep jadi siswa yang punya nilai tertinggi di Konoha," komentar Naruto kagum sambil mengawasi punggung Shikamaru yang menjauh. Mendengar komentar ini, Gaara berdecak kesal, dan Kankurou mendengus sebal.
"Kalau lagi begini, dia pasti males-malesan. Tapi kalo lagi deket Kak Temari… hih… ilang tuh sifat," gumam Gaara sebal sambil memelototi punggung Shikamaru.
"Emangnya Shika masih ngejar-ngejar Kak Temari?" tanya Naruto. Gaara dan Kankurou serempak mengangguk sebal. Naruto, Sakura, dan Hinata terkikik. Mereka hafal sekali dengan problem ini.
Ya, problem tentang gossip affair antara Shikamaru dan kakak sulung Gaara, Temari. Gossip yang ternyata fakta, karena dua minggu yang lalu Shikamaru dan Temari kepergok sedang kencan di Mall Konoha Town Square. Gaara dan Kankurou yang diduga kuat memiliki penyakit sister complex terhadap Temari, tentu saja ngamuk saat melihat pasangan itu kencan. Shika berkali-kali kena ancam akan dihajar habis-habisan, tapi, entah kenapa, bocah itu tak pernah kapok.
Bel tanda masuk kelas berbunyi. Sekumpulan bocah yang sedari tadi berkumpul di dekat pintu masuk KIHS itu langsung membubarkan diri, dan menuju kelas masing-masing.
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
Naruto membanting pintu lokernya dengan kesal. Tadi, di kelas Bahasa ia dimarahi dan dihukum oleh Pak Iruka gara-gara ketiduran. Well, salah sendiri, siapa suruh membacakan cerpen yang panjangnya hampir setengah buku dan ceritanya kemana-mana (ini pengalaman beneran author lho).
"Damn…," umpatnya kesal. Ia lupa mengambil buku Biologi, pelajaran berikutnya. Pintu loker dibukanya lagi, lalu disambarnya buku Biologi dari dalam loker.
"Lho, Naru, ngapain bawa buku paket? Kan kita mau praktikum! Bawa buku tulis aja!" tegur Sakura. Naruto menyadari kesalahannya, lalu meringis ke arah Sakura.
"Aduh, gue lupa… untung gue bawa kamera," kata Naruto, mengomentari teguran Sakura. Sakura tertawa. Naruto mengambil buku tulis, jas praktikum, masker, dan kamera digitalnya.
"Kenapa sih, elo eror banget hari ini? Tadi aja bisa sampe ketiduran. Elo ngapain semalem?" tanya Sakura heran. Naruto tertawa.
"Meneketehe," jawab Naruto asal, yang berbuah satu jitakan dari Sakura. Mereka lalu tertawa bersama, dan memasuki Laboratorium Biologi. Teman-teman mereka sudah menunggu di dalam. Tapi, guru mereka, Bu Shizune, belum datang.
"Hola, semua…," sapa Naruto ramah.
"Hola, Naru…," jawab anak-anak, menjawab salam ramah yang Naruto lontarkan tadi.
"Bu Shizune mana? Kok belom dateng?" tanya Naruto penasaran.
"Mungkin masih di ruang guru, berduaan sama Pak Kabuto," jawab Sai asal. Nah, cowok ini, Sai, adalah anggota terakhir dari Crossover Bonds. Kerjaannya mencet-mencet keyboard dan mengutak-atik synthesizer. Tapi, ia dilarang keras menyentuh piano klasik. Itu jatah Naruto, selain menjadi lead vocalist.
Sai ini orangnya unik. Ia mahir sekali menggambar. Ia tinggal bersama kakeknya, yang mantan politisi besar Konoha. Sifatnya aneh, mukanya jarang menampakkan ekspresi, dan kalau tersenyum kesannya seperti dipaksakan. Senyum tulusnya hanya ditujukan untuk seorang gadis berambut pirang pucat panjang yang selalu ada di sisinya: Yamanaka Ino.
Ino adalah pacar Sai, sekaligus orang pertama yang mampu meluluhkan kerasnya hati Sai setelah ditinggal mati kakaknya. Ino adalah putri pemilik toko bunga terkenal di Konoha, Yamanaka Florist. Ino juga sahabat Naruto, Sakura, Hinata, dan Tenten.
"Pagi, semua… maaf saya baru datang, ada urusan di ruang guru." Bu Shizune, guru Biologi, baru saja memasuki Lab. Anak-anak senyam-senyum sendiri, memikirkan alasan keterlambatan Bu Shizune. Semua anak tahu, bahwa Bu Shizune pacaran dengan Pak Kabuto, guru Kimia. Hal inilah yang menyebabkan beliau terlambat masuk kelas, karena pacaran dulu dengan Pak Kabuto.
"Sudah, semua, ayo kita mulai praktikumnya! Aburame, ambil kelinci pertama," perintah Bu Shizune. Hari ini, mereka memang mau membedah kelinci, untuk melihat organ-organnya, terutama vesica urenaria alias kandung kemihnya.
Aburame Shino, anak yang baru diperintah Bu Shizune langsung menuruti perintah guru muda itu. Ia mengambil sebuah kandang yang berisikan seekor kelinci berwarna putih bersih.
"Aaaaiiiih… lucu bangeeeeeet," komentar anak-anak perempuan.
"Iya, lucu. Sayang ya, dia mau dibedah," sahut Bu Shizune sambil memandang kelinci itu dengan tatapan sayang.
"Ya sudah, cukup lihat-lihatannya. Kita mulai. Nara, ambilkan eter dan kapas."
Dan dibedahlah kelinci imut itu. Semua anak perempuan, kecuali Naruto dan Sakura, tidak tega melihat proses pembedahan itu.
"Sudah, sudah. Semuanya, lihat kesini lagi. Namikaze, sudah dipotret kan?" tanya Bu Shizune. Naruto mengacungkan jempolnya, sip. Bu Shizune lalu mengambil dan memperlihatkan kandung kemih kelinci tersebut, dan membuktikan elastisitasnya. Naruto mengambil gambar. Setelah itu, mereka mencatat laporan hasil praktikum mereka.
Tak terasa, bel istirahat sudah berbunyi. Semua anak bubar dari Lab smabil berceloteh riang.
"Sayang ya, kelincinya dibedah…," komentar Ino dan Hinata. Naruto dan Sakura, yang memang memiliki minat lebih terhadap Biologi tertawa.
"Kan demi pengetahuan kita juga. Daripada enggak tahu isi badannya kelinci," sahut Sakura.
"Tapi kan kasian…," bantah Hinata. Mereka lalu terlibat dalam debat yang memusingkan, dua lawan dua. Benar-benar ribut.
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
Naruto menguap. Siang ini, tidak latihan, dan tidak ada orang di rumah selain ia dan pembantu-pembantunya. Kiba masih ada praktikum di kampusnya, Konohamaru belajar bersama di rumah temannya, dan Kushina sedang ke Bursa Efek Konoha, mengurusi saham Uzumaki Ramen.
"Anjrit… bosen…," gumam Naruto. Ia lalu mengambil laptopnya dan menyambungkannya ke internet.
Lima menit nge-net, rupanya rasa bosan Naruto masih belum bisa dihilangkan. Ia langsung mematikan laptopnya, lalu beranjak menuju perpustakaan di rumah mereka.
Naruto berdiri di hadapan jejeran buku-buku personal literature di perpustakaannya. Naruto memperhatikan setiap pengarang dan judul buku di hadapannya.
"David Sedaris… Raditya Dika… ah, gue nggak napsu baca humor," gumamnya sendiri.
Naruto kembali memilih-milih. Setidaknya, sampai ia melihat sebuah buku yang menarik baginya.
"Edensor… Andrea Hirata…," gumam Naruto. Raut mukanya berubah menjadi lebih bersemangat. Ia lalu mengambil dan menenteng buku itu menuju balkon kamarnya.
Kata demi kata dalam buku itu Naruto baca dan hayati. Ia membacanya tanpa bersuara, setidaknya sampai pada sebuah kalimat inspirasional yang diucapkan oleh Arai di buku itu. Kalimat yang juga dibaca Naruto dengan suara lirih.
"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu…"
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
Minggu depannya, sehari sebelum keberangkatan Minato dan Kushina ke New York.
Gymnasium KIHS, Kamis, 15:30. Bunyi teriakan dan suara benda yang ditendang dengan keras mendominasi ruangan besar tersebut. Ruangan itu dipenuhi oleh orang-orang berbaju putih dengan warna sabuk yang berbeda-beda, mulai dari putih sampai hitam.
"Sembilan!!" seru Naruto kencang. Sedetik setelah teriakan Naruto, sejumlah anak yang ada di barisan di depan Naruto menendang target yang dipegang oleh pasangan mereka.
"Sepuluh!!" seru Naruto lagi. hal yang sama terjadi, anak-anak itu menendang lagi, bedanya sambil berteriak kencang, "AUUUUS!!" (Kebiasaan author dan temen-temen kalo lagi latihan)
Seorang cowok berambut silver dan mukanya ditutup setengah menghampiri mereka.
"Udah selesai kan?"
"Udah, beum1," jawab anak-anak.
"Aaaaauuuuuuuusssss, beeeeeeeum," kata seorang anak dengan sorot mata puppy eyes. Siapa lagi kalau bukan Naru.
"Udah deh, pada minum dulu sana," kata cowok berambut silver itu dengan nada geli karena melihat murid-muridnya yang sok mau pingsan saking hausnya.
Baru saja Kakashi bilang begitu, anak-anak itu langsung berlari ke pinggir gymnasium dan mengambil tempat minum mereka.
"Alhamdulillaaaaaah... nikmat bener rasanya air putih ini di tenggorokan," kata Naruto hiperbolis.
"Alah, lebay lo. Gak usah sok puitis deh," ledek Ino sambil cekikikan.
"Emangnya kenapa? Nggak boleh? Nih, gue jadi puitis beneran!! Dia itu binatang jalang!! Yang terlentang di antara kutang!! Dimanakah kumpulan yang terbuang?? Kayang menentang karang!!" seru Naruto sok berpuisi meniru iklan rokok yang sering diputar di televisi. Aksi Naruto ini berbuah tawa semua orang dan sebuah jitakan dari Ino untuk Naruto. Sakura tertawa terbahak-bahak.
"Huahahahahaaaaa... sadiiis, sadiiis," komentar Sakura diantara tawanya. Akhirnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara Naruto mengejar Ino. Ujung-ujungnya, mereka juga capek sendiri.
Singkat cerita, (bilang aja author males nulis panjang-panjang) setengah jam kemudian, mereka semua sudah diperbolehkan untuk pulang. Naruto yang sudah melepas atasan dobok2nya dan beres-beres menghampiri Kiba yang sedang beres-beres di sebelah Kakashi.
"Kak, buruan. Naru mau nerusin baca Laskar Pelangi lagi," kata Naruto tanpa basa-basi.
"Sabar, cui," kata Kiba sambil menggulung sabuknya.
"Ah, lemot nih! Sini, Naru aja!" seru Naru, lalu menyambar sabuk milik kakaknya itu.
"Heh! Main samber aja! Balikin! Kamu kan nggulungnya nggak rapi!" Kiba mencoba merebut sabuknya itu kembali. Naru menghindar.
"Balikiiiiiin!!"
"Nggaaaaak!!"
"Balikin, nenek!!"
"Ngga mau, kakek!!"
Kakashi dengan cepat merebut sabuk itu dari tangan Naruto.
"Biar adil, sabeum aja yang nggulung," katanya santai.
"Eeeee... sori, beum, jadi ngerepotin," kata Kiba sambil mendelik kesal ke arah Naruto.
"Nggak pa-pa kok. It ain't a problem," Kakashi sok nginggris.
Akhirnya mereka bertiga keluar bersama-sama dari gymnasium. Yang lain sudah pulang semua.
"Kalian nggak pa-pa nih, cuma berdua? Anak Perdana Menteri, tanpa pengamanan tambahan?" tanya Kakashi. Naruto berdecak. Ia paling tidak suka kalau jabatan ayahnya itu disebut-sebut.
"Plis deh beum, jangan pernah bawa jabatan Ayah. Kita ini pengen mandiri," jelas Naruto sebal. Kiba mengangguk-ngangguk setuju.
"Sori deh. Tapi enak nggak sih jadi anak pejabat?" tanya Kakashi lagi.
"Enak nggak enak," jawab Naruto dan Kiba berbarengan.
Sisa perjalanan mereka habiskan dalam diam. Setidaknya sampai tempat parkir.
"Kalian langsung pulang, kan?" tanya Kakashi lagi. Kiba dan Naruto mengangguk.
"Emang sabeum mo kemana?" tanya Naruto, sementara Kiba membuka pintu Chevrolet Aveo-nya.
"Mau ke toko buku. Kan Icha-Icha Tactics baru udah terbit."
Naruto tertawa. Sabeumnya ini memang fans berat buku karangan kakeknya, Namikaze Jiraiya. Entah kenapa, padahal Naruto menganggap buku kakeknya itu jelek minta ampun.
"Wuahahahaaa... beeeeum, buku Opa masih dibaca aja," tawa Naruto tak terbendung lagi. Kakashi tetap cool.
"Kan ceritanya bagus. Ya udah, pulang dulu deh. Salam buat Opa Jiraiya ya. assalamu'alaikum," kata Kakashi sambil berjalan ke arah tempat parkir motor.
"Wa'alaikum salam. Dah sabeum," seru Naru.
"Woi! Buruan masuk! Mau ditinggal?" seru Kiba dari dalam mobil.
"KAK KIBAAAAA!!"
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
Neee... endingnya cliffhanger ya? Maap deh.
Gini lho, chapter ini cuma buat ngenalin kerjaan sehari-harinya naru di fic ini. Dari keluarganya dia, sifatnya dia, sekolah dia, band dia, ekskul dia, de-es-be.
Oia, naru disini ceritanya emang cewek beneran, kayak naru di fic Sasuke is Gaara-nya Sabaku no gHee.
Taekwon di sini saia masukin gara-gara saia suka banget sama taekwon, en pengen aja ngeliat chara2 naruto ikut taekwon. Hehe.
Okay, chapter berikutnya akan menyusul, insyaallah, secepatnya.
Reviews are needed. Always. Especially all advises and con.crits. okay!
See ya!!
PuTiLiciOUs.
SurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstormSurvivorsintheSnowstorm
Mini dictionary
Sabeum: guru (instruktur taekwondo)
Dobok: pakaian taekwondo
