Mahou no yoru fushigina © Utsukushi Hana-chan

Disclaimer © Masashi Kishimoto

Rate © T

Genre © Romance, Fantasy

Pair © NaruHina

Warning © Typo, Au, OOC, alur kecepetan dan lain-lain.

DLDR OKE (•͡.̮ •͡ )

"Tuk... tuk... tuk... tuk"

Bibir Hinata terus bergumam mengikuti dentingan pulpen yang sedari tadi ia ketukan. Mata lavendernya kembali melirik sekilas ke arah tumpukan PR yang sedari tadi ia kerjakan dan sampai sekarang tak selesai-selesai.

"Bosan." Ucap Hinata pelan kemudian diam. Hinata mendongakkan kepalanya, mata lavendernya memandangi langit-langit kamarnya yang penuh dengan corak-corak bunga sakura membuatnya tersenyum kecil dan bisa melepas kebosanannya walau hanya sebentar.

"Hinata nee-chan, Sakura-nee mencarimu." Teriakkan Hanabi terdengar sangat keras membuat Hinata menegakan wajahnya lagi kemudian memandang pintu kamarnya.

"Suruh masuk saja." Balas Hinata, Kemudian beberapa menit kemudian terdengar derap langkah kaki yang menaiki anak tangga dan kemudian terdengar suara pintu yang terbuka dan di tutup.

Cklek~

Blam ~

"Hinata-chan," Sakura berujar keras, kemudian Sakura mendekati Hinata yang sedari duduk di depan meje belajarnya.

"Ada apa Sakura-chan?" Hinata memandang Sakura dengan tatapan bertanya, jarang sekali Sakura bertamu malam-malam apa lagi sekarang pukul 10.00 malam.

"Aku ingin memberikanmu sesuatu." Sakura kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, kemudian terlihat sebuah music box. Hinata memandangnya dengan tatapan kagum music box tersebut.

'Apakah aku bermimpi, music boxnya sangat indah.' Batin Hinata mamandang music box tersebut dengan senang.

"Kau tidak bermimpi Hinata-chan, ini memang akan ku berikan khusu kepada sahabatku tercinta." Sakura berujar sambil meletakan music box tersebut di atas meja belajar Hinata. Music box yang terbuat dari kayu dan di tengah-tengah terdapat ukiran dengan nama NH.

"Eh? Kau bisa membaca pikiran Sakura-chan?" Hinata bertanya dengan sebalah alis yang terangkat. Sakura yang mendengar ucapan Hinata hanya tersenyum kikuk, dengan gelagapan Sakura mulai menjawab pertanyaan Hinata.

"Ti..tidak lah, tadi aku hanya membaca ekspresi wajahmu saja, tak lebih." Sakura mengaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Hinata hanya tersenyum menanggapi jawaban dari Sakura.

"Un, begitu ya. Arigatou atas music boxnya Sakura-chan. Aku sangat suka." Ujar Hinata. Sakura terlihat tersenyum, senyum yang sangat sulit di artikan.

"Ya sama-sama. Aku pulang dulu ya Hinata-chan. Jaa~" Sakura dengan cepat keluar dari kamar Hinata. Dan melangkah cepat menuju pintu keluar rumah Hinata. Seringai rubah dari bibir manis Sakura terlihat saat ia sudah terlihat keluar dari perkarangan rumah Hinata.

Hinata memandangi music box tersebut, entah apa yang membuat Hinata sangat tertarik pada music box tersebut sampai-sampai Hinata lupa untuk melanjutkan PRnya.

"Apakah musik yang di lantunkan seindah luarnya?" Hinata kemudian membuka perlahan music box tersebut. Kemudian terdengar suara dentingan piano yang sangat lembut yang mampu membuat Hinata terlena.

Hinata yang terlena akan alunan piano dari music box tersebut sampai tak sadar bahwa seseorang dengan kemeja putih yang di lengkapi jubah hitam dan celana hitam panjang dengan rambut blonde sedang memperhatikannya dari sampingnya.

"indahnya." Ucap Hinata kemudian menaruh music box tersebut di meja tanpa menutup music box tersebut.

"Memang indah." Ucap sosok tersebut membuat Hinata tersentak. Dengan kaku Hinata berbalik menuju asal suara tersebut. Mata Hinata membulat, takut? Yah Hinata memang saat ini tiba-tiba takut.

"K...kau si...siapa." Hinata refleks berdiri dan berjalan mundur. "Aku? Aku Naruto." Jawabnya sambil berjalan mendekat ke arah Hinata. Sedangkan Hinata melihat lelaki tersebut berjalan mendekat membuatnya semakin berjalan mundur dan mundur sampai kakinya tidak bisa berjalan mundur lagi karena di belakangnya terdapat tempat tidurnya.

"A..apa mau mu?" Tanya Hinata dengan takut sampai keringat dingin membasahi kening dan telapak tangannya.

"Menjemputmu untuk berpetualang bersamaku, Hime." Jawab Naruto lagi sambil menepis jarak di ataranya dengan Hinata.

Grep~

Naruto menarik pinggang Hinata dan sukses membuat Hinata menabrak dada bidang Naruto. "Kau jangan takut, kau percaya kan kepadaku Hinata-chan?" Naruto menatap kedua bola mata Hinata. Bak terkena sihir oleh bola mata sapphire, Hinata mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Naruto semakin erat memeluk Hinata, sedangkan Hinata memejamkan matanya dan membalas pelukan Naruto. Tiba-tiba kelopak bunga sakura muncul. Semakin lama semakin banyak dan berputar. Kelopak bunga sakura tersebut memutari tubuh Naruto dan Hinata dengan cepat, 30 detik kemudian kelopak bunga sakura yang tadinya berputar cepat tiba-tiba menghilang dengan Naruto dan Hinata yang menghilang juga.

Hinata terus saja menutup matanya. Takut ya dia sangat takut sampai-sampai cengkraman pada kemeja yang di pakai Naruto lecek.

"Sudah jangan takut, dan kau boleh membuka matamu." Naruto mengelus punggung Hinata dengan gerakan sensual, membuat Hinata membuka matanya pelan.

"Kenapa gelap Naruto-san, dan ki..kita berada di mana Naruto-san?" Hinata bertanya sambil melihat sekelilingnya yang gelap.

"Di padang bunga lavender." Jawab Naruto. Kemudian terdengar petikan jari dan seketika tempat yang gelap tadi menjadi terang dengan cahaya bulan, bintang dan dari kunang-kunang yang sangat banyak yang berada di sekeliling mereka.

Hinata dibuat menganga melihat tempatnya berpijak saat ini. Ia berada di tengah-tengah luasnya padang bunga lavender, sepanjang mata memandang hanya terlihat bunga lavender saja. Yang jelas ini seperti mimpi saja.

"Naruto-san ini sangat indah." Bibir Hinata terus saja terangkat membuat Naruto yang sedari tadi memperhatikan Hinata ikut tersenyum.

"Hn, aku rindu senyumu." Naruto berucap sangat pelan sampai Hinata tak mendengarnya.

"Kau suka?" Tanya Naruto.

"Sangat suka Naruto-san." Jawab Hinata antusias. Naruto mengacak-acak rambut indigo Hinata membuat Hinata mendongak ke arah Naruto sambil tersenyum lebar.

Hinata kemudian mulai berlari menikmati padang bunga lavender tersebut. Tangan lentik Hinata memetik salah satu bunga lavender tersebut dan kemudian ia hirup aromanya. "Wangin." Ucapnya kemudian Hinata merentangkan kedua tangannya membuat salah satu kunang-kunang menempel di jari lentiknya.

Naruto berjalan menghampiri Hinata membuat kunang-kunang tersebut terbang, Naruto kemudian berbisik di telinga Hinata. "Aku akan membawamu ketempat yang lebih indah lagi." Naruto mengangkat Hinata dengan ala bridal style, sedangkan Hinata tampak terkejut atas perlakuan Naruto kepadanya.

"Na-Naruto-san tolong turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri." Hinata memukul dada bidang Naruto pelan. "Kau ingin berjalan di padang bunga lavender seluas ini, kau lucu sekali Hime." Naruto kemudian berjalan terus dan menghiraukan ucapan Hinata.

Sedangkan Hinata yang mendapat perlakuan tersebut merona sangat merah. Sampai-sampai Hinata menyembunyikan wajahnya di dada bidang Naruto. Dan dengan jelas Hinata bisa mencium bau citrus yang sangat memabukan dari badan Naruto.

Naruto hanya tersenyum kecil melihat tingkah Hinata yang malu-malu seperti itu. Padang bunga lavender yang sangat luas itu dengan cepat Naruto melewatinya sampai ia berada di sebuah Danau yang sangat indah danau dengan airnya yang sangat jernih dan di pinggiran danau tersebut terlihat kelopak bunga sakura mengambang di atas air sangat kontras dengan danau tersebut.

"Sudah sampai." Naruto kemudian menurunkan Hinata dari gendongannya. Hinata diam di atas perahu kecil tersebut, matanya lavendernya terus melihat sekelilingnya dengan pandangan takjub. Jika bisa memilih Hinata ingin sekali tinggal di tempat yang se-indah ini.

"Naruto-san ini sangat indah." Dentingan-dentingan melodi piano seperti dentingan melodi yang di keluarkan music box tersebut terdengar. Membuat Hinata tambah menikmati tempat ini.

"Dingin~" Hinata berucap pelan saat Angin malam datang membuatnya terpaksa menggosok-gosokan telapak tangannya agar merasa hangat.

Naruto memperhatikan pakaian yang di kenakan Hinata, hanya berbalut baju tidur, kemudian dengan cepat Naruto melepas jubah hitamnya memakaikannya ke Hinata.

"Eh?" Hinata tampak terkejum melihat aksi yang di lakukan Naruto terhadapnya.

"Tidak usah Naruto-san." Hinata yang akan melepas jubah hitam Naruto segera di tahan oleh tangan Naruto.

"Sudah jangan menolak, dan jangan memanggilku dengan sebutan Naruto-san. Mulai sekarang panggil aku Naruto atau Naruto-kun." Naruto mengacak-acak rambut indigo Hinata lagi membuat Hinata merona merah dan mengangguk kecil.

"Na..Naruto-kun." Dan Hinata baru menyadari bahwa Naruto sangat tampan, apa lagi dengan tiga goresan di masing-masing pipinya membuatnya terlihat lebih tegas dan err~ sexy.

Mata lavender Hinata tak sengaja memandang dada bidang Naruto, walau Naruto masih menggunakan kemeja tapi tak menghalangi penglihatan Hinata akan ke atletisan tubuh Naruto, yah atletis tidak terlalu berotot namun terlihat sexy dan cool.

Perbuatannya baru saja membuatnya seketika merona sangat merah. Naruto yang melihat wajah Hinata memerah hanya tersenyum kecil kemudian mengacak rambut Hinata membuat Hinata memerah lagi.

Hinata sedikit mengeratkan jubah Naruto dan menghirup wangi tubuh Naruto yang menguar dari jubah tersebut, wangi yang saat ini ia sangat suka. Mungkin Hinata akan menambahkan daftar wangi yang ia suka yaitu wangi tubuh Naruto yang membuatnya kecanduan.

"Ayo! Kau ingin melihat tempat selanjutnya kan?" Tanya Naruto yang di jawab anggukan pelan Hinata.

Naruto menggandeng tangan Hinata, saat Naruto yang hendak keluar dari perahu yang masih berada di tengah danau Hinata seketika menarik tangan Naruto. "Bukannya kita berada di tengah danau?" Hinata memandang sekelilingnya. Ya dia memang masih berada di tengah danau, apakah Naruto berniat untuk membunuhnya?.

"Sudah ikuti saja." Naruto melangkah pertama kali kemudian jembatan yang terbuat dari perak muncul seketika, membuat Hinata menganga, dan dengan cepat Naruto menarik tangan Hinata agar mengikuti langkahnya.

"Na..Naruto-kun." Cicit Hinata pelan saat ia melihat ternyata ia dan Naruto berpijak pada sebuah jembatan. "Bagaimana ini bisa terjadi?" Hinata mendongak menatap mata sapphire Naruto.

"Entah, mungkin karena ada kau sehingga ini terjadi." Naruto kemudian melangkah lagi sambil terus menggandeng tangan Hinata.

Dentingan piano semakin lama semakin terdengar jelas, sampai jembatan yang membawa Naruto dan Hinata sampai pada depan gerbang yang menjulang tinggi, di dalamnya terdapat sebuat istana yang sangat besar.

Hinata memandang Naruto, Naruto hanya mengangguk kecil kemudian melangkah lagi. Gerbang raksasa tersebut seketika terbuka, Hinata semakin memandang kagum bangunan mewah tersebut. Tiba-tiba cahaya terang mengelilingin Hinata dan Naruto tak kala melewati gerbang tersebut.

Hinata yang semula menggunakan baju tidur baby dollnya sekarang berganti dengan gaun pengantin dengan lengan pendek dan sepatu kaca yang menghiasi kakinya.

Apa lagi dengan Naruto. Sekarang Naruto menggunakan tuxedo, membuat Naruto terlihat sangat tempat. Mata Sapphirenya terlihat sangat teduh, dan senyum lima jarinya selalu merekah di bibirnya manisnya membuatnya terlihat sangat-sangat tampan.

"Eh?" Hinata tampak terkejut saat Naruto tiba-tiba mengalungkan sesuatu di leher Hinata. "Naruto-kun." Hinata menyentuh sesuatu tersebut yang ternyata sebuah kalung, kalung yang baru saja Naruto pasangkan ke dirinya. Kalung dengan permata yang berwarna turqoise.

"Berdansalah denganku." Naruto kemudian mengulurkan tangannya ke Hinata dan di terima oleh Hinata. Sekarang alunan musik klasik mulai terdengar, alunan musik kelasik yang sangat merdu. kemudian Kelopak bungan sakura tiba-tiba berjatuhan di atas mereka dan di ikuti lilin-lilin yang beraroma lavender tiba-tiba muncul mengelilingi mereka.

Naruto dan Hinata kemudian berdansa mengikuti alunan musik klasik tersebut. Walau Hinata berdansa dengan kaku namun Hinata sangat menikmati saat ini.

"Jangan pernah tinggalkan aku lagi Hime." Ucap lirih Naruto sambil terus berdansa. Hinata tertegung mendengar ucapan Naruto, apakah ia pernah meninggalkan Naruto sebelumnya? Entahlah, karena Hinata tak mau ambil pusing Hinata hanya mengangguk.

Setelah lama berdansa akhirnya Naruto dan Hinata menghentikan tarian mereka. Naruto memandang Hinata dalam diam. Semakin lama Naruto semakin menepis jarak di atara mereka. Hinata yang melihat tindakan Naruto seketika menutup matanya. Gugup, ya Hinata saat ini sangat gugup apa lagi ini ciuman pertemanya. Ingat pertamanya!.

Cup~

Naruto mencium Hinata dengan lembut, Hinata yang semulanya kaku dan tidak membalas ciuman Naruto sekarang malah mengikuti alur permainan Naruto. Naruto menyusupkan tangannya pada tengkuk Hinata dan semakin memperdalam ciuman mereka membuat tangan Hinata yang semula berada di sisi tubuhnya sekarang berada di atas kepala Naruto. Hinata mulai meremas pelan surai pirang Naruto membuat Naruto semakin bergairah mencium Hinata, dan membuat tetesan saliva terlihat di sela-sela bibir mereka yang bersatu.

Beberapa menit kemudian mereka berdua mulai kehabisan nafas dan mengakhiri ciuman mereka dengan suara decapan dari kedua bibir mereka yang berpisah.

Hinata hanya menunduk, takut melihat ke arah Naruto apa lagi menatap bola mata sapphire Naruto. Rasanya ia sangat-sangat malu, dan kalau bisa saat ini rasanya Hinata ingin pingsan saja.

"Aku mencintaimu Istriku." Naruto berbisik di kuping Hinata membuat Hinata seketika mendongakan wajahnya. "Istri?" Ucap Hinata palan karena bingung kenapa tiba-tiba Naruto memanggilnya dengan sebutan Istri sedangkan Naruto hanya tersenyum.

"Ya, aku pergi sebentar jadi tunggu aku di sini." Naruto mengacak-acak rambut Hinata, kemudian berlalu memasuki istana tersebut sedangkan Hinata hanya diam menunggu Naruto.

Setelah lama Hinata menunggu Naruto yang tak kunjung-kunjung membuat Hinata bosan dan Hinata memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.

Hinata berjalan pelan saat memasuki. kawas taman bunga matahari yang sangat banyak di istana tersebut. Hinata melihat taman bunga tersebut dengan tatapan kagum. Hinata hanya memandang taman tersebut kemudian berbalik dan alangkah terkejutnya melihat sesuatu di depannya.

Di depannya terdapat hewan yang sangat mengerikan, mata merahnya menyala membuat Hinata mundur ketakutan dan seketika pingsan di tempat.

Kunang-kunang mengelilingi tubuh hewan tersebut dan seketika berubah menjadi Naruto. Kemudian Naruto menggendong Hinata dengan ala bridal style.

"Kita akan bertemu lagi Istriku, jadi kau jangan khawatir. Dan kita akan hidup bersama lagi." Naruto mengecup kening dan bibir Hinata singkat kemudian berjalan menuju gerbang istana dan seketika menghilang setelah keluar dari gerbang istana tersebut.

"Ngeh~" Hinata menggeliat pelan tak kala sinar terang masuk ke dalam kamarnya. Hinata kemudian membuka matanya sedikit kemudian menutupnya lagi. Beberapa menit kemudian~

Hinata seketika terlonjak kaget dengan mata yang melotot. Hinata memandang pakaiannya. Baju tidur? Bukannya tadi malam ia menggunakan gaun pengantin? Dan music box, music box berada di atas meja belajarnya dengan keadaan tertutup.

Dan saat mata Hinata melihat ke arah lehernya, sebuah kalung dengan permata turqoise berada di lehernya.

"Apakah aku bermimpi tapi kalung ini?" Hinata berguma pelan sambil menyentuh kalung di lehernya. Memorynya kembali berputar mengingat kejadian tadi malam yang di lalui dengan Naruto.

Saat ia mengingat saat Naruto menciuamnya dan memanggilnya 'istriku' dan saat ia berjalan-jalan ke taman karena lelah menunggu Naruto dan saat ia berbalik untuk kembali mencari Naruto alangkah terkejutnya terlihat hewan yang sangat mengerikan dan membuatnya pingsan seketika.

"Istriku ...?" Gumam Hinata mengingat ucapan Naruto kemarin. "Sepertinya aku benar-benar sudah gila." Kepala Hinata terasa sangat berat, dan seketika Hinata pingsan.

.

END

AN :
Yeyeye akhirnya ulangan kenaikan kelas selesai aduh selam UKK aku gk bsa gk nulis ff yah wlau ff yang aku tulis gaje-gaje.

Dan Aduh apa-apaan itu adegan itunya. Hana-chan gk bisa bkin gtuan, hana-chan gk pengalaman buat gtu-gtuan xD dan hana-chan anak polos, masih polos jdi di maklumin ya xD. #di_kroyok

Ff ini terinspirasi dari lagu T-kun, tuh lagu yang ada di fanfic aku yang 'Hatsukoi', judul lagunya tu ' mahou no yoru fushigina warutsu '

Udah ah cuap-cuapnya, jangan lupa review, review kalian semangatku!

Jaaa~

Lombok, 17 juni 2014