Summary: "Dia berhutang 1 juta yen kepadaku!" Aku pun kaget dengan ucapan Sasori begitu pun dengan Sai.
Rating: 13+
USO
Naruto Masashi Kishimoto
.
Chapter 1..
.
"Niichan!" sapa seorang anak kecil sambil memegang tangan seorang pemuda.
"Aku akan pulang.. Sasuke tunggu saja dirumah yah!" jawabnya lalu menggendong adiknya.
"Niichan mau kemana?"
"Aku akan pergi, aku pergi untuk mengejar sesuatu. Kau harus tetep dirumah dengan Kojima-san! Kau harus berjanji, selama aku tidak di rumah kau harus rukun dengannya!" Ucapnya lalu menurunkan adikknya dan mengusap kepala Sasuke.
"Itachi niisan!" Pemuda yang d sebut namanya pun pergi.
"Jadi kawan?"
"Berat hati ku meninggalkan ini semua, meninggalkan Sasuke."
"Neee Itachi-kun! Bukannya kita sudah berjanji ingin menyelamatkan gadis itu? Klo kita berhasil menyelamatkannya kita akan kaya! Apa kau lupa untuk siapa kau melakukan ini semua?"
"Untuk Sasuke." Jawabnya lirih.
"Ayo! Semangatlah! Lagian setelah misi ini selesai kita akan kaya!"
"Apa hanya ada uang didalam otakmu?" Tanyanya.
"Hidup kita sudah sulit… tanpa uang kita bisa mati perlahan-lahan! Pekerjaan ini sangat cocok!"
"Aku tak suka dengan pekerjaan ini! Setiap kita melakukan misi kita hampir terbunuh!"
"Tapi kau lihat kita kaya mendadak!"
"Dan memiliki musuh dimana-mana!."
"Ayolah Itachi! Kita harus melakukan ini! Ayo kita selesaikan tugas ini dan kembali menikmatin hasil!" ujarnya lalu pergi.
Itachi POV
Oh ya aku lupa memperkenalkan diri, namaku Uchiha Itachi. Aku adalah seorang detektif. Kalian tak percaya aku detektif? Oke! Aku melakukan pekerjaan super bahaya ini karena terbelit hutang dengan seseorang pria bernama Kojima! Yah! Dia adalah kakak tiriku! Orang yang sekarang kutitipin adikku yang paling kusayangin, Sasuke. Aku bekerja demi dia hanya untuk membahagiakan Sai. Dia milikku yang paling aku berharga, untuk dia aku rela menerima pekerjaan aneh ini! Tanpa pengetahuan yang memadai aku merekrut anggota atau lebih kusebut dengan teman. Yah Sasori. Dia adalah teman ku dalam menjalankan pekerjaan ini. Orang yang selalu tersenyum dan menurutku dia sedikit gila, tetapi dia partner yang sangat kubutuhkan. Mungkin kalau tidak ada dia aku sudah mati. Dibalik tingkahnya yang gila dia memiliki otak yang cerdas, pemikiran dia selalu cermat.
Hari ini kami menerima misi dari seorang pria bernama Mr. Uzumaki yang berkata kehilangan putranya. Aku lebih mengganggapnya dia kehilangan seorang anak gadis, ketika kalian melihatnya kalian pasti tak percaya kalau dia perempuan.
Kami pun menuju kesebuah kota yang terlihat ramai. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Sasori masih sibuk dengan roti isi yang ia beli. Aku pun membuka peta untuk mencari jalan yang ditinggalkan oleh si penjahat. Matahari di pun sudah tinggi, sudah siang. Tapi kami tidak punya waktu untuk bersantai, karena kami takut kalau kami telat menyelamatkannya.
"Itachi!" Sasori membuyarkan lamunanku.
"Apa?"
"Kau tidak makan? Nanti kau sakit loh!" seperti biasa dia sangat perhatian padaku, "Ini, aku gak mau partner ku sakit gara-gara telat makan! Pekerjaan kita sangat berat! Begitu juga dengan tenaga yang akan kita keluarkan nanti!" Sasori benar, jika aku sakit aku akan menyusahkan dia, ku ambilan sepotong roti yang ia sodorkan untukku.
"Kota ini aneh! Walaupun ramai tapi tetap terlihat aneh.. banyak bangunan kuno membuat suasana semakin mencekam… hehehehehe.." Tawanya.
"Tidak lucu! Aku suka kok dengan kota yang bernilai seni ini!"
"Tapi Itachi.. tahukah engkau kalau disetiap bangunan kuno ada penunggunya!"
"Kamu masih percaya dengan ucapan Shishui gila?"
"kali aja ada!"
"Trus kamu ingin kenalan dengan hantunya?"
"Ya gak lah! Ehhh.. aku liat dong poto gadis itu." Aku pun menyerahkan selembar poto ke pria berambut merah itu.
"Cantiknya! Dia benar-benar gadis yang cantik!" Mata Sasori pun berbinar-binar.
"Dia cowok!" pria yang disampingku pun membeku. "Ayahnya yang bilang sendiri, dia cowok yang berwajah cantik."
"ITACHIIIIIIIII! Huwwaaaaaaaaaaaa…" Jeritnya ketika selesai mencerna ucapanku.
"Biasa aja kenapa!" aku pun menutup kedua telingaku.
"Aku tak percaya dia cowok! Cantik gini!" Ujarnya masih membela makluk yang terus ia pandang.
"Tapi bagiku tidak penting! Mau cowok atau cewek! Yang penting aku ingin cepat pulang~~~" tanpa terasa perjalanan kami pun menuju kesebuah rumah tempat terakhir klien kami menghilang.
"Disini yah?" Tiba-tiba wajah Sasori pun menjadi serius.
"Iya." Aku pun menelan ludahku. "Ayo masuk!"
"Tok.. Tok.."
"Aku merasa sedikit ketakutan." Ujar Sasori.
"Iya.." Ucap seseorang dari dalam rumah. Lalu ia pun membukakan pintu dan terlihatlah seorang pria paruh baya.
"Ada apa?" Ujarnya.
"Perkenalkan nama saya Kyo." Ucapku berbohong.
"Dan aku Yuu." Sasori pun menunjukkan kartu identitasnya kepada pria itu.
"Kalian detektif?" tanyanya.
"Iya." Dengan terburu-buru pria itu menutup pintu tetapi di cegat oleh Sasori.
"Maaf, kami kesini ingin mencari seseorang." Sasori pun menunjukkan secarik poto kepada pria itu, "Kapan terakhir kali anda bertemu dengannya?!"
"Maaf.. saya tak tau.. Blam.." Pria itu berhasil menutup pintu itu.
"Ternyata ada apa-apa!" Ujarku lalu mengeluarkan 2 pasang sarung tangan, 2 kaca pembesar dan 2 senter dari dalam tasku dan meberikan kepada Sasori.
"Udah mau dimulai?" Tanyanya.
"Yaiyalah! Kita kan udah nunjukin identitas kita! Mau gak mau kita kudu ngelanjutinnya!"
"Tapi aku percaya dia cewek!" Ujarnya masih percaya klo target kita ini cewek.
"Terserahlah." Aku pun keluar dari pekarangan rumah itu dan menuju kearah belakang. Dengan terburu – buru aku berlari agar tidak dicurigai.
"Ngapain kau lar-"
"Iteeeee.." Teriaknya.
"Sasori!" Aku pun membalikkan badan dan melihat dia di tabrak seseorang.
"Kau tak apa-apa?" Tanyaku.
"Narutooo.." Ujar makluk yang nabrak Sasori sambil memegang tangannya yang berdarah.
"Iya.. cuma kaget." Jawabnya, "Kau siapa?" Tanya Sasori sambil melototin pemuda yang di menabraknya.
"Maaff.. namaku Sai." Ucapnya, "Aku kemari karena sedang mencari sahabatku, Naruto!"
"Naruto?"
"Kau mengenalnya?" Tanyanya.
"Tidak.. tapi aku juga sedang mencarinya."
"Apa hubungan mu dengan Naruto? Kamu pacarnya?" tembak Sasori.
"Bukan! Aku sahabat Naruto! Aku mencari Naruto. Kata orang tuanya Naruto pergi dari rumah dan terakhir aku melihatnya yah dirumah ini. Aku udah menanyainya ke tuan Jiraiya, tetapi dia selalu bilang Naruto sudah pulang.
"Siapa Jiraiya?"
"Orang yang punya rumah ini!"
"Lebih spesifik?" Ujar Sasori.
"Dia paman Naruto.
"Owh.. Paman!" Aku dan Sasori pun mengangguk.
"Dan kalian siapa?"
"Kami adalah teman lama Naruto yang sedang mencari Naruto, dia-"
"Berhutanng padaku!" ujar Sasori mantap.
"Naruto berhutang?" Sai pun kaget.
"Iya.. dia berhutang kepada kami.."
"Dia berhutang 1 juta yen kepadaku!" Aku pun kaget dengan ucapan Sasori begitu pun dengan Sai.
"Apa? 1 juta yen?" Tanyanya tak percaya.
"Iya, dan dia berkata kalau aku meninginkan uang itu aku harus mencarinya, dan sekarang aku sangat membutuhkannya!"
"Eh iya.. segitu, makanya kami mencari dia." Hebat! Sasori emang pembohong ulung!
"Kalau begitu aku tak bisa ngomong banyak lagi."
"Ngomong-ngomong kau pernah masuk ke rumah itu?"
"Pernah sekali! Waktu itu aku dan teman ku, Konohamaru masuk kedalam rumah itu, tapi.. Konohamaru pun menghilang sejam setelah kami berpisah dan kami tak pernah bertemu lagi.
"Berpisah yah?!" Ujarku.
"Berarti kau kemari untuk mencari 2 orang yah?"
"Iya! Pokoknya aku harus membawa Naruto dan Konohamaru pulang!"
"Bagaimana kalau kita bekerja sama?" Tawarku.
"Apa?" Sasori pun kaget mendengarnya. "Tapi Itachi?" Aku pun menggoyangkan jari telunjukku kepadanya.
"Aku mau! Tapi asalkan kalian tak merepotkan aku!" Ucapnya.
"Gampang!"
"Yaudah ayo kita ke restoran!"
"Ayo!"
"Tunggu! Ngapain kita ke restoran?"
"Isi perut, istirahat dan susun rencana!" jawabku.
Setelah makan, istirahat 3 orang cowok itu pun sudah mempunyai gambaran tentang rumah itu, Sai menceritakannya dengan detil. Sasori pun pergi membeli air mineral, paku payung, kopi bubuk yang akan berguna bagi pencarian mereka.
"Kita akan mulai malam ini jam 8!" Ujar pemuda sambil merokok.
"Kenapa jam 8?" Ujar Sai.
"Karena pada jam segitu lingkungan perumahan sudah mulai sepi sehingga memudahkan kita untuk menyelinap.
"Kau seperti detektif!" Ujarnya.
"Mungkin juga!"
"Itachi! Aku dapat apa yang kita butuhkan! Dan ini! Bahkan aku dapat menemukan permen langka fave ku di kota ini!" Sasori pun tersenyum.
"Bagus deh! Sasori jam 8 kita mulai bergerak!"
"Oke boss!" Sasori pun ikutan menyalakan rokoknya.
Akhirnya jam 8 pun sudah tiba, ketiga pemuda itu pun berjalan ketempat yang sudah di kasih tau Sai. Mereka berjalan hati – hati. Benar saja sebelum mereka menuju pintu yang Sai tuju, timbul keributan didalam rumah bergaya eropa itu.
"Jalan aja terus." Sasori memberi aba-aba.
"Ini pintunya?" Ujar Itachi begitu melihat pintu berukuran 1x2m itu.
"Iya, dan didalamnya sangat gelap! Hampir tak ada cahaya!"
"Ayo!" Sasori pun masuk duluan dan "Waaaaaaa….."
"Sasori!" Tanpa mereka sadari ternyata di balik pintu itu ada lubang yang tak terlihat, dan Sasori pun terperosot kedalamnya.
"Sasori!" Ulang Itachi.
"Aku tak apa-apa! Kalian juga ikutan jatuh dunk! Masa aku aja!" rengeknya. Tanpa menunggu waktu Itachi pun mendorong Sai ke lubang itu baru dirinya.
"brukk" ke dua makhluk itu jatuh bersamaan. Sasori pun sudah menyalakan senternya dan terlihatlah ada 3 lorong di hadapan mereka.
"Pilih yang mana?" Tanya Sasori.
"Pilih yang tengah."
"Plih yang pinggir aja!" Ujar Sai.
"Aku mah maunya pilih yang ini!" Jawab Sasori sambil menunjukkan pintu yang ia maksud.
"Apakah ini aman?" tanya Sai ketakutan.
"Mana kutahu!" jawab Sasori dan Itachi bersamaan.
"Kalian pasti bercanda kan?"
"Tidak kok! mungkin aja di seberang lorong sana ada algojo atau buaya atau ruang perangkap lagi.
"Be a man! Kau ingin menyelamatkan sahabatmu kan?" Tanya Itachi.
"I.. iya.. tapi aku tak tau seburuk ini."
"Sudahlah.. ayo jalan!" Sasori pun menarik tangan Itachi dan Sai menuju lorong yang Itachi maksud.
"Nyalakan senternya!" Pinta Sai.
"Iya!"
"Aneh yah.. padahal in idi halaman rumah loh! Tapi ada lorong kayak gini!" Ujar Itachi.
"Gak aneh klo pemiliknya suka bangunan aneh." Jawab Sasori.
Sai pun melihat sekeliling lorong dan tibalah mereka di ujung lorong, "Buntu! Padahal aku dan Naruto disinilah aku kehilangan Konohamaru.." Ujarnya.
"kau pernah kesini sebelumnya?" Tanya Itachi heran.
"Iya! Tapi tidak lewat jalan tadi," Sai pun melirik dan melihat sebuah jalan di samping mereka berpijak. "Aku lewat sini.
"Benarkah disini terakhir kau bertemu Konohamaru?"
"Iya!"
"Bagaimana caranya kau keluar dari lorong ini?"
"Aku pingsan dan begitu sadar aku sudah di rumah Naruto.
"Benarkah?" ejek Itachi tak percaya.
"Iya! Aku gak bohong!"
"Itachi! Ada yang aneh di dinding ini!" Sasori menunjuk sesuatu.
"Lubang kunci?" ia pun mengeluarkan sesuatu seperti kawat dan memasukkanannya ke dalam lubang itu.
"krek.." secara alami dinding itu pun terbuka, dinding itu ternyata sebuah pintu.
"Ternyata pintu!" ujar Sai.
"Masuk!" Belum saja Itachi masuk seseorang menyerangnya.
"Breeettt…" Bahunya pun terkena.
"Kyo!" Dengan cepat Sasori menarik tangan sahabatnya beserta Sai yang sangat kaget, ia pun menendang orang yang melukai pemuda itu dan menutup pintu dengan cepat.
"Sial." bahunya yang berdarah.
"Kau tak apa-apa?"
"Sedikit sakit." Dengan lihai dia mengambil perban dan melilitkan di lukanya.
"Awas.. nanti bau dari darah mu tercium oleh makluk yang tinggal ditempat ini loh!" Sai pun ketakutan.
"Makluk? Mereka duluan yang akan aku habisi!" ujar Itachi.
"Sekarang kita harus kemana?" tanya Sasori.
"Kita hanya menunggu nasib."
"Dasar pecundang!" ngapain lo kemari! Kalau tau lo cuma jadi beban kita!" Itachi pun menarik kaos yang Sai kenakan dengan tangannya yang terluka.
"Itachi tahan!" Sasori pun berusaha meredakan amarah diantara mereka.
"Mana bisa sabar! Mungkin aja nanti dia akan terbunuh!" Itachi pun melepaskan cengkramannya.
"Kita harus kompak!" Ujar Sasori berusaha menyatukan mereka.
"Tanya aja ma dia! Bagaimana cara kita keluar dari sini!"
"Nee.. Sai-san! Bagaimana caranya kita keluar dari sini?" Tanya Sasori.
"Mana kutahu! Kan aku pernah bilang aku sadar udah sampai rumah sakit.
"Alasan tak logis! Bagaimana caranya kau bisa kerumah sakit sedangkan temanmu aja ditangkap mereka! Bukannya seharusnya kau ikut tertangkap juga!" Itachi pun mengusap bahunya yang terasa sakit.
"Itu… itu dia! Kau pintar Itachi!" Sasori pun menepuk kepala sahabatnya.
"Apa sih?!"
"Ada apa Sasori-san?" Tanya Sai.
"Aku yakin, di lorong atau rumah ini ada orang baik! Tidak mungkin kan semua jahat! Aku yakin!"
End Chapter 1!
Ini sebenarnya FF lama, niat nerusin saja.. daripada lapuk..
yg udah nungguin lanjutannya douzo di nikmatin (^^)
saran dan review dibutuhkan untuk penulisan yang lebih baik.
