chapter 1
Disclaimer: Naruto milik Masashi
Genre : hurt/comfort, supranatural, fantasy, romance, humor (mungkin entah)
Rated : berusaha membuat rated M sesuai dosis
saya masih pemula tanda baca, terkadang salah banyak typo, alur ngebut, cerita gaje, berantakan, dan masih banyak lagi maka dari itu
saya mohon review karna saya masih butuh bimbingan ahli
saa~ happy reading minna
Langit seolah bersedih, awan hitam menghalangi matahari untuk menampakkan wujud dan membagi sinarnya. Seseorang dengan baju serba hitam dan kacamata yang selaras berjalan diantara kerumunan manusia mencoba menyamarkan indentitasnya sebagai makhluk terkutuk. Langkahnya cukup cepat,menandakan sudah ada tempat yang dituju sebelumnya. Beberapa orang memandangnya takjub dengan paras indah yang Ia miliki. Salah satu daya tarik untuk menjebak korbannya.
Surai blondenya beberapa kali tertiup angina, tangannya terus memainkan alat musik gitar dipangkuannya, matanya terpejam menikmati alunan yang Ia ciptakan dari gitar tuanya. Beberapa kali bibirnya bergerak mencoba menyesuaikan dengan irama gitarnya, senyumnya mengembang saat lagunya hampir mencapai akhir. Alunan irama semakin mengecil, kemudian terhenti bersamaan dengan terhentinya permainan jarinya pada gitar tuanya. Kedua matanya perlahan terbuka, menampilkan kilau sapphire yang sangat indah bagaikan langit tak berawan. Senyumnya begitu manis. Membuat siapa saja akan jatuh cinta, dengan kedua kaki mungilnya Ia berjalan menuju kamarnya meletakan kembali gitar kesayangannya, kemudian pergi sembari menyambar jaket orange miliknya.
Sosok itu terus berjalan dengan pasti. Langkahnya semakin cepat tak kala melihat pujaan hatinya keluar dari rumahnya, senyumnya tak dapat ditutupi melihat sang pujaan pergi dengan wajah yang ceria. Namun kebahagiaan memang tak abadi, pemuda pirang itu menghampiri Seseorang dengan baju berwarna abu-abu. Senyumnya yang menambah tampan penampilannya membuat sang pemuda pirang sedikit blushing. Pemuda yang diketahui bernama naruto dan, kekasihnya shimura sai anak dari perdana mentri Jepang. Sai menatap kekasihnya dengan tatapan lembut mengusap rambut pirangnya dengan tulus "kau tidak mau memberi Salam, untukku?" ucapnya sembari menatap pemuda blonde yang menunduk malu "kita akan dilihat orang banyak sai" jawabnya masih menundukan kepalanya sai memegang dagu naruto mengalihkan pandangan naruto dari jalan trotoar "liat aku naruto, memang siapa peduli akan orang lain? Asal kau ada untukku, aku sudah merasa cukup" naruto menatap kedua bola mata onyx didepannya, beberapa detik berselang entah siapa yang memulai bibir mereka bertemu tak ada hasrat. Hanya untuk menyalurkan perasaan cinta yang dimiliki, sampai kebutuhan oksigen membuat mereka terpaksa menghentikan moment intim tersebut.
Sedangkan, dilain pihak sosok yang sedari tadi bersembunyi dibalik pohon mengepalkan tinju, bersiap membuat siapapun hancur dalam sekali tonjokkan. Rahangnya mengeras, amarahnya memuncah tak kala melihat pujaan hatinya yang Ia cintai, mencintai orang lain. Apapun akan Ia lakukan untuk mendapatkan pemuda pirang tersebut. Bibirnya membentuk seringai, matanya yang tertutup kacamata menjadi merah. Apapun yang Ia inginkan, mau tidak mau semua harus memenuhinya termasuk pemuda yang telah mencuri hatinya.
Sai berjalan dengan pasti kearah ruangan ayahnya, beberapa bawahan ayahnya menundukan badannya dan hanya dibalas anggukan singkat. Hingga Ia sampai disalah satu ruangan dengan tulisan, Shimura danzo ayahnya. Tak perlu basa basi Ia disini ingin membahas rencana pernikahannya dengan naruto, ayahnya mensetujui rencana anak tunggalnya, bagaimanapun juga ayah menginginkan kebahagiaan anaknya bukan? Sai melenggang pergi setelah mendengar ayahnya setuju, kemudian melirik handphonenya yang berisi pesan naruto untuk menjemputnya.
"lama sekali sai, apakah dia ada rapat mendadak lagi?" gumannya pada diri sendiri "apa aku pulang sendiri saja? Yasudalah, aku pulang sendiri saja akan kukirim pesan untuk tidak menjemputku" sembari mengetik di handphonenya, naruto menabrak Seseorang. Naruto dengan cepat meminta maaf kepada pemuda yang lebih tinggi darinya, rambutnya yang menantang gravitasi, matanya yang seperti langit malam tanpa bintang, seolah membuat siapa saja yang melihatnya seakan tersedot oleh mata itu. Cepat-cepat naruto mengalihkan pandangannya 'astaga aku milik sai' tanamnya dalam hati, Sasuke nama pemuda itu sedikit senang karna rencananya berhasil "maafkan saya tuan" ucap naruto setelah sadar akan lamunannya "tidak ini salahku jadi tolong biarkan saya meminta maaf secara layak" jawab sasuke dengan memegang tangan naruto yang tentu saja ditepis dengan keras "maafkan aku tuan tapi saya terburu-buru" sebelum sempat beranjak sasuke menahan lengan naruto "biarkan aku mengantarmu dan aku tidak menerima penolakan" ucap sasuke datar dan dalam membuat naruto sedikit ketakutan, dengan terpaksa Ia ikut dengan sasuke lelaki yang belum Ia kenal. Selama perjalanan tak ada pembicaraan berarti diantara sasuke dan naruto hanya saling mengenalkan nama, yang tentu saja sasuke sudah tau naruto dan menayakan Alamat rumahnya padahal Ia juga sudah tau.
Setelah perjalanan yang memakan waktu sekitar 20 menit, Sasuke berhenti didepan rumah naruto. Naruto mengucapkan Terima kasih untuk tumpangannya, lalu bergegas masuk Kerumah. Didalam ibunya tengah menangis sedangkan ayahnya mencoba menenangkan ibunya. Ia berfikir ada apa ayahnya menatapnya dengan pandangan sedih "ada apa ini?" Tanya naruto bingung, ibunya semakin menangis entah karna Apa Ia juga tidak mengerti, sedangkan ayahnya menyuruhnya duduk didepannya.
Semuanya terjadi begitu cepat bahkan sangat cepat. Naruto menatap sendu pusara dihadapannya, tak ada tangisan maupun isakan yang keluar dari bibir manisnya. Hanya tatapan kosong yang tak berarti, seakan jiwanya ikut tersedot masuk kedalam peti kekasihnya. Shimura Sai telah pergi. Pergi meninggalkannya sendirian, berpulang kehadapan Tuhan meninggalkan duka yang mendalam bagi semua yang mengenalnya. Hujan mengiringi pemakaman yang berlangsung sangat khidmat, semua merasakan duka yang mendalam. Termasuk Naruto orang yang semestinya menjadi belahan hidupnya kini tiada, Naruto bahkan tak mengucapkan apapun ketika para sahabatnya mencoba menghiburnya. Baginya tak ada alasan ia harus merasa terhibur, ketika orang yang dicintai meninggalkannya.
Sasuke terus menatap langit yang berubah mendung, semuanya telah berubah. Naruto bukan milik siapa-siapa lagi, tapi hatinya? Masihlah dimiliki oleh pemuda yang kini terbujur kaku dalam peti. Sasuke menutup mata kelamnya, mencoba sekedar meredam perasaan senang dan sedih sekaligus, melihat Naruto rapuh bukan suatu hal yang ia inginkan selama ini, tapi kini ia melihat. Naruto dengan segala kerapuhannya segala kesedihannya. Semuanya. Sasuke perlahan menjauh dari pemakaman yang ia saksikan dalam diam, tak ada yang mengetahuinya. Sasuke terus berjalan, hingga menghilang dalam sunyi. Tak ada yang tau itensitasnya, tak ada yan tau wujud sebenarnya, tak ada yang tau siapa dia sebenarnya. Hanya sebuah nama yang sering mereka dengar. Uchiha Sasuke.
Naruto bahkan tak bergeming dari tempatnya, ketika para sahabat dan kerabat mulai meninggalkan pemakaman, yang sudah selesai semenjak satu jam yang lalu. Naruto masih terus menatap pusara dihadapannya batu nisan bertuliskan, Shimura Sai. Tak ada yang tau penyebab pasti kematiannya, hanya sebuah bukti bahwa Sai telah tiada. Publik seolah diam akan keganjilan ini, hampir seluruh warga Tokyo mengetahui kematian putra tunggal perdana mentri Danzo. Namun seolah bodoh mereka bahkan tak ada yang menanyakan perihal kematian Sai, semua seolah ditutupi terlalu menjadi sebuah misteri yang tak terjawabkan.
Sebuah angin cukup kencang menerpa tubuh kurus pemuda bermata samudra tersebut, runtuhan air mata langit pun tak menjadi sebuah hambatan untuk terus berada dipusara sang kekasih. Tetesan air membasahi nisan tersebut, entah hujan atau kah air mata pemuda tersebut tak ada yang tau. Tak ada suara hanya gemericik hujanlah yang terdengar, langit seolah turut merasakan sakit yang diderita pemuda tersebut, gemuruh semakin jelas terdengar namun ia tak juga beranjak dari tempatnya hingga ia merasa hujan telah berhenti. Kepalanya mengadah keatas seseorang dengan baju serba hitam dan mata sekelam malam memayunginya dari hujan, orang yang sama. Uchiha Sasuke. "S-Sasuke?"
TBC-
ne ne gimana? chizu mohon review dari minna-san masih butuh bimbingan ahli yoroshiku onegaishimasu.
