DIA TIDAK CANTIK DAN SEMPURNA
Org characters by Masashi Kishimoto
Org Strory by Cristine MT
aku tidak meminta kau membaca sambil menghayati
tapi cobalah untuk mengerti
dan bayangkan
lalu rasakan
Tulisan ini kuutarakan lewat mesin tik yang berawal dari pikiranku beberapa menit lalu.
Mulanya, aku menghampiri mesin tik di atas meja ketika aku tidak dapat tertidur seperti tiap-tiap malam. Yeah, aku penyandang insomnia akut karena pulang larut sudah menjadi sebagian besar aktifitasku dan kebiasaanku.
Aku mengambil sapu tangan tadi, lalu kuusap sesekali jika kulihat debu melekat di sana meski sangat jarang. Hampir setiap hari aku membersihkannya.
Kemudian sesuatu melintasi benakku ketika aku mengusap mesin tik itu. Mesin itu sangat kuperhatikan, tidak seperti laptopku, barangkali ada dua atau tiga dan bahkan aku tidak dapat mengingat jelas berapa banyak mereka. Ya, sebagai seorang IT aku memang memerlukan alat-alat canggih itu.
Pandanganku selalu teralihkan untuk mesin tik tua yang mungkin umurnya jauh lebih tua dariku dengan tombol-tombolnya yang besar dan keras. Tiap kali kau mengoperasikannya, pastikan telunjukmu kuat untuk menekannya hingga ke dasar mesin dan telingamu sanggup mendengar hujaman suara bising dari mesin tik itu.
See? Berbanding terbalik tiga ratus enam puluh derajat dari mesin-mesin teknologi terkini.
Tetapi gilanya, aku menyukai mesin tik ini.
Dengan tuts keras, tampilan sederhana apa adanya, juga seperti kita dituntut untuk ikut berusaha mengerjakan sesuatu dengan mengatur kertasnya sesekali.
Cetakannya yang murni dengan ukiran khas tanpa lebih dulu diedit atau diubah.
Mesin ini, menawan hati dan membuatku selalu terpesona.
Entahlah, aku dapat berstatement bahwa aku bukan orang munafik dengan memilih barang-barang mewah, cantik dengan pengoperasian mudah dan praktis tetapi sesungguhnya aku memiliki sesuatu yang lebih dulu kucintai.
Aku tidak tertarik dengan barang elektronik dan komunikasi canggih meski mereka selalu ada di sekelilingku dan aku bekerja bersama-sama dengan barang itu. Niat untuk memilikinya, tidak sama-sekali ada dalam relungku.
Karena aku sudah memiliki sesuatu yang sempurna di mataku.
Tidak peduli mesin tik ini tidak memiliki tampilan menarik,
Tidak peduli mungkin orang tidak pernah lagi melihat benda ini atau bahkan tidak pernah menganggap keberadaannya
Tidak peduli itu semua, yang penting, aku benar-benar mencintainya.
Well, aku mengakhirinya dengan satu titik lalu kuputar bagian kanan mesin dan kutarik pelan kertas itu keluar.
Aku menyatukan dua lembar kertas itu dengan penjepit kertas lalu kumasukan ke dalam amplop. Kutulis di luarnya, Dear Temari, ini tulisanku lagi. Berharap kau paham perasaanku.
Kusimpan itu di tasku untuk besok kubawa ke makam, barangkali ia menunggu tulisanku selanjutnya.
sudah kau bayangkan dan rasakan?
The End,
For someone I love,
Cristine MT
