A Beautiful Doll

Suara guntur menggelegar terdengar di setiap sudut kota ternama itu –Seoul. Setiap tetesan air yang berasal dari atas semakin deras berjatuhan, serta hembusan angin kencang yang menambah hawa dingin di kota Seoul itu. Di tengah cuaca yang terbilang ekstrim itu tak mampu mengurangi niatan sebuah makhluk kecil untuk melakukan pelarian dari sangkar(rumah) besar yang beberapa hari lalu mengurungnya.

"Hhah...aku harus cepat pergi dari tempat mengerikan itu." gumamnya dengan nafas yang tersenggal karena terus berlari di dalam rumah yang sangat besar itu.

Makhluk kecil itu terus melarikan dirinya. Rumah yang sangat luas itu membuat kakinya yang kecil terasa pegal hanya dengan berlari dari kamar menuju ke ruang tengah. Makhluk kecil yang merupakan boneka tampan(cantik) itu merasa tersiksa berada di kediaman mewah keluarga Song. Yeah.. alasannya karena sang majikan yang sangat tak berperasaan terhadap mainan yang di belinya. Sang pemilik mainan itu selalu memperlakukan setiap boneka yang dibelinya seperti barang tak berharga. Memaminkannya dengan tak lazim dan tidak sesuai dengan kegunaan boneka itu.

"Sial, aku baru saja melewati ruang tengah dan kakiku sudah sangat sakit," gerutu boneka itu kesal. Ia berhenti sejenak lalu mencondongkan tubuhnya untuk mengatur udara yang keluar-masuk dalam paru-parunya. Ia bisa bergerak dengan bebas karena setiap orang yang ada di rumah besar itu telah memejamkan mata mereka dengan nyaman di sebuah kasur empuk.

"Semangat Kim Jaejoong!" semangatnya pada dirinya sendiri. Boneka tampan dengan cantik mendominasi itu menegakkan tubuhnya lalu mengepalkan tangannya ke udara. Tak lama kemudian ia kembali berlari hingga sampai di halaman luar yang sangat luas itu.

Seluruh setelan pakaian formal yang dipakainya basah kuyup karena terkena tetesan air hujan. Tubuh kecilnya terasa sangat dingin. Beberapa kali boneka namja itu terjatuh karena rumput yang terlalu tebal dan tergenang air yang cukup tinggi untuknya. Sungguh pelarian yang penuh dengan perjuangan. Kekeke~

Jaejoong –si boneka namja itu menghela nafas lega karena ia telah sampai di sebuah gerbang yang tertutup rapat. Tak ada celah sama sekali di pagar besar itu.

Jaejoong mengelilingkan pandangannya mencari celah-celah kecil yang cukup untuk ia masuki. Mata bulat dengan kornea berwarna birunya berbinar saat ia menemukan lubang kecil yang ada di samping rimbunan bunga-bunga yang ditanam di sana.

Kemudian boneka namja itu berjalan cepat dengan senyum mengambang menampakkan deretan gigi putih dan rapinya. Setelah sampai di lubang kecil itu, Jaejoong segera menundukkan tubuhnya lalu berjalan memasuki lubang itu. "Akhirnya..." ucapnya lega. Ia telah berada di luar kediaman Song berkat lubang kecil yang entah dibuat oleh siapa itu.

"Dan sekarang aku harus ke mana?" tanyanya pada diri sendiri dengan bibir mem-pout lucu. Sungguh, ia belum memikirkan ke mana ia akan pergi setelah ia berhasil keluar dari neraka mengerikan itu. Yang ia pikirkan sebelumnya hanyalah bagaimana cara agar ia bisa berhasil keluar dengan selamat.

Jaejoong menolehkan kepala kecilnya ke kanan dan ke kiri sebelum ia memutuskan untuk mengambil jalan ke kanan.

"Dingin sekali~" guman Jaejoong dengan kedua tangan yang memeluk tubuh kecilnya. Ia berjalan dengan pelan di tengah hujan yang mengguyur dengan deras itu. Bahkan sesekali tubuh kecilnya terjatuh karena angin yang berhembus terlalu kencang. Poor Jaejoong.

"Suie~ apa hidupmu menyenangkan?" ucapnya seraya terus melangkahkan kakinya. Tak terpungkiri, ia sangat merindukan sahabat imutnya yang ia panggil Suie itu. Sahabatnya saat ia masih berada di kerajaan boneka. Jaejoong menundukkan kepalanya menghindari setiap tetesan air yang mengenai wajah rupawannya, membuat rambut halusnya menjadi sangat basah. Langkahnya sangat pelan seperti tak punya daya lagi untuk melanjutkan perjalanannya.

Brukk

Suara benda jatuh itu terdengar sangat pelan, bahkan nyaris sama sekali tak terdengar. Tubuh boneka kecil itu ambruk tepat di sebuah halaman kecil tanpa pagar itu. Guyuran air hujan terus membasahi tubuh kecil Jaejoong hingga matahari pagi kembali menampakkan wajah bersinarnya.

Guk Guk Guk

"Aishh...Taepoong-ah, bisakah kau diam saja? Kau mengganggu tidurku." ucap seorang namja tampan yang masih bergelung dengan selimut tipisnya. Ia menggerakkan tubuhnya membelakangi sang anjing yang selama ini menjadi temannya di rumah.

Guk Guk Guk

Seolah tak mematuhi perintah sang majikan, anjing jenis Siberian Husky itu terus mengeluarkan gonggongannya untuk membangunkan sang majikan –Jung Yunho.

"Aishh...ada apa?" geram Yunho pada anjing peliharannya itu. Ia membangunkan tubuhnya dengan kasar seraya menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia merasa sangat kesal dengan hewan peliharaannya itu, ini hari minggu dan seharusnya ia bisa tidur lebih lama lagi jika saja Taepoong tidak membangunkannya.

"Mworago?" ucapnya dengan suara yang ditinggikan. Wajah tampannya terlihat sangat berantakan.

Guk Guk Guk

Anjing itu menggonggong lagi mencoba memperlihatkan benda yang ada di dalam mulutnya.

Yunho mengernyit melihat benda yang ada di dalam mulut anjingnya itu. Apa itu?

"Boneka? Kau membangunkanku hanya karena kau menemukan boneka jelek ini? Aishh...yang benar saja! Buang saja boneka itu!" ucap Yunho kejam pada sang anjing.

Merasa tidak terima, anjing Siberian Husky itu menarik selimut Yunho dengan kasar. Ia menggertakkan gigi-gigi tajamnya seraya menatap Yunho dengan garang.

Sementara Yunho yang tak ingin mendapatkan cakaran pada tubuhnya menghela nafas lalu mengambil boneka itu dari mulut anjingnya.

"Aku akan meletakkannya di sini. Jadi, kau boleh keluar sekarang..." ucap Yunho. Ia menaruh boneka itu di meja kecil yang ada di samping ranjang single-nya, kemudian kembali melanjutkan tidurnya tanpa menyadari sebuah gerakan kecil terjadi pada boneka itu.