Naruto milik Masashi Kishimoto
Saya tidak mengambil keuntungan dari fic ini-kecuali kesenangan hati
WARNING: Chapter ini masih awalan. Yah... anggaplah ini sebagai prolog yang pendek. Typo (s).
OOC untuk keperluan cerita. School Life.
Genre: Romance - Friendship (Aku kurang mengerti genre. Mohon bimbingannya)
.
.
.
Skinny Love adalah keadaan di mana ada dua orang terlihat seperti berpacaran, tapi kenyataannya tidak
.
.
.
Enjoy
Aku tak menyangka akan begini akhirnya
Aku tak pernah menyangka, bahwa ketika aku melihatmu untuk yang pertama kali, aku akan jatuh begitu dalam
Aku tak akan pernah menyangka bahwa akhirnya kusadari bahwa aku mencintaimu
Tak pernah kukira aku akan merasakan hal seperti ini. Merasakan kenangan-kenangan indah yang tak hentinya kau berikan padaku
Tak pernah juga terpikir olehku bahwa itu...
Bukan apa-apa untukmu
Sakura's POV
Mari kita awali semua ini dengan kata-kata mainstream yang sudah biasa kau dengar. Yep, pagi hari yang cerah, matahari bersinar, burung-burung berkicauan dan bla... bla... bla... sebagainya. Asal kau tahu saja, aku tidak peduli.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA.
Sebuah SMA swasta yang terletak di kota. Tepatnya di pinggir jalan raya Konoha. Kau akan disambut oleh gerbang besar, dan... jika kau perhatikan gapura-Rrr... aku tak tahu namanya apa-di sana tertuliskan kata "KONOHA GAKUEN"
Konoha Gakuen sangat luar biasa luas. Sekolah ini memiliki lapangan basket, lapangan futsal dan lapangan voli yang dirangkap sebagai lapangan bulu tangkis. Dan... jika kau mengarahkan kepalamu ke arah utara-jika kau mau, tentu saja- kau akan menemukan kantin yang sangat luat biasa luas juga, kantin ini merangkap sebagai tempat latihan pingpong.
Ya, cukup penjelasan yang membosankan tentang sekolah ini. Jika kalian sangat ini tahu tentang sekolahku yang kucintai ini, kalian tinggal mengikuti saja cerita ini, ok?
Aku, Haruno Sakura, dengan langkah tegap, maju menuju ruang kelasku yang berada di lantai tiga.
Sialan... hari pertama masuk sudah dapat kelas yang berada di lantai tiga.
Aku, dengan sekuat tenaga menaiki tangga yang luar biasa panjang ini dengan hati yang mantap.
Gila... sekolah macam apa ini? Kenapa harus ada kelas di lantai tiga? Tidakkah kau lihat aku yang lemah ini dengan susah payah menaiki tangga yang- haaaaaaaaaaah. Mengesalkan.
Tap
Tap
Are? Siapa itu?
Siapa orang yang terlihat lebih kesusahan dari aku itu?
Orang itu memiliki rambut kuning yang menyala, tangannya menempel di dinding, seakan menyangga tubuhnya agar tidak terjatuh. Kedua tongkat miliknya ia pegang di tangan yang lain.
Tuh kan.
Apa kubilang?
Ngapain sih sekolah ini membuat kelas di lantai tiga? Lihat! Bahkan ada orang yang lebih kesusahan dariku!
Tap
Tap
Haaaaaaaaaah
Setelah mengatur napas, sekarang aku sudah sampai di ujungnya. Dari sini terlihat temanku yang saat itu menjadi teman satu gugus (Kau tahu... itu... um... saat MOS, aku dibagi gugus) melambai padaku.
Oh iya, kelasku ini tidak berpintu.
Bukan... jangan kau kira sekolahku ini saking jeleknya sampai-sampai pintu pun tidak ada. Bukan begitu... Konoha Gakuen ini memang didesain tanpa pintu, jadi kau bisa melihat dengan leluasa siapa saja yang lewat di depan kelasmu. Yah... memudahkan juga untuk melihat siapa guru yang akan mengajar.
Kusapukan mataku ke penjuru kelas
Ada yang sedang kejar-kejaran, menaiki meja, mengutak-atik proyektor, menghunuskan kemoceng, membaca buku, mengobrol, bernyanyi dan lain sebagainya.
Aku menghela napas...
Haah... Calon-calon kelas bermasalah, eh?
Aku duduk dibangku kedua dari depan bersama Ino. Di hadapan kami ada Hinata dengan Tenten. Kami berempat berasal dari tempat yang berbeda, aku sendiri adalah orang asli dari Konoha, sedangkan Ino berasal dari Amegakure, Tenten dari Sunagakure, dan Hinata dari Kirigakure. Alasan mereka pindah sama yaitu karena orang tua mereka.
Aku memposisikan diriku berhadapan dengan Ino. Tak sengaja aku melihat ke arah belakang, ke arah lelaki beralis tebal yang tak berhenti mengoceh pada teman di sebelahnya. Sepertinya menarik. Aku memutuskan untuk bergabung dengan mereka.
"Aku Haruno Sakura. Kau boleh memanggilku Sakura. Kau sendiri?"
"Aku Rock Lee," jawabnya dengan ancungan jempol yang sungguh sangat antusias. Aku membalas dengan cengiran.
Aku pun menoleh pada seseorang di sebelah Lee, ternyata ia adalah orang yang kesulitan menaiki tangga.
Orang yang memiliki rambut kuning cerah.
"Kau..."
Ia menatapku.
"Kenapa kau masih membawa tongkat jika sudah bisa berjalan tanpa itu?" tanyaku.
Ia terlihat terkejut.
Sepertinya gara-gara aku yang entah mengapa langsung memberikan pertanyaan asal macam itu.
Aku pun jadi salah tingkah. Takut disangka ingin mencampuri urusan orang. Tapi untunglah temannya yang beralis tebal menjawab, "Naruto tidak boleh berjalan tanpa tongkat terlalu lama, Sakura. Makanya ia masih membawa tongkatnya," jelas Lee.
"Memang kakimu kenapa, Naruto? Um... boleh kupanggil Naruto, kan?"
Ia mengangguk.
"Kakiku patah gara-gara aku terjatuh dari motor."
Aku meringis.
Ini adalah awal dari segalanya
Awal dari segala yang kurasakan
A/N:
Aku tau ini super duper membosankan. Tapi aku akan tetap meng-update chapter selanjutnya XD
Terima kasih kepada pembaca yang sudah membaca sampai sini XD
Let me know what you're thinking about this :D
Review?
