Setelah melangsungkan resepsi pernikahan 3 tahun yang lalu, pasangan YunJae melakukan wisata mereka ke Paris. Sekarang mereka baru saja tiba di Paris.

"Yun, bantu aku bawa bajuku," ucap Jaejoong sambil mengangkat tas ranselnya dan dua koper besar.

"Ck! Kamu ini mau pindahan apa?" ucap Yunho sambil mengambil salah satu koper Jaejoong, sedangkan dia sudah memanggul tas ransel yang berisi semua baju miliknya.

"Nanti kalau hujan bagaimana? Kalau badan berkeringat kan kita juga harus ganti baju," bibir Jaejoong dimanyunkan karena suaminya menatap marah padanya.

"Aish kamu ini merepotkan sekali," dengus Yunho sambil pergi meninggalkan Jaejoong. Jaejoong hanya terdiam setelah mendengarkan ucapan suaminya. Sebegitu merepotkannya kah dia?

Yunho yang merasa Jaejoong tidak di belakangnya, menoleh, dan melihat Jaejoong yang sedang meremas ujung bawah bajunya. Sangat menggemaskan.

"Ayo cepat, nanti kita tidak kebagian taxi," ucap Yunho sambil menggandeng tangan Jaejoong.

Jaejoong hanya diam saja saat Yunho menarik tangannya. Jaejoong yang dingin mulai mencair saat berhadapan dengan Yunho. Buktinya, saat ini dia menunduk, menggigit bibir bawahnya menahan isakan yang hampir keluar.

Saat di taxi, Jaejoong hanya terdiam dan menatap ke arah luar. Yunho melihat-lihat kota Paris sambil merefresh memorinya saat dia pergi ke Paris dengan keluarganya.

Tak terasa mereka sudah sampai di hotel tempat mereka akan menginap.

Jaejoong tanpa sepata katapun meminta Yunho untuk membawakan barangnya. Dia membawa semua barangnya sendiri.

Yunho yang sadar kalau suasana hati Jaejoong sedang tidak bagus memilih untuk diam dan mengambil barang miliknya lalu ikut menarik satu koper Jaejoong yang dia bawa tadi.

Jaejoong hanya diam saat Yunho mengambil kopernya dari tangannya. Mereka berdua diam sampai mereka tiba di kamar tidur dengan ranjang King Size yang akan mereka tempati selama 4 malam di Paris.

Jaejoong merebahkan dirinya di ranjang setelah membereskan bajunya yang banyak, sedangkan Yunho sendiri sedang berdiri di balkon kamar sambil menikmati pemandangan kota Paris.

Jaejoong larut dalam pikirannya. Apa dia terlalu merepotkan Yunho? Apa dia selalu saja menjadi beban untuk Yunho? Apa dia pantas menjadi istri Yunho? Entah, banyak yang ada di dalam pikirannya sampai dia merasa mengantuk dan tertidur.

Yunho yang sudah selesai melihat-lihat kota Paris kemudian memutuskan untuk mandi. Saat berjalan masuk ke kamarnya, dia menemukan istrinya tertidur pulas di ranjang mereka. Pasti istrinya kecapean karena Jaejoonglah yang membantunya mengepak barang dan mengurus semua keperluan untuk wisata karena dirinya sibuk mengurusi perusahaannya.

"Jumuseyo," bisik Yunho si telinga Jaejoong yang membuat si empunya menggeliat. Yunho mengembangkan senyum evilnya saat melihat istrinya menggeliat. Terlihat menggemaskan. Dia selalu terpesona dengan Jaejoong. Dia merasa bersalah saat dia mengatakan kalau Jaejoong merepotkan hanya karena Jaejoong membawa banyak koper.

"Mianhae," ucapnya sambil mencium bibir istrinya pelan. Dia takut Jaejoong terbangun. Jaejoong sendiri kurang tidur karena selalu menungguinya di kantor sampai dia menyelesaikan pekerjaannya.

"You're my everything Boo," ucapnya sambil berbisik di telinga Jaejoong yang membuat Jaejoong kembali menggeliat dan sukses terbangun.

"Ungh..," lenguhnya saat merasa tidurnya terganggu. Dalam keadaan mengantuk, dia langsung memeluk Yunho dan mendekap Yunho dalam pelukannya.

Yunho tersenyum saat Jaejoong melakukan itu. Akhirnya diapun memutuskan untuk tidur di dalam pelukan istrinya sampai malam menjemput.

.

Keesokan paginya, suara deru air dari arah kamar mandi membuat namja bermata musang bangun. Dia mendapati namja cantik yang berstatus sebagai istrinya tidak ada di sampingnya.

Tak lama keluar Jaejoong hanya dengan mengenakan handuk setengah badan, dari pinggang ke lutut saja.

Yunho yang masih setengah mengantuk langsung terbelalak melihat tubuh mulus Jaejoong.

Yunho hanya dapat menelan ludahnya ketika melihat tubuh mulus nan putih milik istrinya.

Jaejoong yang merasa ditatap intens oleh Yunho refleks menutup dadanya.

"Kenapa kamu melihatku sampai seperti itu?" tanya Jaejoong sambil berjalan ke arah Yunho, "ada yang salah?"

"Ti-tidak ada. Tubuhmu putih sekali Boo," jawab Yunho sambil memperhatikan tubuh Jaejoong dari atas sampai bawah.

Yunho mulai tergoda dengan tubuh Jaejoong. Mereka sudah 3 tahun menikahtapi tetap saja tubuh istrinya sangat menawan dan selalu membuat Yunho menginginkan tubuh Jaejoong.

Jaejoong hanya terdiam lalu kembali mengambil pakaiannya yang ada di lemari untuk dipakainya hari ini.

"Cepat mandi Yun, katanya kamu akan mengajakku ke butik-butik ternama," ujar Jaejoong membuat Yunho tersadar dari alam pikirannya.

"Ah, iya Boo. Tunggu aku ya. Aku mandi dulu," jawab Yunho yang langsung menyambar handuk dan ke kamar mandi dengan cepat.

"Ada apa dengannya?" gumam Jaejoong sambil memilih sepatu untuk dipakai.

"Aish Jung Yunho, tahan, tahan. Ini masih pagi," gumam Yunho saat sudah sampai ke kamar mandi. Dia takut Jaejoong mendengar ucapannya.

Tak lama, dia memulai aktifitas mandinya.

.

Di sinilah pasangan muda kita, sedang berjalan di trotoar depan butik yang ada di Paris.

Kaki-kaki mereka melangkah perlahan, menikmati deretan etalase yang berjejer memanjakan mata di sana. Terkadang langkah mereka terhenti saat melihat sesuatu yang menarik di etalase toko tersebut.

"Yun, kita masuk ke toko itu ya," ujar Jaejoong sambil menarik tangan Yunho. Yunho hanya mengikuti langkah Jaejoong memasuki toko jam tangan.

Jaejoong langsung melihat-lihat deretan jam tangan. Matanya tertuju pada jam tangan keluaran terbaru yang dilengkapi 3 daerah waktu.

Jaejoong langsung memberitahu pelayan toko untuk membungkus jam tangan tersebut dan mengeluarkan credit card, tapi Yunho mencegahnya.

"Aku yang bayar," ucap Yunho sambil mengeluarkan dompetnya.

"Tidak mau. Aku saja," ucap Jaejoong.

"Aku saja. Aku yang mengajakmu berjalan-jalan, aku saja yang beli Boo," ujar Yunho.

"Tidak mau. Aku mau membeli dengan memakai uangku sendiri," ucap Jaejoong sambil menyerahkan credit cardnya kepada pelayan toko.

Yunho langsung mengernyitkan dahinya,tanda dia tidak senang saat Jaejoong menolaknya.

"Ada apa? Kenapa kamu begitu sombong Boo? Kenapa aku tidak diperbolehkan membayar jam tangan itu? Aku suamimu, aku seharusnya memberikan apa yang kamu ingin beli Boo," ujar Yunho tapi Jaejoong tetap tidak bergeming.

"Jawab aku Jung Jae-," ucapan Yunho terpotong saat dia mengetahui sebuah benda melingkar di tangan kanannya.

"Ini untukmu. Aku membelinya untukmu. Aku tau kamu punya banyak klien dari luar negeri dan perlu tau waktu agar kamu bisa menghubungi mereka di saat yang tepat. Jam tangan ini akan membantu pekerjaanmu Yun," ujar Jaejoong sambil tersenyum.

Yunho terpaku. Dia tidak menyangka istrinya begitu memperhatikannya dan begitu menyayanginya.

"Terima kasih Boo," ucap Yunho sambil mengecup dahi Jaejoong. Jaejoong membalasnya dengan mencium bibir Yunho sekilas dan terkekeh pelan. Para pelayan toko yang tidak mengerti bahasa YunJae tapi mengerti gerakan tubuh mereka itu tertegun melihat kemesraan mereka. Keduanya begitu mesra dan membuat iri.

Saat mereka berpindah toko, mereka melihat seorang anak kecil sedang berjalan ke arah kedua orang tuanya. Tangan kanannya memegang balon berwarna merah sedangkan tangan kirinya memegang eskrim cone vanilla yang sudah sedikit mencair. Dia memakai baju dress berwarna soft blue dengan polkadot putih. Jangan lupakan rambutnya yang dikuncir dua dan masing-masing terdapat pita berwarna soft pink yang menghiasi kepala anak kecil itu. Pipinya yang agak kemerahan karena kepanasan membuatnya menjadi terlihat lebih menggemaskan.

Anak kecil itu melintasi YunJae dan membuat YunJae menatap lama anak kecil itu.

'Kapan aku akan memiliki anak semanis itu?' batin mereka bersamaan.

Tak dipungiki kalau mereka berdua menginginkan anak dalam kehidupan mereka.

Setelah melihat anak kecil itu, mereka berjalan kembali melintasi pertokoan.

Yunho kepikiran suatu ide untuk mengajak Jaejoong pergi melihat pouch. Sepertinya namja ini akan membelikan Jaejoong pouch.

Benar saja, dia membelikan Jaejoong pouch berwarna biru tua dengan ukuran sedang. Tentu Jaejoong sangat senang saat menerimanya.

Pasangan ini tidak ingat kalau kemarin mereka bertengkar.

Setelah mereka selesai berbelanja, mereka berjalan kembali ke hotel. Saat di tengah jalan, tiba-tiba hujan mengguyur mereka sampai mereka basah kuyup.

Mereka langsung berlari ke arah hotel dan menuju ke kamar mereka.

"Ah pakaianku jadi basah semua. Padahal rencananya aku ingin memakai celana ini untuk dua hari," ucap Yunho.

Jaejoong tidak merespon ucapan Yunho dan kemudian berjalan menuju ke arah lemarinya dan mengeluarkan satu stel celana selutut dan kaus rajut yang besarnya melebihi badannya.

"Pakai ini," ucap Jaejoong sambil memberikan pakaian itu kepada Yunho.

Yunho hanya terdiam.

"Kenapa? Cepat mandi dan pakai pakaian itu," ucap Jaejoong sambil mengambil handuk dan mengeringkan kepalanya yang terkena air hujan.

Yunho masih terdiam. 'Jadi ini isi kopernya? Apa kopernya berisi semua baju dia atau ada juga bajuku di dalamnya?' batin Yunho.

"Ada beberapa setel bajumu di dalam koperku. Jaga-jaga kalau kita kehujanan atau kita main air. Cepat mandi, sehabis itu aku akan mandi," ucap Jaejoong seolah mengerti apa yang ada di pikiran Yunho.

Yunho hanya mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Barang bawaan Jaejoong memang banyak, tapi bukan hanya berisi barang-barang milik Jaejoong saja, tapi juga ada miliknya di sana.

Dia menyesal karena dia mengatakan kalau Jaejoong hanya membuatnya repot. Ternyata dirinyalah yang telah membuat Jaejoong kerepotan.

.

Setelah Jaejoong mandi, Jaejoong langsung bergabung dengan Yunho di tempat tidur. Jaejoong langsung menyerukan kepalanya pada leher Yunho dan membuat Yunho terkekeh.

"Ada apa hmm?" tanya Yunho sambil membelai rambut Jaejoong.

"Tidak ada apa-apa," jawab Jaejoong pelan. Dia sedang manja saat ini.

Yunho kembali terkekeh dan kemudian berganti posisi dengan dia menindih Jaejoong.

"Boo," bisik Yunho seduktif di telinga Jaejoong, membuat si empunya menggeliat karena kegelian.

"Hmmm?" jawab Jaejoong dengan gumaman.

"I need you tonight. But I want to do it without using condom," bisik Yunho sambil menjilat daun telinga Jaejoong.

Merangsang hmm?

Selama 3 tahun ini Yunho melakukan hubungan dengan Jaejoong dengan menggunakan pengaman karena dia menjaga janjinya untuk tidak menghamili Jaejoong sebelum lulus kuliah.

Jaejoong hanya mengangguk sambil sedikit mendesah. Kenapa? Sudah kewajibannya sebagai seorang istri untuk melayani suami.

"Tapi kalau nanti kamu hamil, bagaimana Boo? Kita belum lulus," tanya Yunho sambil membelai rambut Jaejoong dengan sayang.

"Tidak apa-apa, aku siap Yun. Kelulusan tinggal 3 bulan lagi kan?," jawab Jaejoong sambil tersenyum.

'"Aku tidak mau melanggar janji kita," ucap Yunho sambil mengecup kening Jaejoong.

"Kamu tidak melanggar, tapi kita yang melanggar," jawab Jaejoong sambil mencium bibir Yunho.

"Apa benar kamu ingin melakukannya Boo?" tanya Yunho sambil kembali membelai rambut Jaejoong.

"Iya, aku juga ingin mempunyai baby, Yun," jawab Jaejoong sambil menatap Yunho lembut, " kamu lihat anak kecil tadi saat kita melintasi jalan di depan toko jam tangan? Anak itu manis sekali. Aku ingin mempunyai anak seperti itu nanti."

Yunho mempoutkan bibirnya.

"Kalau ada baby, nanti kamu sibuk dengan baby."

"Tidak akan Yun. Aku tau porsiku sebagai seorang umma dan istri."

"Tapi apa kata orang tuamu nanti?"

"Mereka akan menerimanya. Akan kita hadapi bersama."

Yunho terdiam. Dia tidak mau melanggar janjinya tapi apa salah dia melakukan hubungan dengan istrinya?

Jaejoong yang melihat Yunho terdiam, langsung merangkul Yunho dan membawa Yunho ke pelukannya.

"Kita hadapi bersama Yun. Kamu tidak melanggar janjimu. Aku memang yang mengikatmu dengan perjanjian itu, tapi tidak apa. Aku adalah istrimu. Kita sudah terikat pernikahan. Memang kita terikat untuk menunda anak, tapi aku ingin memiliki itu sekarang. Apa kamu juga mau memiliki anak?"

"Aku mau, aku sangat mau. Aku ingin menimang anak dari kita, Boo. Tapi aku teringat janjiku," ucap Yunho sambil menundukan wajahnya.

"Gwaenchana. Kamu tidak melanggar janjimu. Aku mengatakannya kalau aku tidak mau memiliki anak kan? Sekarang aku ingin memiliki anak, apa kamu melanggar janjimu? Tentu tidak," jelas Jaejoong sambil menangkupkan wajah Yunho dengan kedua tangannya.

"Benar. Aku sungguh beruntung memiliki istri sepertimu," ucap Yunho sambil menciumi leher putih Jaejoong, membuat Jaejoong mendesah sambil mengelus rambut Yunho.

Tak lama Yunho kembali menindih Jaejoong, memulai aktifitas mereka sampai malam menjemput, dan mereka terlelap dalam tidur mereka.

.

Saat pagi menjemput, kedua insan yang sudah menyatukan tubuh mereka itu masih terbaring dengan tubuh yang tertutup rapat selimut.

Salah satu dari mereka bergemul dengan selimut. Badannya sedikit gemetar.

Merasa ada yang bergetar, Yunho terbangun dan mendapati Jaejoong sudah mengeluarkan keringat dingin dari dahinya. Istrinya memang memiliki ketahanan tubuh yang lemah. Terlebih saat kemarin mereka kehujanan dan mereka melakukan 3 ronde semalam.

Yunho langsung memeluk Jaejoong, menghangatkan tubuh Jaejoong ke dalam dekapannya. Dia mengelap keringat dingin yang keluar dari tubuh Jaejoong dan menyapu bibir pucat Jaejoong yang terasa sedikit dingin dengan bibir hatinya.

Dia terus mendekap Jaejoong dan mengusap punggung istrinya sampai istrinya berhenti bergetar karena kedinginan.

Setelah Jaejoong berhenti bergetar, Yunho mengambil baskom yang ada di hotel tersebut dan mencelupkan handuk kecil yang dia dapat dari lemari Jaejoong ke dalam air hangat.

Dia basuh semua tubuh Jaejoong. Dia mengganti handuk itu dengan handuk yang baru sebagai kompres kepala Jaejoong.

Jaejoong menggeliat saat Yunho menempelkan kompres pada kepalanya. Mata sayunya terbuka sedikit.

"Yun...," ucapnya sedikit gemetar. Sepertinya dia masih kedinginan. Yunho hanya bergumam menjawab panggilan istrinya dan membelai rambut yang menutupi poni Jaejoong. Dia merasakan panas yang cukup tinggi dari tubuh istrinya itu.

"Yun...," ucap Jaejoong lagi sambil mengelus pipi Yunho. Yunho bisa merasakan gerakan lemah dari istrinya dan tangan istrinya yang dingin.

"Apa istriku?" jawab Yunho sambil mencium tangan Jaejoong.

"Apa... apa kamu menyesal menikah denganku? Apa aku hanya merepotkanmu? Apa aku hanya jadi bebanmu?" tanya Jaejoong dengan lirih dan lemah.

"Tidak. Aku tidak pernah menyesal, Boo. Aku malah beruntung memilikimu. Aku beruntung memiliki istri yang sangat perhatian sepertimu," ucap Yunho sambil mengecup lembut pipi Jaejoong.

"Benarkah?"

Yunho menjawabnya dengan anggukan.

"Syukurlah," ucap Jaejoong lemah.

"Istirahatlah. Maaf aku kemarin memaksamu melakukan 3 ronde sampai kamu sakit," ucap Yunho.

"Aku memang lemah Yun.. maafkan aku," ucap Jaejoong sambil menutup matanya. Pusing kembali menyerangnya.

"Tidak. Kamu kuat. Kamu sangat kuat," ucap Yunho sambil menggenggam tangan Jaejoong.

Jaejoong senang menerima perlakuan suami yang selalu menemaninya dalam keadaan apapun selama 3 tahun ini.

Dia kembali memenjamkan matanya, merasakan sentuhan lembut dari tangan suaminya. Kepalanya masih terasa pusing sehingga dia tidak kuat bangun.

Yunho kembali berbaring di samping istrinya dan memberikan kehangatan untuk istrinya.

Dia berusaha menjadi suami yang baik untuk istrinya.

.

.

TBC or delete?

.

.

Hai semua hehehe ^^

Karena banyak permintaan untuk membuat sequel dari Happiness or Tears, jadi saya membuatnya.

Semoga kalian menyukai sequel ini.

Maaf kalau alur ceritanya cepat, sebenarnya saya juga lack of ide.

Kalau reader mau request endingnya juga boleh, akan saya usahakan cerita kali ini seperti yang reader mau hehehe ^^

.

Mind to review? ^^