Black Survival (c) Archbears.

Opening (c) INDONESIAN KARA.

I gain no material profits by making this fic.


JP mati, dengan delapan belas anak panah menancap di tubuhnya yang telah berdarah-darah sejak pembatasan area kedua; menyerang lawan, dilawan balik, dan diserang secara dadakan oleh hewan-hewan liar di Pulau Lumia ini. Jenazahnya ditandu oleh seorang profesor gadis dengan susah payah, melewati terjalan medan, hingga sampai di lorong bawah tanah peradaban megamilenium.

"Doktor Nadja, regenerasikan ia," pinta si profesor. Lalu menyambung, "Aku harus membersihkan seragamku dan menerapi diriku sendiri." Jenazah JP dalam kantung mayat diangkat, dari tandu ke atas ranjang pasien. Nadja mengerti. Ia mendorong ranjang pasien menuju ke sebuah ruangan gelap. Hanya ada pendar biru lampu neon yang menerangi jalannya ...

Drak!

"Wang Wen, Chinese, biasa dipanggil 'JP'. Tewas karena tertusuk anak panah dari Busur Api sebanyak delapan belas kali, dengan 463 damages diterima sepanjang survivalokasi. Gagal meretas, dan diserang empat lawan lainnya." Langkah Nadja terhenti, derit ranjang pasien yang didorongnya tidak terdengar lagi. Namun, Nadja membisu sejenak, demi mencerna kalimat yang barusan ia dengar.

Nadja menghela napas. "Kamu mengamati semuanya? Bahkan lebih tahu dari Profesor Michelle Mancham yang mendampingi?" Dia menoleh, menatap sosok yang bersandar dalam lorong gelap, sejarak dua meter dari tempat Nadja berdiri.

Dia menjawab singkat, "Of course." Lalu jeda.

Lantas beranjak mendekati Nadja. Pantofel paskibraka yang sosok itu kenakan. Jas laboratorium legam, dengan seragam putih berkancing; seragam profesi. "Doktor K1 sedang pergi. Menghadiri acara 'Perundingan Lima Hari' di jantung Puspen II," jelasnya, seraya membuka kantung jenazah dengan menggeser resleting. JP, nyaris tak dikenali wajahnya. Sayatan di mana-mana. Nadja hampir muntah, ini baru pertama kalinya dia menangani korban yang separah ini.

"ARS48. Observation object needed to be regenerated."

Ucapan audiosonik, pintu kaca Ruang Regenerasi terbuka. Sensor suara aktif seketika. "Ayo. Hanya tiga ratus detik, dan semua selesai."

Samar, dalam satu lirikan singkat, Nadja menetra tanda nama di seragam sosok bernyawa di sana selain dirinya. Nama yang merujuk pada suatu negara megah di wilayah Asia.

Kartika Pancasila Dharma.

Entah asli, atau tidak. Nadja segera mengalihkan perhatian ...


"ARS ... apa?"

"ARS48, Nadja. Anti-retroviral serum."


.

.

Everyone, greetings, my name is INDONESIAN KARA; the one who requested about this fandom! :D

—Indonesia; 1st December 2018.