Summary: Jatuh cinta sama cowok? Biasa, sih tapi.. Aku'kan cowok! Gak mau di bawah... jadi uke itu sakit, tau! Mending gantian kan? Jadi kita sama-sama sakit.

.

.

.

Tittle: I'm The Seme

.

.

Disclaimer: MASASHI KISHIMOTO-Sensei

Story: Cnaru-chan Namiuzukage

Warning: Newbie, Humor garing, OOC, Bahasa sesuka author

Gaje, Typo, Boys Love, DLL.

RATED: T

.

Enjoy the story minna...

.

.

.

Chapter 1: Broter is back!

.

.

.

.

Tap. Tap. Tap. Tap

Langkah kaki yang menggema, terdengar memenuhi lorong salah satu lantai dalam sebuah bangunan. Suara deru nafas teratur membuktikan bahwa seseorang itu melangkah dengan santainya, menuju ke sebuah ruangan—yang terletak beberapa meter di depannya.

Terpampang sepasang pintu kayu mahoni coklat berkualitas tinggi dengan ukiran sederhana menjulang membatasi ruangan yang dituju pemuda itu. Tak berapa lama kemudian terdengar suara ketukan tangan dari seseorang tersebut. Beberapa menit terlewat tanpa adanya jawaban. Membuat pemuda itu mendengus. Ia berjalan melangkah menuju meja sekertaris di sebelah kanan pemuda itu berdiri tadi.

Melihat bahwa seorang pemuda datang ke arahnya—pemuda yang menjadi atasannya. Gadis itu membungkukkan tubuhnya.

"Ada yang bisa saya bantu Sasuke-sama?" Sapa gadis itu.

Pemuda itu adalah Sasuke Uchiha, pemilik Amaterasu Corporation—perusahaan yang didirikannya sejak 2 tahun yang lalu.

"Hn. Mana Tou-san?"

"Oh, Fugaku-sama sedang keluar untuk makan siang Sasuke-sama. Beliau baru pergi sekitar 10 menit yang lalu. Mungkin beliau akan kembali sekitar 20 menit lagi. Anda mau menunggu atau menitipkan pesan?" Dengan sopannya, Konan—nama gadis itu—bertanya untuk yang kesekian kalinya.

"Huh! Kalau begitu katakan saja, jika perwakilan dari Amaterasu Corp. datang untuk mengajukan proposal kerjasama" Tanpa menunggu jawaban dari sekertaris ayahnya itu. Sasuke pergi melangkah, menjauhi ruangan ayahnya.

"Hhhh!" Sekali lagi bungsu Uchiha itu mendengus, sebenarnya mengajukan proposal kerjasama itu hanyalah alasannya saja. Memutuskan bahwa orang yang dicarinya tidak ada, Ia mengganti arah tujuannya pegi ke bangunan ini. Bangunan Uchiha Corp. yang didirikan oleh mendiang kakek buyutnya Madara Uchiha.

Perusahaan yang berdiri sejak Sasuke belum dilahirkan itu, sebenarnya sudah Fugaku rencanakan untuk diwariskan kepada kedua putranya Itachi Uchiha dan Sasuke Uchiha. Namun rencana itu pupus saat dirinya mengetahui bahwa Sasuke, putra bungsunya memutuskan untuk mendirikan perusahaan baru miliknya sendiri.

.

.

.

BRAAKKK!

Suara pintu yang dibuka tanpa adanya kesopanan sedikitpun, terdengar memenuhi ruangan yang cukup luas dengan sebah meja besar yang terletak di tengahnya. Kaca tembus pandang menjadi latar belakang meja itu, membuat sinar matahari memenuhi ruangan tersebut.

"Kau sudah tau kan, Ani-" Ucapan Sasuke tertahan saat dilihatnya Itachi Uchiha. Kakaknya. Sedang melakukan sesuatu yang seharusnya, tidak boleh dilihat oleh orang lain selain dirinya sendiri—bahkan termasuk Sasuke.

"Khe-khe-khe-khe..." Suara kekehan seorang pemuda yang sedang berjongkok di salah satu pojok ruangan. Dengan posisi menghadap ke sudut tembok tersebut, sambil memegang sesuatu di tangannya.

"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN, ITACHI!" Raungan keras Sasuke sontak menyadarkan pria—yang sudah tak bisa dikatakan pemuda itu.

SEETTT...

Secepat kilat Itachi berdiri, merapikan kemejanya dan berdeham.

"Ada apa Otouto?" Tanya Itachi dengan mengerahkan seluruh aura wibawanya. Berharap adik tercintanya tidak mengingat kejadian beberapa detik yang lalu.

"Apa yang tadi kau-, sudahlah! Bukan itu tujuanku kemari!" Seakan tersadar akan tujuannya kemari, Sasuke memutuskan untuk segera mengutarakan pertanyaan yang sudah mengganggu pikirannya selama beberapa hari ini.

"Kau sudah tau kan Aniki? Tou-san akan menjodohkan aku dengan salah satu putri keluarga Yamanaka?"

"Hn."

"Lalu kenapa kau diam saja!?"

"Jadi apa yang harus aku lakukan Otouto-chan? Menurutku ini bukan suatu keputusan yang merugikan bukan?"

"Ck, tidak merugikan KERIPUTMU!"

Twitch,.

"Untuk apa Tou-san menjodohkanku? Putra sulungnya saja perjaka tua—"

Twitch. Twitch.

"Berumur 34 tahun—"

Twitch. Twitch. Twitch.

"Sudah berkeriput—"

JLLEBB!

Dengan segala harga dirinya yang tersisa. Itachi mengangkat tangannya, menandakan Sasuke untuk berhenti bicara. Matanya yang berkedut menunjukkan betapa terinjak-injaknya harga diri seorang Itachi.

"Cukup. Otouto." Ujar Itachi dingin.

"..."

"..."

"Hn."

"Haahhhh..." Menghela nafas. Itachi sudah menduga hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Adiknya pasti akan uring-uringan begitu tahu dirinya akan dijodohkan. Sebenarnya ini juga salahnya, karena sampai saat ini belum menikah juga.

'Perjaka tua...' Benar-benar menusuk hati, jiwa dan raganya. Ia tahu kenapa Otou-sannya menjodohkan Sasuke dengan salah satu putri dari rekan bisnisnya itu.. alasannya? Simpel, Tou-sannya hanya ingin menimang cucu.

"Jadi apa maumu?" Tanya Itachi.

Sasuke terdiam. Entah apa yang membuatnya menolak perjodohan ini. Ia sendiri juga tidak tahu. Memang dia akui selama 28 tahun hidupnya ini, tak terhitung banyaknya wanita yang telah dia campakkan. Membuat dirinya sedikit merasa bersalah.

"Aku..." Terdiam. Lagi. Kali ini Sasuke mendengar suara helaan nafas yang dia yakin, bukan berasal darinya.

"Dengar otouto... Jika tidak ada alasan 'tertentu' –" Ujar Itachi sambil menggerakkan jari telunjuk dan tengahnya, membentuk kode sesuatu.

"Maka, kau tidak ada hak untuk membatalkannya bukan?" Seringai kemenangan terbentuk di sudut bibir Itachi.

"Hn.." Dengan itu Sasuke memutuskan untuk pergi dari ruangan kerja Itachi.

Berjalan menuju mejanya. Itachi baru sadar jika tadi Ia dan Sasuke, berbicara sambil berdiri. Menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, tangan putihnya bergerak menuju ponsel yang sejak tadi tergeletak tak dihiraukan dari tadi. Mengetikkan sesuatu, Itachi lalu mengirim pesan itu pada seseorang.

'Huh, Dasar.. TUA BANGKA SIALAN! Tidak mau repot sendiri., pasti dia berpura-pura sedang keluar." Batin Itachi sewot.

.

.

.

—Cnaru-chan Namiuzukage—

.

.

BIP. BIP. BIP.

Suara yang menandakan ada sebuah pesan, membuat seorang pria paruh baya menghentikan pekerjaannya sejenak. Beralih tugas, mengambil ponselnya untuk membaca pesan dari seseorang yang sudah ditunggunya dari tadi.

'Sudah beres' Begitu isi pesan tersebut. Secepatnya tangan itu membalas pesan singkat kepada si pengirim yang tak lain dan tak bukan adalah putra sulungnya Itachi Uchiha.

"One down. Two left." Gumamnya pelan.

.

.

.

—Cnaru-chan Namiuzukage—

.

.

.

"TAICHO!" Seruan seorang pria terdengar sampai ke telinga seorang pemuda berambut merah keorenan dengan iris mata vertikal berwarna kuning di mata ruby-nya. Derap langkah yang terdengar gaduh itu, semakin membuat Kurama yakin bahwa bawahannya membawa sebuah berita penting untuk dirinya.

SRREEETT...

.

Suara pintu yang digeser terdengar memekakkan telinga.

"TAICHO!" Seru pemuda itu lagi, kali ini seruan pria itu di sertai dengan ber-ojigi pada pemuda di hadapannya.

Di ruangan yang bisa dibilang tidak terlalu sempit , namun juga tidak begitu luas itu, terlihat Kyuubi—panggilan untuk Kurama—sedang duduk bersila di atas tatami yang memang tedapat pada ruangan bergaya tradisional tersebut. Ekor matanya melirik pada Chojuro, salah satu kaki tangan kepercayaannya.

"E-Eto. . Kyuubi-TAICHO, Kushina-sama menelefon anda untuk segera menjemput Naruto-sama, TAICHO!"

"Kapan?" Tanya Kyuubi datar.

"Anu,... Kushina-sama bilang, 5 menit lagi Naruto-sama akan sampai di bandara TAICHO.."

"APPPAAA!" Refleks, Kyuubi berdiri dalam sekejap mata. Mata merah ruby-nya menyorotkan keterkejutan sekaligus kemarahan dan kebahagiaan. Sulit bagi Chojuro untuk menentukan mana yang mendominasi.

"Siall!" Desisnya, menyeramkan.

"Chojuro, siapkan mobil secepatnya. Aku akan menjemput Naruto"

"Ha'i, TAICHO" Bersamaan dengan jawabannya Chojuro ber-ojigi kembali dan melesat pergi untuk menyiapkan peritah TAICHOnya itu.

Kyuubi hanya mendengus kesal. Ia meraih ponselnya yang teronggok tak berdaya di atas tatami tak jauh dari tempatnya bersila tadi. Mengaktifkan ponselnya, dan segera menekan nomor telepon seseorang yang sudah dihafalnya di luar kepala. Tak berapa lama kemudian terdengar suara seorang wanita.

"Moshi-mosh—" Ucapan wanita itu terpotong.

"KUSHINAA! SIALAN KAU, KENAPA BARU SEKARANG KAU MEMBERITAHUKU, HAH?!"

"Ne, ne,.. Kau siapa ya~? Maaf salah sambung~" Jawab wanita yang di panggil Kushina dengan nada sing a song.

"Hei! Tunggu, BRENG—"

Tut. Tut. Tut.

Suara telepon yang tertutup itu hanya membuatnya semakin berang saja.

"KUSHINA SIALAN!" Raung Kyuubi

"T-T-Taic-c-c-cho mobil anda sudah siap" Ujar Chojuro pelan, sedikit takut dengan amarah Kyuubi.

"Hm. Baiklah"

Melangkah keluar dari ruangan itu, Kyuubi hanya bisa pasrah mengetahui Ia akan terlambat menjemput Naruto.

.

.

.

—Cnaru-chan Namiuzukage—

.

.

.

Sementara itu, di sebuah bandara Konoha Internasional, terlihat seorang pemuda berambut kuning pirang, dengan mata biru sejenih lautan baru saja melangkah keluar dari pesawat. Ia melangkah dengan anggun dan berwibawa, mengabaikan tatapan terpesona puluhan kaum hawa di sekitarnya. Menanti adiknya—Kyuubi, untuk menjemputnya. Naruto melihat jam tangan yang terpasang di tangan kirinya dan menyadari bahwa adik manisnya itu pasti akan datang terlambat, karena jika tidak Kyuubi pasti sudah disini dari tadi—Karena Kyuubi tipikal orang yang on time.

"Haah..."

'Pasti ulah Kaa-san' Ia pun memutuskan untuk berjalan menuju deretan kursi panjang, menunggu Kyuubi.

.

.

.

—Cnaru-chan Namiuzukage—

.

.

.

"HUAHAHAHAHAHAHA..." Suara tertawa yang sama sekali tidak terdengar feminim, menggelegar memenuhi ruangan tersebut.

"Huh! Rasakan! Siapa suruh menon-aktifkan ponsel sendiri" Seru Kushina sinting. Tahu bahwa Kyuubi tidak suka di cap sebagai orang yang suka telat. Apalagi Kyuubi takut dengan Naruto. Membuat sisi jahil Kushina timbul ke permukaan.

.

.

—Cnaru-chan Namiuzukage—

Tbc.

Yoshh... akhirnya kelar juga ffn perdana author..

Senangnya hatiku turun panas demamku.. kini aku bermain dengan riang(?)

Yap. Author gak bakal bayak cincong..

Setelah mendaki gunung, lewati lembah, menjaga anak-anak#plaakk,, m-m-mmaksudnya#melirikitakyuu- setelah menulis karya ini dengan sepenuh kentut.. eh, hati..

Ekke mohon ya bo~ Read n reviewnya

.

.

Omake..

.

.

.

Flashback..

Itachi yang sedang meneliti sebuah dokumen diantara tumpukan dokumen-dokumen lainnya, menghentikan kegiatannya itu ketika ponsel kesayangannya berbunyi—menandakan sebuah panggilan masuk.

"Moshi-moshi.." Jawabnya tanpa melihat ID sang penelpon.

"Hn. Ini aku.."

"T-tou-san, ada apa?"

"Katakan sesuatu agar Sasuke menerima perjodohan ini. Sebagai gantinya akan ku berikan video terbaru Kisame-Tobi"

Glup.

Tawaran menggiurkan dari ayahnya membuat Itachi mengangguk tanpa sadar,.

"Kalau begitu akan kukirim sekarang," Menganggap diamnya Itachi sebagi persetujuan, Fugaku menyuruh Konan memberikan DVD limited edition aktor favorit Itachi itu.

Selang 15 menit kemudian, suara ketukan terdengar.

"Masuk." Ujar Itachi , Ia sekuat mungkin menahan nada datar suaranya. Kakinya bergerak gelisah, ketika Konan memasuki ruangan.

"Ada apa?"

"Fugaku-sama meminta saya untuk mengantarkan ini, Itachi-sama" Jelas Konan, sambil meletakkan sebuah kotak hitam tipis tanpa cover—hitam polos—berbentuk persegi yang biasanya diisi oleh DVD di atas meja Itachi.

"hm" Jawab Itachi di sertai dengan anggukkan.

"kalau begitu, saya permisi Itachi-sama"

Setelah memastikan bahwa Konan telah pergi, Itachi langsung menyambet kotak DVD itu dan membukanya. Matanya berbinar bahagia. Tanpa membuang banyak waktu lagi, Itachi segera memindahkan isi dvd itu ke dalam dvd player mini miliknya..

Memutuskan pojokan adalah tempat yang aman. Itachi beranjak dari kursinya. Berjongkok dan menekan tombol 'play. Setelah memakai earphone. Alunan musik mulai terdengar...

Deg. Deg. Deg.

'Kisame apa yang sedang kau lakukan?' (tanya Tobi)

.

.

.

.

'aku mau ke rumah nenek, tapi aku tidak tahu jalannya... kepada siapa kita bertanya~?'

Hening sejenak.

'ayo, jawab kawan tak usah malu... kepada siapa kita bertanya?'

"P-Ppeta..." Ujar Itachi lirih.

'apa? Lebih keras!'

"Peta"

'lebih keras lagi...'

"PETA KISAME! PETA! P-E-T-A!"

'ya kalian benar...'

"Khe-khe-khe-khe..." Tawa Itachi

'Apa kubilang...' batin Itachi bangga..

"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN, ITACHI!" Suara Sasuke membuat Itachi melepas earphonenya dan memasukkan dvd player mini itu ke saku celananya.

SEETTT...

Secepat kilat Itachi berdiri, merapikan kemejanya dan berdeham.

"Ada apa Otouto?" Tanya Itachi dengan mengerahkan seluruh aura wibawanya.

...

END Flashback

See ya next chap^_^