Disclaimer: Frozen © Walt Disney Animation Studio. Tidak ada keuntungan material apapun yang saya dapat dari pembuatan fanfiksi ini.

Warning: Pre-Canon.

Summary: Empat hari berturut-turut Elsa menerima puisi sampai sang pengirim bosan dan memutuskan untuk berhenti.

Tiga Kembaran Olaf oleh reycchi
untuk Mari Berpuisi


.

.

.

Apa kau mau membuat manusia salju?
Mau besar, mau kecil, boleh saja
Mau Olaf, mau Falo, boleh saja
Falo itu kebalikannya Olaf, omong-omong

.

Elsa tertawa kecil membaca tulisan di atas kertas yang diselipkan di bawah pintu kamarnya. Tulisan itu pasti ditulis oleh Anna―siapa lagi yang tahu soal Olaf selain mereka berdua? Lagi pula ibunya bilang, Anna hari ini baru belajar menulis puisi. Tampaknya Anna sangat antusias sampai-sampai langsung mempraktikkan apa yang baru ia pelajari.

Gadis pirang itu tersenyum. Ia bangkit lalu menempelkan puisi pertama buatan adiknya di dekat ranjang. Dibacanya berkali-kali tanpa merasa bosan hingga tahu-tahu, Elsa tertidur.

.

Apa kau mau membuat manusia salju?
Mau bulat, mau kotak, boleh saja
Mau Olaf, mau Lafo, boleh saja
Lafo itu suku kata Olaf dibalik, omong-omong

.

Keesokan harinya, Elsa kembali menerima puisi satu bait dari adiknya itu. Tidak dapat dipungkiri, Elsa tertawa. Dibayangkannya wajah bulat Anna sewaktu menuliskan kata demi kata lucu ini.

Lafo katanya. Darimana gadis kecil itu mendapat ide nama, coba? Lucu sekali adiknya ini.

Lagi, Elsa menempelkan puisi kiriman Anna di dekat ranjangnya; tepatnya di samping puisi yang kemarin Anna kemarin.

.

Apa kau mau membuat manusia salju?
Mau berdasi, mau bersyal, boleh saja
Mau Olaf, mau Alof, boleh saja
Alof itu huruf vokal Olaf dibalik, omong-omong

.

Semakin Elsa terbahak ketika keesokannya ia kembali menerima puisi dari Anna. Apa yang adiknya pikirkan saat menuliskan puisi ini sebenarnya? Mengapa si kecil itu bisa menuliskan kalimat yang sebegini manis dan polos?

Elsa bangkit dari duduknya setelah puas tergelak, lalu menempelkan puisi kiriman Anna di samping kedua puisi yang ia terima selama dua hari ini.

.

Apa kau mau membuat manusia salju?
Mau bertopi, mau botak, boleh saja
Mau Olaf, mau ketiga kembarannya, boleh saja

Aku kehabisan nama untuk kembaran Olaf
Jadi aku tidak akan menulis puisi lagi
Menulis puisi itu susah, ya?

.

Meski tawa adalah respons pertama Elsa setelah membaca puisi itu, sedih dengan cerpat menyergap senyum sang gadis pirang. Berakhir sudah puisi dari adiknya. Elsa tidak akan lagi menerima puisi sejenis ini, karena Anna memutuskan untuk berhenti.

Sambil berusaha menahan tangis, Elsa menempel puisi terakhir Anna bersama dengan tiga puisinya yang lain. Gadis itu tertawa kecil saat membaca ulang puisi yang ada. Adiknya itu memang benar-benar menggemaskan.

Tapi, mengapa hatinya terasa nyeri?

.

.

.

FIN


A/N.

Latarnya diambil sebelum Hari Penobatan Elsa dan sesudah Anna kena sihir di kepalanya. Intinya waktu Elsa shut Anna out, dan Anna berusaha nyari perhatian Elsa pake lagu (kalau di film). Di sana banyak momen kosong kan, jadi ceritanya ada empat hari Anna menulis puisi berturut-turut untuk Elsa xD

Di sini ... menurutku, Anna usianya delapan, Elsa sepuluh, karena Anna masih rada bocah (dilihat dari isi puisinya). Kalau Elsa, yah, menyesuaikan Anna (?)

Ditunggu komentarnya! XD