pairing: NejiHina slight Nejiino

Disclaimer :

this is just a story, sorry if there are similarities and happy reading

..

Kishimoto Masashi sensei

.

.

.

warning : typo and out of character

.

.

.

Hope you like it

.

.

.

.

.

.

Hari itu masih teringat jelas dalam benakku bagaimana seseorang tersebut mengatakan sesuatu yang mampu menjatuhkan harapan juga impianku untuk bersamanya . Dia adalah seseorang yang telah bersama denganku selama ini dan kurasa akan segera hilang .

" Hah..kenapa jadi seperti ini " desah lelah Hinata akan kenyataan yang ia hadapi saat ia baru saja mendengar perkataan seseorang tadi .

" Hinata ? "

lamunan Hinata hilang seketika , ia menoleh kan kepalanya ke arah suara tadi dan melihat neji yang berdiri di depan pintu kamarnya sambil bersedekap memasang ekspresi khawatir .

" Neji-nii ? ada apa kemari " tanya Hinata bingung sambil mencoba untuk tersenyum kepada sang kakak .

" Apa kau ada masalah ? sejak pembicaraan kemarin nii-san lihat kau tidak turun untuk makan malam maupun berbicara dengan nii-san " balas neji menanyakan hal tersebut sambil mendekat ke arah Hinata yang menunduk menyembunyikan parasnya tersebut.

Apa yang harus aku lakukan ? tidaklah mungkin aku bilang jika aku sangat keberatan akan keputusan nii-san dan memilih pergi menjauh dari hidup nii-san.

" tidak.. aku baik-baik saja mungkin nii-san hanya terlalu khawatir kepadaku " kilah Hinata sambil berpaling menuju nakas di samping tempat tidurnya .

" apa kau tidak setuju atas pernikahan ku dengan ino ? " tanya neji sambil terus memperhatikan Hinata .

" untuk apa aku tidak setuju ? aku bukanlah siapa-siapa untuk nii-san jadi semua keputusan ada padamu " balas Hinata sambil tersenyum sendu ke arah neji yang terkejut atas ucapannya.

" Hinata ! kau itu sangat berharga untuk dirik--"

" ne .. neji-nii aku hanya ingin memberi tahu jika aku akan melanjutkan pendidikan ku di Jerman " potong Hinata mencoba mengalihkan pembicaraan dengan sang kakak tersebut.

" kenapa ..? " lirih neji kecewa akan keputusan Hinata tersebut .

'Karena aku mencintaimu dan aku tidak pernah sanggup melihat mu berdiri bersama orang lain walaupun aku sadar kita tidak bisa bersama ' batin Hinata miris akan kebenaran yang ia sembunyikan selama ini jika ia mencintai kakak kandung sendiri .

" karena kita tidak bisa bersama selamanya jadi kurasa inilah saatnya aku pergi " jawab Hinata sambil berjalan meninggalkan neji yang terpaku atas ucapan Hinata .

" hari dimana aku pergi adalah hari yang sama dengan pernikahan nii-san jadi mungkin aku tidak bisa datang

nii-san aku harus pergi aku ada janji dengan sasuke-kun , jaa ne " itu adalah kata terakhir yang mampu neji dengar sebelum Hinata pergi dari hadapannya.

" maaf Hinata "

other side

Hari ini adalah hari terakhir sebelum Hinata pergi untuk melanjutkan pendidikan nya di Jerman , bukannya aku tidak tahu apa alasannya untuk pergi meninggalkan Jepang .

Hinata , gadis kecilku ... saat ini terluka dan aku tidak mampu menjaganya karena ia yang tidak mau membuka hatinya untuk diriku .

" Sasuke-kun ! kau melamun ? " tanya Hinata saat melihat sang sahabat ayamnya duduk dengan pandangan kosong melihat jendela kafe seolah menerawang jauh .

" kau sudah datang ? Hn , duduklah " perintah Sasuke saat melihat Hinata yang berdiri di hadapan dengan wajah lelahnya .

" ne .. sasuke-kun besok aku akan berangkat " kata Hinata sambil memegang tangan Sasuke yang menganggur di atas meja .

" aku tahu ! besok kau harus berangkat bersama ku , mengerti ? " ketus Sasuke mencoba menutupi suaranya yang bergetar karena sedih .

" tentu saja , sasu baka ! karena... mungkin aku tidak akan kembali lagi ke Jepang " lirih Hinata akan keputusan yang ia buat setelah neji pergi dari hidupnya .

" Hinata ! kau mimisan ! " teriak Sasuke panik saat melihat darah yang keluar dari hidung Hinata .

Hinata juga terkejut saat ia memegang hidungnya dan benar terdapat darah di jemari nya .

kumohon jangan sekarang , pikirnya .

" hei ! kau kenapa ? kau sakit " tanya Sasuke saat menyerahkan tissue kepada Hinata yang hanya diam saja .

" entahlah.. bahkan aku tidak yakin -- "

' apakah aku akan hidup atau tidak setelah ini ' sambung Hinata dalam hati .

" sudahlah , aku antar kau pulang " ajak Sasuke yang terlihat cemas melihat wajah pucat Hinata .

" hai "

Skip

hari telah berganti begitu pula dengan keputusanku yang telah ku pilih saat aku melihat neji-nii berdiri di samping ino-nee yang terlihat cantik dengan gaun putihnya tersebut.

" Hinata ! Hyuuga Hinata ! " panggil neji saat melihat Hinata yang perlahan berjalan meninggalkan dirinya yang sedari tadi mengawasi sang adik .

" nii-san ? kenapa kemari ? kau harusnya bersama ino-nee " marah Hinata saat melihat neji yang menyusul dirinya yang akan pergi .

" Kau.. sungguh akan pergi ? meninggalkan ku ? " tanya neji sambil memegang bahu Hinata menuntut jawaban .

' bukan aku yang meninggal mu neji tapi aku yang memaksa ku untuk pergi ' batin Hinata .

" neji-nii aku harus pergi jadi tolong relakan aku " balas Hinata sambil menahan tangisnya.

" apa kau mencintaiku ? jawab Hyuuga Hinata ! " tanya neji membentak Hinata yang menunduk .

" kurasa itu bukanlah urusanmu neji-nii dan kumohon biarkan aku pergi " pecah sudah pertahanan Hinata saat neji menemukan alasan ia memutuskan untuk pergi .

" maaf ... maaf karena aku tidak tahu bagaimana perasaan mu hingga membuatmu tersakiti dengan ini semua " sesal neji saat menemukan kebenaran yang ia yakini.

" aku pergi nii-san " pamit Hinata sebelum berjalan menuju Sasuke yang menunggu nya di mobil.

" maaf karena aku tidak bisa bersamamu , my love " lirih neji saat melihat Hinata yang mulai pergi meninggalkan dirinya .

' Karena kita tidak di takdir kan bersama neji ' sendu Hinata saat melihat neji dari kaca spion mobil Sasuke sebelum hilang .

End

Finally ! Aku coba nulis lagi dan inilah hasil nya ...

note : sebenarnya cerita ini aku mengalaminya sendiri dan bener aku gak bisa kehilangan dirinya , yah walaupun akhirnya hilang juga .

...

...

...

jangan lupa reviews ya !