"Ma, aku ingin pergi ke toko buku." Yoonji tersenyum kepada buah hatinya. Putranya telah tumbuh begitu cepat dan ia sehat sekali. "Baiklah." Mendengar jawaban ibunya, bocah itu tidak bisa menahan rasa senangnya. Uh... ia tidak sabar untuk membeli buku-buku kesukaannya.

Tidak tahan dengan tingkah imut putranya, Yoonji menggendong putranya dan segera mendaratkan ciuman-ciuman gemas di pipi gembil putranya itu.

.

.

.

MOMENT

Only Fanfiction

.

.

.

"Selamat datang, Yoonji noona." Sapa salah satu pegawai di toko buku langganannya. Yoonji melayangkan senyumannya kepada pemuda yang sudah ia anggap seperti adiknya itu.

"Ajusshi kenapa hanya eomma saja yang disapa? Aku tidak?" Taehyung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru toko. Berusaha menemukan sosok yang memanggilnya ajusshi. "Di bawah sini, Tae." Yoonji menggendong bocah itu supaya terlihat oleh Taehyung.

"Maafkan aku, Yoogeun-ah. Aku tidak melihatmu." Ucap Taehyung dengan tulus. Ia mengusak surai hitam bocah itu dengan gemas. "Nde Taehyung-ah. Bisakah kau tunjukkan buku baru pada kami." Mendengar perkataan Yoonji, Taehyung langsung menggiring keduanya menuju rak yang berisikan buku baru.

"Ma, lihat ada buku astronomi." Yoogeun melonjak-lonjak senang. "Kau mau buku itu?" Yoogeun mengangguk dengan cepat. "Baiklah. Kita ambil buku itu untukmu." Yoonji mengambil buku itu dan disambut dengan antusias oleh putranya.

"Aku akan menunjukkan ini kepada Appa." Senyum Yoogeun mengembang membayangkan wajah ayahnya yang iri karena sebuah buku astronomi. Yoonji tersenyum dan memberikan sejumlah uang kepada Yoogeun untuk dibayarkan ke meja kasir. Ia selalu membiasakan anaknya untuk bersikap mandiri.

"Taehyung-ah, bisakah kamu temani Yoogeun sebentar. Aku akan melihat beberapa buku lagi." Bukan tanpa alasan Yoonji berkata seperti kepada Taehyung. Tentu saja, ia tak ingin mata polos Yoogeun ternoda oleh buku yang tidak senonoh. "Nde, Noona." Kata Taehyung mengiyakan.

Yoonji mengelilingi sebuah rak buku tentang novel fiksi. Di rak paling atas terdapat sebuah hexalogy dunia fiksi. Ada yang bercover Snow White, kura-kura dan hutan, hutan hijau putih, dan banyak lagi. Ia ambil salah satu buku itu dan membaca halaman tengahnya. Betapa kagetnya Yoonji menemukan isi nevel ini ternyata berbau dewasa. Langsung ia tutup dan kembalikan buku itu pada tempatnya semula.

"Yoogeun-ah. Mari kita pulang." Yoonji memutuskan untuk pulang, tak lupa juga ucapan terima kasihnya kepada Taehyung yang telah menjaga Yoogeun untuknya.

.

.

.

Toko buku langganan Yoonji berhadapan langsung dengan sebuah kafe elit yang baru beberapa bulan ini buka. Kafe itu sangat ramai pengunjung disebabkan kafe itu memiliki pelayanan 'plus-plus'. Tak heran kafe itu tiap hari ramai oleh pengunjung.

Di depan sana, ia melihat seorang pelayan yang masih terbilang muda melayani seorang laki-laki rupawan yang terkenal akan kekayaannya. Ia melihat dengan jelas laki-laki kaya itu menarik si pelayan laki-laki di depannya dan mencumbunya.

Segera saja, Yoonji berlutut di hapadapan putranya. Ia tidak mau putranya melihat hal yang memalukan seperti itu. "Yoogeun-ah, bagaimana kalau kita pergi berkunjung ke rumah Halmoni. Eomma rasa halmoeni sudah rindu kepada cucu imutnya ini." Dengan senang hati, Yoogeun mengiyakan permintaan ibunya.

"Bagaimana dengan Appa, Ma?" Yoogeun memiringkan kepalanya dengan polos. "Eomma akan menghubungi Appa nanti." Raut wajah Yoonji berubah sedih setelah mendengar pertanyaan putranya. "Ne, Kajja." Seru Yoogeun riang. Yoonji tersenyum lega dan segera menggandeng putranya erat.

Saat di perjalanan ia mengirim sebuah pesan kepada suaminya.

'Yeobo, aku dan Yoogeun pergi ke rumah ibu. Yoogeun bilang ia merindukan ibu. Maaf tidak mengajakmu.

-2Y- '

Tring...

Sebuah balasan pesan masuk ke handphone-nya.

'Ne, tak apa. Hati-hati di jalan. Apakah aku perlu menjemputmu?

-J- '

Dengan cepat Yoonji membalas pesan dari suaminya.

'Tidak perlu. Kami akan pulang jam 8.

-2Y-'

Yoonji memasukkan handphone-nya ke dalam saku. Ia ingin mengistirahatkan pikirannya sejenak. Ia hanya butuh beberapa ketenangan. Yah.. sedikt saja.

.

.

.

Seoul, 8.00 PM KST.

Yoonji masuk ke rumah dengan raut lelah. Berbeda dengan keadaan Yoogeun, anak itu sangat bersemangat menemui ayahnya.

"Pa!" serunya senang ketika melihat ayahnya. Yoogeun langsung berlari ke arah laki-laki itu sambil memeluk ayahnya. Tentu saja, ayahnya dengan senang hati memberikan pelukan kepada bocah itu sambil mengusap surai hitamnya lembut.

"Yoonji-ah, selamat datang." Ucap suaminya-Jimin- disertai senyuman kerinduan. Tapi, Yoonji hanya membalas senyuman Jimin dengan senyuman kegetiran. Sorot matanya memancarkan kesedihan yang luar biasa. Emosinya meluap tapi ia tidak bisa mengeluarkannya. Ia begitu kecewa sekaligus bangga pada suaminya. Bangga karena suaminya begitu baik dan kecewa karena...

.

.

Karena pelayan yang dicumbu oleh seorang laki-laki milyader di kafe tadi adalah suaminya, Park Jimin.

.

.

.

TBC

Cerita ini kubuat asli sesuai dengan mimpi ku beberapa waktu lalu. Tidak ada unsur plagiat sama sekali. Benar-benar murni dari mimpi.

RnR juseyo...