"Itu, itu dan ini."

Setelah namja jangkung itu selesai memilih bunga yang akan dibelinya, gadis cantik penjual bunga langsung mengambil masing-masing dari bunga yang ditunjuk dan membawanya ke meja kasir. Namja jangkung itu mengikutinya kearah kasir. Gadis penjual bunga dengan cekatan membungkus bunga-bunga tersebut sehingga makin terlihat cantik, namja jangkung dihadapannya memperhatikan gadis itu lalu tersenyum kecil namun penuh makna.

Setelah selesai denga tugasnya, gadis cantik itu menyerahkan buket bunganya dengan senyum terpatri diwajah manisnya.

"Wah, kau membungkusnya dengan rapih sekali. Jadi, berapa harganya?"

"ah, itu sudah keahlianku," gadis itu tersenyum kembali merasa tersanjung. "Toko kami sedang memberikan diskon, jadi harganya 150 won saja."

Namja itu memberikan uangnya. Gadis itu menerimanya tanpa menghilangkan senyum manisnya. "Terima kasih sudah membeli bunga kami." Badan mungilnya membungkuk sedikit lalu tersenyum kembal, namja jangkung itu membalas senyumnya.

"eum... bisakah lain kali kau membungkuskan lagi bunga untukku?"

Gadis itu berpikir sejenak, "Tentu," jawaban setelahnya membuat namja itu mengulum senyum. "Oh, apa anda ingin berlangganan di toko kami?" sekarang namja itu yang tampak berpikir, gadis itu cepat-cepat melanjutkan ucapannya, "jika kau berlangganan, kau akan diberi diskon setiap membeli bunga kami."

"Baiklah, aku akan berlangganan disini." Gadis itu tersenyum sumringah kemudian mengambil buku di dalam laci meja lalu menyerahkannya pada namja itu. "Tuliskan namamu di daftar serta alamat dan nomor ponsel."

Namja itu menuruti perintah gadis tersebut. Setelah selesai ia menyerahkan kembali bukunya. Gadis itu menerimanya dan membacanya sejenak.

Nama : Park Chanyeol

Alamat : -

No Telp : 018765XXXXX

Itulah yang tertulis di daftar.

"Kau tidak perlu tahu alamat rumahku, aku yang akan sering datang kesini. Apa aku bisa meminta kartu namamu, aku ingin kau yang membungkuskan bunganya, jadi aku bisa menghubungimu setiap kali aku akan membeli bunga."

"Tentu saja, ini." Gadis itu memberikan kartu namanya.

Chanyeol membaca sekilas kartu nama itu.

Nama : Byun Baekhee

Tanggal lahir : 06 Mei 1992

Dan hal lainnya yang biasa tertera di kartu nama, dan yang paling penting menurutnya adalah nomor ponsel dan alamat rumah. Chanyeol tersenyum tanpa disadarinya. Ia mengangkat kepalanya dan melirik bunga ditangannya sekilas. Sesaat ia teringat sesuatu tentang buket bunga ini.

"oh ya, aku mempunyai keluhan untuk toko ini."

Baekhee mengangkat kepalanya heran karena belum satu jam namja dihadapannya ini berlangganan ia sudah mengeluh tentang tokonya.

"seminggu yang lalu aku membeli bunga di toko ini, tapi orang yang membungkusnya sangat tidak rapih. Kertasnya begitu lecek seperti diremas, karena itu aku tidak bisa memberikan bunga itu pada siapapun."

Tiba-tiba Baekhee teringat kejadian seminggu yang lalu, saat ia dipilih untuk menampilkan dance di festival tahunan sekolah tahun ini disekolahnya, lalu ia belajar menari dan saat latihan kakinya terkilir kemudian ia meminta kembarannya untuk menjaga toko dengan Taehyung, karena 2 pegawainya menikah dan bulan madu di pulau Jeju dan... yah, tidak perlu ditebak lagi, ini pasti perbuatan kembarannya itu. Tidak mungkin Taehyung. Baekhee dengan cepat menatap Chanyeol yang terdiam ditempatnya yang terlihat sedang menunggu.

"Jeongseonghamnida, itu pasti karena adikku yang membungkusnya."

"Ohhh... jadi namja aneh itu adikmu?"

"Apa? Aneh?"

"Ya, karena dia memakai kacamata hitam juga masker saat membungkus bunga."

"Mwo!"

Baekhee membulatkan matanya tidak percaya.

.

.

.

.

HappytimewithCB – Present

What's Wrong

[Because of the bouquet of flowers]

Cast :

- Park Chanyeol

- Byun Baekhyun

- Byun Baekhee (Baekhyun's Twins)

- Do Kyungsoo

- Kim Jongin

Rating T.

Disclaimer : Aku hanya mencantumkan nama cast pemeran utama aja ya, nanti juga bakal ada cast-cast lain berdatangan. Ikutin terus ceritanya ya, siapa tahu bias kamu ada #nyengirkuda

Warning : YAOI, BOYXBOY, GJ, Comedygaring. DLL.

Happy Reading~

.

.

.

.

Baekhee berjalan tergesa-gesa kedalam rumahnya, ia ingin segera menemukan namja yang sialnya sangat mirip dengannya itu lalu kemudian menjewer kupingnya. Ia sangat kesal mengingat beberapa hari setelah ia sembuh dari cidera banyak sekali keluhan dari pelanggan dan ia tidak mengingat sama sekali bahwa kembarannya lah penyebabnya.

Saat ia memasuki kawasan ruang tengah, dari arah atas dapat ia dengar suara musik beraliran hip hop mengalun sangat keras. Baekhee beranjak kearah tangga dan lantunan musik itu mulai memenuhi gendang telinganya. Setelah tiba di depan pintu salah satu kamar, baekhee langsung membukanya. Dapat ia lihat namja mungil itu tengah dance freestyle di tengah ruangan kamarnya, tiba-tiba kekesalannya terganti oleh rasa takjub pada bakat kembarannya itu, menurutnya kembarannya itu berbakat di dunia hiburan karena anak itu juga bisa bernyanyi dengan bagus. Dari dulu memang mimpi adiknya ingin menjadi seorang bintang dunia, sementara ia, ingin memiliki istana bunga. Bakatnya hanya bisa merangkai bunga.

"Baekhee-ah," Baekhee tersadar dari lamunannya dan matanya beralih pada adiknya yang berjalan kearah stereo lalu mematikan musiknya. "Kenapa kau berdiri disana?"

Namun setelah mendengar suara adiknya yang so polos itu, Baekhee tidak bisa menahan kekesalannya lagi, "Aku disini... karena ingin menjewer kupingmu sampai terbalik!" Baekhee berucap seraya berjalan dua langkah, Adiknya dengan reflex mundur seraya memegang kupingnya dengan tampang terkejut.

"Kemari kau! BYUN BAEKHYUN!"

"Woah!"

Baekhee mengejar kembarannya yang lari duluan mengitarinya dan menutup pintu kamar sehingga ia terjebak didalamnya. Baekhyun segera mengunci pintu kamarnya, tadi ia sempat mengambil dahulu kunci yang menggantung dibalik pintu.

"YAH! Buka pintuya Bacon! Atau kupanggang kau menjadi barbeque malam ini!"

"lebih baik kau jewer kupingku sampai terbalik karena itu tidak akan membuatku mati! Lagi pula apa salahku, eoh?" Selalu seperti ini, Baekhee akan langsung melampiaskan dulu kekesalannya sebelum mengatakan hal yang membuatnya kesal. Dan Baekhyun beberapa kali terkena jeweran atau bahkan jambakan dirambutnya jikalau ia tidak persiapan dahulu.

"Kau telah menghancurkan bisnisku! Pantas saja langgananku selalu mengeluh! Dan itu gara-gara kau!"

"Apa yang ku perbuat? Aku melakukan seperti apa yang kau perintahkan, bahkan aku membungkus 10 bunga dalam sehari!"

"Dan kau membungkus 10 bunga itu dengan memakai kacamata hitam juga masker di wajahmu? Apa kau masih waras?"

"Memangnya kenapa? Aku ini calon bintang terkenal, mereka tidak boleh tahu aku pernah membungkus bunga-bunga liar mu itu! Mau di simpan dimana muka tampanku nanti?"

"Apa, l-liar?! YAH, BYUN BAEKHYUN! Lihat saja sampai kau tidak membuka pintu ini, aku akan mematahkan laptop mu."

"Oh," Baekhyun membulatkan matanya terkejut, ia mendengar langkah kaki yang menjauh dibalik pintu, kakaknya pasti sedang berjalan kearah laptopnya yang ia taruh diatas kasur.

"Bacon, laptopmu sudah ada digenggamanku." Terdengar suara kakaknya yang begitu horror digendang telinganya. "bersiap lah untuk kembali memulai koreografimu dari awal!" tiba-tiba terdengar suara 'krek' seperti benda yang dipatahkan menjadi dua.

Baekhyun membulatkan matanya, kakaknya ini tidak pernah bercanda. Baekhyun segera membuka pintu, "Andweee!"

Namun yang dilihatnya hanya sebuah ponsel jadul yang dibuka-tutup digenggaman Baekhee yang nampak sudah patah menjadi dua bagian. Dan juga senyuman kemenangan Baekhee yang sangat menyebalkan baginya. "Ada manfaatnya juga barang ini kusembunyikan dikamarmu."

Baekhyun mendelik tidak suka, "Jadi apa yang kau inginkan? Atau hanya ingin mengancamku saja? Konyol sekali."

"Ish, yah! kali ini aku benar-benar akan mematahkan laptopmu jika kau tidak menuruti perintahku."

"Aish! Cepat katakan apa maumu."

"Kau harus meminta maaf pada semua pelangganku yang kecewa gara-gara kau."

"Apa? Kau gila? Bagaimana caranya?"

"Pikirkan saja sendiri."

Setelahnya, Baekhee beranjak keluar melewati Baekhyun yang terdiam dengan wajah bingungnya.

.

.

.

.

.

Mobil Sport Chanyeol terparkir di depan pintu rumah megah yang tak berada jauh jaraknya. Ia keluar dari mobil lalu memberikan kunci mobilnya pada seorang ahjussi yang sudah berdiri di sisi pintu mobil. Chanyeol segera beranjak memasuki rumah megah itu. Didalam rumah itu tidak hanya megah tapi juga mewah. Setiap pelayan selalu membungkuk terlebih dahulu ketika Chanyeol lewat meskipun pelayan-pelayan itu sedang sibuk atau tergesa-gesa. Chanyeol membuka pintu besar bercat coklat tua dan masuk kedalamnya, ruangan yang ia masuki adalah ruang kerja ayahnya dulu dan sekarang menjadi tempat ibunya.

Dilihatnya Ibunya tengah duduk di sofa tunggal seraya menyesap tehnya perlahan. "Ibu," Ibunya itu menengadah kemudian tersenyum kerahnya.

"Chanyeol-ah, duduklah." Chanyeol menuruti apa yang ibunya perintahkan.

"Ada apa Ibu memanggilku kemari?"

"Begini Chanyeol-ah, akhir-akhir ini Ibu selalu merasa gelisah memikirkanmu. Setelah kakak dan adikmu mengecewakan Ibu, Ibu selalu merasa takut kau juga akan mengecewakan Ibu." Nada ibunya terdengar khawatir.

"Tidak, Ibu, aku berbeda dengan mereka. Ibu tidak perlu khawatir, aku akan meneruskan garis keturunan kita." Chanyeol meyakinkan ibunya yang mulai bernapas sedikit lega.

Tentu saja wajar ibunya merasa khawatir, keluarganya adalah keturunan vampir yang masih ada sampai saat ini, ayahnya meninggal satu tahun yang lalu dan menyerahkan perusahaan pada kakaknya, awalnya ibu tidak pernah khawatir ketika anak tirinya itu diberikan jabatan menggantikan ayah, namun sesuatu yang mengecewakan terjadi ketika namja tidak tahu malu itu mengumumkan kepada keluarga bahwa ia akan menikahi namja yang berdiri disampingnya, saat itu juga Ibu sangat kecewa, tak lama setelah itu adiknya menyusul mengumumkan hal yang sama, itu membuat ibu tidak bisa lagi tenang, garis keturunan vampir keluarga Park terancam, hanya ia satu-satunya harapan ibu.

Keturunan vampire seperti manusia biasanya, memakan makanan manusia tidak darah, mereka tidak abadi, mereka bisa mati kapan saja seperti manusia, beda halnya dengan vampir jaman dahulu yang merupakan vampir asli, bisa dibilang vampir asli adalah hubungan antara vampir dengan vampir, mereka memakan darah, juga tidak berakal seperti manusia. Karena kekacauan yang dilakukan nenek moyangnya terdahulu bangsa-bangsa vampir dibasmi oleh para pemburu. Membuat mereka lenyap dan menghilang dari muka bumi ini. Namun, ada salah satu vampire laki-laki yang dapat melarikan diri dari para pemburu, lalu vampire itu bertemu dengan manusia yang ajaibnya dapat melunakkan hati seorang vampir, ada sebuah kepercayaan jika seorang vampir menghisap darah seseorang yang dicintainya dan membiarkan darah yang dicintainya itu mengalir disetiap aliran di tubuhnya, maka orang yang dicintai vampir tersebut akan terikat dengan si vampir, Chanyeol mempercayainya karena ayahnya pernah bilang jika ia mengikat ibu dengan cara itu.

Dari kisah nenek moyangnya jaman dulu, terjadilah generasi keturunan vampir. Chanyeol bersyukur ia hidup pada jaman sekarang meskipun ia tidak abadi tapi ia tetap menyukai kehidupannya seperti ini. Hah... kematian, jika keluarga park tidak bisa lagi memiliki keturunan maka bangsa vampir akan benar-benar lenyap dari muka bumi ini oleh kematian itu sendiri.

Chanyeol kembali menatap ibunya.

"Tapi kenapa sampai sekarang kau belum membawa kekasihmu pada Ibu? Karena itu ibu takut kau juga menjadi gay seperti kedua saudarimu."

"Tidak, ibu, aku hanya belum siap."

Ibunya terlihat mengernyit merasa heran. "belum siap untuk apa, Chanyeol-ah? Kau sudah berumur 18 tahun, itu adalah masa-masanya kamu punya kekasih,"

"Bukan itu masalahnya ibu, aku sudah mempunyai gadis yang kusuka."

Nyonya Park tersenyum sumringah mendengarnya, "lalu kau menunggu apa hm?"

"Aku belum berani menembaknya, dia belum mengenalku sama sekali ibu."

"Kau tinggal kenalan dengannya, apa susahnya Chanyeol-ah? Ayolah anakku, jangan pemalu seperti ini, bahkan ayahmu dulu langsung menembak ibu padahal ia tidak tahu nama ibu."

Chanyeol terkekeh geli, "Heol, Ayah benar-benar melakukannya?"

"Tentu saja." Jawab ibunya ikut tersenyum geli, ada nada bangga dalam ucapannya.

"Baiklah, aku akan melakukannya juga, tapi sebelum itu aku ingin meminta permintaan pada Ibu."

"Apa itu?"

"Pindahkan aku ke sekolah gadis itu."

{ TBC }

Keuut! Sampai sini dulu yang reader, aku pengen liat peminat cerita ini dulu, kalau banyak yang minat aku lanjutin, biar otak aku encer karena semangat banyak peminatnya #alesankale

Okey bye #dadahdadahsambiteriakREVIEWJUSEYO~ #-_-"