Walau berat bikin ini, sumpah Erika mau nangis waktu ngetik cerita ini. Huuuu X0! Okelah, ini dari diari mantan Erika yang sudah dalam pangkuanNya. *bongkar aib* hahaha. Sesuai permintaan Ruki Ruu Mikan Head, inilah sequel dari We Can't Be Together Forever!

Disclaimer:

Of Course, Tite Kubo

Rated:

T

WANTED:

Agak sedih endingnya

Dari Diari

Ichigo's side

All My Loving

Chapter 1

2 Februari 2003 – 4 September 2007

2 Februari 2003

Pagi ini baru saja kulihat sebuah mobil sedan yang berhenti di depan rumah yang sedang dibangun di belakang rumahku. Sepertinya, pemilik mobil sedan itulah yang merupakan calon pemilik rumah baru tersebut. Sempat kulihat adanya gadis cilik yang tengah duduk-duduk di teras rumah itu. Kesan pertamaku tentang gadis cilik itu: manis. Wajahnya putih tanpa ekspresi. Rambut sebahunya juga terlihat halus. Entah, aku merasa tertarik melihatnya. Reflek, kutanyakan dirinya, tentang nama dan tempat tinggalnya. Dengan datar, dia menjawab: "Aku Rukia."

16 Maret 2004

Aku sempat ragu untuk bertanya pada Rukia, kenapa setahun lebih dia tidak berkunjung ke Seireitei. Memang, rumahnya juga belum jadi. Tapi apa tak bisa menyempatkan diri dulu untuk berkunjung? Karena jujur saja, aku penasaran dengannya. Rukia, kemarilah lagi… Ku mohon…

30 Juli 2004

Mimpikah ini? Akhirnya Rukia berkunjung kemari! Sebenarnya aku sempat berpikir, "Mustahil Rukia masih mengingatku." Tapi kenyataannya, dengan senyum riang ia berkata, "Ichigo!" Sungguh, aku bagai melayang di surga. Ia masih mengingatku, dan tersenyum. Ternyata ia sedang senang karena hari itu ia berulang tahun kedelapan. Selamat ya!

27 Desember 2004

Tak terasa sebentar lagi akan tahun baru. Umurku masih 11 tahun. Aku jadi kangen Rukia, nih.

1 Januari 2005

Tinggal sedikit lagi, 2 menit lagi akan tahun baru! Tiba-tiba handphoneku bordering, telepon masuk dari… Rukia? Ya ampun! Pasti aku sedang mengigau! Rukia meneleponku? Telepon itu kuangkat, tak kusadari tinggal beberapa detik lagi akan berganti tahun. Rukia sama sekali tidak bersuara apa-apa diseberang sana.

3…

2…

1…

Pyaaaaaaaaaaaarrr! Pyaaaaaaarr!

Bunyi petasan pun terdengar. Bersamaan dengan itu, mendadak Rukia berkata, "Selamat tahun baru, Ichigoooo!" dengan riangnya. Aku tersenyum, senang mendapat sambutan seperti ini. Aku menyadari satu hal. Aku jatuh cinta dengan gadis ini.

"Selamat tahun baru juga, Rukia. Mohon bantuannya untuk tahun ini."

17 Maret 2005

Astaga! Aku tidak salah dengar kan? Rukia kecelakaan mobil? Ia bahkan kehilangan seluruh ingatannya. Aku sedih sekali. Berarti… semua terulang dari awal?

30 Desember 2005

Kali ini khusus aku mengajaknya keluar negeri, China (aslinya Erika di ajak ke Jepang). Aku sebisa mungkin ingin membahagiakan Rukia, karena ia pernah berkata, "Andai keluargaku sekaya keluargamu, aku pasti akan meminta ayahku untuk pergi ke China. Karena sudah lama aku ingin kesana, aku lebih suka China dibandingkan Jepang."

Karena itulah, aku mengajaknya kemari, ingin melihatnya tetawa riang. Rasanya, aku jadi semkain menyayanginya.

15 Agustus 2006

Ukkh… Ribetnya menjadi anak kelas 2 SMP! Harus ini itu, ditambah aku hanya bisa tersenyum bila ayah bertanya, "Kamu capek ya?"

Capek sih, tapi berkat Rukia, rasa itu hilang. Oh, iya! Rukia sekarang kelas 5 SD, lho!

14 Februari 2007

Hari ini aku ulang tahun ke-14. Rukia datang ke rumahku kali ini. Syukurlah, ia semakin manis dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Terkesan… cool? Aaaah… seandainya aku tak menahan diriku, mungkin aku akan memeluknya dan mengatakan perasaanku padanya. Sesak, tapi manis. Tapi kenapa kado yang ia berikan padaku justru boneka bull dog yang imut? ==''

17 Agustus 2007

Jujur aku terkejut, Rukia mempunyai dua kepribadian! Ceritanya, aku dan Renji berniat membuat Rukia terkejut dengan memberinya kecoa. Awalnya rencana kami berjalan mulus, namun tak berapa lama, tatapan tajam Rukia keluar dan ia langsung melempar meja juri saat lomba makan kerupuk berlangsung sejauh 4 meter! Aku terkejut dan bengong. Untunglah lombanya masih dilanjutkan.

4 September 2007

Aku akan menembak Rukia hari ini! Itulah tekadku. Aku sengaja mengajaknya makan di sebuah restoran mahal yang lumayan ramai. Awalnya Rukia banyak bertanya, tapi selalu kujawab dengan kata, "Lihat saja nanti."

Aku memesan makanan yang kurasa tidak pedas (Rukia tidak suka sama sekali soal makanan pedas). Kami pun memakannya sambil bercanda. Tak diduga, Rukia tipe spontan. Dia bisa menyesuaikan keadaan. Saat bercanda, ia menjadi lucu sekali. Akhirnya aku tersenyum, dan berkata, "Aku suka kamu."

Rukia terkejut, ia berhenti tertawa.

"Kamu serius?" Katanya. Aku sedikit malu.

"Memangnya kenapa?"

"Kamu kan keren, tinggi, penggemarmu juga banyak!" Ucapnya serius. "Bagaimana bisa suka sama aku yang biasa-biasa aja!"

Aku tertawa, tapi kenapa semua orang di restoran itu menyoraki kami berdua. Dengan keberanian mantap, aku berkata, "Semuanya, tolong doakan aku agar diterima oleh gadis yang disukai ini, yaaaa!"

Semuanya bersorak 'iya'. Aku tersenyum. "Nah Rukia. Jawablah, harga diriku ada pada jawabanmu."

"Kamu sudah gila, ya, Ichigo?" ucapnya malu.

"Iya. Gara-gara kamu, sih. Ayo dong, dijawab."

Rukia melirik sana-sini, malu sekali. Aku melihatnya ingin tertawa, tapi aku yakin bisa-bisa dihajarnya. "…Dasar."

Aku memasang kuping dengan seksama.

"Aku juga suka kamu, Ichigo."

Sekejap saja, aku merasa bebanku terangkat seluruhnya. Aku diterima! Aku diterima! Dan hebatnya, pihak restoran memberikan diskon khusus untukku dengan alasan 'hadiah untuk yang baru saja jadian'. Lumayanlah, hemat biaya. Rukia berkata, "Orang kaya bisa sayang duit juga, ya?"

Aku tertawa keras.

TBC

Yapppoooooo! Beginilah isi diarinya. Yah, gak 100% tentang aku, aku pilih-pilih kok. Oke deh! Rnr?