Pairing : Yewon
Genre : Hurt/Romance
Rate : T
Disclaimer : Story inspired by B2st's MV "Beautiful & I Like You The Best"
A Yewon fanfiction ©2014 by fairysiwoonie
.
Enjoy!
.
"Yah! Apa kau tidak punya mata, huh?" suara baritone namja bertubuh tinggi itu terdengar keras di halaman parkir sekolah. Matanya menatap tajam seorang namja mungil yang berlutut dengan tubuh gemetar di hadapannya. Puluhan pasang mata di sekeliling yang memandangnya sama sekali tidak ia hiraukan.
"Mi-mianhae, Sunbae. Aku sungguh tidak sengaja. A-aku berjanji akan menggantinya. M-maafkan aku.." suara lirih namja di depannya itu terdengar bergetar, namun ia hanya berdecih. Tangannya bergerak melepaskan jasnya yang terkena tumpahan minuman, lantas melemparkannya dengan kasar ke wajah namja berpipi tirus tersebut.
"Menggantinya, huh? Kau bahkan berada di sini berkat belas kasihan dari orang tuaku. Dengan apa kau akan menggantinya? Menjual diri?" sebuah senyuman remeh terukir di wajah tampannya, "Buang baju itu dan pastikan kau tidak akan pernah muncul lagi di hadapanku!"
"Ba-baik, Sunbae. Ma-maafkan aku.." si namja bertubuh kecil itu segera bangkit dari posisinya sebelum kemudian buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.
"Choi Siwon!"
Si pemilik suara baritone menolehkan wajahnya, menemukan seorang namja berkulit pucat yang tampaknya baru saja keluar dari dalam mobil berwarna merah di belakangnya berjalan—setengah berlari menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Yang dipanggil Choi Siwon memutar bola matanya kesal, "Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Cho Kyuhyun? Aku pikir kau terlalu jenius untuk tidak mengetahui apa yang orang lakukan di sekolah,"
"Aku memang jenius," namja berkulit pucat yang disebut Cho Kyuhyun itu tertawa pelan, "Tetapi kalau otak jeniusku ini tidak salah mengingat, 2 hari yang lalu kau mengatakan pada kami bahwa kau akan berlibur ke Jeju selama 3 hari, dan hari ini seharusnya baru menjadi hari kedua kau berada di sana. Bukankah begitu?"
Choi Siwon mendengus, "Bukan urusanmu!" ujarnya ketus seraya berjalan meninggalkan halaman parkir.
"Yah!" Kyuhyun berlari mengejarnya, "Sepertinya mood Tuan muda kita sedang berada dalam keadaan yang sangat memprihatinkan," ia berkata setelah berhasil menjajari langkah Siwon, "Biar aku tebak, ini pasti berhubungan dengan Choi Sulli, kan?"
"Lebih baik kau diam kalau kau masih ingin melihat matahari terbit besok pagi."
Kyuhyun tertawa keras, "Whoaa kau membuatku takut!"
Siwon melempar tatapan mematikannya kearah Kyuhyun, membuat namja di sampingnya itu sontak membekap mulutnya sambil menunjukkan v-sign dengan tangannya yang lain.
Keduanya berjalan masuk ke dalam kelas yang terletak di ujung lantai dua, menghampiri dua buah meja yang berada di sudut ruangan tersebut. Dua orang namja lain yang tadinya tampak tengah berbincang langsung menatap kearah mereka.
"Yah, apa yang kau lakukan di sini, Siwon-ah?" si pemilik surai almond yang duduk di kursi paling sudut bertanya.
Namja berwajah dingin yang duduk di depannya berdecak, "Jangan memberi pertanyaan yang kau sudah tahu dengan pasti apa jawabannya,"
Si rambut almond mengerucutkan bibirnya, "Kau benar-benar membosankan, Kim Kibum! Aku kan hanya ingin menggoda Siwon,"
Yang bernama Kibum tertawa kecil, "Apa kau tidak melihat wajah Siwon sudah seperti monster yang siap memakanmu hidup-hidup? Aku hanya sedang mencoba menyelamatkanmu, Lee Donghae. Seharusnya kau berterima kasih padaku,"
Siwon kembali melemparkan tatapan mematikan yang tadi berhasil membuat Kyuhyun menutup mulutnya. Namun sayangnya hal itu sama sekali tidak bekerja pada Kim Kibum. Namja yang duduk di samping Kyuhyun itu hanya membalasnya dengan tatapan mengejek.
"Dia sudah memangsa Kim Ryeowook di tempat parkir tadi," sahut Kyuhyun sambil tertawa,"Jadi Choi Sulli benar-benar tidak datang?
Siwon menatap Kyuhyun kesal, "Apa menurutmu aku akan kembali secepat ini kalau dia ada di sana?"
Donghae yang duduk semeja dengan Siwon langsung melingkarkan tangannya di bahu namja di sampingnya itu, "Aku mengerti perasaanmu," ucapnya dengan raut wajah yang dibuat sesedih mungkin. Namun hasilnya ia hanya mendapatkan death glare dari Choi Siwon.
"Aku lupa ini sudah yang keberapa puluh ribu kalinya aku menyarankan, tetapi sepertinya kau memang harus menyerah, Siwon-ah. Choi Sulli tidak akan pernah membalas perasaanmu," Kyuhyun kembali berbicara, namun kali ini dengan nada serius.
Donghae mengangguk setuju, "Kau sudah mengejarnya sejak kita berada di sekolah menengah pertama, kan? Tetapi kau lihat hasilnya? Dia tidak pernah menganggapmu lebih dari seorang teman. Err.. teman yang sangat menyebalkan mungkin lebih tepat," ujarnya sambil tersenyum polos.
"Lagipula di dunia ini, atau mungkin lebih baik aku persempit, di sekolah ini ada banyak yeoja cantik yang tergila-gila padamu. Kau hanya perlu sekali mengedipkan mata pada mereka, dan tada~~ mereka semua pasti akan langsung jatuh berlutut di hadapanmu!" tambah Kyuhyun lagi.
Siwon memutar bola matanya, "Apa kalian tidak bosan mengucapkan hal yang sama setiap hari?"
"Kami hanya mencoba menjalankan peran sebagai teman yang baik," sahut Kyuhyun yang langsung disambut anggukan oleh Donghae. Sementara Kim Kibum lebih memilih untuk membalikkan badannya membelakangi Siwon.
Kibum meraih headphone-nya di atas meja kemudian memasangnya di telinga dengan volume maksimal.
Kyuhyun dan Donghae terkikik pelan.
"Tidak peduli bagaimanapun caranya, aku akan membuktikan pada kalian bahwa aku bisa membuat Choi Sulli menjadi milikku!"
"Arraseo," Donghae mengangguk kecil, "Kami akan menunggu dengan sabar,"
Siwon baru saja akan melayangkan protes ketika matanya menangkap sosok yeoja yang sejak tadi menjadi topik pembicaraan mereka terlihat masuk ke dalam kelas.
"Choi Sulli!" Siwon langsung menghampiri si yeoja cantik yang sudah mendudukkan dirinya di kursi paling depan.
"Wae?" Sulli menatap Siwon sekilas seraya mengeluarkan sebuah buku kecil dari dalam tasnya.
"Kenapa kau tidak pergi ke Jeju?"
"Karena aku tahu kau akan ke sana," Sulli menjawab singkat sambil membuka buku kecil—komik—ditangannya.
"Memang kenapa kalau aku ada di sana? Kau tahu aku jauh-jauh mengikuti acara membosankan itu hanya untuk bertemu denganmu?"
"Apa sebelumnya aku mengatakan padamu kalau aku akan pergi ke acara itu?"
Siwon mendengus, "Itu kan acara orang tuamu. Tentu aja aku mengira kau akan datang ke sana,"
"Aku memiliki banyak hal yang lebih penting untuk dilakukan. Lagipula besok aku ada pemotretan, jadi tidak mungkin aku pergi ke luar kota,"
"Kenapa tidak memberitahuku?"
"Kenapa tidak bertanya?"
Terdengar suara kekehan yang cukup keras dari arah belakang.
Siwon mendengus kesal. Bahkan tanpa menoleh pun ia sudah tahu siapa pemilik dua suara khas di belakangnya itu.
"Lee Donghae, lemparkan tasku!" seru Siwon seraya mengangkat tangannya.
Tawa Donghae sontak terhenti, "Yah, apa kau akan duduk di sana? Meninggalkan aku sendiri? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?!"
"Donghae, berhenti bersikap menyebalkan! Cepat lemparkan tasku!"
"Yah, siapa yang mengijinkanmu duduk di sini?" Sulli menatap Siwon tajam.
"Aku yang menginginkannya,"
"Andwae! Kembali ke belakang! Aku tidak mau semeja denganmu! Lagipula ini kursi Soojung!" seru Sulli seraya mendorong tubuh Siwon.
"Yah, Soojung kan sudah pindah ke Jepang!"
"Kau yang pergi atau aku yang pergi?"
Siwon kembali mendengus, "Arra!" ia berseru kesal seraya kembali ke mejanya.
Sulli menjulurkan lidahnya lalu kembali membaca komik di tangannya dengan santai.
"Tidak apa-apa, Siwon-ah. Kami masih memiliki waktu seumur hidup untuk menunggu sampai kau berhasil membuktikan ucapanmu. Tidak perlu khawatir. Semangat!" ucap Donghae seraya mengepalkan tangannya ketika Siwon duduk di sampingnya.
Tawa Kyuhyun hampir saja kembali meledak kalau Siwon tidak lebih dulu memberinya tatapan membunuh.
Lima menit setelah bel berdering, seorang guru berusia tiga puluhan terlihat memasuki ruangan kelas bersama seorang namja yang mengikutinya. Suara bisik-bisik langsung terdengar di kelas itu.
"Selamat pagi, semuanya,"
"Pagi!" semua siswa—minus Siwon—menjawab serentak.
"Nah, kalian pasti sudah bisa menebaknya, kan? Namja manis yang berdiri di samping ibu mulai hari ini akan menjadi teman baru kalian," Sang Guru berkata seraya tersenyum, "Silahkan perkenalkan dirimu," lanjutnya pada namja di sampingnya.
Namja berambut raven itu mengangguk seraya tersenyum, "Anyeonghaseyo. Kim Jongwoon imnida. Tetapi aku suka dipanggil Yesung. Senang bertemu dengan kalian semua.."
"Aku tidak melihat ada sesuatu dalam nama Yesung yang berhubungan dengan Kim Jongwoon," celetuk Donghae yang langsung disambut anggukan oleh sebagian besar siswa di kelas itu.
Si namja manis yang meminta dipanggil Yesung itu kembali tersenyum seraya mengusap kepalanya, "Itu nama pemberian umma-ku saat aku kecil. Aku sangat menyukainya,"
"Nah, baiklah, pekenalan bisa dilanjutkan saat jam istirahat nanti. Yesung, kau bisa duduk di—"
"—boleh aku duduk di sana?" Yesung memotong ucapan sang guru seraya menunjuk kursi kosong di samping Sulli.
"Baiklah, kau bisa duduk di sana," Sang Guru kembali tersenyum.
Siwon yang duduk di belakang langsung melebarkan matanya tidak terima melihat Yesung menghampiri Sulli dengan senyuman lebar di wajahnya. Apalagi ketika Choi Sulli terlihat membalas senyuman namja itu seraya mengulurkan tangannya.
"Hei, Yesung. Aku Choi Sulli. Senang bertemu denganmu,"
"Aku tahu," jawab Yesung masih dengan tersenyum, membuat Sulli mengangkat alisnya.
"Eoh?"
"Apa kau tidak ingat padaku?" tanya Yesung membuat Sulli semakin menatapnya bingung.
"Kita pernah bertemu di rumah sakit satu tahun yang lalu. Apa kau tidak ingat?" Yesung kembali bertanya, namun kali ini raut wajah cerahnya berubah cemas.
"Ah!" Sulli menepuk kepalanya, "Aku ingat! Yesung.. Yesung.. Yesung! Tidak mungkin aku lupa," ujarnya seraya tersenyum, "Tetapi kau terlihat sangat berbeda, kau tahu? Whoaa kau terlihat semakin tampan. Rambutmu juga bagus.." lanjutnya sambil mengacak rambut Yesung.
Wajah Yesung tampak memerah, membuat Sulli yang melihatnya langsung tertawa.
"Kau juga terlihat sangat manis!"
"Gomawo," Yesung tersenyum malu.
Donghae dan Kyuhyun saling menatap selama beberapa detik sebelum kemudian keduanya menyeringai.
"Sepertinya akan menarik!"
.
.
~ 예 원 ~
.
.
Bel tanda kelas pertama berakhir berbunyi beberapa menit yang lalu. Sang guru yang tadi mengajar terlihat baru saja menghilang di balik pintu kelas.
Siwon segera beranjak dari kursinya dan langsung menghampiri Sulli.
"Sulli-ya, kau harus makan siang denganku untuk menebus kesalahanmu!" seru Siwon seraya melipat tangannya di depan dada.
"Tapi aku sudah berjanji pada Yesung untuk menemaninya melihat-lihat sekolah ini," jawab Sulli.
"Aku bisa menyuruh orang lain untuk menemaninya,"
"Tidak bisa!" tiba-tiba Yesung ikut menyahut, membuat Siwon langsung menatapnya tajam.
Namun namja bermata caramel itu sama sekali tidak terlihat takut, "Sulli sudah lebih dulu berjanji akan menemaniku, jadi seharusnya kau yang pergi bersama orang lain!"
"Yah, kau pikir siapa dirimu, huh?!" Siwon berteriak keras pada Yesung.
Sulli berdecak, "Berhenti bersikap kekanakan, Choi Siwon! Jja, Yesung-ah. Lebih baik kita mencari udara segar di luar," ujarnya seraya menarik tangan Yesung keluar meninggalkan kelas.
Yesung menjulurkan lidahnya pada Siwon sebelum ia dan Sulli menghilang di balik pintu.
"Whoaa, sepertinya akhirnya Choi Siwon memiliki saingan!" seru Donghae yang berdiri di belakang Siwon.
Kyuhyun mengangguk, "Selama ini tidak ada yang berani mendekati Choi Sulli karena mereka semua tahu Siwon menyukainya,"
Siwon mengepalkan tangannya, "Tunggu sampai anak baru itu tahu siapa aku!"
.
.
~ 예 원 ~
.
.
"Sulli-ssi, apa namja itu tadi kekasihmu?"
Sulli menoleh pada Yesung tanpa menghentikan langkahnya, "Maksudmu Siwon? Anni, dia bukan kekasihku,"
Yesung langsung tersenyum lebar , "Benarkah?"
Sulli ikut tersenyum, "Kami hanya berteman. Aku sudah mengenalnya sejak kecil. Dia memang suka bersikap berlebihan,"
"Ah, begitu," Yesung mengangguk kecil.
"Tetapi aku peringatkan, jangan dekat-dekat dengannya. Dia itu sangat menyebalkan. Kalau mood-nya sedang buruk dia bisa membunuh orang,"
Yesung langsung menatap Sulli dengan mata melebar, "Be-benarkah?"
Sulli tertawa, "Tentu saja tidak. Aku hanya bercanda," ujarnya seraya mencubit pipi Yesung dengan gemas, "Tetapi aku sungguh-sungguh di bagian 'dia sangat menyebalkan'"
Yesung langsung buru-buru menundukkan wajahnya yang kembali bersemu merah, "A-arraseo,"
Sulli tersenyum, "Bagaimana kalau kita ke kantin saja? Sekolah ini sangat luas. Kita tidak mungkin mengelilinginya dalam waktu satu hari. Kau bisa kelelahan,"
"Tidak perlu khawatir. Aku sudah benar-benar sembuh," Yesung kembali tersenyum lebar.
Sulli mengerucutkan bibirnya, "Tetapi aku lapar~~"
"Sebenarnya aku juga lapar," Yesung terkikik, "Baiklah, ayo ke kantin!" serunya seraya menggenggam tangan Sulli dan menariknya menuju kantin yang sebelumnya ditunjukkan oleh yeoja itu ketika berkeliling tadi.
.
.
~ 예 원 ~
.
.
Yesung menatap langit yang berwarna keabu-abuan di atasnya. Mendung. Mungkin hujan akan segera turun dalam waktu kurang dari tiga puluh menit.
Ia merapatkan jas berwarna cokelat yang membalut tubuh rampingnya. Tanpa sadar bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis. Hari pertamanya di sekolah berjalan jauh lebih baik dari yang ia harapkan.
Awalnya ia sempat merasa khawatir Choi Sulli tidak akan mengenalinya. Tsk, satu tahun itu bukan waktu yang sebentar. Terlebih lagi pertermuan mereka dulu bisa dikatakan sangat singkat. Ia hanya satu dari sekian banyak pasien di rumah sakit besar yang saat itu beruntung bisa mendapatkan kunjungan dari Choi Sulli.
Namun ternyata yeoja itu masih mengenalinya. Bahkan Sulli memperlakukannya dengan sangat baik dan ramah. Masih sama seperti satu tahun yang lalu. Ia bisa menyimpulkan hubungan mereka akan berjalan dengan baik ke depannya.
Mungkin saat ini memang terlalu jauh jika ia berharap Sulli memiliki perasaan yang sama dengan yang telah ia pendam selama setahun terakhir. Namun ia yakin, seiring berjalannya waktu, dalam keadaan seperti ini—berada dalam jarak yang sangat dekat dengan Sulli—ia pasti akan berhasil membuat yeoja itu memandangnya.
"Fighting!" Yesung bergumam pelan seraya mengepalkan tangan jari-jari mungilnya.
Sebuah bus berwarna oranye terlihat berjalan mendekat. Ia segera berdiri dari kursi yang didudukinya dan berjalan mendekat ke pinggir jalan. Namun tiba-tiba ia merasakan sepasang tangan menarik tubuhnya ke belakang.
"Yah!" Yesung memekik kaget.
Ia berusaha memberontak meskipun hasilnya sia-sia. Sosok di belakangnya itu berhasil menyeretnya menuju sebuah gang sempit tak jauh dari halte di samping sekolahnya tadi.
Bugh.
Tubuhnya dihempaskan dengan keras, membuatnya meringis kesakitan ketika punggungnya membentur permukaan dinding kasar di belakangnya.
"Maaf, aku hanya menjalankan perintah,"
Yesung membuka matanya, menemukan sosok namja dengan wajah tak asing berdiri di depannya. Meskipun tidak mengetahui namanya, tetapi Yesung yakin namja itu adalah salah satu teman barunya di kelas tadi.
"Whoaa, ini pertama kalinya aku mendengar seorang Cho Kyuhyun meminta maaf!"
Yesung sontak menoleh ke samping kirinya, kali ini caramel-nya menemukan tiga orang namja lain yang juga berwajah tak asing. Matanya langsung melebar begitu mengenali salah satu di antara mereka bertiga.
"Choi Siwon?"
"Ah, ternyata kau sudah tahu namaku," Siwon menyeringai seraya berjalan mendekat.
Yesung segera memperbaiki posisi berdirinya, "Apa yang kau inginkan?"
"Baiklah, karena kau adalah anak baru, aku akan sedikit berbaik hati padamu. Jauhi Choi Sulli, pindah tempat duduk, dan aku akan menganggap aku tidak pernah melihatmu. Mengerti?"
Yesung mendelik kesal, "Kenapa aku harus melakukannya?"
"Karena aku menyuruhmu."
"Kalau aku tidak mau?"
"Aku akan membuatmu menyesal seumur hidup,"
"Aku tidak mau."
Siwon melotot, "Yah, apa kau tidak tahu siapa aku?"
"Kenapa aku harus tahu?"
Siwon mendengar tiga orang namja di belakangnya tertawa, membuat emosinya semakin meluap. Ia menarik kerah baju Yesung dengan kasar, menyebabkan namja di hadapannya itu tersentak kaget.
"Choi Sulli adalah milikku. Jauhi dia atau aku membuatmu merasakan bagaimana rasanya hidup di neraka!"
"A-aku tidak mau!" meskipun masih dalam keadaan terkejut, Yesung tetap memberanikan diri membalas tatapan mematikan Siwon, "Sulli bilang kau bukan kekasihnya, jadi kau tidak berhak melarangku!"
Siwon berdecih, "Kau mau bersaing denganku? Apa kau tidak melihat seperti apa dirimu? Kau tahu, anjingku bahkan terlihat jauh lebih baik darimu,"
Yesung menatap Siwon tidak terima. Ia dibandingkan dengan anjing? Yang benar saja!
"Kalau kau memang berpikir seperti itu, kenapa kau harus takut bersaing denganku?"
"Aku? Takut bersaing denganmu?" Siwon tertawa, "Bahkan dalam mimpimu hal itu tidak akan pernah terjadi, Jongwoon-ssi,"
"Buktinya sekarang kau mengancamku. Itu berarti kau tidak berani bersaing denganku," Yesung tersenyum melihat tawa Siwon menghilang, "Aku benar, kan?"
"Kau—"
"Kalau kau memang menyukai Sulli, seharusnya kau berusaha untuk mendapatkan hatinya, bukan hanya sekedar ingin memilikinya. Ini bukan sikap seorang pria, Siwon-ssi,"
Siwon melepaskan kerah baju Yesung seraya kembali tertawa kecil.
"Kau sedang mengajariku untuk menjadi seorang pria? Kau bahkan sama sekali tidak terlihat seperti seorang pria, kau tahu?"
"Setidaknya aku tidak bertindak seperti seorang pengecut untuk mendapatkan apa yang aku inginkan," balas Yesung, "Kita sama-sama menyukainya, kan? Mari bersaing sebagai seorang pria sejati. Dan kita lihat siapa yang nanti akan menang,"
Siwon tersenyum sinis, "Kau sungguh-sungguh mengajakku bersaing?"
Yesung mengangguk, "Kalau nanti Sulli memilihmu, aku akan melepaskannya. Tetapi selama dia belum mengatakan padaku untuk menjauhnya, aku akan tetap berusaha mendapatkan hatinya,"
"Ah, baiklah. Mari bertarung sebagai seorang pria,"
"Apa aku boleh pulang sekarang?" tanya Yesung seraya merapikan seragamnya, "Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Aku tidak membawa payung,"
"Tentu saja. Pulanglah,"
Yesung tersenyum, "Terima kasih!" serunya seraya berlari meninggalkan gang kecil itu.
"Mwo? Apa aku tidak salah dengar? Dia mengucapkan terima kasih?" tawa Donghae terlihat akan kembali meledak.
"Bukankah dia terlihat terlalu polos untuk menjadi saingan seorang Choi Siwon?" gumam Kyuhyun seraya menyandarkan punggungnya pada dinding gang.
"Tetapi aku merasa ini akan menjadi sangat menarik," Kibum menyeringai menatap Siwon.
Donghae mengangguk setuju, "Kalau seorang Kim Kibum sudah mengatakan ini akan menarik, ini pasti akan benar-benar menarik!"
"Benar. Lagipula aku bosan melihat semua orang berlari ketakutan setiap berhadapan dengan Choi Siwon," Kyuhyun kembali menyahut.
Donghae menepuk bahu Siwon, "Fighting, Siwon-ah!"
Siwon menyeringai tipis, "Kau yang meminta perang ini, Kim Jongwoon."
.
To Be Continued
.
Hihi aku datang lagi bawa prolog fanfic baru ^^
feel angst lagi dalam masa kritis, jadi aku mau bikin fanfic yang ringan-ringan (?) dulu aja
untuk saat ini belum ada rencana discontinue Sacrifice, jadi buat yang masih nunggu lanjutan ff itu doain aja semoga inspirasi dan mood nulis angst cepet balik xD
Fanfic ini terinspirasi dari MV B2st yang judulnya 'Beautiful' sama 'I like you the best'
Pasti udah ada yang pernah liat kan? Hehe di MV itu ngga ada unsur boys love sih, tapi jiwa fujoshi ini emang agak liar (?) gitu kalo liat sesuatu yang menarik xD
sebenernya niat pengen bikin ff ini tu udah lama banget, sebelum Tell Me A Lie tamat dulu
Tapi kemarin tu tiba-tiba dapet ide buat nulis Sacrifice, jadi yang satu ini malah disingkirin dulu orz
Okesip! Makasih buat yang udah baca ^^
