Disclaimer:
UtaPri©Broccoli
Warning:
Rada OOC.
Happy Reading!
Pemuda berambut brunette sebahu itu meregangkan tubuhnya yang mulai kaku karena sejak beberapa saat yang lalu ia terus-menerus duduk di lantai sambil memainkan game yang sedang dimainkannya dengan temannya yang berambut silver dan bermanik heterocrome itu. Ia melirik malas ke temannya yang berambut silver, yang ternyata sama lelahnya dengan dirinya setelah bermain game tersebut. Karena temannya itu tengah menguap lebar sambil meregangkan otot lengannya yang kaku.
Ia pun mulai melirik ke arah lain. Kali ini ke arah pemuda berambut cyan yang sedang duduk di depan laptop dengan tampang datarnya. Pemuda berambut brunette itu mendengus. Lalu, mulai melirik ke temannya yang lain, yang berambut sand-brown yang sedang duduk di sofa sambil membaca sebuah buku tebal. Pemuda itu kembali mendengus.
Dan ia segera mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang tergantung pada dinding di depannya. Jam sebelas pagi. Dan tiga jam dari sekarang mereka akan ada konser. Apa mereka harus berangkat sekarang 'ya?
"Kita berangkat."
Pemuda berambut brunette itu berjingkat kaget mendengar suara monoton dengan nada agak feminim dari temannya yang berambut cyan itu. Kini pemuda berambut cyan itu tengah menutup laptopnya dan merapikan barang-barangnya. Diikuti dengan dua temannya yang lain.
"Nee~ Apa kalian tidak bosan dengan keseharian ini?" tanya pemuda berambut brunette itu sambil tiduran telentang di lantai dengan kedua manik abu-abu miliknya yang menatap ketiga temannya bergantian.
Ketiga temannya itu saling pandang satu sama lain sebelum ketiganya mulai menggeleng dengan wajah datar. Ah, ia sudah mengira kalau ketiga temannya itu akan menjawab sesingkat itu. Ia pun segera bangkit dari posisi telentangnya dan mulai bersiap untuk berangkat ke tempat konser mereka nanti.
"Kenapa kau menanyakan itu, Reiji?" tanya temannya yang berambut silver dengan manik heterocromenya. Pemuda yang bernama lengkap Kotobuki Reiji itu hanya bisa tersenyum lebar mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu. "Aku bosan akhir-akhir ini~!" jawabnya dengan nada bermain seperti biasanya.
"Presiden bilang, kalau sudah professional boleh menjalin hubungan," ucap pemuda cyan yang berusia paling muda di antara keempatnya itu dengan nada monotonnya. Reiji menatap pemuda itu dengan pandangan agak kaget.
"Kapan beliau berkata begitu, Ai-Ai?!" tanya Reiji pada pemuda cyan itu sambil menggoncangkan bahu pemuda itu dengan agak keras. Pemuda itu, Mikaze Ai, hanya menghela nafas mendengar pertanyaan yang menurutnya konyol dari Reiji.
"Kemarin. Beliau mengizinkannya selama kita bisa membedakan urusan perasaan dengan urusan pekerjaan," jelas Ai dengan datarnya. Reiji hanya menatap Ai dengan pandangan cerah. Diikuti pemuda silver dan sand-brown yang menatapnya dengan pandangan meminta penjelasan lebih.
"Tapi…" Reiji dan kedua temannya yang lain menatap Ai yang berkata satu kata dengan nada menggantung itu. Menunggu pemuda berusia lima belas tahun itu melanjutkan ucapannya. "…Apa maksud dari 'urusan perasaan' dan 'menjalin hubungan' yang dikatakan oleh Presiden?" lanjut Ai dengan tampang datar dan polos. Reiji dan kedua temannya itu diam mendengar pertanyaan itu.
"Kau benar-benar tak mengerti, Mikaze?" tanya pemuda sand-brown yang bernama Camus itu pada Ai. Ai mengangguk pelan. "Serius tak tahu?" tanya si silver, Kurosaki Ranmaru, dengan pandangan aneh pada rekan kerjanya itu. Ai kembali mengangguk.
"Intinya, cinta~!" jawab Reiji dengan nada riang dan senyuman lebar. Ai menatapnya dengan pandangan aneh. Sedangkan Ranmaru dan Camus hanya menghela nafas pelan. "Kau akan memahaminya kalau sudah menemukan orang yang tepat nanti~!" lanjut Reiji sambil membawa tas ranselnya.
"Ayo, berangkat~!"
Keempatnya kini tengah berjalan menuju belakang panggung. Para staff yang mengurus konser mereka pun sudah datang dan tengah bersiap-siap sebelum konser. Semuanya sibuk. Dan keempatnya pun harus segera bersiap-siap untuk konser mereka.
"Reiji!"
Keempatnya menoleh ke asal suara dan mendapati seorang gadis berambut merah kecoklatan dengan gaya ponytail tengah berlari menuju tempat mereka berada. Ranmaru, Camus dan Ai menatap Reiji meminta penjelasan. Sementara yang ditatap sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Tsu-chan~!" Reiji menyebut nama gadis itu dengan nada riangnya. Ketiga rekannya kembali menatapnya dengan pandangan meminta penjalasan, namun diabaikan oleh Reiji yang sibuk dengan gadis yang kini sudah berdiri di depannya itu.
"Lama tak bertemu, Reiji!" ucap si gadis dengan senyum lebar sambil sedikit membungkuk pada Reiji yang tengah terkekeh pelan. Ketiga rekan Reiji mulai merasa curiga dengan sikap Reiji yang agak aneh sekarang.
"Ya… Kau 'kan sibuk dengan kegiatanmu sebagai designer. Tapi, kenapa kau di sini, Tsu-chan?" tanya Reiji dengan senyum simpul. Gadis bernama lengkap Satori Tsuki itu pun membalas senyum Reiji dengan senyuman lebarnya.
"Pekerjaan! Aku tak menyangka, kau yang akan menjadi bintangnya hari ini. Ditambah, sepertinya kau bekerja sebagai kelompok sekarang," ucap Tsuki sambil menatap ketiga rekan Reiji yang berdiri menatap Reiji dan Tsuki dari belakang. Reiji kembali tertawa pelan mendengar ucapan Tsuki.
"Begitulah! Kali ini aku tampil bersama grupku~!" balas Reij dengan riang. Tsuki hanya tertawa tertahan saat menyadari sesuatu.
"Reiji, sifat childish milikmu itu belum hilang juga 'ya?" Sindiran dari Tsuki sukses membuat Reiji diam dengan semburat merah tipis. Sedangkan ketiga rekannya saling tatap satu sama lain.
"Kalian teman lama?" Reiji dan Tsuki langsung menatap Ai yang melontarkan pertanyaan tersebut dengan nada monoton. Reiji dan Tsuki saling tatap sejenak, lalu mengangguk bersamaan.
"Sejak kecil?" Kali ini Reiji dan Tsuki menatap Camus yang menatap keduanya dengan pandangan menyelidik. Keduanya kembali mengangguk membenarkan pertanyaan dari Camus.
"Kalian saling suka?" Kali ini keduanya saling diam seribu bahasa. Mereka sama sekali tak bisa menjawab pertanyaan Ranmaru. Sedangkan Ranmaru hanya menunjukkan seringaian saat melihat sikap keduanya yang langsung buang muka. Ow, menarik…
"Sebaiknya kita cepat, satu jam lagi sebelum konser." Dan Reiji langsung panik seketika saat mendengar ucapan Ai.
Reiji mulai memasukkan beberapa barang-barangnya yang berada di atas meja ke dalam ranselnya. Konsernya sudah selesai dan kini ia tengah bersiap untuk kembali ke asrama. Jujur saja, Reiji agak terkejut dengan hari ini. Terlebih saat ia bertemu Tsuki.
"Reiji, sedang beres-beres?" Reiji menoleh ke belakangnya dan mendapati Tsuki yang sedang berdiri di belakangnya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan sebuah senyum simpul di wajahnya. Reiji membalas senyum simpul itu.
"Yup. Dan sepertinya Myu-chan, Ran-Ran dan Ai-Ai sudah menunggu di luar," tebak Reiji sambil kembali memasukkan barang-barangnya ke dalam ranselnya. Tsuki hanya membalasnya dengan jawaban 'oh' singkat.
"Kurasa grup-mu sudah cukup terkenal sekarang. Terlebih, kau memiliki banyak fans sekarang," ucap Tsuki lagi saat mengingat konser tadi, para gadis yang menonton konser Quartet Night terus-menerus berteriak histeris.
"Mungkin kau benar. Tapi, juniorku masih lebih terkenal dibandingkan dengan kami," ucap Reiji santai sambil menggendong tas ranselnya dan mulai menatap Tsuki yang masih berdiri di posisinya semula.
"Junior? Siapa?" tanya Tsuki dengan kepalanya yang dimiringkan sedikit dan pandangan penasaran. Reiji tersenyum lebar.
"STARISH~!" Mata Tsuki membulat saat mendengar nama STARISH yang disebut oleh Reiji. Tsuki tahu benar tentang grup band baru yang langsung melejit namanya saat pertama debut itu. Bisa dibilang, Tsuki salah satu fans STARISH, walau tidak fanatik.
"Benarkah?!~ Wuaahh!~ Apa aku bisa bertemu mereka?!" tanya Tsuki antusias dengan mata berbinarnya. Reiji hanya bisa menggaruk pipinya dengan senyum canggung. Ia tak yakin kalau STARISH bisa menemui Tsuki. Dikarenakan jadwal STARISH yang semakin padat setelah memenangkan penghargaan UtaPri beberapa bulan lalu.
"Aku tak janji… Soalnya jadwal tampil mereka makin padat akhir-akhir ini," jawab Reiji dengan senyum canggung. Tsuki hanya bisa menatap Reiji dengan wajah cemberutnya. Reiji merona tipis melihatnya.
"Hee?! Padahal adikku juga salah satu penggemar mereka 'loh!" ucap Tsuki lagi dengan nada meninggi seakan memaksa Reiji untuk mempertemukannya dengan STARISH.
"Um… Ika-chan? Wuah!~ Sudah lama aku tidak bertemu dengannya~!" ucap Reiji riang saat mendengar nama adik Tsuki yang dulu sering bermain dengannya itu. Tsuki menggembungkan kedua pipinya karena Reiji mengabaikan ucapannya.
"Re-"
"Masih lama?"
Tsuki dan Reiji menoleh ke asal suara yang menginterupsi ucapan yang ingin diucapkan Tsuki. Dan keduanya mendapati Ai yang berdiri di ambang pintu dengan ransel di punggungnya. Ah, sepertinya Reij terlalu lama berada di ruang ganti.
"Tidak 'kok! Kami hanya sedang mengobrol saja!~" ucap Reiji dengan senyum lebarnya. Tsuki hanya berdecih mendengar jawaban dari Reiji. Sedangkan Ai menatap Tsuki dari atas sampai bawah dengan tajam.
"Reiji, kau ingat apa yang kukatakan padamu sebelum berangkat ke sini?" Reiji memiringkan kepalanya mendengar pertanyaan dari pemuda yang lebih muda sepuluh tahun darinya itu. Reiji mengangguk. Tentu saja ia ingat soal ucapan Ai yang mengatakan kalau mereka sudah diizinkan untuk menjalin hubungan itu.
"Menurut dataku, Satori menyukaimu sejak kecil."
Hening.
Reiji dan Tsuki sama-sama diam mendengar ucapan Ai yang terkesan frontal. Sedangkan Ai sudah melangkahkan kakinya meninggalkan posisinya semula menuju tempat Ranmaru dan Camus yang masih bersiap.
Reiji menoleh ke arah Tsuki yang berdiri di sampingnya dengan pandangan meminta penjelasan. Sedangkan Tsuki hanya memandang ke arah lantai dengan wajahnya yang memerah sempurna. Dan detik berikutnya, Tsuki langsung berjongkok di posisinya dengan kepalanya yang dibenamkan di antara kedua kaki dan tangannya yang disilangkan di atas kakinya yang ditekuk.
"Tsu-chan… Yang dikatakan Ai-Ai itu… benar?" Reiji bertanya dengan tubuhnya yang sedikit membungkuk. Tsuki tak menjawab beberapa saat. Reiji bisa mendengar Tsuki yang mendengus dengan keras.
"Menurutmu?!" tanya Tsuki balik tanpa memandang Reiji. Reiji tersenyum lebar dan ikut berjongkok di samping Tsuki, lalu menatapnya dengan senyuman lebarnya itu.
"Aku mau Tsuki jawab~!" ucap Reiji dengan nada main-mainnya yang biasa. Tsuki berdecih sebal mendengar ucapan Reiji. Jujur saja, ia merasa akan segera jadi kepiting panggang jika terus-menerus ditanyai seperti itu oleh Reiji.
"Oke-oke! Aku akan jawab! Ya! Aku menyukaimu! Puas?!" ucap Tsuki mengakui semunya dengan wajahnya yang dipalingkan ke arah berlawanan dengan wajah Reiji. Reiji kembali tersenyum lebar setelah mendengar pengakuan dari Tsuki.
"Aku juga menyukai Tsuki 'kok~!" Tsuki diam saat mendengar Reiji membalasnya dengan nada bicaranya yang biasa. Perlahan, wajahnya mulai memerah sempurna dan ia kembali membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya.
"Bodoh! Kau tak perlu mengakuinya seperti itu 'kan?!" ucap Tsuki yang tak bisa menahan rasa malunya itu. Reiji terkekeh melihat tingkah Tsuki yang sudah lama tak dilihatnya itu. Ah, manis.
"Jadi, kita pacaran 'ya~!"
"Mou~! Ran-Ran pulang ke rumah orang tuanya karena ada urusan keluarga, Myu-chan pulang ke negerinya dengan alasan yang sama, sebenarnya apa yang terjadi~!?"
Ai hanya bisa menatap Reiji datar saat Reiji mengatakan serentetan kalimat itu dengan nada memekik frustasi. Jujur saja, Ai sendiri punya urusan sekarang. Tapi, ia tunda karena Reiji mulai merajuk.
"Fokus pada jalan, Reiji. Aku tak mau mengalami kecelakaan karena kau tak fokus," ucap Ai sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. Reiji hanya mendengus kesal dan menggembungkan kedua pipinya saat mendengar komentar Ai.
Sekarang, keduanya sedang berada di dalam mobil Reiji. Reiji di belakang kemudi dan Ai duduk di sampingnya. Rencananya, mereka hendak pergi ke salah satu café untuk bertemu dengan Tsuki. Sebenarnya Reiji berniat membawa Ranmaru dan Camus, tapi keduanya menolak karena ada urusan mendadak. Jadi, hanya Ai yang ikut.
Tak lama berselang, keduanya tiba di café yang dimaksud. Setelah selesai memarkirkan mobilnya di depan café, Reiji dan Ai segera keluar dari mobil dan berjalan ke dalam café. Beberapa orang yang mereka lalui sempat menatap mereka dengan pandangan tak percaya. Ah, idola…
"Tsu-chan~!" Reiji melambaikan tangannya dan memanggil Tsuki yang duduk di dekat jendela sambil membaca sebuah majalah itu. Tsuki menurunkan majalah yang dibacanya dan tersenyum lebar saat melihat Reiji.
Reiji pun segera menghampiri meja Tsuki diikuti Ai yang berjalan santai di belakangnya. Reiji duduk di kursi kosong di seberang tempat Tsuki. Sedangkan Ai duduk di samping Reiji. Reiji memulai pembicaraan.
"Jadi, mana Ika-chan?" tanya Reiji dengan senyum lebar. Ai menatapnya heran. Ia pikir, Reiji mengajaknya hanya untuk menemui Tsuki. Tsuki tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Dia sedang ke kamar mandi. Kalian pesan minum saja dulu!" jawab Tsuki santai. Reiji hanya mengangguk dan mulai memesan diikuti Ai.
"Siapa itu 'Ika-chan'?" tanya Ai setelah ia selesai memesan minuman. Tsuki terkekeh mendengar pertanyaan dari Ai. Sedangkan Reiji hanya tersenyum lebar mendengarnya.
"Dia-"
"Ane-san."
Tsuki menghentikan ucapannya dan menatap gadis berambut hitam dengan warna bola mata biru laut yang kini berdiri di samping meja mereka. Reiji dan Ai pun ikut menatap gadis itu. Senyum Tsuki dan Reiji mengembang melihat gadis itu.
"Ah, kau lama sekali, Ikari!" ucap Tsuki diikuti dengusan. Gadis itu hanya membungkuk sedikit dan mengucapkan kata maafnya. Lalu duduk di kursi kosong di sebelah Tsuki. Ai menatapnya sejenak.
"Nah, perkenalkan dirimu!" pinta Tsuki dengan senyum lebar sambil menepuk bahu gadis berambut hitam sasak sebahu itu. Gadis itu menghela nafas sesaat sambil menggaruk tengkuknya gugup.
"Satori Ikari, salam kenal."
TBC
A/N: Ini pertama kalinya saya buat fic di fandom UtaPri. Salam kenal semua. Dan mohon review dan kritiknya. m(_ _)m
