Naruto © Masashi Kishimoto & MinaKushi (?)

Rated T demi keamanan para pembaca :v

Warning: Berhubung ini fict pertama maka kemunculan OOC, unsur GaJe, humor minim dan sespesiesnya kemungkinan pasti terjadi. '-'v

.

.

.

.

.

.

.

SAKURA POV

Dari balik jendela mobil ku pandangi sekitar jalan yang ku lewati. Memandangi lingkungan yang sangat ku rindukan. Memandangi sekitar tempat yang sudah sangat lama ingin ku datangi lagi. Rasanya sudah terlalu lama aku tak pulang.

"Bagaimana keadaan rumah di tengah alun-alun Tokyo? Apa mansion yang rencananya mulai dibangun tiga tahun lalu sudah jadi, Hidan?" Tanyaku pada seorang pemuda yang sejak tadi memandang lurus ke depan. Benar saja, dia duduk di sebelahku, di bangku kemudi. Itu sebabnya dia terus memandang ke depan.

"Entahlah" jawabnya singkat

"Eh? Kenapa kau tidak tahu? Yang selama tiga tahun terakhir ini berada di London kan aku, bukan kau. Kau yang selama ini tetap tinggal disini saja masa tak tahu?" Sahutku kesal. Bagaimana tidak? Aku bertanya dengan antusias padanya tadi, tapi dia malah jawab dengan singkat dan expressionless begitu.

"Kau pikir hanya kau saja yang sibuk? Aku yang selama 2 tahun terakhir ini baru debut dalam boygroup-ku mana tahu soal mansion keluarga itu? Lagipula kamu tahu kan kalau artis agensi keluarga kita sudah debut disediakan tempat tinggal sendiri di dorm?" Lagi-lagi dia ketus begitu.

"Eh? Jadi boygroup-mu itu sudah mulai debut ya? Wah cepat sekali ya rasanya." Sahutku diselingi tawa. Habisnya rasanya aku baru berpisah dengan Hidan –untuk kuliah di Inggris- kemarin tapi mendadak sekarang dia sudah jadi artis saja.

"Aku sudah menjalani masa trainee bertahun-tahun, Sakura. Masa iya di waktu debutku ini dibilang mendadak." Ucapnya sambil mengacak rambutku dengan lembut.

Aku hanya bisa tersenyum saja. Sampai saat ini, memang hanya Hidan lah yang selalu memperlakukanku seperti ini. Seakan-akan aku adalah adik kecilnya yang masih terlalu bodoh dan tidak mengetahui apa-apa. Padahal aku sudah besar, dan aku bukan adiknya. Aku adalah sepupunya, kami lahir di tahun dan bulan yang sama dan hanya berbeda beberapa hari.

Setelah melewati beberapa perempatan lampu merah dan belokan-belokan

"Kita sudah sampai, ayo turun!" Ajak Hidan sembari membuka pintu mobil

"Wah sudah lama aku tak memijakkan kakiku di tanah Jepang." Gumamku takjub –setelah turun dari mobil-

"Kau berlebihan, Sakura. Masih saja suka begitu, setelah ini sebaiknya kau langsung minum obat" Hidan yang mendengar gumamanku malah memberi respon ketus sambil sweatdrop.

"Kau ini kenapa sih? Masih saja memperlakukanku seketus itu, apa salahnya kalau aku lebay sedikit?"

Tak ada suara setelah kalimatku tadi sampai

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Konnichiwa, Sakura-sama." Tiba-tiba ada yang menyapaku. Aku pun menoleh.

"Um, Konnichiwa." Sahutku ramah. Senangnya masih ada yang ingat aku setelah tiga tahun tak kesini.

"Mari masuk, anda ditunggu di dalam." Shizune-san –orang yang menyapaku tadi- mengajak kami masuk gedung.

Aku terpukau. Aku harus berkata apa setelah melihat apa yang ada di hadapanku ini? Kalau lebay lagi, nanti Hidan ketus lagi. Tapi masa harus jaim hanya karena laki-laki seperti dia sih?

Lobby yang sangat luas. Itu lah yang ada di hadapan pandanganku saat ini. Terlihat mewah dan elegant. Padahal bukan pertama kalinya aku kemari. Setelah sekian lama tak kemari mana ku tahu kalau sekarang gedung agensi keluargaku jadi seperti ini? Sangat berbeda.

SAKURA POV END

'TING'

Lamunan Sakura terpecah oleh bunyi lift. Dari pintu lobby, Sakura melihat beberapa orang keluar dari lift. Terlihat empat pemuda berperawakan tinggi keluar dari pintu lift yang terbuka.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hoy Hidan!" seseorang –salah satu dari mereka- yang bersurai panjang dengan tatapan yang ramah dari manik biru langit nan cerah berteriak memanggil Hidan..bukan.. melainkan menyapa. Menyapa dengan cara yang terlihat begitu akrab dengan yang disapa.

"Eh, kalian." Gumam Hidan melihat empat lelaki yang baru saja keluar lift tadi.

"Kemana saja kau, hm? Konan bilang malam ini kita diundang dalam acara music show, hm." Ucap Deidara –pria bersurai kuning panjang- mengingatkan Hidan.

"Nani? Aku baru saja kembali dari menjemput Sakura dari Bandara seharian. Dan malam ini aku harus berlelah ria lagi untuk menghadiri acara bersama Akatsuki?" Hidan yang mengaku lelah itu pun mengoceh lebay.

'Yang sebenarnya suka berlebihan dan patut minum obat itu siapa sih? Dasar tak sadar diri.' Batin Sakura sweatdrop. Mengingat apa yang Hidan ucapkan padanya saat di depan gedung.

"Eh? Sakura-san desu ka?" Tanya Seorang pemuda bersurai merah maroon pada Sakura.

"Em ha-ha'i." Jawab Sakura bersurai soft pink itu kini bingung dengan apa yang dilihatnya. Seorang pemuda rupawan dengan tatapan calm nan teduh bertanya padanya seakan-akan masih mengingatnya.

"Kau pasti sudah lupa aku. Kita kan sudah tiga tahunan tidak bertemu." Duga pemuda bersurai maroon diselingi tawa ringan.

Sakura diam saja menatapnya. Dia pun menatap 3 pemuda lainnya. Dia tahu kalau dia pernah bertemu dengan mereka sebelumnya hanya saja terlalu lama berada di tempat yang jauh dari rumah membuatnya lupa dengan wajah-wajah orang-orang yang berada di sekitarnya. Sakura pun memutar bola matanya secara horizontal. Mencoba mengingat siapa-siapa saja nama keempat pria yang sedang bersama dengannya dan sepupunya ini.

"U-uwah. Aku rasa aku ingat." Sakura pun memecah lamunannya dengan ingatannya sendiri.

"Kalian teman Hidan di masa pelatihan boygroup kan? Dan kau Sasori-san bukan?" Tanyanya pada pemuda bersurai maroon itu.

Sasori –pemuda bersurai maroon- yang ditanya menanggapi dengan anggukan.

"Ternyata kau mengingatnya. Kupikir kau lupa." Gumam pemuda dengan warna rambut yang senada dengan buah jeruk.

"Aku ingat. Aku kan juga belum pikun, Yahiko-san." Sakura menyahut sambil cemberut. 'Apa dia pikir hanya dengan kuliah 3 tahun di Inggris saja bisa membuatku lupa ingatan akan apapun yang ada di Jepang?' Batin Sakura.

"Yasudah reuninya sampai disini saja. Sebaiknya kita segera kembali ke dorm untuk mempersiapkan apa yang perlu dibawa atau dikenakan di music show nanti." Pemuda bersurai red berry di atas bahu yang mulai lelah berdiri sejak tadi di lobby mulai melangkahkan kakinya ke pintu lift.

"Siapa dia? Sifatnya dingin sekali." Sakura heran pada pemuda yang –baginya- terlihat dingin tadi.

"Amnesiamu menyusahkan. Member tertua dalam boygroup Akatsuki masa kau lupa?" Celetuk Hidan.

"Sudahlah ,hm! Lebih baik kita segera ke dorm saja ikuti Nagato nii-san hm." Deidara sebagai leader boygroup Akatsuki mencoba mengiyakan kata-kata nii-sannya dan mengajak member yang lain untuk ikut naik ke dorm

'TING'

Sejak naik lift sampai sekarang sudah keluar lift, para Akatsuki termasuk Sakura hanya diam saja tidak bicara apa-apa lagi. Sakura masih tertegun karena sikap dingin yang baru saja dia lihat dari Nagato tadi.

"Daijoubu, Nagato nii-san memang selalu terlihat bersikap dingin di hadapan siapapun. Tapi sebenarnya dia baik. Lagipula jangan heran kalau akan lebih banyak lagi orang-orang yang bersikap begitu dingin padamu di sekitar sini, apalagi di lantai apartemen para artis KG Entertainment. Akan begitu banyak artis-artis baru yang akan kau temui akan mengejutkanmu dengan perangai mereka masing-masing. Termasuk SFx." Seakan-akan mengetahui apa yang tengah Sakura pikirkan, Yahiko menjelaskan pada Sakura semuanya.

"SFx? Siapa itu? Aku tak pernah dengar itu sebelumnya." Sakura pun bingung. Sepertinya memang sudah banyak yang berubah pada apa yang ada dalam agensi keluarganya ini.

"Jangan tanya. Kau akan mengenal mereka kalau sudah bertemu. Aku malas menjelaskannya."

"Kau pikir hanya padamu saja Sakura bertanya, Hidan? Siapa yang mempedulikanmu, hm?" Deidara memutar bola mata bosan. Sering sekali dia melihat Hidan berlagak mengetahui segalanya.

"Apa-apaan kau ini?! Sepertinya kau tidak suka ya dengan sikapku yang sedang mencoba tidak banyak bicara. Giliran aku banyak bicara, kau malah marah. Seakan-akan aku selalu salah. Kau ini menyebalkan, Deidara." Hidan yang merasa dikompori jadi merasa panas dan ingin terus mengoceh tak jelas.

"Kau ini yang menyebalkan, Hidan. Kebiasaanmu selalu membuat kesal saja. Kau yang paling muda di antara Akatsuki tapi tidak punya sopan santun sama sekali pada para nii-sanmu. Dasar tak tahu diri, hm!" Deidara saking kesalnya sampai-sampai menaruh imbuhan 'hm' miliknya di kalimat paling akhir

"SFx baru debut kurang dari dua minggu yang lalu. Mereka adalah boygroup beranggotakan lima orang. Mereka adalah kouhai kami, Sakura-san." Sasori yang cinta damai dan mencoba mengacuhkan perseteruan Hidan & Deidara memilih untuk menjelaskan langsung pada Sakura.

Sakura yang diberi penjelasan kini hanya mengangguk sembari membuat bulatan –berbentuk huruf o- di mulutnya sebagai tanda mengerti.

Kini Akatsuki dan Sakura sudah berada di depan pintu dorm Akatsuki. Deidara yang sudah berhenti mengoceh pada Hidan kini menekan password dorm. Kemudian Deidara pun membuka pintu dorm. Manik birunya kini menerawang sekeliling isi dorm. Dorm yang terdapat 3 pintu kamar itu terlihat sepi, rapi, tidak berantakan (rapi & tidak berantakan itu sama =_=a) dan terlihat benar-benar tak ada penghuninya.

"Eh? Nagato nii-san kemana? Kenapa kelihatannya tak ada orang sama sekali?" Yahiko bingung. Dorm mereka terlihat rapi & sepi tidak berbeda dengan kondisi saat mereka turun ke lobby tadi. Yahiko pun berjalan ke arah pintu kamarnya. Yahiko berpikir bahwa harusnya Nagato ada disana. Karena kamar Yahiko adalah kamar Nagato juga. Di dalam dorm, Yahiko dan Nagato memang tinggal sekamar.

'CKLEK'

Terdengar bunyi pintu dorm terbuka. Semua pun menoleh.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sakura-san, ada yang mencarimu. " Nagato yang baru memasuki dorm –yang menyebabkan pintu tadi bunyi- bicara pada Sakura.

'BRAK'

Mendadak pintu dorm dibuka secara kasar. Hal itu pun langsung menyebabkan Nagato yang tadi muncul dari pintu dan berbicara sambil berdiri di ambang pintu langsung terdorong dan jatuh dengan pendaratan yang mulus di atas sofa. Nagato jatuh dengan posisi kepalanya dibawah dan kakinya diatas terlihat seperti nyungsep dan langsung membuat yang lainnya menatap miris padanya.

"Hey, putriku sayang bagaimana kabarmu nak?" Seorang pria berperawakan tinggi yang membuka pintu secara kasar tadi langsung berjalan ke arah Sakura -putrinya- sambil membuka lebar-lebar kedua tangannya seraya bersiap memeluk putrinya yang sudah lama tak bertemu dengannya itu. Berjalan santai seakan-akan dia sama sekali tak pernah melukai siapapun (baca: menjatuhkan). Padahal baru beberapa saat yang lalu dia membuat seorang anak asuhnya yang tampan dan rupawan (Cause Author loves Nagato-kun ^w^) terjatuh dengan tidak elitnya di atas sofa.

"To-tousan" Sakura yang tergagap melihat tingkah ayahnya langsung diam saja di dalam pelukan ayahnya. Sudah lama tak dia dapatkan pelukan kehangatan dari seorang ayah yang disayanginya selama ini.

"Kau menjatuhkan Nagato, ji-san" Sahut Hidan sweatdrop melihat tingkah pamannya itu.

"Apa kau merindukan ayahmu ini nak? Kelihatannya kau sudah tumbuh besar saja ya." Mengacuhkan kata-kata keponakannya, itulah yang dilakukan CEO KG Entertainment saat ini. Masih dalam posisi memeluk putri kesayangannya itu. Kelihatannya ayah dan anak itu masih saling melepas rindu satu sama lain.

"Hashirama-sama, sumimasen, kami telah membuat putri anda malah mendatangi dorm kami lebih dulu dan malah tak membawanya menemui anda." Yahiko yang merasa tidak enak karena CEOnya yang malah mendatangi dormnya demi menemui anaknya langsung meminta maaf.

"Daijoubu, lagipula aku memang sedang ingin bertemu kalian para Akatsuki. Emm dimana Nagato?"

"Aku disini" Sahut Nagato. Baru bangkit dari kejatuhannya. Dengan tatapan datar dan wajah yang masih expressionless.

"Eh? Kemana saja kau Nagato-kun? Ayo ikut aku, aku ada perlu denganmu." Kata sang CEO sambil merangkul Nagato mengajaknya keluar dorm. Tiba-tiba langkahnya terhenti.

"Sakura-chan, coba perkenalkan dirimu dengan boygroup SFx. Mereka adalah artis baru kita, kouhai para Akatsuki. Untuk beberapa waktu, Orochimaru, manager mereka mengambil cuti karena urusan keluarganya di Hokkaido. Aku ingin kau mengantikannya untuk menjadi manager SFx untuk sementara. Daijoubu desu ka?" Perintah sang ayah pada anaknya. Hashirama nampak menatap dengan penuh kepercayaan pada putrinya yang sudah 3 tahun tak bertemu dengannya itu.

"Ha-ha'I, daijoubu, tou-san." Ucap Sakura sambil mengangguk. Dia akan menerima apa yang Ayahnya percayakan padanya.

Sakura kini hanya menatap punggung ayahnya dari pintu dorm yang kemudian menghilang di belokan lorong lantai apartemen itu.

"Huh, menemui SFx dan menghadap mereka sebagai managernya ya? Kelihatannya kau dapat job baru dalam agensi ini, Sakura." Hidan yang melihat pamannya memberi pekerjaan baru untuk sepupunya hanya menghela napas pasrah. Padahal awalnya dia pikir Sakura akan menghabiskan waktu dengannya untuk beberapa lama setelah pulang dari Inggris.

Sakura yang melihat ayahnya sudah berlalu dari hadapannya hanya mengangguk menanggapi kalimat Hidan. Sebenarnya dia juga ingin menghabiskan waktu bersama sepupu dan teman-temannya di sini tapi ya mau bagaimana lagi? Lagipula memang inilah tujuannya kuliah seni musik sampai S1 di London. Supaya bisa bekerja dengan baik dalam perusahaan agensi keluarganya sebagai penulis lagu, ataupun composer. Tapi berhubung ayahnya memberi tugas sebagai manager yang bersifat hanya sementara ya tentu saja tugas itu akan diterima sepenuh hati oleh Sakura.

"Kalau begitu ayo kita cari para member SFx itu, ayo aku antar, hm." Deidara yang sedang ingin berjalan jadi ingin mengantar Sakura juga menemui para SFx

"Seakan-akan kau tahu saja dimana SFx itu." Hidan yang selalu tak sejalan –entah karena tak sejalan atau karena tidak suka- dengan Deidara berucap sinis menanggapi Deidara yang kelihatannya begitu semangat ingin mengantar (baca: jalan-jalan dengan) Sakura.

"Kau ini maunya ribut denganku terus ya, hm?!" Deidara pun terpancing.

"Kalian berisik! Deidara, kalau kau mau antar Sakura, kalian temui mereka di studio dance, mereka sedang berlatih koreografi baru dipandu Itachi. Dan kau jangan disana lama-lama, Deidara. Ingat kalau kita ada urusan juga." Yahiko yang tak tahan melihat diantara Hidan maupun Deidara tak ada yang mengalah pun mencoba menengahi.

"Seperti biasa, Yahiko nii-san selalu mampu menuntaskan semuanya. Selalu bisa menengahi mereka tanpa ceramah panjang lebar seperti Konan-chan." Sasori lega Yahiko menengahi Deidara dan Hidan. Tapi Sasori salah kalau membandingkan Yahiko dengan Konan –manager mereka- yang sudah sering menghentikan Deidara dan Hidan dengan ceramah yang melodinya cukup memekakkan telinga.

"Yasudah ayo kita kesana sekarang, hm. Bye Hidan no Baka, hm." Deidara pun menari tangan Sakura dan pamit dengan menyebut Hidan menggunakan 'panggilan kesayangannya'

Sebelum pintu dorm ditutup, tiba-tiba sebuah benda yang terlihat seperti sebuah smartphone keluaran terbaru melayang ke arah Deidara. Benda itu pun akhirnya mendarat dengan mulus ke pintu yang sudah mulai tergerak menutup menghalangi penglihatan manik magenta terhadap si pemilik surai kuning.

"Berlagak menimpuk kepala Deidara dengan smartphone yang berujung malah menimpuk pintu. Ada berapa juta dollar isi kantongmu itu sampai dengan sombongnya mencoba melempar smartphonemu itu ke arah nii-sanmu sendiri?" Sasori yang melihat niat bejad (?) Hidan yang gagal hanya sweatdrop.

"Kurangi kebiasaanmu itu, Hidan. Jangan membuat kami bosan dengan tingkahmu yang begitu tidak sopan di hadapan member yang lebih tua darimu." Yahiko pun mengeluarkan jurus mautnya untuk menyadarkan Hidan. Walaupun pada akhirnya Hidan tetap akan sama saja, paling tidak sedikit nasihat lembut Yahiko bisa sedikit membuat Hidan memasang telinganya baik-baik. Ya memang selain pada Nagato, hanya pada Yahiko lah Hidan mencoba bersikap hormat. Kalau pada Deidara sih sepertinya agak sulit baginya.

'TING'

Pintu lift terbuka. Deidara yang sudah tak memegang tangan Sakura kini memasuki lift di hadapannya disusul Sakura yang mengikuti di belakangnya. Entah kenapa Deidara hanya diam saja sejak hanya berdua dengan Sakura di dalam lift.

"Emm jadi, bukan hanya aku yang tak pernah bisa mengalah kalau sudah berurusan dengan Hidan?" Gumam Sakura memecah keheningan.

Keheningan berikutnya pun datang menyusul gumaman Sakura yang tadi. Deidara yang dilihat Sakura saat ini begitu berbeda. Tidak seperti saat bersama teman-temannya yang lain. Kini, Deidara terlihat seperti seorang pria dewasa yang hanya mau bicara seperlunya saja. Deidara yang merasa sedang diperhatikan oleh Sakura pun menghela napas.

"Aku bukan tak bisa mengalah darinya, hm. Aku memang tak pernah mau mengalah darinya, hm. Kalau aku mau, aku bisa mencoba diam dan mengabaikan semua ocehannya, hm." Deidara memberi penjelasan. Kini manik biru langit itu menatap sendu langit-langit lift seakan-akan tengah menerawang suatu hal yang ada di benaknya. Sikap Deidara yang ini benar-benar membuat Sakura bingung. Tapi kini Sakura mencoba menganggap apa yang sedang dia bingungkan tidaklah penting.

'TING'

"Ayo Sakura-chan, kita sudah sampai di lantainya studio dance. Eh?" Deidara membatu setelah sadar pada apa yang baru dikatakannya.

"Daijoubu, aku senang kau memanggilku 'Sakura-chan'. Itu membuat kita terdengar akrab bukan?" Seakan-akan menyadari alasan Deidara terdiam, Sakura menerangkan bahwa dia suka Deidara memanggilnya dengan panggilan itu.

'BLUSH'

Semburat merah muncul di kedua pipi pemuda bersurai kuning itu. Deidara kini hanya bisa tersenyum sendiri membelakangi Sakura dan terus melangkah di koridor. Sakura yang sedang menyusulnya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah si pemuda surai kuning itu.

Tibalah mereka berdua di depan sebuah pintu. Pintu yang bertuliskan 'Dance Studio' terlihat tertutup rapat dengan manisnya. Walaupun itu Studio Dance, tetap sama sekali tak terdengar bunyi musik pengiring apapun dari luar studio. Benar saja, setiap ruangan di gedung agensi KonohaGakure Entertainment memang dilengkapi sound proof yang membuat setiap ruangan jadi kedap suara. Deidara pun menekan password Studio. Sakura yang melihat saja apa yang dilakukan Deidara tampaknya baru menyadari tujuan Deidara mengantarkannya kemari. Sakura baru menyadari bahwa bukan hanya dorm para artis, tetapi ruangan tertentu di gedung ini juga dilengkapi pengamanan masing-masing berupa password yang harus diisi sebelum membuka pintunya. Itu sebabnya Deidara ikut mengantarnya supaya Sakura bisa masuk ruangan dengan Deidara yang mengisikan password pintunya.

'CKLEK'

Deidara dan Sakura kini memasuki Studio Dance. Kini, delapan pasang mata tengah memperhatikan mereka.

"Jadi kau tahu password Dance Studio ini, Deidara?" Seorang pemuda dengan manik onyx dan rambut hitam yang diikat rapi kini menyambut mereka berdua.

"Apa-apaan kau ini, hm? Aku juga salah satu member boygroup KG Entertainment, hm! Tentu saja aku tau soal password Dance Studio khusus boygroup, hm." Deidara yang merasa kedatangannya disambut dengan nada yang terdengar meremehkan –bagi Deidara- pun naik pitam.

"Aku hanya bercanda" Itachi –pemilik manik onyx- pun tersenyum ramah disusul tawa ringan melihat tingkah –tidak sabaran- temannya.

"Sakura-chan, aku tinggalkan kau disini, ya. Tidak enak kalau Akatsuki yang lain menungguku terlalu lama, hm." Deidara pun pamit setelah terbayang nasihat Yahiko -untuk tak berlama-lama- di benaknya. Sebagaimana Hidan, Deidara sendiri juga tidak mau mengabaikan nasihat Yahiko yang selalu sabar mengingatkan Deidara dan Hidan soal banyak hal. Jadi kalau berurusan dengan Yahiko, Deidara menurut saja.

"Jadi, Sakura-chan, apa kau kemari karena telah menerima tugas untuk menggantikan manager SFx untuk sementara waktu?" Seolah-olah tahu apa tujuan Sakura dating, Itachi bertanya untuk meyakinkan.

"Iya, Itachi-san. Ngomong-ngomong, apa kau tau sampai kapan Orochimaru-san akan digantikan olehku?" Sakura yang sudah tidak kaku dengan Itachi pun bertanya balik seperti mencoba membuka pembicaraan dengan orang yang sudah dia kenal lama ini. Ya memang, Itachi bukan lagi anggota boygroup Akatsuki sejak mengalami cedera yang mengharuskannya untuk keluar, tapi tetap saja pria yang sekarang menjadi koreografer kebanggaan perusahaan agensi ini adalah orang yang pernah dia kenal lama saat Akatsuki masih menjalani masa trainee (belum debut).

Itachi hanya tertawa pelan sembari menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Sakura.

"Eh? Kenapa malah tertawa? Bukankah kalau ada pertanyaan harusnya dijawab?" Tidak mendapat jawaban dari Itachi, pemilik manik emerald itu pun merengut sebal.

"Lagipula kenapa kau menanyakan itu? Paling tidak berilah pertanyaan yang memungkinkan untuk ku jawab, Sakura-chan. Aku disini sebagai koreografer, bukan CEO yang tahu sampai kapan karyawannya cuti."

"Hn, jadi itu yang membuatmu tertawa. Lalu, dimana SFx itu?" Sakura mengganti pertanyaan.

"Itu mereka." Itachi menjawab sembari menunjuk ke arah lima pemuda yang sedang menikmati cemilan istirahat mereka setelah beberapa jam mereka latihan dance di Dance Studio itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tu Ber Culosis

.

.

.

Setelah chapter 1 yang gaje ini, Fura mau jelasin kenapa di antara Akatsuki pada panggil "nii-san".
Disini mereka berlima sama sekali bukan kakak beradik. Tapi karena tradisi di agensi buatan Fura ingin menjunjung nilai tata karma dan kesopanan, maka dibuatlah mereka pada saling memanggil "nii-san" kepada yang lebih tua. Urutan tua disini ada Nagato = Yahiko = Deidara = Sasori = Hidan. Berhubung Hidan buatan Masashi-san memang bukan orang yg sopan, jadilah Fura buat disini Hidan sebagai satu-satunya yang tak pernah mau memanggil seniornya sebagai "nii-san". Walau begitu, disini Hidan tetap menghormati Nagato -sebagai member paling tua- walau dengan caranya sendiri.

Disini KG Entertainment adalah KonohaGakure Entertainment dengan Hashirama sebagai pendirinya (Gomen kalo nama agensinya kurang kreatif =w=)

Disini Hashirama-san adalah ayah Sakura, trus ntar Tobirama adalah ayah Hidan ("Tobirama adalah Ayah Hidan" = Antara sudi dan tidak sudi Fura menulis ini XD *duarr). Itu sebabnya Sakura dan Hidan adalah sepupu.

Disini Itachi pernah menjadi member Akatsuki, karena cedera yang begitu parah, jadi dia keluar. Tapi dia tetap bekerja di KG Ent sebagai koreografer untuk artis yang baru debut, misal: SFx.

Disini logat 'un' punya Deidara Fura ganti menjadi 'hm' (Biar lebih kerenan dikit)

Dan tolong jangan remehkan Deidara, karena pemuda berlogat 'un' (?) ini adalah leader di SFx mengingat dirinya yang memang merupakan member paling lama yang menjalani masa training di agensi KonohaGakure tersebut lol :v

Oke minna-san arigatou untuk yang sudah berminat membaca fict pertamaku

Review kalian sungguh Fura perlukan buat perbaikan chapter berikutnya

Ya I know this fanfiction so gaje (?) lol :v