Chanbaek Genderswitch
.
.
.
*
"Berhenti mengatakan kau ingin bercerai dariku. Tidak mungkin dan tidak akan pernah bisa."
Chanyeol membanting kuat pintu kamar, disusul wanita cantik mungil yang mengekor dibelakangnya menatap geram dan menantang kearah Chanyeol.
"tidak pernah bisa apa maksudmu? Aku bisa" sejurus kemudian, wanita cantik tersebut melempar map coklat kearah Chanyeol dengan berapi-api.
Chanyeol menggeram marah. "kau selalu mengatakan ingin bercerai dari dulu, kau benar-benar tidak sayang ayahmu?" sedetik kemudian, Chanyeol menampilkan smirk bermaksud mengejek, membuka map coklat yang dilempar wanita dihadapannya.
Tiba-tiba tawanya menggelegar. "lelucon macam apa ini? Tidak bisa hamil?" ia melempar isi dalan map kembali tepat mengenai wajah wanita dihadapannya. "pintar sekali, kau bayar berapa rumah sakit itu hah?" Chanyeol kemudian berbalik dan melempar jas nya keatas sofa, melonggarkan dasinya dengan sexy.
Wanita dihadapannya tadi gugup bukan main. "aku tidak membayar rumah sakit apapun, kenyatannya seperti itu. Aku ingin kita secepatnya bercerai, persetan dengan Ayah!"
Chanyeol lagi-lagi menampilkan smirk nya. "baiklah, akan aku kabulkan, tapi tidak sekarang" Chanyeol bangkit tak memperdulikan keberadaan wanita yang sedari tadi terus mengekorinya.
Wanita cantik ini bernama Byun Baekhyun, wanita yang 3 tahun lalu dinikahinya akibat perjodohan dua keluarga konglomerat. Tentu saja tanpa cinta. Bahkan Park Chanyeol meninggalkannya sesaat selesai acara resepsi pernikahan di sebuah gedung besar.
Dari dua tahun yang lalu, Wanita ini selalu mengemis ingin bercerai, alasannya karena dia menemukan orang lain yang membuatnya jatuh cinta. Chanyeol tidak terlalu memusingkan, toh kenyataannya Chanyeol pun memiliki kekasih yang jauh sebelum pernikahan konyol ini terjadi akan Chanyeol nikahi nantinya. Byun Baekhyun hanya ia jadikan pion untuk mendapatkan hati kedua orangtuanya yang entah mengapa mereka sangat sangat menyayangi Byun Baekhyun tanpa syarat.
Kenyataannya, pasangan ini tidak bahagia, seharipun bahkan satu menit pun tak merasakan kebahagiaan saat bersama. Nafkah lahir dan batin hanya mereka lakukan atas kepuasan bersama. Mereka tidak bisa munafik, siapa yang tidak akan tergoda dengan tubuh Byun Baekhyun yang selama 25tahun hidupnya tidak pernah ada debu menempel dikulit mulusnya. Chanyeol hanya terlalu penasaran ingin mencicipi sedikit dan rasanya sangat luar biasa saat pertamakali. Ia seperti menikahi kaca, gumamnya dalam hati.
Pun, dengan Byun Baekhyun, pesona seorang Park Chanyeol memang tidak bisa ditolak oleh siapapun, sedikit godaan, kemudian Baekhyun luluh lantah dibuatnya.
Adakah cinta? Mereka berdua akan kompak menjawab TIDAK.
Semua yang mereka lakukan hanya demi kepuasan, tidak bisa dinikmati dengan hati. Hanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Meski Chanyeol dengan terang-terangan pernah mengatakan bahwa ia terlalu sering bercinta dengan kekasihnya, Baekhyun pun tak marah asal ia tidak dibanding-bandingkan saja dengan pelacurnya.
Baekhyun terlalu takut untuk berbuat demikian, bahkan saat ia ingin, ia pasti akan mengatakan jujur kepada Chanyeol. Tubuhnya terlalu bermartabat untuk dinikmati laki-laki lebih dari satu. Jadi, ia merasa harus lepas dari Chanyeol dan ia akan bebas melakukan segalanya.
"Kau selalu mengatakan akan mengabulkannya tapi tak pernah kau lakukan! Aku muak dengan pernikahan ini" Baekhyun menggeram marah, sejurus kemudian mengambil tas tangannya, ketika hendak pergi tangannya memberat.
"kau akan pergi kemana? sedangkan suamimu baru saja pulang?" Tanya Chanyeol dengan nada mengejek. Baekhyun berbalik dan menatap tajam penuh kebencian kearah suaminya.
"bukankah kau seharusnya 3jam yang lalu sampai dirumah" Baekhyun mengejek menampilkan smirk nya menantang Chanyeol.
Chanyeol membulatkan matanya marah. "kau mau melawanku? Ah aku ingat, sudah lama sekali kita tidak bersenang-senang kan Baekhyun?" Chanyeol selalu menang melawan Baekhyun.
"tidak! Lepaskan aku" Baekhyun berontak.
Chanyeol menarik lengan Baekhyun menubruk dadanya. "mengapa kau takut? Bukankah hasil diagnosa rumah sakit membuatmu ingin bercerai dariku?" Chanyeol tertawa mengejek. "bukankah itu salah satu berita bagus? Kita bisa bercinta sepuasnya tanpa merasa takut kan?" lanjut Chanyeol semakin menarik lengan Baekhyun merapat. "ayo kita coba sebentar.." Chanyeol tersenyum iblis menatap Baekhyun. "tanpa kondom"
Sejurus kemudian, bantingan tubuh Baekhyun adalah salah satu kebahagiaan untuk Chanyeol, kesakitannya adalah tawanya.
Harga diri yang ia bangun tidak bisa diruntuhkan hanya karena seorang wanita manja yang setiap saat hanya mengadu dan berlindung diketiak ayahnya.
"sialan kau Park!" Baekhyun mendesis marah. Berusaha melepaskan kungkungan tangan Chanyeol dikedua tangannya, dan kaki yang terperangkap.
"kau selalu mengumpat kepadaku sejak lama, tapi mengapa aku rasanya sangat suka sekali" ia tertawa kemudian melanjutkan. "bercinta dengan kaca harus hati-hati" ia mencium Baekhyun dengan kasar, melumat bibir istrinya bergantian. Baekhyun berontak tetapi sekali lagi, siapa wanita yang bisa menolak pesona seorang Park Chanyeol?.
"kau lemah Byun Baekhyun" ejek Chanyeol terang-terangan kembali melumat bibir istrinya.
Tangan yang semula berada diatas kepalanya sekarang berpindah melingkari leher Chanyeol. Ia tersenyum penuh kemenangan.
"Apa yang akan kau lakukan?" Baekhyun terengah-engah ketika tautan bibirnya terlepas. Matanya mendadak buram dan terpaku menatap Chanyeol diatasnya.
"menurutmu apa yang akan dilakukan seorang suami kepada istrinya?" Chanyeol balik bertanya dengan senyum mengejek disertai napas terengah-engah.
"aku tidak mau mempunyai anak darimu!" Baekhyun meninggikan suaranya. "kau pikir aku pun mau memiliki anak darimu?"
"sialan kau Park!" Baekhyun hendak bangkit tetapi tubuhnya tak bisa digerakkan. "lepaskan aku sialan!"
Chanyeol tertawa sinis, kemudian ia bangkit. Ia menampilkan smirk andalannya. Tanpa berkata-kata, ia keluar dari kamar dengan bantingan pintu keras.
•••
Baekhyun terlonjak refleks menarik selimut menutupi tubuh bagian atas nya yang telanjang. Ia ingin menangis tapi tidak bisa, mengapa orang tuanya tega menjerumuskan Baekhyun didalam masalah yang pelik seperti ini? Menggenggam erat selimut sampai urat-urat lengannya timbul, marah. Baekhyun menahan amarahnya.
Keinginan bercerai benar-benar tidak bisa ia tahan lagi.
Baekhyun terbangun dengan sedikit pening dikepalanya. Ia semalam sangat marah kepada suaminya, sampai-sampai tidak ingat kemudian jatuh tertidur. Akibatnya, Baekhyun merasakan sedikit nyeri disalah satu sebelah kepalanya, migrain.
Pintu kamar mandi terbuka, Park Chanyeol keluar dari dalam sambil menggosok rambutnya dengan handuk kecil yang bertengger dilehernya. Menampilkan perut delapan kotak yang selalu ia bangga-banggakan. Berusaha cuek dihadapan istrinya. Baekhyun kemudian bangkit tanpa malu-malu berjalan dengan bagian tubuh atas telanjang kearah kamar mandi, ia butuh menyegarkan pikirannya dari peliknya hubungan tanpa arah ini.
Lima belas menit kemudian, Baekhyun terlonjak kaget karena suaminya belum juga beranjak dari kamarnya. Bahkan suaminya sudah berpakaian lengkap, hanya tinggal berangkat saja.
Tanpa Baekhyun sadari, Chanyeol bangkit berjalan kearahnya.
"hari ini kau tidak boleh kemana-mana, dengar" nada perintah itu lagi.! Baekhyun sudah sangat muak terlalu sering diatur oleh Park Chanyeol meski dirinya selama ini selalu terkurung didalam rumah tanpa tahu dunia luar banyak berubah atau tidak. Meski dirinya adalah istri yang telah 3 tahun dinikahi Park Chanyeol, CEO yang masuk daftar 5 besar orang terkaya dikorea.
"mengapa kau melarangku? Aku bosan hidup didalan rumah, tidakkah kau mau mengijinkanku bertemu dengan teman-teman kuliahku?" Baekhyun menanggapi biasa ucapan Chanyeol yang penuh perintah. "besok mereka akan kembali melanjutkan study mereka masing-masing" Baekhyun memalingkan wajahnya sambil bersidekap.
Rambut basahnya sedikit meneteskan air dan turun dikedua bahu mulusnya. Membelakangi suaminya yang menatap tajam wajah Baekhyun lewat kaca rias. Baekhyun tak terlalu menanggapi apapun yang Chanyeol lakukan. Ini masih pagi dan Baekhyun lelah untuk kembali beradu mulit dengan suaminya yang jelas-jelas selalu melontarkan kalimat penuh perintah.
Chanyeol bergeming. "baiklah, kau boleh pergi bersama mereka hari ini, hanya hari ini. Ingat Baekhyun" tanpa Baekhyun sangka, Chanyeol menghampirnya dan memeluk perutnya dari belakang hendak mencium bibirnya, Baekhyun refleks memalingkan wajah. yang terjadi adalah bibir suaminya mendarat dipipi sebelah kanan.
"hati-hati dijalan" Park Chanyeol kemudian melepas pelukannya dan atmosfir didalam kamar yang semula penuh ketegangan langsung hilang seketika. Baekhyun menghela nafas pelan. "dia benar-benar gila rupanya"
Ia bangkit kembali mencari pakaian yang sangat pas dipakainya untuk bertemu kawan lama. Sebelum melakukan pertemuan, jadwal pertama Baekhyun adalah datang ke panti asuhan untuk bertemu dengan para pengasuh disana. Kegiatan yang selama menjadi istri Park Chanyeol ia lakukan dengan intens.
Park Chanyeol sudah pasti mengetahui segala kegiatannya. Dia adalah laki-laki otoriter yang selalu memerintah siapapun, bahkan Baekhyun yang merupakan istrinya sekalipun ia sering lontarkan kalimat-kalimat perintah. Baekhyun yang sedari awal hidup penuh kebebasan merasa hal itu perlu ia lawan dari Chanyeol.
Tahun pertama pernikahan, Baekhyun masih memaklumi segala sifat suaminya. Mereka korban perjodohan, Baekhyun sadar seharusnya ia mengalah dan mengikuti segala perintah suaminya, tahun pertama yang penuh kebahagiaan menurut Baekhyun, tapi neraka untuk Chanyeol. Tahun kedua, Baekhyun mulai jengah dengan segala aktifitas yang ia lakukan selain berkunjung ke panti asuhan, selebihnya ia berada dirumah menunggu Chanyeol yang selalu pulang larut. Pun, Baekhyun sadar setahun ini yang ia alami adalah karena ketidaksukaan Chanyeol terhadapnnya, pulang larut malam menjadi agenda wajib Park Chanyeol dengan alasan selalu menghindar. Baekhyun saja yang bodoh baru menyadari ditahun kedua pernikahan mereka. Semua tampak janggal untuk Baekhyun.
Handphone pintarnya tiba-tiba berdering. Ia melirik was-was nama yang tertera dihandphonenya dan ia harus menahan nada bicara agar senormal mungkin.
"halo.."
"Baekhyun, bagaimana? Apa kau sudah hamil?"
Pertanyaan yang sama selama satu tahun terakhir yang selalu ia dengar dari mertuanya. Sapaan pertama yang menjadi hal rutin setiap seminggu sekali mertuanya tanyakan. Lalu selanjutnya, suara desahan kecewa dan amarah terdengar.
"belum ada tanda-tanda Eomoni"
Diseberang memberondongnya, "kau bagaimana sih?! Seharuskan kau sekarang hamil Baekhyun! Kau jangan terlalu lelah, dasar perempuan tidak tahu diuntung!" pip!.
Baekhyun mengatupkan bibirnya rapat. Ia belum membela dirinya sendiri malah telephone ditutup sepihak.
Pertama kali mendengar mertuanya mengatakan hal seperti itu, hati Baekhyun hancur berkeping-keping, ia tidak pernah tau rasanya memiliki seorang ibu, Ayahnya terlalu menyayangi kakaknya karena dia adalah putra sulung. Kemudian, saat memiliki Baekhyun, ibunya meninggal saat melahirkan dirinya, itulah salah satu alasan kuat ia tidak ingin memiliki anak dari siapapun bahkan dari Chanyeol sekalipun, karena jauh didalam lubuk hatinya ia takut. Nanti, saat dirinya tidak ada didunia ini, anaknya kelak akan diperlakukan sama oleh orang-orang disekitarnya.
Baekhyun tergiur menikah dengan Park Chanyeol karena ajakan manis seorang perempuan yang mengaku seorang ibu. Baekhyun merasakan itu dikala awal-awal pernikaha, lalu semua tampak berantakan karena baik Baekhyun bahkan Chanyeol merasa terancam karena seorang anak.
'Kalau aku memiliki anak, urusan kita kan runyam Chagiya, hidupku semakin tidak bebas,' suatu hari, Chanyeol pernah mengucapkan kalimat seperti itu ditelfon dengan berbisik saat Baekhyun hendak mengambil air minum ketika tengab malam seusai bercinta hebat dengan suaminya. Entah siapa yang ditelfon, pasti itu adalah selingkuhan suaminya, tidak salah lagi.
Dari situlah Baekhyun sadar, ia tidak diinginkan sama sekali. Sifat dinginnya serta merta tidak langsung berubah detik itu juga. Pertama adalah Baekhyun berterus terang tentang percakapan itu, sedikit pancingan amarah, Chanyeol membuka segala kedoknya. Hanya harta yang membuatnya bertahan dengan Baekhyun.
Keinginan Chanyeol dengan ibu nya sangat berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat. Ibu nya menginginkan seorang cucu, sedangkan Chanyeol tidak.
Baekhyun tentu saja menolak usulan ibu mertuanya. Kalau nanti mereka bercerai, siapa yang banyak dirugikan? Anak nya akan diambil, hartanya habis, ia menjadi gelandangan dan Baekhyun akan dibuang begitu saja oleh mereka.
Baekhyun pintar membaca situasi.
Ia hanya perlu sedikit bertahan, kemudian bebas.
•••
to be countinue
selamat malam readers. RnR please:)
silahkan review sesuka kalian. jangan protes karena isinya sedikit ya:) kan ini berchapter.
sampai jumpa di Chapter 2. diusahakan akan diupdate cepat kok:)
exol jjang! eri jjang!:)
