Highschool au OOC ! please bear it
Luke pov
Ion, anak lemah yang selalu diincar tukang bully, biasanya dia hanya duduk di pojok kelas walaupun dia cukup aktif dalam kegiatan osis. Namun karena badannya yang lemah ia sering absen dan menyebabkan kegiatan osis cukup berantakan sehingga ia dikeluarkan dan kini karena ia telah di keluarkan anak-anak yang iseng jadi tidak segan lagi untuk membullynya.
Jujur saja aku merasa marah ketika melihat mereka memukuli tubuh yang kecil dan rapuh itu. Tapi entah kenapa aku merasa jauh dan jadi seolah tidak peduli. Hari ini pun dia makan sendirian di loteng. Kuputuskan untuk mengikutinya secara diam-diam (tapi aku bukan penguntit lho!)
kubuka sedikit pintu loteng dan terlihat lah sosok berambut hijau itu yang sedang memakan bekalnya. 'Wajahnya terlihat pucat, apa ia sakit?' pikirku.
Saat aku berpaling lagi ia sudah jatuh di lantai dengan bekal yang berceceran. Segera aku membuka pintu dengan cepat dan kulihat keadaannya.
"Oi, bangun!" ucapku sambil menepuk pipinya, aku terkejut saat merasakan sensasi panas yang menjalar dari tanganku.
'Ia demam, dan lagi di sekujur tubuhnya banyak lebam...'
aku segera membawanya ke-UKS. Orang-orang memperhatikanku membopong ion tapi aku tidak peduli, saat ini kesehatannya lebih penting.
Aku membuka pintu UKS, lalu menidurkannya di salah satu ranjang.
"AH, Ion-kun!" seorang dokter uks datang menghampiri kami. Ia terlihat begitu khawatir.
"Dia pingsan di loteng sepertinya demam," kataku. Dokter lalu mengecek tekanan darah Ion dan ia semakin terlihat khawatir.
"Ah, luke-kun terimakasih telah menolong ion," kata sang dokter sambil tersenyum akupun hanya menangguk. "Bagaimana keadaannya?" tanyaku.
"Tekanan darahnya rendah, padahal sudah kubilang untuk minum suplemen dengan teratur," jawabnya dengan wajah yang cemas.
Aku pun semakin tertarik dengan pembicaraan ini, "oh, ya? Memangnya ion selalu seperti ini?"
Dokter pun tersenyum miris sambil melipat tangannya, "sejak ion dikeluarkan dari osis, rutinitasnya menjadi semakin kacau, awalnya ia tidak akan babak belur seperti ini, dan biasanya ia juga mendengarkan perkataanku dan minum obat secara teratur."
aku hanya terdiam mendengarkannya. Ternyata seserius itukah kondisinya...? tapi aku tidak berani menanyakan hal itu.
Aku dapat merasakan tangan dokter menyentuh tanganku dan aku pun melihat wajah dokter yang sangat memelas, "Tolong, jagalah ion... ya? Ya? Ya? Ya?" jujur saja aku masih ngeri tapi aku pun tidak dapat menolak tawaran karena sebenarnya aku juga penasaran.
dimulailah rutinitas baruku di pagi hari yang telah di buatkan oleh dokter! Pagi hari aku harus ke rumah ion,... hei,hei, memangnya aku babysitter?! Tapi rasa jengkel itu terkalahkan oleh rasa penasaranku.
Sampailah aku dirumahnya yang sederhana, tetapi indah karena di halamannya tertanam berbagai jenis bunga warna-warni... tapi bukan kembang tujuh rupa.
Aku mulai mengeluarkan kertas instruksi dari dokter.
Ketuk pintu rumahnya
heh, cukup standar. Akupun mengetuk pintu rumah ion. Hening beberapa saat sebelum terdengar kegaduhan di dalam. Dan akhirnya pintu itu terbuka.
"A-ah, luke-san... apa yang kau lakukan disini?" tanyanya kebingungan, aku dapat melihatnya sudah memakai seragam sekolah yang di lengkapi dengan sweater berwarna pastel yang agak kebesaran.
Manis, pikirku.
-tbc
