HQ! © Furudate Haruichi
1001 Malam by Jeruk
KurooTsuki Drabble Collection
#1 Night : Date
Sepanjang menjadi teman serumah Kuroo dua tahun terakhir ini, Tsukishima akhirnya membuka mata bahwa fashion sense pria itu tidaklah begitu jelek. Jangan salahkan persepsi yang timbul karena setelan sweatpants dan jumpers efisien ke mana pun dan di mana pun Kuroo memijak. Tsukishima hanya tidak pernah punya pengelihatan akan ada saat dimana Kuroo mengomentari gayanya berpakaian, yang secara berat harus diakui penilaiannya cukup cemerlang.
Si rambut hitam melipat tangan memandangi dari ujung kepala sampai jempol berkaus kaki kelabu si jangkung. Tsukishima menghempas wajah mendengusnya. Rasanya benar-benar sedang ditelanjangi oleh tatapan.
"Sudahlah—"
"Oh, satu lagi." Kuroo meninggalkan sofa, menggamit sesuatu dari dalam lemari bajunya dan mengendap di belakang Tsukishima. Yang berkacamata menggeliat tak nyaman menerima sentuhan dingin di balik tengkuk.
"There!"
Tsukishima mengamati pantulan diri melalui cermin lemari. Telunjuknya meraba bandul silindris yang memeluk lehernya.
"Kurasa aku tidak membutuhkan choker ini. Tidak cocok untukku."
"No, it's perfect! Percaya padaku. Anggap saja sebagai jimat." Kuroo mengangkat bahunya bersama seringaian. "Kau tahu, kencan pertama."
"Siapa juga yang menyebut ini kencan."
Kuroo memberinya gumaman jenaka pada semu tipis yang menjalar sampai ke daun telinga. Ia menghampiri lagi dengan langkah sehalus bulu. Tangannya menyentuh membenahi bagian kerah Tsukishima yang terlipat menyimpang serta menepuk kerutan di bahu. Semburan napas keras Kuroo langsung membawa kembali kesadaran yang berambut kepirangan.
"Tsukki, kau tampan. Apa lagi yang kau khawatirkan." Telapak tangan tebal mantan pemain voli itu menepuk sepasang bahu.
"Kau menjijikan."
Pria yang lebih tua terkekeh. "Aku tidak bohong." Aku sungguh serius. "Akan kuhajar dia kalau berkata buruk tentangmu."
"Jangan berani-beraninya kau." Wajah berkacamata itu menggerutu, namun tersenyum. Rasanya sungguh tulus walau hanya lengkungan tipis di bibir. Mengundang Kuroo untuk membalas senyuman itu.
"Kuroo-san. Terima kasih."
Kuroo mendorong halus punggungnya ke arah jalan keluar. "Sampaikan salamku untuk Kageyama."
Pintu di hadapannya merapat. Samar meninggalkan aroma colonge milik Kuroo yang dipakai oleh Tsukishima.
Berasa lagi nulis Melancholy of Kuroo Tetsurou, karena drabble chapter depan isinya juga yang melas-melas /slap
See you on next chapter!
