-RESET-
Cast : Jongin, sehun,chanyeol, etc.
Genre : romance, failed!angst
Length : bisa jadi chaptered bisa juga twoshoot
Disclaimer : ff ini terinspirasi dari lagu Super Junior – Reset. Semacam songfic gitu tapi mungkin ga seberat lagunya sih [karena ga bakat juga buat begituan wkwk] tapi ini ide bener-bener dari otak liar aku. Untuk cast bisa jadi bertambah bisa juga enggak haha lol. Well, the casts belong to God and don't plagiarism my own.
Happy reading~~
.
.
Aku merindukanmu. Kau tahu? Aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi. Aku tidak bisa melupakanmu. Sungguh. Aku tahu aku telah menyakiti hatimu. Tapi aku tidak bisa melepasmu. Andai aku bisa mengulang waktu, aku tak mau meninggalkanmu. Jebal, press the reset...
.
.
-RESET-
.
.
Hari ini seoul sedang diselimuti mendung yang sangat tebal. Jongin memaksakan keluar dari rumahnya karena ada meeting yang penting. Hari ini dia akan dipertemukan dengan penulis script film yang akan digarapnya. Ya, karena tentu saja Jongin adalah seorang sutradara.
Setelah beberapa menit hujan mulai membasahi seoul. Untung saja Jongin sudah menginjakkan cafe yang dituju. Hah, mengapa hari ini hujan? Padahal 'kan hari ini ada meeting penting!
Dengan kemeja yang agak basah karena air hujan, Jongin menuju meja yang ditempati oleh sosok yang memaksakan dirinya kesini, Chanyeol, sang produser. Chanyeol pun memberi isyarat cepat kemari pada Jongin.
"Hah, mianhae hyung aku terlambat" Jongin mengambil duduk di sebelah Chanyeol dan berhadapan dengan namja bersurau cokelat sebahu, berkulit putih, bibir cherry. Oh, tunggu tunggu... Jangan bilang kalau Jongin mengenal namja itu!
"Ah, baiklah Jongin. Langsung saja aku kenalkan penulis script film-mu nanti. Jongin, ini Oh Sehun. Sehun-ssi, ini Kim Jongin, sepupuku yang tukang tidur sekaligus sutradara filmku..." Chanyeol memperkenalkan Jongin pada namja itu.
Sehun hanya mengangguk kecil dan memperlihatkan senyum natural. Sedangkan Jongin hanya tertegun setengah melongo saat nama namja itu disebutkan. Dia... tak berubah sama sekali! Tetap terlihat cantik! Hei, Jongin-ssi! Dia itu namja! Dia bisa marah kalau dia tahu kau mengatakan itu! Ah, persetan dengan itu semua!
"Aku harap kalian bisa bekerja dengan baik, ya?"
Suasana hening. Ada kesan canggung yang menyelimuti mereka.
"Ah, karena hujannya reda, aku akan pergi, ya? Biar kalian bisa bebas menuangkan ide-ide cemerlang di filmku nanti. Sehun-ssi, aku pergi ya. Ya! Jongin-ah! Baik-baik dengan Sehun. Aku mengandalkanmu." Chanyeol segera meninggalkan mereka berdua. Tidak lupa menepuk bahu sang sepupu. Heran dengan yang dilakukan pada Jongin? Dia hanya tak mau project-nya kali ini gagal lagi karena Jongin menghancurkannya. Yah, bisa dibilang ego Jongin sebagai sutradara lumayan tinggi. Dia ingin semua idenya dimasukkan dalam script. Entah itu bisa dibilang bagus atau tidak, dia memaksa.
"Emm... Jongin-ssi, bisa kita mulai diskusinya?"
Ah, sekarang pun kau tak lagi memanggilku 'Jonginie' lagi.
"Ah, ya. Baiklah Sehuna."
Sehun hanya menelan ludahnya. Sedikit canggung. Jongin belum berubah ya?
Sehun mulai menjelaskan beberapa inti cerita yang akan ditulisnya. Jongin menyimaknya. Ah, lebih tepatnya menyimak wajah yang telah lama ditinggalkannya. Dia senang sekali bisa melihat wajah itu lagi. Tapi sekarang sedikit ada yang berbeda. Mata sayu itu...
Apakah aku terlalu menyakitimu, Sehuna? Hingga mata yang selalu tersenyum itu kini menjadi sayu. Mianhae Sehuna... Sehun-ku.
"Emm Jongin-ssi, kau tidak menyimak penjelasanku? Apa aku terlalu cepat menjelaskannya?"
Jongin masih membungkam mulutnya.
"Emm... Baiklah akan kuulangi. Jadi beg-"
"Sehuna... Sebelum kita melanjutkan ini semua, aku mempunyai beberapa permintaan."
"Ige mwoya?"
"Pertama, bisakah kau jangan memanggilku dengan embel-embel itu? kita bukan orang pertama kali bertemu 'kan? Aku tidak menyukainya. Panggillah aku seperti biasanya."
Sehun hanya menelan ludahnya. Wajahnya setengah ditekuk.
Kau tak ingat Jongin? Kita baru bertemu pertama kali 'kan? Setelah kau meninggalkan korea dan meninggalkanku disini tanpa sepatah katapun.
"Mianhamnida, Jongin-ssi. Aku tak bisa. A- aku hanya ingin profesional dalam pekerjaan."
"Hahaha... Kau tak pernah berubah Sehuna..."
Bagaimana aku bisa berubah? Semenjak kau pergi aku memutuskan mengejar karierku saja. Percuma 'kan aku mengejar orang yang aku cintai tapi kenyataannya orang itu yang memutuskan meninggalkanku?
"Kalau kau keberatan memanggilku seperti biasa, kau bisa memanggilku 'jongin-ah' seperti yang dilakukan Chanyeol hyung."
"Ah, baiklah, J-Jongin-ah."
"Nah, begitu lebih baik. Yang ke-dua, bisakah kita membicarakan ini lain kali? Kepalaku pusing Sehuna"
"Tapi kata Park sajangnim-"
"Tak apa-apa. Aku yang bertanggung jawab."
"Ah, baiklah. Kalau sudah tidak ada yang dibicarakan aku permisi, Jongin-ah."
Kenapa terburu-buru Sehuna? Begitu menyakitkankah melihatku lagi?
"Apa kau tak merindukanku Sehuna? Aku ingin bincang-bincang denganmu, Sehuna. Hanya sebentar. Duduklah lagi..."
Sehun pun mendudukkan tubuhnya ke kursi itu kembali. Menghela nafas sebentar.
"Ah, baiklah."
Suasana hening kembali. Jongin hanya menggaruk-garuk tengkuknya tak tahu bagaimana memulai pembicaraan. Sedang Sehun kembali menekuk wajahnya sesekali menyeruput esspresso yang dipesankan Chanyeol tadi.
"Kau... apa kabar Sehuna?" akhirnya setelah bergulat dengan pikirannya, Jongin memulai pembicaraan.
"A-aku baik-baik saja. K-kau?"
"Aku lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan, menggapai cita-itaku menjadi sutradara, dan hari ini aku bertemu dengan penulis yang katanya Chanyeol hyung sangat berbakat. Bagaimana aku bisa mengatakan kalau aku tidak baik-baik saja? Ini bahkan seperti keajaiban..."
Dasar Jongin. Kau tetap saja menyombongkan dirimu. Lihatlah dirimu. Kau tak berubah seinchi-pun.
"Ah, begitu, Jongin-ah? Tapi aku dengar dari Park sajangnim kalau project-nya yang kemarin gagal karena ulah sepupunya... tsk" Sehun pun sekarang ikut mencairkan suasana canggung yang err –cukup membuatnya risih.
"Ah, oh yang itu. hehehe. Aku tak menggagalkannya, Sehuna. Penulisnya saja yang tak memenuhi kualitas!" sekarang Jongin mulai berapi-api. -_-
"Kkk~ kau dari dulu memang tak pernah berubah, ya? Kau harus menghilangkan sifatmu yang satu itu. kau tak mau kan pasanganmu nanti kabur gara-gara kepala batumu?"
Senyum itu. tawa itu. akhirnya aku melihatnya lagi. Oh, God! I am always thankful! Ah, tapi apa maksudnya? Untuk apa dia mengatakan itu? Dia tak mau denganku lagi? Oh, God... Please press the reset...
.
.
-RESET-
.
.
Bello /o
Haha akhirnya aku kembali menulis hoho lol-_-v maaf karena jarang update juga karena udah masuk kuliah lagi [siapa yang nanya-_-?] tapi mungkin untuk ff ini aku akan update secepatnya deh tapi gak janji ya soalnya otak kalau ngambek aku juga gabisa ngapa-ngapain-_-v so, mind to read and review? Biar otak gak ngambek /? Wkwk bbuing bbuing~~
Feb 22nd, 2014
Sincerely,
elnim
