Pairing: Byun Baekhyun/Do Kyungsoo
Characters: A possibility of full 12 EXO members in the future. Yes. I'm an OT12. Got a problem with that?
Genre: Romance/ Comedy
Rated: PG13
Warning: BL
Disclaimer: Only the Pilot Chapter is adapted from AADC but the rest are spin-off
I owned the story. The characters are not mine.
.
.
.
.
" Tenang saja, Baekhyun hyung. Kau pasti yang memenangkan perlombaan ini." Ucap Tao sambil menyenggol pelan bahu Byun Baekhyun. Pagi itu suasana di aula sekolah sangatlah bingar. Para siswa dan siswi berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing, sedangkan Sang kepala sekolah saat ini sedang berdiri di atas panggung untuk memberikan pengumuman juara perlombaan penulisan puisi tahunan yang diadakan oleh SMA mereka.
Baekhyun yang bertubuh kecil di sampingnya hanya menoleh sekilas dan tersenyum simpul.
" Aku tahu." Jawabnya singkat dengan penuh percaya diri.
" Tentu saja Byun Baekhyun yang akan memenangkan perlombaan puisi tahun ini." Sahut Luhan yang berdiri di belakang mereka. "Seorang Byun Baekhyun telah memenangkan perlombaan penulisan puisi tahunan di SMA ini selama dua tahun berturut-turut. Mana ada siswa di sekolah ini yang bisa mengalahkan skill menulis uri Baekhyunie? Bukan tanpa sebab dia menjadi presiden majalah sekolah, bukan?" tambah lelaki berwajah cantik itu sembari menepuk bahu Baekhyun dengan semangat.
Senyum Baekhyun bertambah lebar. Dia sangat menantikan pengumuman pemenang penulisan puisi tahunan tahun ini. Bukannya besar kepala, tapi hampir seluruh murid di sekolah ini tahu kapasitas Baekhyun sebagai seorang penulis. Baik itu sebagai penulis puisi, cerpen, maupun artikel jurnalistik. Karena itulah teman-temannya menobatkan dia sebagai presiden majalah sekolah yang bernama Studentbuzz, sebuah majalah yang dikelola oleh Byun Baekhyun dan teman-teman satu ganknya yang juga tak kalah populer: Luhan, teman satu kelas Baekhyun yang terkenal akan wajahnya yang sangat attractive baik bagi siswa maupun siswi. Suho, yang terkenal sebagai salah satu siswa paling kaya di sekolah. Chen, sang supernova sekolah. Dan Tao, pemuda berhati lembut namun jago beladiri yang menjadi satu-satunya siswa kelas 11 yang masuk dalam anggota Studentbuzz.
Berlima, mereka adalah para buah hati sekolah. The School's sweethearts, The it Students dari sekolah ini. Jadi jangan salahkan Byun Baekhyun, kalau saat ini ekspektasi dia untuk menjadi juara sangatlah tinggi.
Sebagian besar murid mulai menoleh ke arah Baekhyun dan ganknya ketika Kepala Sekolah akan mengumumkan nama pemenang perlombaan puisi tahunan. Beberapa bahkan mulai meneriakkan nama Byun Baekhyun! Ketika sang kepala sekolah terdiam sejenak untuk membuka amplop yang berisikan nama pemenang.
Tao, Luhan, Suho, dan Chen mendekat ke arah Byun Baekhyun dengan semangat, seolah sudah yakin dengan hasil yang akan diumumkan. Tao bahkan dengan girangnya memeluk lengan Baekhyun sembari menunggu dengan tegang.
" Pemenang perlombaan penulisan puisi tahunan untuk tahun ini jatuh kepada..."
This is it! Batin Baekhyun. Aku akan menjadi satu-satunya siswa dalam sejarah sekolah ini yang berhasil memenangkan perlombaan penulisan puisi selama tiga tahun berturut-turut!
" ... sebentar ya, Bapak pakai kacamata dulu biar bisa melihat dengan jelas namanya."
Baekhyun memejamkan matanya sembari menahan tawa. Mr. Lee Soo Man memang sering melakukan hal konyol seperti ini.
Its ok, Baekhyun... Cuma tertunda sepuluh detik. Kau tetaplah yang akan menjadi pemenangnya. Batin Baekhyun lagi sembari menggigit bibir bawahnya, kebiasaan buruknya ketika ia sedang nervous.
" Jadi pemenangnya adalah"
This is it.
" Dari kelas 12..."
Benar kan! Aku kan pemenangnya!
" Yang bernama..."
Byun Baekhyun!
" Do Kyungsoo!"
Tuh kan benar! Aku men... wait what? Senyum Baekhyun lenyap seketika saat menyadari bahwa bukan namanya lah yang disebutkan oleh Mr Lee Soo Man. Baekhyun menatap wajah teman-temannya yang tampaknya juga sama bingung dengannya.
" Do Kyungsoo dari kelas 12-5, harap naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan dan hadiahnya." Ucap sang kepala sekolah lagi dari podium.
.
Who the hell is Do Kyungsoo? Jerit Baekhyun dalam hati, wajahnya mulai memerah karena malu dan kecewa.
.
Para murid mulai berbisik-bisik dengan gaduh ketika sang murid yang disebutkan namanya tidak kunjung naik ke atas podium. Luhan, Suho, dan Tao mulai menoleh ke kanan dan ke kiri dengan wajah bertanya-tanya. Chen bahkan berjinjit, mencoba untuk melihat ke arah podium lebih jelas. Baekhyun sendiri mulai menjulurkan lehernya, memandang ke barisan anak kelas 12, matanya mencari-cari oknum yang bernama Do Kyungsoo, orang yang berhasil mengalahkan seorang Byun Baekhyun di bidang yang paling ia kuasai.
Nihil.
Sampai akhirnya ketika para murid dibubarkan pun, siswa yang bernama Do Kyungsoo tidak juga menampakkan diri.
.
.
.
.
I am fighting a battle of loneliness and disrespect
My pain with relations has reached its crest
You gave me peace at the time of this war
I wish to move along with you in life very far
A thousand flowers bloom when you are around
My heart fills with joy on hearing your sound
For me, you are just like a precious gift of God
As all in this world happens only with His nod
.
.
" Kita jadi kan pergi untuk menonton konser Super Junior bersama-sama?" tanya Luhan sembari memandangi wajah cantiknya dalam kaca backmirorr. Tao yang sedang menyetir mobil di sampingnya tiba-tiba menampik tangan Luhan dengan cepat.
" Hei!" Protes Luhan sembari melotot ke arah Tao yang tertawa melihat ekpresi kagetnya.
" Sudah kubilang jangan pindah-pindahkan posisi kacanya! Aku butuh itu untuk mengemudi, hyung!" jawab Tao sembari membetulkan posisi backmirror ke tempat semula. Chen dan Suho yang duduk di kursi belakang mobil ikut tertawa mendengar celotehan Luhan dan Tao yang memang unik itu.
" Jadi. Memangnya kenapa, Lu?" tanya Suho yang duduk di antara Baekhyun dan Chen, dengan sabar. Luhan menoleh ke arahnya.
" Ah, aku jadi tidak sabar untuk shopping baju baru! Kan siapa tahu Siwon hyung melihatku dan terpikat padaku, lalu mengajakku untuk menjadi kekasihnya~" jawab Luhan dengan nada tengil, membuat seluruh penghuni mobil tertawa dengan kicauannya yang impossible itu.
Semua, kecuali satu orang yang daritadi hanya serius membaca sebuah puisi yang tertulis di atas secarik kertas, Byun Baekhyun.
Luhan mengedikkan dagunya ke arah Baekhyun sembari bergantian menatap Suho dan Chen. Isyarat untuk menanyakan, ada apa dengan Baekhyun?
Chen melirik Baekhyun yang masih tenggelam dalam puisi di tangannya selama beberapa saat, sebelum akhirnya bersuara. " Sepertinya ada yang sedang mencoba untuk menjiwai sebuah puisi dengan dalam, nih." Ucap Chen sembari mencubit pipi Baekhyun, mencoba mengalihkan perhatiannya dan berhasil.
Byun Baekhyun terkesiap saat menyadari semua mata tengah memandang ke arahnya.
" Ah tidak..." kilah Baekhyun sembari menyembunyikan rasa gugupnya, seolah tidak sedang tertangkap basah oleh teman-temannya sedang membaca puisi yang telah mengalahkan puisi miliknya pada perlombaan bergengsi di sekolah.
Ya. Puisi karya Do Kyungsoo sialan itu.
" Memang sebagus itu ya Hyung, puisinya?" kali ini Tao ikut bertanya sembari menatap Baekhyun dari backmirror. Baekhyun tersenyum kecut.
" Umm... bagus sih... selama ini bukan plagiat karya orang lain." Jawab Baekhyun mencoba menjawab diplomatis.
" Memang plagiat artinya apa, Hyung?" tanya Tao lagi. Keempat seniornya tersenyum. Tao memang baru dua tahun tinggal di Korea. Jadi maklum saja kalau dia masih belum mengerti beberapa kata sulit dalam bahasa korea.
" Plagiat artinya meniru karya orang lain, Tao." Jawab Suho dengan sabar.
" Berarti dia meniru karya orang lain dong hyung?" tanya Tao lagi dengan polosnya.
" Bukan. Bukan begitu, Tao. Hyung bilang selama ini bukan plagiat." Ucap Baekhyun cepat, mencoba mengklarifikasi. Tao sendiri hanya bisa ber-aah, mendengar penjelasan dari para Hyungnya itu.
Mereka berlima terdiam selama beberapa saat ketika mobil memasuki lokasi parkir sebuah pusat perbelanjaan, sibuk dengan pikirannya masing-masing.
" Baekhyun-ah. Apa kau baik-baik saja?" tanya Chen, memecah kesunyian sembari mengelus lengan Baekhyun, isyarat dalam memberikan semangat. Suho, Luhan, dan Tao jadi ikut memandang Baekhyun dengan wajah turut bersimpati. Mereka berempat tahu, seberapa berambisinya seorang Byun Baekhyun untuk memenangkan kembali perlombaan itu tahun ini.
Baekhyun tersenyum kecut. Jujur rasa kecewa masih ada. Tapi hey, Byun Baekhyun bukanlah seorang yang suka berlarut-larut dan tenggelam dalam kesedihan!
" I'm fine." Jawab Baekhyun singkat sembari melirik ke secarik kertas yang bertuliskan puisi dari seorang siswa yang sampai saat ini masih misterius keberadaannya.
" Tapi jujur aku sedikit tersinggung dengan makhluk bernama Do Kyungsoo ini. Maksudku, kalau memang dia berbakat dalam menulis puisi sebagus ini, mengapa sebelumnya dia tidak pernah mengirimkan karya-karyanya ke Studentbuzz? Bukankah ini berarti dia tidak menganggap bahwa club kita ini ada?" lanjut Byun Baekhyun sembari mengerutkan dahi ke arah kertas di tangannya, seolah-olah si kertas lah yang membuatnya tersinggung.
" Benar juga sih." Sahut Luhan dari kursi depan, seakan mendapat pencerahan. " Jadi apa rencanamu, Baekhyunie? Melabrak si Do Kyungsoo ini?" lanjutnya lagi sambil menoleh ke arah Tao, jagoan mereka.
Byun Baekhyun menggelengkan kepalanya tak setuju.
" Begini saja. Besok pagi, kita coba untuk mencari informasi tentang Do Kyungsoo ini. Setelah itu, baru kita coba interview dia untuk Studentbuzz edisi mendatang." Jawabnya final sembari membuka pintu mobil, tepat setelah Tao selesai memparkirkan mobilnya dengan sempurna. Keempat sahabat yang masih berada di dalam mobil hanya bisa bertukar pandang satu sama lain, lalu akhirnya mengedikkan bahu. Mereka paham bahwa jika Byun Baekhyun telah berkehendak, berarti itu adalah titah yang sudah final.
.
.
.
.
"Pssst!" Desis Do Kyungsoo sambil melirik tajam ke arah siswa dan siswi di seberang meja yang tengah tertawa cekikikan dari tadi. Keduanya refleks langsung terdiam sembari melirik sungkan ke arahnya.
Namun belum juga satu menit, kedua sejoli buta tempat itu kembali asik tertawa cekikikan.
.
Oh demi Tuhan, ini perpustakaan! Bukan Taman Ria! Maki siswa lelaki bertubuh kecil itu dalam hati.
.
" Jangan berisik!" tegurnya lagi, kali ini dengan suara lebih keras. Kedua sejoli tadi menatap Do Kyungsoo dengan acuh tak acuh sembari tetap melanjutkan obrolan mereka.
Kali ini Do Kyungsoo naik pitam. Dilemparkannya sebatang pensil yang tadi tengah ia pegang ke arah dua sejoli tak tahu malu itu, dan tepat mengenai dahi keduanya.
" Hey! Cari gara-gara, kau!" tantang si siswa kepada Do Kyungsoo dengan lantang, sehingga menarik perhatian pengawas perpustakaan dan beberapa siswa yang ada di ruangan tersebut.
Do Kyungsoo bergeming. Ia malah balik menatap tajam kedua murid tersebut tanpa rasa takut. Do Kyungsoo memang berbadan kecil, tapi ia lumayan atletis, dan hal ini membuat si murid perempuan menarik pacarnya untuk memilih mengalah dan keluar dari ruang perpustakaan, meninggalkan Do Kyungsoo yang akhirnya bisa kembali membaca buku favoritnya dengan tenang.
Lelaki berwajah tampan itu tersenyum. Victory is sweet indeed.
.
.
.
.
Byun Baekhyun menelan ludah, menimang-nimang kembali alasan pro dan kontra untuk mewawancarai seorang Do Kyungsoo. Apalagi setelah melihat langsung betapa tidak bersahabatnya manusia yang bersangkutan.
Byun Baekhyun mengajukan diri bukannya tanpa peringatan. Setelah seharian kemarin dirinya dan teman-temannya mencoba untuk mendapatkan informasi tentang seorang Do Kyungsoo dari teman sekelasnya di 12-5, Baekhyun bisa menebak bahwa Do Kyungsoo bukanlah seorang murid biasa.
.
.
" Wajahnya selalu dalam keadaan badmood dan jarang tersenyum." Komentar salah satu teman sekelas Do Kyungsoo.
Byun Baekhyun dengan sigap mengeluarkan buku catatan kecilnya sembari mencatat
Do Kyungsoo itu: 1. Galak,
.
" Do Kyungsoo itu pintar. Namun aku jarang melihat dia bergaul dengan murid-murid di sini. Bahkan dengan teman-teman sekelasnya sekalipun." kata teman sekelas Do Kyungsoo yang lain, mencoba menambahkan.
2. Pintar tapi anti sosial,
.
" Aku rasa Kyungsoo itu lumayan tampan, kalau saja wajahnya tidak selalu menunjukkan raut muka yang ingin menusuk orang," komentar seorang siswi di kelas 12-5.
3. Ganteng tapi
Dahi Baekhyun mengernyit sebentar, sebelum akhirnya mencoret keterangan barusan. Visual orang itu kan relatif.
.
" Dia selalu memilih untuk menyendiri dan membaca buku-buku favoritnya ketika waktu istirahat tiba. Dengar-dengar dia hanya berteman dengan janitor Kris." Timpal temannya yang lain.
3. Bersahabat dengan tukang bersih-bersih sekolah, Kris.
.
Dahi Byun Baekhyun mengernyit semakin dalam saat membaca list di tangannya. Seriously! Remaja macam apa si Do Kyungsoo ini?!
.
.
Dan kini, setelah melihat secara langsung bagaimana galaknya Do Kyungsoo, Baekhyun merasa sedikit menyesal ia menolak tawaran Tao untuk ikut menemaninya dalam mewawancarai Do Kyungsoo. Paling tidak, Tao kan bisa menjadi pelindung kalau-kalau lelaki yang tingginya kurang lebih sama dengannya itu memutuskan untuk menyambit sesuatu ke arah Baekhyun.
.
C'mon Byun Baekhyun! Kau itu charming! Masa mengajak wawancara seseorang yang tidak populer semacam Do Kyungsoo saja kau tidak berani? Ucapnya dalam hati.
.
Baekhyun menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya keluar dari balik rak buku yang tadinya menyembunyikan posisinya dalam mengamati gerak-gerik Do Kyungsoo. Dengan perlahan, lelaki berambut pink itu berjalan ke arah dimana Do Kyungsoo duduk.
Jantung Baekhyun berdegup semakin kencang ketika ia berdiri tepat di samping lelaki berambut hitam legam itu. Kini ia paham mengapa siswi di kelas 12-5 mengatakan bahwa Do Kyungsoo lumayan tampan. That lips though...
Baekhyun berdiri dengan awkward di samping tempat duduk Do Kyungsoo selama beberapa saat sebelum akhirnya pemuda berbibir penuh itu sadar akan keberadaannya dan menoleh.
Tubuh Baekhyun seolah membeku ketika menatap balik mata bulat milik Do Kyungsoo. Butuh waktu beberapa detik sebelum akhirnya ia mampu mengeluarkan senyum manisnya kepada lelaki yang kini tengah menatapnya tanpa kedip.
" Hai~" sapa Baekhyun, mencoba menyapa dengan ramah.
Alih-alih membalas sapaan Baekhyun, yang bersangkutan malah kembali memusatkan perhatian ke buku yang ada di tangannya. Baekhyun bergeming dan tetap berusaha menahan senyum manisnya, mencoba untuk menunjukkan gelagat bersahabat walaupun tak dihiraukan. Butuh beberapa saat sampai akhirnya lelaki dingin itu membuka suara.
" Ada apa?" Tanyanya singkat sembari tetap menatap bukunya. Senyum Baekhyun semakin terangkat ketika akhirnya mendengar reaksi dari seorang Do Kyungsoo.
" Kau Do Kyungsoo, kan?" balas Baekhyun.
.
Hening.
.
" Aku hanya ingin mengucapkan selamat." Tambah Baekhyun sembari mengulurkan tangannya ke arah lelaki di hadapannya itu.
Kali ini Do Kyungsoo menoleh. " Selamat untuk apa?" tanyanya lagi sambil menatap uluran tangan Baekhyun.
" Selamat...selamat karena telah memenangkan lomba penulisan puisi tahun ini." Jawab Baekhyun yang kini menarik tangannya dengan ragu-ragu.
.
Dia benar Do Kyungsoo, kan? Yang menang lomba puisi tahun ini? Tanyanya dalam hati.
.
" Saya tidak pernah mengikuti lomba penulisan puisi. Apalagi memenangkannya." Ucap Do Kyungsoo dengan singkat, sebelum akhirnya kembali mengarahkan pandangan ke buku di tangannya.
Baekhyun terkesiap dengan jawaban Do Kyungsoo. Belum sempat ia membalas perkataannya, lelaki tampan itu memotong kalimat Baekhyun sembari menunjukkan buku di tangannya.
" Maaf. Saya sedang membaca." Ucapnya dengan ringan, seolah-olah Baekhyun adalah seorang sales asuransi yang bisa dengan semena-mena ia usir atau acuhkan.
.
What the hell. WHAT THE HELL.
.
" Tapi aku kan belum selesai bicara!" ujar Baekhyun dengan ketus. Baekhyun tahu kalau perkataannya barusan ia ucapkan dengan suara lantang yang kini menarik perhatian sebagian besar pengunjung perpustakaan. Tapi persetan dengan tata krama! Baekhyun tersinggung! Ini penghinaan!
Oh, oh. Kali ini Do Kyungsoo akhirnya memutuskan untuk meletakkan buku dan menghadapkan tubuhnya ke arah Baekhyun. Wajahnya terlihat gusar.
" Baru lima menit yang lalu saya melempar pensil ke kepala orang karena orang itu gaduh di tempat ini. Dan jujur saya tidak mau pensil itu dilempar kembali ke kepala saya karena saya yang gantian gaduh sama kamu di tempat ini." Kata Do Kyungsoo sembari menatap tajam ke arah Byun Baekhyun.
" Aku hanya butuh waktu berbicara sebentar saja, kok." balas Baekhyun dengan nada masih ketus walaupun tidak selantang yang tadi. Jujur nyalinya sedikit menciut melihat wajah gusar itu ditujukan kepadanya. Do Kyungsoo terlihat berpikir selama beberapa detik sebelum akhirnya menghela nafas dan beranjak dari tempat duduknya.
" Kalau begitu kita bicara di luar." Jawab lelaki itu sembari menarik tangan Baekhyun untuk mengikutinya.
Baekhyun terkesiap. Ia terkejut ketika seorang Do Kyungsoo dengan santai menarik tubuhnya untuk mengikutinya keluar ruangan. Baekhyun bukanlah tipe orang yang suka dipaksa, apalagi diseret-seret seperti ini. Namun mengingat betapa galaknya lelaki yang tengah menyeretnya itu, ia memilih untuk tetap diam dan mengikuti kemauan pemuda aneh tersebut.
.
Do Kyungsoo baru melepaskan genggamannya dari tangan Baekhyun ketika keduanya sudah berada di luar perpustakaan. Lelaki itu menatap lekat-lekat wajah Baekhyun yang kini pandangannya malah berlarian kemana-mana kecuali ke wajah orang di hadapannya.
" Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Do Kyungsoo.
.
Oh, his voice is deep. Batin Baekhyun ketika mendengar suara Do Kyungsoo dalam volume normal dan tidak sedang dalam mode-perpustakaan.
.
" Studentbuzz ingin mewawancaraimu."Ujar Baekhyun ketika akhirnya ia berhasil memfokuskan kembali pikirannya. Namun Ia masih tak berani menatap langsung mata bulat di depannya.
Alis Do Kyungsoo yang tebal terangkat. " Untuk apa?"
"Studentbuzz membutuhkan profilmu sebagai pemenang lomba penulisan puisi tahun ini" jawab Byun Baekhyun to the point.
Dahi dari wajah tampan itu berkerut kembali. " Kan saya sudah bilang. Saya tidak pernah mengikuti lomba penulisan puisi!" ucapnya ketus.
.
Here we go again
.
Namun kali ini Baekhyun merasa enough is enough. Dengan tatapan menantang, ia membalas perkataan Do Kyungsoo barusan.
" Ya terserah lah kau mau menyebutnya apa! Kalau menurut jurinya ya kau pemenangnya!" balas Byun Baekhyun sengit.
.
Hening.
.
Baekhyun memekik senang dalam hati melihat Do Kyungsoo hanya bisa terdiam mendengar jawaban sengitnya. Hampir saja ia yakin bahwa Do Kyungsoo akhirnya mau diwawancara olehnya, ketika tiba-tiba pemuda yang satu itu malah dengan santainya berjalan kembali masuk ke perpustakaan, sembari bergumam: " Ya kalau begitu wawancara saja dewan jurinya."
.
Wawancara dewan jurinya? WAWANCARA DEWAN JURINYA?
.
Byun Baekhyun bersumpah, butuh kekuatan yang luar biasa dari dalam dirinya untuk tidak melemparkan telepon genggam mahalnya detik itu juga ke kepala lelaki nista bernama Do Kyungsoo.
.
.
Halo! Aduh akhirnya setelah 2 tahun lebih, bisa nulis judul FF baru juga walaupun dengan pairing yang lain (;;A;;). I finally finished college and starts getting a job. So I'll try hard to finish the other ff's though (A Summer's tale), karena bagaimanapun juga kemarin sudah terlanjur janji untuk menyelesaikan FF yang itu. So I hope you guys can enjoy this new fic. Thats right, baby. Larrabee is a Baeksoo shipper now! Well I'm still and forever be a Qmi shipper as always. Cuma ini nambah pairing favorit, gitu aja, haha.
Reviews, Masukan, dan Komentar is more than welcome! :)
