I Love You

Author: Jaehan Kim Yunjae

Pairing: Yunjae

Length: 1 of 2

Genre: Romance

Rating:T

Cast:

Kim Jaejoong

Jung Yunho

DISCLAIMER:

I don't own Yunjae. They own each other but I hope I can own them. The plot, story and poster are mine.

WARNING!

This is YAOI fanfic means boy x boy story, so if you can't take it just leaves already. I don't wanna hear bad comments and I don't care with your comments.

Happy Reading ^^

JaeJoong POV

"Umma… aku berangkat" teriakku dari depan pintu

"semua sudah kau bawakan joongie"

"nee umma"

"kau yakin joongie?"

"umma bukankah umma sudah berjanji, tenang saja aku akan baik-baik saja"

"tapi kau akan sendirian joongie"

"hanya seminggu umma… seminggu lagi aku akan pulang, jangan bersedih"

"kau itu anak kesayangan umma joongie, tentu saja umma khawatir"

"disanakan ada pemandu umma" kulihat umma mulai berfikir

"baiklah umma percaya padamu, jangan macam-macam ya"

"macam-macam apa umma" tanyaku nyengir

"Yah.."

"nee umma, aku pergi, dahh… umma"

Ah… akhirnya perjalanan yang kuimpikan tercapai juga. Ya aku Kim Jaejoong akan melakukan perjalan selama seminggu sambil melepas liburanku tanpa orang tua, walupun hanya perjalan ke pulau Jeju, umma tetap tidak mengijinkan ku pergi jauh-jauh, biasa alasan klasik seperti… 'kau masih SMA joongie….' Atau 'umma tidak mau kesepian…' memang aku apa, anak kecil yang masih perlu dikelonin… Oh…Gosh! Plis dech,, badan udah gede gini masih harus ditemenin. aku mengikuti sebuah agen perjalanan dan ini juga pemilik agennya temen appa, susah memang, yah…setidaknya tidak ada orang tua

"Ah.. akhirnya sampai juga" semua orang yang ikut berkumpul di tempat agen itu. Kulihat sudah banyak orang berkumpul disana, sekitar 20 orang.

"sepertinya semua berusia diatasku" bis yang akan mengantar kami sudah sampai, ku langkah kan kakiku naik ke bis itu dan mencari kursi yang tertera nomor bangku ku.

'eh..udah ada orang ya?' tanyaku dalam hati, orang itu berbalik menghadap jendela

"maaf…" panggilku

"Oh.. kau yang akan duduk denganku"

"iya" dia tersenyum dan berbalik

"mm…maaf tuan" dia berbalik menghadapku

"bolehkah aku yang duduk di dekat jendelanya?"

"kenapa?" tanya nya

"umm…itu…mm..anu..a..aku tidak bisa naik bis kalau tidak kena angin, aku bisa muntah"

"Oh.. baiklah" dia berdiri dan mempersilahkan aku duduk

"terima kasih"

"tidak perlu, berapa usiamu, sepertinya kau terlalu muda untuk perjalan seorang diri"

"aku masih SMA, anda tuan"

"hahaha… tidak perlu formal begitu, aku masih belum terlalu tua kan usiaku masih 24 tahun ini, panggil saja yunho, siapa namamu?"

"baiklah yunho, aku jaejoong, salam kenal" kugenggam tangannya dan kami bersalaman

"kenapa kau ikut perjalanan ini?" tanyaku

"menenangkan pikiran dari semua pekerjaan yang menyebalkan"

"kau sudah bekerja?"

"tentu saja"

"aku pikir masih kuliah"

"aku bekerja di perusahan orang tuaku"

"Hah…sepertinya liburan ku akan menyenangkan, walaupun hanya 1 minggu… kau sendiri, tidak sekolah?"

"sedang liburan, jadi aku ikut perjalanan ini"

"orang tuamu mengijinkan?"

"awalnya tidak, tapi mereka sudah janji sebelumnya, kalau aku mendapat peringkat umum di sekolah mereka akan mengabulkan satu permintaanku…awalnya aku ingin ketempat yang lebih jauh, tapi tidak diijinkan" ucapku dan memajukan bibirku

"tentu saja, kau ini masih dibawah umur"

"Ah.. susah jadi anak kecil, selalu diatur"

"aku malah ingin menjadi seusiamu lagi"

"masa SMA mu menyenagkan ya?"

"tidak juga, tapi setidaknya aku terbebas dari pekerjaan yang menyebalkan itu"

"semuanya ada senang dan tidaknya ya" ucapku perlahan

"yah.. itulah hidup" dia tersenyum lembut

Perjalanan ke pulau Jeju sangat menyenangkan, apalagi dengan yunho disampingku…dia sangat menyenangkan enak diajak ngobrol apa aja….

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan akhirnya sampe juga di pulau Jeju.. pemandangannya indah banget, beda banget dengan di Seoul yang keliatan cuman gedung, gedung dan gedung, kalaupun ada yang lain palingan taman kota doang…Oh God, berapa lama lah orang bisa nongkrong di taman kota, paling banter juga juga 4 jam-an.. Aish….

"hahh…" keluhku

"lelah sekali" kulangkahkan kakiku turun dari bis

"kemari" tiba-tiba yunho bicara

"apanya?" tanyaku bingung

"tas mu"

"untuk?" tanyaku lagi

"biar aku bawakan, sepertinya kau keberatan"

"Ah.. tidak usah, aku bisa sendiri"

"kau yakin" aku mengangguk

"kau bawa apa saja, cuman 1 minggu kan…kenapa sebanyak ini?" kuperhatikan bawaannya, yang memang aku membawa satu tas perjalanan yang besar ditambah 2 tas biasa yang juga lumayan besar.. Sedang yunho cuman bawa 1 tas perjalanan itupun ga besar-besar banget

"hehe..biasa anak muda" ucapku malu

"kau seperti wanita" yunho menahan tawanya

"Yah! kau ini..baru kenal sudah berani menghina"

"aku tidak menghina.. aku jujur…coba perhatikan wajahmu, bahkan kau lebih cantik dari wanita"

"aish…sudahlah aku malas berdebat"

"berarti kau menerimanya" ucapnya tersenyum mengejek

"terserah" dan aku berlari menuju hotel yang akan jadi tempat kami menginap meninggalkannya sendiri disana

"hei…jaejoong tunggu"

"weee…." Aku berbalik dan menjulurkan lidah ku

Kami berkumpul di lobi hotel untuk mendapatkan nomor kamar. Yunho sudah berada disampingku entah sejak kapan

"Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada Travel Agent kami... Untuk hari ini kita semua akan istirahat terlebih dahulu dan perjalanannya akan dimulai besok..sebelumnya kami minta maaf karena ini masa liburan dan seluruh tempat penuh, kami hanya menemukan satu hotel ini saja yang masih cukup untuk kita semua, namun kami hanya mendapatkan 10 kamar dan kita ada 20 orang, jadi dengan terpaksa 1 kamar harus ditempati oleh 2 orang. Mohon maaf sekali lagi atas kelalaian kami.. untuk itu kami akan mengundi orang-orang yang tinggal dalam 1 kamar.

'apa? 1 kamar 2 orang? Bagaimana ini? Aku tidak mau tidur dengan orang asing… Aish kenapa aku tidak mengajak junsu saja…tapi dia pasti sedang sibuk dengan si yoochun itu… umma… bagaimana ini?' pikirku kalut

"tuan silakan ambil nomor anda" ucap salah satu pemandu kami pada yunho yang berada di sebelahku

"baiklah" yunho mengambil nomornya

"19" sambungnya

"anda tuan" pemandu itu memberikan kota berisi nomor padaku…kututup mataku dan mencoba mengambil nomor itu… kubuka mataku perlahan dan kulihat nomor yang kudapatkan

"20" ucapku peralahan

"mmm… anda akan sekamar dengan tuan..ah..tuan Jung…terima kasih"

"kita sekamar jaejoong" ucap yunho padaku

"huff…." ku lepaskan nafasku dalam

"seberat itukah bebanmu?"

"bukan…aku takut jika harus sekamar denagn orang asing"

"Eh..berarti aku bukan orang asing bagimu"

"setidaknya aku sudah mengenalmu"

"tidak…kau belum mengenalku jaejoong"

"Aish…sudalah setidaknya aku tahu namamu..kau ini, ngajak berantem mulu"

"karena kau lucu kalau sedang marah"

"dan kau menyebalkan"

"tapi aku penyelamatmu, dari orang-orang asing ini"

'Aish…kenapa aku selalu kalah perang mulu dengannya' pikirku lagi

"sudah ayo kita ke kamar" yunho mengambil tas ku

"yah..itu tas ku"

"biar aku yang bawa, sepertinya ku kelelahan sekali…dari tadi geleng-geleng kepala terus" ucapnya sambil mengejek

"awas kau ya" aku berlari mengejarya

Kamar kami berada di lantai 5 nomor kamarnya 533, letaknya lumayang jauh di lorong tapi tidak terlalu di ujung.

"ini dia" yuho membuka pintu ruangan itu

"wah…besar sekali"

"tidak sebesar kamarku" ucap yunho sombong

"sepertinya kau orang kaya ya" dia hanya diam

ruangannya cukup besar walau jujur memang tidak sebesar kamar tidur ku juga tapi lumayanlah… ada 2 ruangan sepertinya satu lagi itu kamar tidur. Kulangkahkan kakiku meuju kamar tidurnya..walaupun tidak terlalu besar tapi sangat nyaman dan ada balkonnya, jadi bias liat pemandangan dari sini…cuman satu hal yang membuat ku agak bergidik, rajangnya cumin satu walaupun cukup besar untuk dua orang tapi…

"mmm… Yunho-ah"

"ada apa" Yunho membalikan wajahnya padaku

"itu…" ku arahkan jari telunjukku ke satu-satunya ranjang yang ada disana

"kenapa?" ucapnya bingung

"ranjangnya cuman satu"

"lalu?"

"itu…mmmm…." kulihat seringainya yang membuatku bergidik

"kenapa?... kau takut?" dia berjalan mendekatiku

"ya..yah…ap..apa…"

"ssshhhhh….hanya kita bedua disini, tidak akan ada yang tahu joongie" lalu meletakkan telujuknya diatas bibirku

"ap..apa.. maksudmu?" aku mulai kikuk

"…"

"HAHAHAHAHAHAHAHAHHAAA…." Yunho tertawa

"Yah…apa yang kau tertawakan?"

"kau tahu wajahmu lucu sekali tadi" yunho menahan tawanya

"bodoh..kita ini laki-laki, tidak masalah tidur di ranjang yang sama" ucapnya setelah berhenti tertawa dan memukul kepalaku pelan

"sudah… cepat bereskan barangmu aku mandi dulu..gerah" yunho mengambil handuk dari tas nya dan berjalan ke kamar mandi

"pabo..pabo..pabo.."ucapku dan memukul kepalaku pelan

"apa yang kau lakukan?"

"Eh.." aku melihat kearah suara itu, wajah yunho keluar dari pintu kamar mandi dengan tubuhnya yang hanya dibalut handuk dipinggangnya

"tidak jadi mandinya?" aku menunduk malu

"aku lupa mengambil pakaianku, bisa tolong kau ambilkan"

"dimana?"

"di dalam tasku"

"tidak ada"

"cari yang benar..atau kau mau aku yang ambil sendiri" ucapnya

"dasar mesum..ini ambil" aku melemparkan pakaian itu ke wajahnya dan dia hanya tertawa

'dasar orang bodoh' gumamku

Aku membereskan semua barang-barangku dan merebahkan tubuh ku di ranjang…rasaanya lelah sekali dan aku tertidur

End JaeJoong POV

Yunho POV

Kuperhatikan wajah putihnya dan matanya yang tertutup…dia tertidur sangat pulas, rasanya sangat indah dan nyaman dihadapan matanya, aku suka menatap wajahnya yang tertidur seperti ini, entah sudah berapa lama aku memandangi wajahnya…ku gerakkan tangan ku ke wajah lembutnya..sangat halus bahkan lebih halus dari kulit bayi...kuangkat rambut tipis yang menutupi wajah cantiknya..

Aku beruntung bisa bertemu dengan malaikat ini, walaupun kami hanya akan bertemu selama satu minggu, tapi… aku merasakan berkat yang sangat luar biasa

"mmm…" kurasakan tubuhnya bergerak menerima sentuhan dariku

"pagi Jae.." ucapku perlahan dan tersenyum..dia membuka matanya dan menatapku lurus

"…."

"siapa kau? apa yang kau lakukan dikamaraku?" dia berteriak dan memukulku dengan bantal

"jae.. ini aku…hei hei.. kau lupa" aku menggerak-gerakkan pundaknya perlahan dan jaejoong terdiam dan melihatku lagi

"yun...ho" katanya dan aku mengangguk

"apa yang kau lakukan di kamarku?"

"ini bukan kamarmu jae, ini kamar kita"

"huh?"

"lihat sekelilingmu" diperhatikannya ruangan ini dan dia tersenyum malu

"sudah ingat?"

"oh" ucapnya dengan mulutnya yang terbuka lebar, sedangkan aku hanya tertawa perlahan melihat tingkahnya yang selalu tidak pernah gagal membuat ku tersenyum…tiba-tiba terdengar ketukan dari depan pintu

"tuan Jung..tuan Kim, sarapan sudah disiapkan, silahkan turun kebawah" terdengar suara dari balik pintu kamar kami

"baiklah kami segera turun, terima kasih" teriaku

"bangun jae, sepertinya kita sudah membuat yang lain menunggu"

"aku lelah sekali' ucapnya dan menguap

"sepertinya memang begitu bahkan kau tidak mengganti pakaianmu saat tidur"

"Eh.." jaejoong melihat pakaian yang dikenakannya

"kau bahkan tidak mandi..ewww..' ucapku dan menutup hidungku

"Yah..aku lelah tau"

"hahahhahaa…sekarang mandilah, kau deluan" dia segera berlari ke kamar mandi dan kembali untuk mengambil handuk dan pakaian ganti.. aku tertawa dan tersenyum, dia memang sangat lucu, aku tidak bosan menggodannya.

Aku menunggunya dan membersihkan wajahku, ku dengar suara pintu kamar mandi terbuka dan jaejoong keluar keluar

"sudah siap"

"mm.."

"ayo kita turun"

Kami keluar kamar dan menuju ke lobi hotel, mereka semua sudah berkumpul disana

"baiklah, sarapan sudah siap di ruang makan. Setelah sarapan kita akan berangkan mengelilingi pulau Jeju"

Perjalanan di pulau Jeju sangat menyenangkan, aku dengan mudah dapat melupakan semua kepenatan yang kudapatkan di Seoul..apalagi ditambah malaikat cantik ini disisiku..ya dia sangat cantik, pertama melihatnya aku pikir dia adalah wanita, rambutnya yang hitam dan lembut, matanya yang besar, dan yang membuat ku tergila adalah bibirnya yang merah walau tanpa pewarna.. dia sangat sempurna. Apakah aku masih bisa bertemu denganna setelah perjalanan ini

Walaupun perjalanan ini sangat singkat tapi sangat menyenangkan, aku rasa hidupku akan berubah dengan bertemu dengannya. Tak lupa ku berikan kartu namaku padanya, aku tidak ingin kehilangan kontak dengannya, akan ku jadikan dia milikku. Aku pasti akan mendapatkannya.

End Yunho POV

JaeJoong POV

Setelah menghabiskan waktu liburanku di Pulau Jeju, kini pikranku sedikit cerah dan mungkin aku siap untuk masuk sekolah kembali. Kini aku melangkahkan kakiku dengan ringan menuju gerbang sekolah… dan berjalan menuju kelasku yang baru, kini aku sudah kelas tiga, aku sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusanku sendiri.

"hei jae" Yoochun menepuk pundakku dan duduk di sampingku

"junsu, tumben kau sudah tiba di sekolah jam segini"

"iya, aku berburu berita baru"

"berita apa?" tanyaku penasaran

"katanya kita akan kedatangan guru baru yang akan mengajar Matematika"

"kau tahu dari siapa?"

"kau ini payah, semua murid sudah tahu hal itu"

"Oh.. begitu"

"kuharap kali ini akan ada wajah baru yang segar, kau kan tahu guru Matematika kita yang dulu sudah tua dan menyebalkan, bisanya cuman memukul dan marah-marah"

"iya aku sangat ingat itu" aku mengangguk mengiyakan

"aku harap kali ini berbeda agar nilai Matematika ku lebih baik, kau juga jae, kita sudah kelas 3 sekarang dan semoga saja gurunya wanita" ucapnya tersenyum

"dasar kau ini, otakmu itu tidak pernah lepas dari wanita"

"tanpa wanita hidupku hampa tahu"

Tapi apa yang diharapkan oleh semua murid hanyalah khayalan, memang guru baru ini berbeda dari guru sebelumnya, tapi, tetap saja dia orang tua yang galak dan menyebalkan walaupun dia wanita. Harapan Yoochun terwujud, Aku tertawa sendiri dalam pikiranku, memang ada perubahankan? Tapi tidak bagiku, aku masih saja melamun memandangi pemandangan diluar jedela kelasku, rasanya menyenangkan perjalan ke Jeju saat itu dan Yunho… aku rindu padanya, apa yang dia lakukan sekarang? Mungkin sedang berkutat dengan laporan kantornya.

Setelah menjalani perjalanan 6 jam di sekolah, akhirnya aku dapat merasakan udara bebas. Segera ku rapihkan buku yang berserakan di mejaku dan mengambil tasku lalu berlari keluar kelas

"Hei Jaejoong..! ku dengar Yoochun berteriak padaku

"Ada apa?" tanyaku

"kau mau kemana? Buru-buru sekali?"

"maaf Yoochun hari ini aku tidak bisa pulang bersama denganmu, ada yang harus aku lakukan"

"kau mau kemana memangnya?"

"maaf aku tidak bisa menceritakannya sekarang, aku pergi dulu"

"hei… hati-hati" ku dengar suaranya dari kejauhan

Hari aku sudah memastikan, awalnya aku ragu tapi sekarang aku yakin. Yunho,, aku rindu padanya dan aku ingin sekali bertemu denganya lagi seperti saat Jeju. Kemarin dia memberikan kartu namanya dan disana ada alamat kantornya, aku ingin kesana dan memberi kejutan padanya. Apakah dia akan senang ya?

Kulankahkan kakiku keluar gerbang sekolah yang menyebalkan ini dan pandanganku tertuju pada sosok yang sepertinya kukenal, walau ia membelakangiku tapi aku seperti mengenal punggung itu, tapi… rasanya tidak mungkin, kenapa dia bisa ada disini? Ada urusan apa dia di sekolah ini? Aku berjalan mendekati sosok itu dan berhenti tepat dibelakangnya

"Yunho…" sapaku dan menepuk pundaknya perlahan

"hei Jae" dia berbalik dan menyepaku dengan senyumnya yang selalu membuatku tergila-gila

"kenapa kau ada disini?"

"aku sengaja kesini dan menunggumu pulang"

"dari mana kau tahu sekolahku?" tanyaku memburu

"oh itu, aku punya caraku sendiri Jae, yang penting sekarang aku disini"

"lalu, kenapa kau kesini?"

"aku ingin melihatmu"

"huh?"

"aku rindu padamu" ucapnya yang berhasil membuat aku menunduk dengan wajahku yang memerah

"ayo" lanjutnya dan mengenggam tanganku

"eh..mau kemana?"

"aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

"Kemana?"

"nanti kau tahu sendiri, kau sedang tidak sibuk kan?" Tanyanya

"tidak"

pucuk dicinta ulam pun tiba, tak kusangka apa yang aku inginkan terjadi, yunho juga rindu dan ingin bertemu denganku, bahkan dia rela melepas pekerjaannya untuk bertemu dengaku sekarang. Apa kami satu hati ya, apa yang aku rasakan dapat Yunho rasakan, atau… hanya aku yang ke-GR-an. Kududukan tubuhku di mobil sport hitamnya, ini pertama kalinya aku menaiki mobil ini sepertinya Yunho sangat kaya

Ku perhatikan sekelilingku, kami masih berada di wilayah padat di kota Seoul, kota yang tidak pernah mati dan dipenuhi dengan gedung-gedung. Kadang aku heran, masih saja ada orang yang ingin pindah ke kota padat ini, apa yang mereka cari? Kenyamanan dan ketenangan tentu tidak akan pernah didapatkan di kota ini. Tanpa kusadari pemandangan gedung itu telah hilang dan berganti dengan gunung dan bukit juga pepohonan yang sangat banyak"

"kita mau kemana Yunho?"

"sebentar lagi kita sampai"

"tapi ini dimana?"

"tenang saja Jae, aku tidak akan menculikmu, aku akan mengembalikanmu dengan utuh"

"bukan itu maksudku" ucapku menggumam"

"kau bilang apa Jae"

"aa..ahh.. tidak ada, sudah sampai?"

"sudah"

Kuperhatikan sekelilingku, semuanya hanya pohon dan pohon serta rerumputan engga ada yang lain. Sepertinya kami ada diatas bukit, kuhirup udara diatas bukit ini perlahan agar masuk kedalam paru-paru ku yang sudah terkontaminasi oleh udara kotor perkotaan. Pemandangannya sangat indah, sama seperti di Jeju, walaupun disini tidak ada laut, tapi aku suka berada disini

"dari mana kau tahu tempat ini Yun?" kualihkan wajahku menghadapnya

"ini tempat rahasiaku, tidak ada yang tahu tempat ini selain aku" jawabnya tanpa melihatku

"lalu kenapa kau memberitahuku?" tanyaku dan mengaitkan kedua alisku

"karena kau spesial Jae" ucapnya tersenyum dan menghadapku

"saat aku merasa penat dan terlalu banyak pikiran aku akan kesini dan menenagkan diri"

"berarti saat ini kau sedang kesal ya?"

"tidak"

"lalu kenapa kita kesini?'

"kau banyak tanya ternyata"

"aku kan igin tahu"

"baiklah, aku memang tidak sedang kesal tapi memang ada sesuatu yang aku pikirkan… dan…"

"dan?"

"aku ingin mengatakan sesuatu padamu Jae"

"Eh.." tanyaku kaget

"kau ingin mengatakan apa padaku"

"bisa kita duduk dulu"

"dimana? Disini tidak ada kursi"

"di rumput ini saja"

"tidak apa-apa"

"aku pemiliknya, jadi tidak apa-apa"

"baiklah" kududukan tubuhku di rumput dan menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Yunho. Aku menunggu dan terus menunggu tapi kata-kata itu tidak juga keluar

"Yun-?"

"Jae"

"Hmm…" ucapku memandangnya

"aku tahu mungkin ini akan sedikit mengagetkanmu dan aku juga mengerti jika kau tidak bisa menerima ini, tapi.. aku harus mengatakannya"

"ada apa?"

"Jae… aku… aku menyukaimu… tidak mungkin aku mencintaimu"

"Eh.." ucapku kaget dan menutup mulut dengan telapak tanganku

"aku tahu ini terlalu cepat dan cukup aneh. Tapi sejak bertemu denganmu di Pulau Jeju saat itu, aku tidk pernah menghilangkan wajahmu dalam pikiranku, aku selalu mengingatmu, wajahmu, senyumanmu, tawamu dan tingkahmu. Jae aku tahu ini salah dan kita sama-sama laki-laki, kau mungkin akan malu, tapi aku ingat seseorang pernah berkata 'Jika kau mencintai seseorang, maka cintailah dia, siapapun dia itu tidaklah penting, yang penting adalah apakah rasa cintamu tulus padanya atau tidak' dan rasa cintaku tulus padamu Jae. Aku siap jika menolakku"

Yunho menundukkan wajahnya. Aku tidak tahu apa yang kurasakan, tapi aku tahu apa yang Yunho rasakan sama dengan apa yang aku rasakan. Aku tidak ragu padanya dan perasaan ini, bahkan aku sangat senang Yunho yang pertama menyatakannya padaku. Tanpa menunggu apapun lagi segera kupeluk tubuh kekarnya

"nado… nado saranghae Yun-ah" ucapku dalam pelukannya

"Jae kau serius, kau tidak bohong?"
"tidak Yunho, aku sama denganmu, sejak itu aku tidak bisa melupaknmu"

"Jae-ah"

"tapi Yun apa kau yakin?" kulepaskan pelukan kami

"maksudmu?"

"maksudku, usia kita terpaut cukup jauh, kau sudah 24 tahun dan aku masih 18 tahun"

"kau masih ingat apa yang kukatakan tadi"

"mmm….?"

"yang terpenting adalah apakah kau mencintainya dengan tulus atau tidak dan aku mencintaimu dengan tulus"

"Ummm" ucapku mengangguk dan tersenyum

Kurangkulkan pergelangan tanganku di lehernya dan mengecup bibirya perlahan lalu memeluknya dan menyembunyikan wajahku di lengkuk lehernya

"Jae.. ternyata kau nakal juga ya" ucapnya mengejek dan aku tersenyum

"I Love You"

"I Love You too"

-TBC-

Silahkan comment apa aja ^^

Writing date: 19 Juni 2011

Publish date: 18 Januari 2012