Kau hanya terdiam menatap titik-titik air di jendela kamar itu, menyentuhnya kemudian dengan cepat perasaan asing menjalar dengan cepat, membuat tangan itu tertarik kembali.
"Dingin."
They Belong to GOD
By Melody of Sky
Warning
AU/OOC/Typo(S)/Misstypo(S)
Bunga-bunga, pepohonan, kau dan semua kembali bersedih. Matamu yang memancarkan isi hati terdalammu, terekspos seluruhnya, kau bahkan tak mencoba menyembunyikannya, membiarkan titik air itu lolos, mempasrahkan semua titik air sesuai dengan kehendaknya.
Kau kembali menatap bawah, memperhatikannya dan kemudian memandang ke atas sekali lagi. Melihat gelapnya dunia yang sedang kau hadapi, perasaan kecil itu kembali mengendalikan hatimu, dan untuk kedua kalinya kau kembali menangis, terjatuh, dan tak ada seorang pun yang menyadarinya.
Bagaimana bisa kau hidup seperti ini?
Saat ini kau dapat melihat semua orang tengah menangis sembari memandang langit, membisikan rangkaian kalimat tentang kepasrahan sesosok manusia biasa, kau terdiam kemudian ikut memandang langit, di malam langit tak berbintang, matamu mengembara, bertanya dalam hati, di mana Tuhan menyembunyikan takdirmu.
Setiap orang menangis memandang langit, mengulurkan tangan, berharap mereka bisa melindungi mimpinya di dalam dekapan tangan-tangan itu. Perlahan kau mulai mengulurkan tanganmu, apa yang kau cari? Apa yang kau inginkan?
Kebebasan.
Kau kembali menarik tanganmu, dan menundukkan kembali kepalamu. Kau merasa semua ini sudah cukup, kau sudah tak berkeinginan menggapai langit meskipun kau telah memiliki sayap yang terbentang lebar.
Kau tersenyum melihat belenggu yang mencegahmu pergi, hatimu bergetar dengan semua ini.
Apakah ini takdir yang Tuhan berikan padamu?
Kau menjatuhkan dirimu sendiri, menyentuh tanah dan berharap kau bisa tetap berada di sana. Kau hanya memandang langit dari tanah. Perlahan kau menjulurkan tanganmu kembali, sekali lagi kau mencoba merengkuh langit itu dan saat detik berganti, rasa sesak di hatimu kembali mencekikmu.
Tak seorang pun benar-benar bebas. Itu hanyalah langit yang tak terbatas.
Jika semua orang bisa mendengar tangis dalam diammu. Jika semua orang mau mendengarnya.
Di tengah heningnya malam. Di langit yang mereka namai dengan namamu, kau bisa mendengar suara-suara mereka pada langit, sangat berisik, namun kau dapat mendengar itu. Namamu, mereka menyebut namamu di sela-sela doa pada Tuhan.
Mereka tak mendengarmu namun kau dapat mendengar tangisan keras mereka yang memanggil namamu. Hatimu kembali sakit.
Semua orang yang memandang langit penuh dengan harapan, tentang mereka yang masih mempercayaimu. Untukmu yang terjabak dalam sangkar "kebebasan" yang memilukan.
Di antara langit itu, kau tak membutuhkan sayap lagi, ada mereka yang sanggup membawamu kembali bertahta di langit.
Mereka tak akan pernah pergi kemana pun. Jadi tolong, jangan pergi kemanapun.
"Apa kau siap? Hari ini akan menjadi hari yang paling melelahkan."
Kau kembali terdiam akibat bunga tidurmu semalam.
"Hey, kau benar-benar tak apa-apa kan?"
Mereka akan ada bersamamu, itulah yang kau impikan.
"Yi Fan?"
"Ya..." Mimpimu akan menjadi sebuah kenyataan. "Aku percaya pada mereka."
Karena kau tak pernah pergi kemana pun, kau selalu berada di setiap hati kecil mereka.
The End
20140515
Tepat, hari di mana mimpi dan kenyataan bercampur.
Wu Yi Fan.
