Bocah dengan helaian raven dan mata onyx kelam yang ketakutan tersebut berlari cepat menuju kompleks perumahannya dengan deru napas bergetar. Darah. Pembantaian. Mayat mayat kerabatnya. Onyx kelam itu kemudian sampai ke Distrik 3bR, di mana tempat para Uchiha berdomisili. Onyxnya bergerak cepat mencari seseorang yang dapat disapanya. Nihil. Bau anyir darah menguar ke mana mana. Bocah itu kemudian berlari menuju ke arah sebuah rumah modern berbentuk kaku dengan cat putih yang kini dipenuhi cipratan darah yang masih segar. Dengan cepat bocah kecil itu meliuk melewati pintu yang setengah terbuka. Kakinya menginjak sesuatu yang berbunyi seperti genangan dan dia tahu itu adalah liquid merah yang mengalir cukup deras dari dalam rumah.
"Kaa-san! Tou-san! Aniki!" teriak bocah tersebut dengan nada bergetar. Onyxnya berusaha menemukan tiga sosok keluarganya meskipun di dalam hatinya membayangkan sesuatu yang diperkirakan buruk.
"Sa-Sasu..ke!"
Sasuke-nama bocah tersebut-menoleh ke arah sesosok pemuda berkuncir kuda dengan onyx kelam yang sama, yang kini sedang tersandar di sebuah tangga sambil memegang perutnya yang tampak mengalir darah segar. Mata Sasuke terbuka lebar dan mulutnya langsung berteriak lantang memanggil nama pemuda tersebut
"ITACHI NII-SAN!" teriaknya kacau. Dia berusaha berlari mendekati Itachi namun tersandung sesuatu.
Dan apa yang membuat matanya melebar adalah sesuatu yang membuatnya tersandung tadi. Di samping tempatnya jatuh terpampang jelas wajah sang ayah dengan tatapan kosong dan darah yang menguar dari lehernya. Sasuke mengangkat kepalanya dan melihat sang ibu kini tertelungkup di samping ayahnya dengan darah yang mengelilingi tubuhnya. Sasuke memegang kepalanya.
"A-Aniki! Ulah siapa ini?!" tanya Sasuke ke arah sang kakak yang masih memegang darah di sekitar perutnya.
"V-vampir.." kata Itachi pelan dengan mata yang terpejam menahan kesakitan. Sasuke yang khawatir melihat keadaan kakaknya segera berjalan mendekati Itachi dengan deru napas memburu
"JANGAN!" teriak Itachi. Suaranya bergema di ruangan tersebut.
"Kau lari saja! Mereka akan datang ke sini lagi setelah menyelesaikan semua pekerjaannya!" kata Itachi dengan tatapan tajam.
"A-aku tidak akan meninggalkanmu!" teriak Sasuke "Apa kau-"
"Pergi Sasuke!"
"Aku tidak-"
"Aku mau kau tetap hidup adik sialan!"
Mata Sasuke melebar. Tidak pernah dia mendengar Itachi memanggilnya sialan. Dan tatapan Itachi benar benar tajam. Tajam menusuk dan penuh aura kegelapan yang tidak pernah dia tunjukkan sebelumnya.
"Aniki.."
"Cepat ambil pedang perak Tou-san dan lari ke rumah Tsunade-sensei-"
"Aku akan membawa-"
"CEPAT PERGI! AKU MERASAKAN KEBERADAAN MEREKA!" mata Itachi semakin melebar dengan amarah yang sangat jelas timbul diantara pancarannya "..Akan kubunuh kau jika tertangkap oleh mereka Sasuke!"
Mata Sasuke melebar, pupilnya bergetar. Perlahan lahan dia mundur dan mengambil pedang perak ayahnya yang berdarah dan mengambil serta sarungnya yang terdapat ukiran kipas Uchiha. Sasuke berbalik dan melirik sekilas ke arah Itachi, mata itu kembali melebar.
Di belakang Itachi berdiri sesosok bayangan aneh dengan mata merah menyala mengerikan, tampak jelas gigi taringnya yang runcing menyeringai dan seolah olah mengejek ke arah Sasuke. Sasuke sebenarnya ingin berbalik dan menarik kakaknya untuk ikut, tetapi teriakan Itachi kembali menerpa gendang telinganya
"KAU PERGI SAJA! BIAR AKU YANG URUS DI SINI!"
Sasuke menggelengkan kepalanya dan mengusap matanya yang mulai berair, dengan cepat dia meliuk di pintu yang setengah terbuka tersebut dan berlari dengan tujuan keluar dari Distrik 3bR. Tujuannya sekarang Tsunade-sensei, guru bela diri Itachi sekaligus walinya. Saat tepat berada di bawah gerbang kompleksnya, tampak berdiri 2 mahluk yang Itachi sebut Vampir tadi sambil menyeringai mengerikan. Mata memerah mereka menandakan kelaparan dan haus darah yang menggema. Sasuke mendecih tidak suka, kebencian kepada mahluk tersebut tiba tiba membesar dan meledak. Sasuke berlari ke arah dua mahluk sialan tersebut-menurutnya-dan mengayunkan pedang perak yang cukup berat untuk bocah 7 tahun sepertinya ke arah dua mahluk tadi. Dengan tenang salah satu mahluk tersebut mengelak ke kiri dan menghantam perut Sasuke dengan tendangan lutut yang sangat amat kuat. Dengan ganas Vampir tadi memegang rambut raven Sasuke dan membantingnya ke tanah dengan sangat amat keras. Sasuke cuma bisa menganga lebar tanpa mengeluarkan suara karena saking kesakitannya.
'Sialan! Akhirnya..akhirnya aku mati juga..' Sasuke menatap pudar ke arah langit. Dua wajah mahluk pucat tersebut tersenyum mengejek ke arahnya. Sasuke berusaha bangkit namun perutnya langsung ditahan oleh salah seorang Vampire, kemudian diinjak secara ganas dan brutal. Darah segar bermuncratan dari mulut Sasuke dan membasahi wajah tampannya. Sasuke dapat mencium darahnya sendiri. Dan hal tersebut membuat para Vampir semakin lapar menghisap darahnya.
"Kau akan mati bocah.." kata salah seorang mahluk terkutuk tersebut sambil menjilat bibirnya. Sasuke menatap nanar ke arahnya saat wajah itu mendekat menuju lehernya. Sasuke memejamkan matanya tanda pasrah. Pasrah akan kehendak Tuhan selanjutnya.
Terdengar suara pukulan yang sangat dahsyat dari atas kepalanya. Dua Vampir tadi terpental ke belakang dan menghantam bagian atas gerbang Distrik 3bR, membuatnya hancur dan runtuh seketika. Mata Sasuke dapat melihat sosok wanita cantik berambut pirang dua kunciran dengan dada besar yang menyembul dari balik kemeja putihnya kini berdiri superior di atasnya. Rok mini hitam dan legging hitamnya kini tepat berada di depan wajah Sasuke, sehingga Sasuke dapat melihat celana dalam putih tersebut dengan jelas.
"T-Tsunade-sensei..' kata Sasuke dengan nada terbata bata. Dua tangan terkepal Tsunade tiba tiba bercahaya biru dan terdengar bibir kemerahan tersebut bergumam sesuatu yang tidak jelas di telinga Sasuke. Sasuke dapat mendengar dua Vampir tadi berlari ke arah Tsunade sambil berteiak kencang
"SIALAN KAU TSUNADE!"
Dia tahu nama Tsunade. Sasuke mengernyitkan dahinya. Namun pemandangan di atasnya membuat matanya kembali melebar. Dua Vampir yang melompat di depan Tsunade sambil mengarahkan cakar cakar mereka kini tertonjok pukulan cahaya biru Tsunade hingga membuat kepala itu terlepas dari lehernya, terdengar bunyi patah dan suara putus yang menjijikkan, dan darah para Vampir itu menciprat ke wajah Sasuke dan sebagian kemeja putih ketat Tsunade. Sasuke dapat melihat tubuh mahluk terkutuk tersebut ambruk ke tanah dan mengeluarkan darah dari urat lehernya yang kini terputus. Tsunade mengangkat tubuh Sasuke ke pelukannya. Terasa dada besar itu menghimpit tubuhnya, Tsunade berbisik ke telinga Sasuke dengan nada sedih.
"Gomen Sasuke..aku terlambat.."
Sasuke menutup matanya. Perutnya kesakitan akibat tinjakan ganas dari para Vampir tersebut.
"Emm.." gumamnya tidak jelas dan pandangannya sangat kabur dan gelap
BLACKLIST 10
Naruto by Masashi Kishimoto
Blacklist 10 by Icha and Crisya
Pair : Sasu X Naru-Trap/Shota
Rated : T apa M ya?
Warning : BL, Yaoi, Virus Fujoshi ditambah Virus Shota dan Trap, OOC, Gajeness, Typo pastinya, Abal abal, Ancur Lebur, DLDR, Alur apa ini, Gore DLL
Genre : Adventure, Romance, Supranatural, Horror, Mystery, Fantasy
Special for SasuNaru Lovers
Chapter 1 : Blacklist 10
Pirang.
Sasuke merasakan deru napasnya sangat hangat dan cepat.
Pirang.
Entah sejak kapan Sasuke terobsesi dengan warna rambut tersebut. Sasuke merasakan sosok perempuan berambut pirang membelai dadanya perlahan dan berbisik ke telinganya dengan nada menggoda yang membuat seluruh tubuh Sasuke menegang.
"Ayo kita berhubungan.."
Sasuke merasakan titik vitalnya berdiri
"..Sasuke-kun.."
-Suke-kun..
Sasuke-kun!
Sasuke-kun!
"BANGUN BOCAH MESUM!"
Sasuke pun bangun dengan lebam di pipi kirinya akibat tonjokkan Tsunade pagi itu. Tsunade menyilangkan kedua tangan di depan dadanya yang besar tersebut dan membuat Sasuke menundukkan kepalanya.
Ya, mungkin sejak bertemu Tsunade dirinya mulai terobsesi dengan wanita berambut pirang. Apalagi dadanya yang besar dan paha mulus seperti Tsunade-ups-Sasuke menggelengkan kepalanya dan menekan sesuatu di bawah sana.
"Apa yang kau pikirkan Sasuke-kun.." kata Tsunade sambil menghentakkan pelan kaki kanannya ke lantai. Wanita tersebut hanya memakai tanktop hitam yang membuat payudaranya menggoda mata Sasuke dan celana jeans pendek berwarna putih. Sasuke berdiri, bukan, remaja 16 tahun yang tampan ini berjalan terbungkuk bungkuk sambil memegang juniornya dengan wajah datar. Tsunade benar benar sweatdrop melihatnya.
"Jangan tertawakan aku nenek tua!" kata Sasuke dengan nada ketus. Perempatan muncul di dahi Tsunade. Dia berjalan cepat ke arah Sasuke yang kini berdiri di depan pintu kamar mandi dengan mimik papannya.
"Kau.." kata Tsunade dengan nada geram.
"Apa? Kau ingin masuk bersamaku ke sini?" tanya Sasuke dengan nada datarnya.
TLANG! Tsunade pun menerjang pintu kamar mandi tak bersalah tersebut saat Sasuke dengan cepat menutupnya sehingga dirinya selamat dari tendangan maut wanita seksi tersebut.
.
.
.
Sasuke memakan onigirinya dengan wajah cemberut. Tsunade yang duduk di depannya hanya bertopang dagu sambil meneliti wajah tampan tersebut. Dia terkekeh dan menyelipkan rambut pirangnya ke samping telinga. Sasuke mendengus pelan dan menelan onigiri terakhirnya. Dia berjalan ke arah westafel dan langsung menegak air di sana.
Sasuke yang kini memakai seragam sekolahnya dengan cepat mengambil tas-nya dan melirik penuh curiga ke arah Tsunade. Tsunade berdiri, dia kini memakai kemeja putih dan rok ketat hitam sepaha serta legging hitam ketat. Tsunade menaikkan alisnya saat Sasuke menatapnya penuh curiga.
"Apa?" tanya Tsunade dengan raut wajah kebingungan "Ada yang salah dengan penampilanku?"
"Kau..kau.." Sasuke memeriksa isi tasnya dan menutupnya dengan cepat "..Kau mengobrak abrik isi tasku nenek tua sialan?"
Tsunade tertawa kecil dengan tangan kanan yang menutup mulutnya dengan feminim "Hm..aku tidak menyangka kau menyimpan majalah porno Sasuke-kun. Apalagi rata rata modelnya adalah wanita berambut pirang.."
"Di mana kau menaruhnya?!" tanya Sasuke dengan nada yang sedikit membentak. Tsunade mengibaskan rambut pirangnya dengan tangan kanannya
"Aku membakarnya.." katanya dengan nada santai
Napas Sasuke tercekat. Rasanya sebuah batu menimpa kepalanya dan menenggelamkan dirinya ke bawah samudera yang sangat amat dalam.
"AKU MENGHABISKAN 187 YEN UNTUK ITU NENEK SIALAN!" teriak Sasuke murka. Tsunade menepuk pelan bahu Sasuke yang kini bergetar hebat.
"Gunakanlah uang dengan sesuatu yang bermanfaat. Pesan ibu guru.."
"KAU BUKAN GURUKU!" Sasuke menghela napasnya dan berusaha ke mode tenang dan dinginnya. Kedua tangan dia masukkan ke kantong celananya dan perlahan lahan berjalan mendekati Tsunade yang kini sedang memasang sepatu di kakinya. Bokong Tsunade tampak menggairahkan saat dia menungging untuk mengepaskan tijakan sepatu hak tingginya tersebut. Sasuke mendecih tidak suka dan tanpa sengaja menatap pedang perak ayahnya yang tergeletak di antara rak sepatu dan jam lonceng kuno. Onyxnya berubah tajam.
"Sasuke-kun.."
Sasuke tetap terdiam menatap pedang tersebut. Dia memejamkan matanya perlahan lahan
"Sasuke-kun.."
Sasuke membuka matanya. Dia melirik malas ke arah Tsunade "Apa?" tanyanya datar.
"Ayo pergi.." kata Tsunade sambil tersenyum manis.
Sasuke duduk dan memasukkan kedua kakinya dengan cepat ke dalam sepatunya dan mengikat tali tali tersebut dengab luwes.
"Hn.." gumamnya ambigu.
.
.
.
Sasuke menatap pemandangan di luar kelasnya dengan malas. Onyx kelamnya menatap para murid yang kini sedang melakukan kegiatan olahraga di lapangan sekolahnya. Matanya tertuju ke arah para siswi yang kini memaka seragam olahraga, kaos putih agak ketat dan celana pendek yang seperti celana dalam berwarna merah dengan garis putih di tepi jahitan celananya. Mata Sasuke tentu saja fokus ke arah para wanita berambut pirang yang kini sedang melakukan sit up dengan kaos baju yang terbuka dan menampilkan perut mulusnya. Sasuke meneguk ludahnya. Sindrom atau obsesinya kepada wanita berambut pirang benar benar keterlaluan. Sasuke kembali menatap pelajaran Sejarah dengan bosan. Dia memutar mutar pen hitamnya perlahan. Dia terbayang kejadian buruk yang menimpanya dulu. Kejadian buruk yang menimpa Distrik 3bR di Tokyo dan sekarang tempat tersebut tertutup dan disegel pemerintahan Jepang.
Menurut cerita yang pernah dituturkan Tsunade, pemerintah Jepang telah menutup nutupi pembantaian keluarga Uchiha oleh para Vampir dengan rapat. Bagi dunia modern seperti tahun ini, 2098, adanya mahluk tersebut di suatu Negara merupakan aib dan kutukan bagi suatu Negara. Sasuke teringat cerita Tsunade tentang Negara yang bernama Hongaria kini terisolasi karena katanya jabatan pemerintahan tersebut sudah dikuasai seorang Vampir yang sangat kuat.
Tsunade juga pernah bercerita tentang adanya mahluk lain dan invasi mereka yang berusaha mengikuti jejak sukses Vampir dalam menginvasi dunia manusia. Sasuke tak habis pikir, kenapa para Vampir tersebut dapat membunuh dan mendominasi pertarungan melawan manusia. Vampir sangat lemah akan cahaya matahari dan barang suci. Walaupun sangat kuat di fisik, bagi Sasuke, mahluk yang sudah dikutuk Tuhan tersebut seharusnya memiliki derajat yang lebih rendah dari pada manusia. Dan karena itu-lah seharusnya manusia yang mendominasi para Vampir, bukan sebaliknya.
Bel istirahat pun berbunyi kencang dan menandakan pelajaran sejarah-membosankan bagi Sasuke-usai. Remaja 16 tahun berwajah dingin tersebut memasukkan semua bukunya perlahan lahan ke dalam tas dan disusun secara rapi. Onyxnya menatap teman temannya yang langsung berkumpul membuat kelompok dan saling membuat topik pembicaraan yang tidak penting. Beberapa ada yang tertawa keterlaluan, Sasuke mendengus pelan. Mereka tidak tahu kerasnya hidup yang sekarang. Dunia modern kini sedang diliputi bencana, begitu yang dikatakan Tsunade, akibat salah seorang mahluk terkutuk membangkitkan kekuatan yang membuat para Vampir dan mahluk sejenisnya menggeliat deras. Mata tajam itu kembali melirik ke arah luar. Awan awan yang bergerak pelan ditiup angin sangat membuatnya tertarik. Jika beruntung, Sasuke akan mendapatkan awan awan dengan bentuk yang luar biasa. Dan Uchiha itu sangat suka menebaknya, di dalam hati tentunya.
"Sasuke.."
Sasuke menoleh ke arah samping kirinya. Tampak Suigetsu-satu satunya orang yang mau menegurnya-melempar sebuah jus kotak rasa Tomat dengan senyuman aneh karena gigi gigi runcingnya keluar dan tampak menyeramkan. Sasuke menangkapnya dengan sempurna dan bergumam terima kasih dengan nada cuek. Suigetsu yang memang sudah hapal sifat Uchiha tersebut hanya terkekeh pelan dan duduk di kursi yang berada di samping Sasuke. Untuk beberapa lama mereka berdua terdiam. Tidak ada yang saling membuka percakapan.
"Sasuke.."
Sasuke yang kini sedang menyedot minumannya hanya melirik pelan ke arah Suigetsu
"Apa kau pikir dunia sudah berubah?"
Mata Sasuke sedikit melebar. Ada juga yang menyadarinya.
Sasuke meletakkan jus kotak tomatnya yang tinggal sedikit dan kembali bertopang dagu ke arah Suigetsu
"Sepertinya.." kata Sasuke dengan nada pelan. Suigetsu menghela napasnya.
"Mungkin dunia ini sudah tua. Kau lihat saja berita berita aneh saat ini..contohnya seperti adanya serangan mahluk mahluk Vampir di Tokyo 9 tahun lalu di distrik 3bR dan mahluk tadi kembali terlihat. Yang lebih gila katanya Negara yang bernama Hongaria kini diperintahkan tirani oleh sesosok mahluk yang diyakini Vampir.." Suigetsu mengangkat bahunya tanda pasrah "..Yah, kalau kiamat sih aku inginnya bumi ini langsung meledak sehingga membuatku tidak merasakan penyakit penyakit tua dunia ini.."
"Mustahil.." kata Sasuke, yang kini matanya menatap sesosok gadis berambut pirang sedang bercanda dan berjalan dengan seorang temannya di halaman sekolahnya.
"Mustahil? Apa maksudmu Sasuke?" tanya Suigetsu kebingungan.
"Mustahil kita lari dari penyakit penyakit dunia karena masalahnya semakin kronis.." Sasuke terdiam sejenak, tampak onyx kelam itu menyala penuh kebencian "..Dan juga karena kita sudah memasuki era invasi para mahluk tersebut.."
Suigetsu mengangkat alisnya. Dia kemudian meremas jus kotak anggurnya dan berjalan menuju ke arah luar kelas. Onyx Sasuke melirik sejenak ke arah-bisa dibilang-temannya tersebut dan kembali mengobservasi para gadis berambut pirang di halaman sekolah.
Bel tanda masuk kembali berbunyi. Kini pelajaran terakhir dan juga pelajaran yang paling Sasuke benci akan hadir. Bukan, bukan karena Sasuke membenci ilmu biologi. Namun pengajar berdada besar, bokong yang indah dan paha yang jenjang, dan jangan lupakan kriteria rambut pirang yang dikuncir dua, suka datang ke mejanya dan bergaya sok seksi menanyakan tentang materi yang belum diajarkan pada hari itu kepada murid murid. Dengan hukuman dia akan dicium jika tidak bisa menjawab (untung Sasuke dapat menjawabnya dengan lancar), membuat daftar kekesalan Sasuke kepada pengajar binal tersebut semakin bertambah.
Tsunade-guru cantik yang dimaki maki Sasuke di dalam hati tadi-memasuki kelas dengan senyuman penuh keyakinan. Beberapa siswa mesum meneguk ludah memandang dada membusung dan bokong montok tersebut. Sasuke hanya mendengus geli melihat siswa siswa bodoh tersebut. Onyx kelamnya kembali menatap ke arah luar jendela, di mana dia bisa melihat alam bebas dan juga para wanita berambut pirang.
"Selamat siang murid murid.."
"Selamat siang sensei!"
Terdengar suara berbisik bisik dan ribut ribut seperti biasanya. Tsunade menatap sosok remaja 16 tahun yang nampak dengan jelas tidak ingin memperhatikannya. Tsunade tersenyum tipis. Bibir kemerahan itu begitu menggoda.
"Uchiha Sasuke!" beginilah Tsunade memanggil Sasuke jika dia marah "..Apa yang kau intip di luar jendela huh?! Gadis pirang lagi?!"
Terdengar suara suara bisikan yang tidak mengenakkan telinga Sasuke. Sasuke melirik kesal ke arah Tsunade.
"Bukankah ada guru cantik berambut pirang di sini untukmu?" tanya Tsunade sambil menyelipkan jari lentiknya diantara rambut rambut pirangnya. Sasuke kembali menatap ke arah luar tidak peduli, namun Tsunade dapat menangkap dengan jelas kalimat yang dibuat bibir Sasuke secara isyarat.
'Dasar nenek tua binal sialan!'
Tsunade tersenyum dan berjalan mendekati Sasuke. Dia pun membungkukkan badannya sehingga belahan dadanya yang tidak tertutup kancing kemejanya kini tepat berada di depan wajah Sasuke.
"Enak kau Sas!" gumam Suigetsu dengan nada mengejek. Sasuke mendengus pelan.
"Hn.."
"Apanya yang hn?" tanya Tsunade cepat.
".." Sasuke tetap terdiam.
"Hei, berhenti melakukan kegiatan tidak penting tersebut. Belajar-lah dengan baik dan benar.."
Sasuke menghela napasnya "Wakatta..wakatta..tapi jauhkan benda itu dari wajahku.."
Tsunade dengan cepat memegang dagu Sasuke dan menggerakkan wajah Uchiha tampan itu ke arahnya. Dengan cepat dia menyentil pelan dahi Sasuke dan tersenyum manis. Wajah datar itu langsung merona dengan onyx yang sedikit melebar.
"Begitu baru muridku.." kata Tsunade sambil mengedipkan matanya.
'AKU BUKAN MURIDMU DAN TAK AKAN PERNAH!' batin Sasuke dengan raut wajah yang dingin dan kesal.
Pelajaran Biologi Tsunade pun dimulai seperti biasanya. Sasuke yang tadi sempat digertak tetap tak mengindahkan teguran Tsunade dan tetap dengan tatapan tajamnya memandang ke arah luar jendela. Baginya pelajaran tersebut tidak terlalu susah. Apalagi di rumah bisa saja dia meminta bantuan guru pirang tersebut. Sasuke sesekali melirik ke arah Tsunade yang kini sedang menulis sesuatu di papan. Bokong guru tersebut benar benar menggairahkan. Apalagi rambutnya pirang.
Sasuke menggelengkan kepalanya cepat. Jangan..jangan pikirkan soal wanita pirang.
Greeek..terdengar suara kursi belajar tergeser. Mata Sasuke melirik ke arah Suigetsu yang tampak pucat dan berdiri dengan tubuh yang bergetar. Alis kanan Sasuke terangkat perlahan lahan.
Tsunade yang mendengar suara tersebut menoleh ke arah Suigetsu. Guru tersebut memandang bingung muridnya tersebut.
"Ada apa Suigetsu-kun?"
Suigetsu menelan ludahnya perlahan lahan. Sasuke menatap tajam Suigetsu dengan pandangan curiga.
"Sa-saya mau ke toilet sensei.." kata Suigetsu dengan nada pelan. Tsunade memasang wajah bingung.
"Hah? Are? Apa yang kau bilang tadi?" tanya Tsunade memastikan
"Sa-saya mau ke toilet dulu, sensei.." kata Suigetsu dengan nada yang sedikit lebih tinggi.
"Hmm..silahkan.." kata Tsunade sambil tersenyum. Suigetsu pun berjalan sedkit terhuyung dan tanpa sengaja menabrak meja salah seorang siswi di kelas.
"Apaan sih Sui, jangan mabuk.." kata salah seorang temannya. Yang di kelas pun tertawa kecuali seorang Uchiha Sasuke. Dia hanya menghela napasnya dengan bosan.
"Sudah sudah! Jangan membuat ribut di sini!" Tsunade melirik ke arah Suigetsu yang kini keluar dari kelas dengan langkah gemetar. Tsunade melirik sekilas ke arah Sasuke. Tampak Sasuke tidak memperdulikan kejadian tadi. Uchiha itu masih saja menatap pemandangan di luar jendela dengan wajah datarnya.
Cukup lama Suigetsu tidak kembali dari toilet. Sasuke menghitung waktunya dengan menatap jam tangannya.
'12 menit..apa yang kau lakukan gigi runcing?' batin Sasuke. Kecurigaannya bertambah.
"Jadi dalam prinsipnya, tanaman-" Tsunade berhenti ketika mendengar suara sedikit ribut di lantai bawah. Lantai bawah merupakan ruangan untuk kelas 1. Terdengar suara teriakan, meja terbalik, kegaduhan, dan sepertinya sesuatu yang tercabik dan terhempas.
"Haah..haah.."
Semua menoleh ke arah pintu kelas, tampak Suigetsu berdiri di depan pintu dengan napas terengah engah. Matanya sedikit aneh, tatapannya nanar dan tampak menyeramkan. Badannya bergerak pelan naik turun akibat helaan napasnya yang berat.
"Sasuke..Sasuke.." Suigetsu berusaha menormalkan napasnya "..Mereka menyerang..haah..menyerang.."
Dahi Sasuke berkerut kebingungan. Onyxnya melirik ke arah Tsunade yang tampaknya tahu. Wajah guru pirang tersebut sangat shock dan terkejut.
"Sasuke!AWAS!" teriak Tsunade. Mata Sasuke melebar. Dia mendengar suara kaca pecah di sisi kirinya. Jendela yang selalu menjadi tempat pengawasannya kepada gadis gadis pirang kini hancur dan sesosok mahluk berbulu besar mengerikan melompat ke arahnya siap menerkam.
BRAAKHH! Sasuke segera menjatuhkan dirinya ke lantai. Mahluk tersebut menghantam meja temannya dan membuat empat meja sekaligus terpental. Seorang siswi jatuh terjengkang sehingga Sasuke dapat melihat jelas celana dalamnya. Sasuke bangkit dan melirik ke belakang. Dua mahluk yang sama melompat dari jendela yang pecah tadi dan menendang perutnya secara ganas.
"SASUKE!" Tsunade segera berlari ke arah Tsunade dan menatap beberapa siswa-siswinya saling berhimpitan ketakutan. Dia mendecih tidak suka "KALIAN CEPAT KELUAR DARI KELAS INI!" perintahnya cepat.
Seorang siswa keluar dari kelompok ketakutan tersebut dan berlari menuju pintu kelas. Dia berhenti dengan raut wajah kebingungan saat Suigetsu tiba tiba menghadang larinya dengan cara merentangkan tangannya.
"Ada apa Sui? Kenapa kau-"
Tubuh Suigetsu tiba tiba berubah. Badannya membesar dan baju sekolahnya langsung robek dan hanya menyisakan celana yang hanya sebatas lututnya. Tubuhnya berbulu lebat dan berwarna kecoklatan. Gigi gigi runcing Suigetsu membesar dan mulutnya maju secara cepat membentuk moncong. Suigetsu kini berubah menjadi salah satu dari mahluk yang menyerang tadi.
"Kau juga?!" tanya siswa tadi ketakutan.
"Tepat.." kata Suigetsu dengan suara menggeram. Dengan sekali kibasan jari jarinya yang bercakar panjang, tubuh siswa tadi langsung robek dan membuat darah terciprat di mana mana. Suigetsu memegang kepala siswa tadi dan menghentakkannya secara cepat. Murid murid yang lainnya berteriak tidak percaya. Tubuh teman mereka kini jatuh dengan kepala yang berada di tangan kanan Suigetsu. Mata menyala Suigetsu langsung menatap penuh sadis ke arah kumpulan siswa-siswi yang saling merapat dengan ketakutan.
"Bunuh siswa berambut ayam itu!" teriak salah satu mahluk tadi ke arah Suigetsu. Namun sepersekian detik kemudian terdengar bunyi leher patah dan mahluk tadi ambruk ke lantai. Tsunade berdiri di sampingnya dengan kedua tangan terkepal yang sudah bercahaya biru.
Sasuke bangkit sambil mengusap perutnya, Dua ekor mahluk tadi melompat ke arahnya. Sasuke dengan cepat mengambil sebuah kursi dan melempar ke salah satu mahluk tadi. Sasuke melompat samping ke kiri dan berguling di atas meja untuk menjauh dari terkaman mahluk tadi. Dua mahluk tadi berteriak kencang dan kembali berlari ke arah Sasuke sambil menendang meja dan kursi yang menjadi penghalang.
"Bocah sialan!"
SETT! Tiba tiba Tsunade sudah melompat dari samping tubuh Sasuke dan menghantam dua kepala mahluk tadi dengan dua tangannya, mahluk tadi langsung terhempas ke gerombolan meja yang berantakan dan langsung tak bergerak di sana.
"GROOOOAAARRRHHH!" Suigetsu berteriak kencang. Tsunade dan Sasuke menyiagakan kuda kuda mereka. Sasuke melirik ke arah guru pirang tersebut.
"Dia memanggil teman temannya?"
"Mungkin.." kata Tsunade tidak yakin.
"Sui..apa maksudnya ini?!" Sasuke tiba tiba memberikan pertanyaan kepada mahluk mengerikan yang berada di hadapannya dengan nada tenang.
Suigetsu berhenti meraung dan wajah monsternya menatap Sasuke dengan tatapan menyala tajam.
"Kau bilang dunia ini sudah berpenyakit, Sasuke.."
Sasuke menaikkan alisnya "Hn..kau benar.."
"Kami akan menambah salah satu penyakit di bumi ini, khususnya di Jepang..kami akan mencoba membuat suatu dinasti kepemimpinan seperti apa yang dilakukan para Vampir dengan menyerang umat manusia.."
"Kau.." dahi Sasuke berkerut "..Apa sebenarnya?"
"Aku manusia serigala.." kata Suigetsu dengan nada sedikit lebih tinggi. Sasuke menoleh ke arah Tsunade.
"Manusia serigala?" katanya dengan nada bertanya
"Manusia serigala, mahluk yang dalam mitologi diceritakan sebagai seorang manusia yang dikutuk Tuhan karena melakukan kejahatan. Mahluk ini dapat berubah hanya pada malam purnama.."
"Tetapi ini bukan malam purnama.." kata Sasuke dengan nada kebingungan "..Dan ini bukan malam.."
"Jangan naïf Sasuke, itu hanya mitologi. Sama seperti mitos Vampir yang mengatakan kalau mereka akan mati di siang hari. Nyatanya para Vampir masih bisa berkeliaran di hari yang panas.." jelas Tsunade dengan nada konstan
"Tsunade-sensei benar, Sasuke.." kata Suigetsu. Sasuke dan Tsunade kembali menatap mahluk yang sudah dikenal sebagai manusia serigala tersebut "..Kami dapat berubah kapanpun kami mau. Begitu juga para penghisap darah sialan itu.."
Sasuke kembali mengangkat alisnya "Kalian dan para Vampir, hm..bermusuhan?"
Suigetsu terkekeh pelan "Tentu saja Uchiha..ada dua legenda yang mengatakan hubungan antara manusia serigala dan para Vampir. Yang pertama mengatakan kalau bangsa kami dan bangsa mereka adalah musuh abadi. Dan yang kedua bercerita kalau bangsa kami menjadi peliharaan para Vampir untuk menjaga penjara para calon korban mereka di bawah tanah. Istilahnya kami adalah pembantu para Vampir..cih!" Suigetsu membuat gerakan kesal "..Demi Gveron, kami bukanlah bangsa rendah dan bisa diperbudak seperti itu. Pemimpin kami adalah salah seorang penguasa yang masuk dalam Blacklist 10.."
Mata Tsunade melebar. Sasuke bahkan dapat mendengar deru napasnya yang kencang.
"B-Blacklist 10?" Tsunade menelan ludahnya. Kini rasa penasaran Sasuke semakin bertambah.
Suigetsu menyeringai di wajah mengerikannya tersebut "Daftar para pemimpin monster monster mengerikan di dunia. Monster bukan saja para penghisap darah itu dan bangsa kami..tetapi beberapanya seperti siluman, penguasa langit dan para legenda mitos yang mengerikan. Blacklist 10 adalah sebuah sistem dinasti para mahluk seperti kami untuk menguasai dunia dan membangun kekuatan sendiri.."
"Dengan kata lain, pemusnahan umat manusia.." kata Tsunade dengan nada dingin. Sasuke menelan ludahnya. Apa? Umat manusia akan dimusnahkan?!
"Anda benar, sensei..dan target kami sekarang adalah menguasai kota Tokyo.." Suigetsu menoleh ke arah Sasuke "..Uchiha Sasuke..karena kau teman baikku, yah..bisa dibilang begitu. Kau telah banyak membantuku dalam soal pelajaran.. " terdengar kekehan seorang manusia serigala "..Maka kuberitahu kepadamu untuk menjauh dari sini. Kota Tokyo akan segera dikuasai bangsa kami.."
Sasuke melirik ke arah Tsunade. Wanita cantik tersebut tampaknya masih menunggu Suigetsu untuk berbicara semakin banyak.
Sasuke menatap tajam ke arah Suigetsu. Dia menutup matanya perlahan lahan. Keluarganya dibantai, yah..dibantai para Vampir dan mungkin menjadi salah satu proyek mereka dalam mulai menginvasi kota Tokyo. Uchiha memang dikenal sebagai keluarga terhormat di kota ini karena mereka memiliki teknik kekuatan sendiri. Jika begini jadinya, umat manusia yang akan punah..PARA WANITA PIRANG YANG AKAN PUNAH!
Sasuke membuka matanya perlahan lahan. Onyxnya tampak tajam dan dingin.
"Bagaimana caranya mengalahkan dinasti Blacklist 10 itu?" tanya Sasuke dengan nada tajam.
Suigetsu mengangkat kedua tangan besar berbulunya "Tentu saja dengan membunuh para pemimpin monster yang masuk dalam Blacklist tersebut.." Suigetsu berhenti sejenak "..Aku sarankan kau membunuh yang bernomor 10 dulu.."
Suigetsu kembali melolong seperti tadi. Tsunade mengepalkan kedua tangannya yang bercahaya.
"Sasuke.." Suigetsu menatap tajam Uchiha tersebut "..Cepat pergi dari sini! Gerombolanku dalam jumlah besar sudah menuju kemari! Kantor pemerintahan Tokyo dan kekaisaran Jepang juga sudah kami serang! Tidak ada tempat bagi manusia untuk berlindung sekarang!"
Sasuke sebenarnya ingin bertanya lebih banyak. Tapi Tsunade sudah memegang pergelangan tangannya dan mereka berdua langsung melompat dari kaca jendea lantai 2. Sasuke menatap nanar ke arah wanita berdada besar tersebut.
"APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak Sasuke dengan nada kesal saat mereka berdua sudah sampai di tanah. "..Yang lainnya masih ada di sana!"
Tsunade menghela napasnya "Kita tidak akan sempat. Lagi pula kita harus segera pergi dari sini. Kekacauan besar akan terjadi.."
"Tapi-"
"Aku sudah berjanji akan melindungimu..aku tidak akan membiarkan muridku mati sia sia, apalagi kau.." Tsunade memegang kedua pipi Sasuke dengan kedua tangan halusnya. Dada besarnya menghimpit dada dan dagu Sasuke. Membuat napasnya sedikit sesak
"..Apalagi kau sudah kuanggap seperti anak sendiri.."
Hening. Onyx Sasuke melebar. Pupilnya bergetar. Sasuke tidak dapat mengatakan apa apa.
BLAARHHH! Terdengar ledakan dari arah lantai tiga dan beberapa tembok sekolah runtuh dan jatuh ke bawah. Tsunade segera memeluk tubuh Sasuke dan melompat menghindari reruntuhan tembok tersebut. Hidung Sasuke kini terasa menempel erat di belahan dada besar wanita pirang tersebut. Tapi tatapan Sasuke kosong. Onyx yang kosong.
Dia teringat kejadian kejadian waktu dia berumur 7 tahun hingga sekarang, kejadian kejadian yang dia jalani bersama Tsunade.
"Sasuke-kun.."
Sasuke kembali ke alam sadarnya. Tsunade telah melepaskan pelukannya.
Onyx Sasuke memandang mata wanita pirang tersebut. Tatapan itu begitu dalam. Tsunade mengelus rambut raven Uchiha tampan itu.
"Kau pasti bisa mencari gadis pirang lainnya.."
Sasuke menggigit bibirnya, wajahnya tetap datar. Dia langsung memeluk Tsunade, sang guru sekaligus ibunya.
"Jangan harap aku jatuh cinta kepadamu, nenek tua sialan! Aku hanya mengagumi rambut pirang dan tubuh indahmu..tetapi.." Sasuke semakin erat memeluk wanita itu "..Aku menerimamu sebagai Kaa-sanku.."
Tsunade tersenyum. Mereka berdua kemudian melepaskan pelukan kasih sayang tersebut. Tsunade menatap tajam muridnya.
"Siap berpetualang?"
Sasuke mendengus pelan "Kau salah nek.."
Tsunade memasang wajah kesal "Aku kan Kaa-sanmu sekarang.."
Sasuke berdiri dengan mimik datar dan dinginnya. Diikuti Tsunade
"Jadi yang benar?" tanya Tsunade sambil menepuk nepuk pantatnya yang kotor akibat duduk di tanah tadi.
"Siap menghabisi Blacklist 10?!"
Dan Petualangan untuk memperjuangkan umat manusia dimulai!
TBC
Author Note :
YAOI! FUJOSHIIIIIIIIIIIIII! SHOTA! TRAP! Icha sudah deg degan membuat fic pertama dengan unsur Yaoi dan kyaaaa..hehehe, Naru-chan akan Icha buat menjadi Uke yang manis dan menggoda, kawai, pokoknya Shota banget!
Naru : Perasaanku sangat tidak enak.
Emm, yang menjadi pertanyaannya Readers-san, T or M?
Icha masih kecil. Lime ataupun Lemon saja tidak tahu ^_^ terima kasih atas bantuannya juga Crisya-chan, manga Yaoi Crossdressing kamu membuat Icha suka *hohohoho*
Akhir kata..jaa ne and Review ya^_^
Tertanda. Icha Ren
