"Karena kau sudah kehilangan beberapa ingatanmu, Aku akan membuat beberapa ingatan baru untukmu. Dan akan kubuat kau menikmatinya" katanya dengan seringaiannya yang masih terlihat jelas di wajahnya.
"DIAMLAH FANG!"
(Yaya PoV)
Aku berjalan disebuah koridor yang cukup sepi. Wajar saja, sekarang sudah malam. Selama berjalan, aku selalu berpikir tentang apa yang kulihat tak lama sebelum ini. Tak bisa kupercaya, aku malah membiarkan mereka berdua menjadi seorang kekasih. Kalau sampai Boboiboy terkena masalah karena kau Fang, tamatlah riwayatmu!. Ah! Lebih baik aku mendinginkan kepalaku dulu dengan susu kaleng yang ku beli tadi. Tapi-
.
.
ASTAGA! Aku baru ingat!. Aku menjatuhkan barang belanjaan di depan pintu kamar karena waktu itu aku kaget lihat Fang dan Boboiboy sedang berciuman. Kenapa aku bisa lupa sih? Sudahlah, aku harus kembali ke kamar rawat Boboiboy untuk mengambil susu kaleng itu. Aku pun cepat cepat kembali ke kamar nomor 364, kamar rawat Boboiboy.
KLEK!
Aku membuka pintu kamar rawat milik Boboiboy. Ya, aku hanya akan menyimpan belanjaan itu di meja, mengambil susu kaleng dan kembali keluar agar Fang bisa mengingatkan Boboiboy akan dirinya. HANYA ITU! Camkan itu. Tapi, aku tidak bisa lagi menepati kata kataku tadi. Itu karena-
Loading 10 %
Loading 37%
Loading 71%
Loading 87 %
Loading 99 %
Loading Complete
"APA YANG KAU LAKUKAN, FANG!" Ucapku (baca : bentak/teriak) pada sangat terkejut melihat Fang dan Boboiboy sekarang. Bagaimana aku tidak terkejut? Fang sedang menindih Boboiboy di tempat tidurnya. Mereka seperti mau melakukan IYKWIM. Kulihat raut wajah Boboiboy yang terlihat ketakutan, sedangkan Fang hanya menatapku dengan tatapan lama kemudian, dia mendenguskan nafasnya.
"Kau salah sangka Yaya. Aku hanya mencium dan menakut – nakutinya saja. Tidak lebih" terang Fang dengan tenang. Aku yang mendengarnya langsung saja menatap kedua irisnya yang dilindungi dengan kacamata berbingkai ungunya, berusaha untuk mencari secuil kebohongan dari kata katanya di kedua manik coklat kemerahannya. Namun nihil, yang ku temukan hanyalah tatapan kejujuran tanpa adanya sebutir debu kebohongan di sana. Sungguh tidak bisa dipercaya! Tapi-
"Baiklah, aku percaya. Tapi, kalau hal ini terjadi lagi, jangan harap kau bisa mendekati Boboiboy lagi" kataku. Fang hanya mengangguk malas dan mulai turun dari tempat tidur. Sedangkan Boboiboy menghela nafas lega.
"Tenang saja. Aku bisa menahan nafsuku sampai dia sah menjadi 'milikku seutuh-nya' nanti. Dan Boboiboy, kata - kataku yang sebelumnya itu juga tidak benar. Kita tidak pernah seperti itu kok" kata Fang sambil mengacak – acak rambut Boboiboy. Boboiboy hanya menunduk menerima perlakuan Fang sambil berusaha menutupi wajahnya yang telah memerah seperti udang rebus. Sepertinya Fang memang betul – betul menyukai- ah bukan! Fang betul – betul mencintai Boboiboy.
Remember Me, Please! (Sequel)
.
Disclaimer : BOBOIBOY MILIK FANG! CAMKAN ITU! *dihajar para staf Monsta Studio*
Warning : FemBoy, No Power, No Fight, No Alien, All character is Tennage (19 – 21 tahun), OOC, OOT, TYPO EVERYWHERE, Garing, Alur kecepatan, Kata kata berantakan, GaJe (banget),Mainstream, DE EL EL
Don't Like ? Don't Read !
So simple guys *Alay Mode On*
(3 tahun kemudian)
Di Animonsta Studio, terlihatlah para karyawan yang sibuk bekerja. Ada yang sedang mengutak - atik komputer di hadapannya, ada yang sedang meminta data pekerjaan dari rekan kerjanya, dan masih banyak lagi kegiatan di dalam studio itu. Bahkan, terlihat juga Anas abdul aziz yang sedang mengetik sebuah naskah untuk animasi mereka.
"WOI! AKU TEMBAK KAU! "
"Sa-sabar Adu du!"
"Ha'a! Misi kita nak tangkap tembak ayam!"
"Tak kisarlah itu!Dah habis muka aku dicakarnya!"
"Jangan macam itu Adu du. Kau kan nak jadi baik"
Di ruang dubbing, terlihat seorang gadis berjaket orange berumur 20 tahunan, sedang melakukan dubbing untuk sebuah kartun yang di produksi dari studio itu. Di sampingnya terdapat seorang pria berumur 30-an dengan name tag 'Dzubir Mohammed Zakaria' dan seorang pria berumur 35-an ber-name tag, 'Anas Abdul Aziz'.
Selesai dubbing, gadis berjaket orange itu pergi menuju ruangannya untuk beristirahat sejenak. Gadis itu pun terus berjalan sampai akhirnya dia menemukan pintu ruangan dengan tanda 'Waiting rooms'. Setelah itu, dia langsung memasuki ruangan itu. Di dalam ruangan itu, dia langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa panjang untuk melepas lelah. Siapa nama gadis itu? Well, namanya adalah…..
"Boboiboy!" seru seorang pria paruh baya berumuran 40-an dengan name tag 'Nizam Razak' yang merupakan seorang direktur di studio itu.
"Ya kak?" jawab cewek yang dipanggil Boboiboy sambil membenarkan posisinya di sofa itu.
"Kapan kau punya waktu free lagi?" tanyanya
"Tiga hari dari sekarang. Besok aku harus kuliah pagi dan setelah itu, aku harus menyelesaikan skripsiku untuk minggu depan"
"Kuharap kau cepat kembali kesini Boboiboy. 'Boboiboy The Movie Sfera Kuasa' harus segera selesai bulan depan. Aku mengharapkan bantuanmu Boboiboy"
"Aku tahu" kata Boboiboy sambil nyengir GaJe. Nizam kemudian mengacak acak rambutnya dan keluar dari ruangan itu untuk melanjutkan pekerjaannya.
Nama gadis itu adalah Boboiboy. Cewek berumur 20 tahun yang melanjutkan kuliahnya di kuala lumpur. Dia bekerja sambilan di sebuah studio kartun yang terkenal di Malaysia. Animonsta Studio, itulah nama studio tempat di mana Boboiboy mendapatkan uang tambahan. Dia bekerja sebagai seorang dubber untuk tokoh utama dari salah satu seri kartun yang di produksi studio itu.
Setelah Nizam Razak tadi keluar, Boboiboy kembali merebahkan badannya di atas sofa itu. Namun, belum juga 5 menit, seseorang memanggil Boboiboy. Membuat kegiatan istirahat gadis berjaket orange itu sedikit terganggu.
"Boboiboy!" panggil seorang cowok keturunan cina bersurai ungu tua.
"Apa?"
"Ayo pulang!" ajak seseorang yang memanggil Boboiboy tadi. Dengan ogah – ogahan, Boboiboy berjalan mendekati orang itu.
"Oi!" seru cowok itu lagi
"Apa lagi Fang?!". Cowok yang di panggil Fang tadi hanya mendengus keras.
"Tasmu mau kau tinggalkan di sini?"
"Eh?" hanya itu tanggapan Boboiboy. Ternyata dia terlalu lelah sampai lupa dengan tasnya. "Hah.. aku kan capek. Kenapa kau tidak bawakan saja tasku. Ringan kok" . Fang yang melihat istrinya seperti itu hanya bisa menghela nafas pelan. Kemudian, dia mengambil tas istrinya dan merangkul Boboiboy sambil berjalan keluar.
'Istri'? tentu saja. Mereka berdua sudah 2 bulan yang lalu. Kenapa? Memangnya salah? Mereka cuma menikah kok. Tenang saja, mereka belum melakukan hal 'itu' karena mereka masih kuliah, ingat? Tentang Fang? Well, dia adalah cowok keturunan cina yang memiliki surai berwarna ungu gelap. Umurnya setahun lebih tua dari Boboiboy. Dia kuliah di kampus yang sama dengan istrinya, namun berbeda jurusan. Dia mengambil jurusan kedokteran dan Boboiboy mengambil jurusan kesenian.
(Skip Time)
"Boboiboy, apa kau lapar?" tanya Fang pada Boboiboy yang terlihat sedang duduk di sofa saat mereka berdua telah sampai di rumah mereka. Tidak ada respon dari istrinya itu. "Boboiboy?" panggil Fang. Masih belum ada jawaban dari sang pemilik nama. Akhirnya Fang mengguncang – guncangkan tubuh mungil Boboiboy. "Boboiboy, Ja- eh? Tidur?" . Ternyata, boboiboy tidak menjawab pertanyaannya dari tadi karena Boboiboy sudah tertidur sambil terduduk di sofa itu.
Fang menatap wajah damai istrinya itu. 'manis' batin Fang. Fang mengelus pipi Boboiboy yang halusnya melebihi sebuah kain sutra sambil mengamati wajah Boboiboy secara mendalam. Bulu matanya yang panjang, kedua alisnya yang sedikit tersambung, pipinya yang chubby, dan bibir mungil berwarna merah muda yang seolah olah minta di cium oleh orang lain.
'Serang Fang! Sekarang adalah kesempatan emasmu!' goda iblis yang ada di sebelah kiri Fang
'Jangan Fang! Dia masih polos. Kamu mau dia membencimu?' nasehat malaikat yang ada di sebelah kanan.
'Ayolah! Kalian itu suami istri. Dia tidak akan marah' ucap iblis itu lagi
'Apa kau lupa bahwa kau sudah berjanji akan melakukan hal itu setelah kalian lulus?'
'Diam kau mahluk jelek bersayap!'
'Kau yang diam mahluk merah berekor panah!'
Fang hanya bisa sweatdrop merasakan pertengkaran antara sisi jahat dan sisi baiknya. 'Dia memang istriku, sudah sah menjadi milikku. Jadi, tidak apa apakan?' batinnya. Sementara itu, sisi jahat dan sisi baik Fang yang tadinya bertengkar langsung menghentikan kegiatan mereka dan mulai mengeluarkan ekspresi masing – masing. Sisi jahat Fang melakukan tarian kemenangan dan sisi baik Fang pundung di pojokan dengan hujan yang turun hanya di atasnya saja. 'Tapi, aku tidak ingin dia membenciku nanti' lanjutnya. Fang terdiam sebentar sambil mengelus pipi chubby sang istri dan secara perlahan, Fang mendekatkan wajahnya pada wajah Boboiboy yang masih pulas tertidur. Dan seperti yang dapat kita tebak, Fang mencium bibir ranum Boboiboy selama 3 menit. Setelah mencuri ciuman sang istri, Fang menggendong Boboiboy menuju kamarnya agar Boboiboy dapat beristirahat dengan nyaman.
(Skip Time)
Rabu pagi jam 10 : 53
Jangan takutkan langit yang gelap
Ayuh, beranikan diri sahaja
Kita hadapi semua bersama
Marilah
Kita pergi mengembara
Inilah masanya
Untuk bersuka ria
Jangan bimbang
Jangan diragu-ragukan
Pasti kan teruja
Biar ia bawa kau pergi
Bersedia
Pergi mengembara
Kini masanya
Bersedia
Bersedia
Boboiboy baru saja selesai dari merekam lagu. Dan dengan begitu, selesailah tugasnya di studio itu untuk hari ini.
"Ah, aku bosan sekali.." keluh Boboiboy seraya menjatuhkan dirinya di atas sofa panjang yang empuk.
"Ayolah Boboiboy, kau sudah berumur 20 tahun. Jangan mengeluh seperti anak kecil berumur 5 tahun. Apalagi kau sudah menikah" tegur Yap Ee Jean.
"Berhenti mengatakan bahwa aku sudah menikah. Kau membuatku merasa tua saja" balas Boboiboy sambil mengembungkan kedua pipinya yang membuat orang yang melihatnya akan nosebleed karena keimutannya saat ini. Ee Jean hanya tertawa kecil. "Ah! Lebih baik aku pergi ke tempat Fang sekarang. Dah!" lanjut Boboiboy sambil berdiri dan mengambil tasnya dengar tergesa – gesa.
"Tunggu!"
"Kenapa?"
"Kau mau menemui Fang dengan penampilan kusut begitu?" . Dengan kecepatan cahaya, Boboiboy segera berdiri di depan cermin yang cukup besar.
"Astaga! Aku seperti sudah di kejar anjing saja" ucap Boboiboy. Dengan cepat, Boboiboy merapikan penampilannya di bantu oleh Ee Jean dan setelah selesai, Boboiboy bergegas keluar dari studio itu. "Taksi!" Boboiboy memanggil taksi dan pergi ke kampus untuk menemui sang suami tercinta, Fang.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam, Boboiboy sampai di kampusnya. Saat ini, Boboiboy sedang menanyakan keberadaan Fang pada salah satu teman kelas Fang.
"Oh, kalau tidak salah Fang ada di halaman belakang yang jarang di kunjungi orang – orang itu" jawab teman Fang.
"Oh, kalau begitu ku susul saja dia. Terima kasih Ikram" balas Boboiboy dengan senyumannya.
Boboiboy pun berjalan menyusuri koridor yang sepi menuju ke halaman belakang kampus. Setelah sampai, Boboiboy menapat seluruh wilayah halaman belakang untuk mencari suaminya, dan akhirnya, dia menemukan Fang sedang berdiri di dekat pohon tua yang tingi. Tanpa pikir panjang lagi, Boboiboy berlari kecil menghampiri Fang. Dia sudah membayangkan wajah terkejut dan senangnya Fang ketika bertemu dengan dirinya.
"Hihihihi.. Pasti dia akan kaget. FA—" belum selesai dia berucap, Boboiboy sudah tidak bisa lagi melanjutkan kata katanya. Itu karena hal yang tidak pernah di perkirakan olehnya, terpampang jelas di depan matanya.
"Fang….!?"
"Bo-Boboiboy…?"
"Ke-ke-kenapa….?"
"….."
"AKU MEMBENCIMU FANG!"
DEG!
(Boboiboy PoV)
Sekarang, aku sedang sosok pemuda berambut dark purple yang telah resmi menjadi suamiku –Fang– . Ya, aku sedang bosan di studio. Lagipula, pekerjaanku juga sudah selesai. Semua skipsiku juga sudah selesai ku kerjakan. Tidak ada salahnya jika aku mendatanginya di kampus sekarang, kan?.
Selama mencari sosoknya itu, aku terus menerus memikirkan ekspresi Fang ketika dia bertemu denganku nanti. Pasti dia akan sangat terkejut melihat kehadiranku. Tak lama kemudian, aku menemukan Fang sedang berdiri di dekat pohon. "Hihihihi.. Pasti dia akan kaget. FA—" ucapanku berhenti karena tiba tiba lidahku menjadi kaku. Aku terlalu terkejut. Sangat terkejut. Apa ini mimpi?
"Fang….!?"
"Bo-Boboiboy…?"
"Ke-ke-kenapa….?"
"….."
"AKU MEMBENCIMU FANG!" dengan cepat, aku segera berlari menjauhi tempat itu. AKU TIDAK PERCAYA! Fang ternyata berkhianat. Ternyata, selama ini dia selingkuh dengan teman kampusnya. Buktinya, tadi dia berciuman dengan seorang perempuan keturunan cina yang terlihat lumayan cantik sesaat sebelum aku memanggilnya. Tapi, kenapa? Apa salahku? Kenapa Fang tega melakukan hal itu?
"BOBOIBOY! BERHENTI! KU MOHON!" teriakan dari Fang membuatku mempercepat langkah kakiku. Aku tidak mau bertemu dengannya. Aku sedang tidak ingin penjelasan dari siapapun.
"BOBOIBOY!" suara itu terdengar lagi. Aku menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang dan aku melihat Fang yang sedang berlari mengejarku. Melihat itu, aku semakin memacu kecepatan lariku hingga batas maksimal. Tanpa ku sadari, aku terjebak di atap gedung ini. Bodohnya aku! Kenapa waktu lari tadi, aku malah masuk ke kampus dan naik ke atas?! Ketika aku hendak kembali, Fang telah berdiri di sana dengan peluh yang membasahi wajahnya.
"Boboiboy…" ucapnya sambil berjalan maju ke arahku.
"JANGAN MENDEKAT!" gertakku. Namun, dia tidak menghimbaunya dan terus berjalan mendekatiku. Aku pun terus berjalan mundur dan berharap aku bisa kabur dari situasi ini.
"KUBILANG, JANGAN MENDEKAT!" gertakku sekali lagi berharap dia akan berhenti. Namun, dia tetap menghiraukannya. Keras kepala sekali kau!
Aku terus berjalan mundur tanpa memperhatikan apa yang ada di belakangku. Dan karena itu, aku tidak menyadari bahwa pijakanku sudah habis. Dan aku pun..
.
.
"BO-BOBOIBOY!"
.
.
.
BBRRRUUUUKKKK!
.
.
.
.
.
END?/TBC?/DEL?
Ilham : Nah, ini dia sequelnya. Masih dalam tahap pengetikan sih. Mau di lanjut atau tidak?
Ila : Entah bagus atau tidak. Kami hanya berharap kalian menikmati ide GaJe kami. Oh iya, ini juga merupakan hasil rewrite
Ilham : Maaf jika ada kesalahan, ya! Kami tidak sempat menge-check ulang. Mohon di maklumi
Ila : last word from us..
Ilham & Ila : Mind to Review?! :P
