Disclaimer: Naruto & Highschool DxD WASN'T mine.
Genre: Adventure, Fantasy, Little Humour-Romance.
Pair: Naruto U x ?
Rate: T semi M.
Warning: Smart!Naru, Strong!Naru, GAJE, ABAL, typo(s), miss typo(s), OOC, AU, and etc.
.
.
.
.
chapter 1: other dimension and new friend.
one time on battle field...
"Naruto..!"
teriakan dari para rokie 12 terdengar menggema memilukan yang berada di sebuah tempat pertarungan, atau lebih tepatnya medan peperangan, namun bagaikan melodi yang sangat merdu untuk di nikmati sang musuh.
Nampak ratusan, bahkan ribuan mayat shinobi bergelimpangan tanpa nyawa, daratan yang semula berwarna coklat, kini berwarna merah karena darah yang keluar dari tubuh setiap shinobi, bahkan angin yang berhembus tidak mampu mengurangi bau besi yang menusuk indra penciuman.
Terlihat seorang pria paruh baya berambut raven sepunggung, memakai armor baja berwarna merah tengah tersenyum penuh kemenangan ketika serangannya dengan telak mengenai sang lawan.
Uchiha Madara, nama pria tersebut, dengan mata aneh berwarna ungu dengan pola riak air bertengger manis di sebelah kanan, sedangkan yang kiri masih di tutup menggunakan telapak kirinya masih memandang dengan santai pada tempat bekas hasil seninya itu.
asap yang semula mengepul pekat kini mulai berkurang disapu angin, menampakkan seorang remaja pirang dengan baju yang sobek sana-sini tengah berlutut sambil memegangi kedua matanya yang mengalirkan darah segar. Uzumaki Naruto, nama pemuda tersebut.
keringat bercucuran membasahi tubuhnya, pertanda dia tengah merasakan sakit yang sangat menyiksa pada kedua matanya, semua temannya segera berkumpul untuk mengecek keadaannya, berharap lukabyang dialami tidaklah parah.
"Naruto, apakah kau tidak apa-apa?" khawatir seorang kunoichi berambut merah muda sebahu, sebut saja namanya Sakura. sedangkan yang lain menatap prihatin dengan keadaanya.
"aku baik-baik saja sakura -chan, kalian tidak perlu khawatir." tenang Naruto pada temannya, ' sial, mataku sudah buta, aku tidak bisa apa-apa lagi.' lanjutnya dalam hati.
mindscape...
'kau baik-baik saja, gaki?' tanya seekor hewan raksasa menyerupai rubah, bulu berwarna orange dengan 9 ekor yang melambai-lambai bernama Kurama.
'sepertinya mataku telah buta, dan sekarang aku sudah tidak bisa melihat lagi, tapi selama nyawa ini masih melekat, aku tidak akan menyerah pada madara!' semangat Naruto yang sama sekali belum luntur walaupun sudah kehilangan salah satu indra paling penting dalam raganya.
sang rubah tersenyum kecut melihat keadaan sang jinchuuriki nya yang tidak pernah lepas dari rasa sakit yang terus melandanya, tapi disisi lain dia sangat bangga dengan semangat dalam diri Naruto yang terus tersenyum menghadapi kerasnya dunia. 'kau memang selalu menepati janjimu, Naruto.' batin Kurama.
'istirahatlah dulu, Naruto, sementara aku mengumpulkan chakra.' ucap Kurama, 'tapi tidak kali ini' lanjut Kurama dalam hati yang tersenyum miris seolah dia telah mengetahui hasil dari peperangan ini.
'yosh, aku akan berusaha partner, dan terimakasih atas semuannya.' balas Naruto semangat sambil menunjukkan jempol dan cengiran khas nya.
'khu..khu..khu..tentu saja, partner.' Kurama terkekeh dengan ucapan Naruto.
Real world...
" khu..khu..khu.. kyuubi telah buta, ini akan semakin mempermudah pekerjaanku," ucap Madara pelan, tapi masih bisa didengar Sasuke. Sasuke pun berjalan mendekati Naruto.
"Apa kau bisa melihatku, Dobe?" tanya Sasuke yang sukses mengalihkan pandangan para Rokie kearahnya.
"Apa maksudmu, Sasuke? Naruto tak akan tumbang semudah itu hanya karna tadi, benarkan, Naruto?!" harap Kiba cemas.
"Maaf." lirih Naruto, membuat para rokie membatu seketika, menciptakan berbagai macam ekspresi dari para Rokie, sedih, marah, iba, kecewa menjadi satu.
Sementara di tempat lain, terlihat tiga orang yang sedang membicarakan sesuatu, tampak raut kesedihan tergambar di wajah ketiganya.
"Tolong berikan mata ini pada Naruto, Sensei, dan Obito, maaf karena aku memberikan hadiah darimu pada muridku, aku rasa dia lebih pantas mendapatkannya." ucap seorang berambut silver dengan masker menutupi wajahnya yang kini tengah menggenggam sebuah bola mata di tangan kirinya, darah mengucur deras dari lubang mata sebelah kiri yang sesaat lalu mencabut matanya dengan paksa.
"Tidak apa, Kakashi." ucap seorang yang dipanggil Obito tersebut. melakukan hal yang sama seperti orang yang dipanggil Kakashi, tapi dia mencabut kedua matanya yang berbeda warnanya itu, membuat Kakashi dan Sensei nya terbelalak kaget, tapi sebelum keduanya memprotes, Obito sudah bicara terlebih dahulu.
"Pasangkan sharingan milikku dan milik Kakashi pada Naruto, dan suruh Naruto menyimpan mata yang satu ini agar tidak di rebut Madara, hanya dengan sebelah mata, Madara tidak bisa melakukan proses Tsuki no me dengan sempurna, semoga masih sempat, karna aku merasa zetsu mulai mengambil alih tubuhku, dan cepat pergi dari sini, kurang dari dua menit Madara akan menyelesaikan urusannya." perintah Obito pada Kakashi dan senseinya a.k.a Minato, ayah dari Naruto.
melalui perdebatan kecil, akhirnya Minato mengabulkan permintaan sang murid walaupun berat, tak lupa sebelum pergi, Minato mengucapkan terimakasih, yang di balas cengiran yang telah lama hilang dari bibir Obito.
"Kau memang unik, Naruto, semoga kau membawa perdamaian yang sebenarnya pada dunia" ucap Obito tersenyum
Skip time...
Dengan susah payah Sakura dan Tsunade mentransplantasikan mata pemberian Obito dan Kakashi pada Naruto, walaupun awalnya menemui penolakan, tapi berkat perintah tegas dari sang Tou-san, mau tak mau Naruto harus melakukannya
tap
Seorang pria paruh baya mendarat di depan Minato ban membisikkan sesuatu kepadanya, walaupun awalnya wajah Minato menunjukkan keraguan, tapi sedetik kemudian wajahnya berubah yakin.
"Baiklah, tolong menjauh dari Naruto," perintah sang Yondaime pada Sakura dan Tsunade ketika selesai merawat Naruto.
Melihat wajah Tsunade yang kebingungan membuat Minato menjelaskan apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukannya.
"Jadi begitu ya?" ucap Tsunade lirih dengan wajah putus asa. semua yang di tempat itu pun menampakkan wajah yang tidak jauh berbeda dari Tsunade, kecuali Naruto yang tengah pingsan karna proses tadi.
"Aku akan memberikan semua jutsu ku dan jutsu Kushina pada Naruto, termasuk kyuubi yang tersegel dalam tubuhku." ucap Minato yang dihadiahi tatapan sulit diartikan oleh semua orang.
"Aku akan memberikan tehnik suiton ku pada bocah ini" ucap pria yang tadi membisikkan sesuatu pada Minato a.k.a Tobirama.
"Aku juga" sambut seseorang dari belakang mereka yang tidak lain Uchiha Sasuke. orang-orang memberi tatapan bingung seolah bertanya 'kenapa', " dia sahabatku, lagipula aku tidak ingin kematianku sia-sia" sambung Sasuke seolah mengerti arti tatapan mereka, tak lupa Sasuke juga memberikan kusanaginya. 'semoga berhasil, Naruto' batin Sasuke melanjutkan.
Minato yang mendengarnya hanya tersenyum tulus, kemudian merapal segel rumit dan menghentakkannya ke tanah.
cahaya biru segera menguar dan membungkus tubuh Naruto."aku menyegel sedikit chakraku kedalam tubuh Naruto agar aku bisa menceritakan segalanya yang patut diketahui, segel itu akan aktif setelah ia bangun dari pingsannya", ucapnya pada orang-orang yang mengelilinginya.
Setelah cahaya biru menghilang, Minato kembali melakukan segel rumit, sekarang chakra berwarna orange keluar dari tubuh Minato dan masuk kedalam tubuh anaknya saat Minato menyentuh kepala Naruto, setelah Minato selesai giliran Tobirama memberikan semua yang ia ketahui, diikuti Sasuke dan beberapa Shinobi yang lain.
setelah semuanya siap, Minato melakukan penutupan dan siap mengirim Naruto ke masa lalu.
Sedangkan dari kejauhan nampak Madara yang terlihat marah saat berbicara dengan Zetsu, menyatukan kedua telapak tangannya, sesaat kemudian nampak sebuah meteorit terjun bebas dari langit, Minato yang melihatnya dibuat panik, karna segelnya masih kurang dan meteroit tersebut semakin mendekati mereka.
"Takkan kubiarkan bocah itu lari membawa mataku !" geram Madara yang bahkan membuat Zetsu berjengit ngeri karena aura membunuh yang dikeluarkannya.
'Sial, tidak tepat waktu' umpat Minato dalam hati karna proses pemindahan Naruto masih membutuhkan waktu sedikit lebih lama, mau tak mau Minato harus mengakhiri segelnya, berharap Naruto sampai di tempat yang dituju.
Para shinobi yang berada di tempat tersebut hanya menatap nanar pada kematian yang berada didepan mereka, 'semoga kau berhasil, Naruto.' doa mereka bersamaan.
.
.
.
.
.
other dimension...
Di belakang sebuah mansion megah tengah duduk dua orang pria berambut merah tengah berbincang dengan serius, salah seorang dari mereka adalah seorang pria berambut merah sebahu,berumur sekitar 25 tahunan bernama Sirzechs Gremory yang sekarang berganti gelar menjadi Sirzechs Lucifer, kehilangan hak sebagai pewaris keluarganya karna sekarang dia menjabat sebagai salah satu dari yondai maou, pemimpin para iblis. sedangkan yang satunya berambut merah sepanjang punggung, sedikit jenggot menghiasi dagunya, berumur sekitar 40 tahunan bernama Lucius Gremory, seorang kepala keluarga dari ras Gremory.
"Bagaimana tanggapan Rias tentang pertunangannya dengan Raiser dari keluarga Phenex, Sirzechs?" tanya sang ayah a.k.a Lucius pada anaknya.
"Rias menolaknya, dan menerima tantangan Rating game dari Raiser, Otou-sama." jawab Sirzechs sambil memijit kepalanya yang pusing karna sang adik yang bernama Rias Gremory, yang akan menjadi pewaris utama dikeluarganya sangat keras kepala, menolak untuk tunduk tanpa perlawanan demi harga dirinya dimata para budaknya.
Sayang sekali perbincangan mereka harus terganggu karena tiba-tiba muncul sebuah portal yang tidak jauh dari tempat mereka duduk dan memunculkan seorang remaja berambut pirang dengan pakaian yang hampir habis, dengan mata yang di perban dan menampakkan sisa darah yang mengering a.k.a Naruto Uzumaki yang tengah tergeletak pingsan, duo merah tersebut segera mengecek keadaan Naruto yang sangat memprihatinkan, saling berpandangan seolah mengerti jalan pikiran mereka masing-masing.
Sirzechs mengangguk sebentar, kemudian segera membawa Naruto menuju mansion Gremory.
Seminggu setelah kejadian, Naruto yang baru siuman langsung bertemu dengan sang ayah dalam mindscapenya, Minato menceritakan semuanya pada Naruto, dengan mengirimnya ke masa lalu, berharap Naruto bisa mengubah masa depan, tapi Kurama yang tiba-tiba bicara, mengatakan bahwa Naruto berada didunia yang berbeda, membuat duo ayah dan anak menampakkan ekspresi yang hampir sama, sedih, kecewa, merasa gagal, bercampur aduk dan menjadi keputus asaan saat Minato berkata bahwa jutsu itu hanya bisa digunakan satu kali seumur hidup.
Setelah pertemuannya dengan Minato, Naruto telah mengalami perubahan yang signifikan, dulu ceria menjadi tanpa ekspresi, cerewet menjadi pendiam, akibat tekanan mental yang sangat berat.
Naruto yang baru sadar kini berada di dalam sebuah kamar yang terkesan mewah, membuka perban yang melilit matanya dengan paksa, dia merasakan sensasi yang berbeda dari matanya, merasakan energi yang meningkat drastis dalam tubuhnya, terutama pada kedua mata barunya.
Melihat pantulan dirinya pada cermin, membuat Naruto sukses membulatkan matanya, pasalnya mata Naruto tidak lagi berwarna biru langit maupun onix seperti saat Sasuke menonaktifkan Sharingannya, tapi karna matanya kini berwarna merah dengan tiga tomoe hitam. Kurama memberi hipotesis bahwa mungkin itu terjadi dikarenakan menegangnya urat-urat syaraf pada tubuh akibat gesekan ruang dan waktu saat Naruto berpindah dimensi sehingga syaraf mata yang masih sensitif putus dan membuat Naruto tidak bisa menonaktifkan sharingannya.
Naruto yang tengah mengalami depresi berat dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka, menampakkan seorang pria muda berambut merah yang tengah menatapnya, diikuti seorang wanita berpakaian maid, dengan sigap Naruto mengambil Kusanagi yang berada disampingnya dan menghilang dalam kilatan kuning, yang tiba-tiba muncul dibelakang Sirzechs serta mengalungkan Kusanaginya pada leher pria berambut merah tersebut.
"Siapa kalian?" desis Naruto dingin. sedangkan Sirzechs dan maidnya yang tidak lain adalah istrinya sendiri a.k.a Grayfia terlihat syok dengan kecepatan pemuda yang ditolongnya minggu lalu itu, 's-seperti kilat' batin mereka berdua bersamaan.
"huh...seperti inikah ucapan terimakasih pada orang yang menyelamatkanmu?" tanya Sirzechs setenang mungkin setelah sadar dari keterkejutannya.
Naruto pun menurunkan pedangnya dan menyarungkannya kembali. "maafkan aku, dan terimakasih atas pertolongannya -err...."
"Sirzechs, Sirzechs Gremory, dan ini Grayfia Gremory, istriku" ucap Sirzechs memperkenalkan dirinya dan menunjuk kearah Grayfia, sedangkan Grayfia menundukkan kepalanya, yang dibalas anggukan oleh Naruto. "jadi, kalau boleh tau, siapa namamu?" tanya Sirzechs kemudian.
"Uzumaki Namikaze Naruto, panggil aku Naruto, dan sekali lagi terimakasih, Sirzechs -san, Grayfia -san" jawab Naruto tenang.
"Baiklah Naruto -san, bolehkah aku tahu darimana asalmu?" Sirzechs melanjutkan pertanyaannya.
Naruto pun menceritakan kejadian saat perang dalam dunianya, dan saat dia sampai di dunia yang sekarang, sementara Sirzechs yang sedari tadi diam menyemak cerita dari Naruto, sekarang angkat bicara dan menceritakan hal serupa yaitu perang yang ada di dunianya. perang antara pihak Malaikat, Malaikat jatuh, dan Iblis yang telah mengorbankan banyak nyawa dari ketiga belah pihak.
'ternyata tidak hanya di duniaku' batin mereka bertiga serempak.
Setelah perbicangan ringan selesai, Sirzechs meminta Naruto turun untuk makan malam bersama anggota keluarganya yang disanggupi olehnya, sesampainya di ruang makan, Naruto telah ditunggu sang tuan rumah yaitu Lucius Gremory beserta sang istri serta anak dan menantunya. makan malam terasa sangat tenang, bahkan terlihat sang kepala keluarga bersenda gurau dengan Naruto yang notabenenya baru berkenalan beberapa menit yang lalu, yang dibalas senyuman hangat dari Naruto. bahkan Naruto juga berjanji akan membantu usaha perdamaian dari pihak ketiga fraksi yang sepertinya sudah muak akan peperangan.
"Dari aura yang terpancar, kau memang seorang manusia, Naruto -kun, tapi aku juga merasakan aura yang sangat kuat disaat yang bersamaan, bahkan jauh lebih kuat dari Sirzechs." ucap Lucius sang kepala keluarga pada Naruto.
"Memang benar, Otou-sama, jika aku bertarung dengan Naruto -san, mungkinkah aku dapat bertahan dalam lima menit?" tanya Sirzechs entah pada siapa dengan jujur, walaupun nampak seperti gurauan. yang hanya dibalas tawa halus para penghuni ruangan.
"Anda terlalu memuji, Lucius -san, Sirzechs -san, aku tidak sekuat yang kalian bayangkan, masih banyak orang yang lebih kuat berada diluar sana." ujar Naruto merendah.
"Kau terlalu merendah Naruto -kun, kenyataan sudah berbicara, tapi aku sangat penasaran dengan matamu itu, seperti mempunyai aura tersendiri, aura yang menjanjikan kehancuran bagi yang menentang, dan memberikan perlindungan untuk teman, dan aku rasa kau masih menekan kekuatan matamu pada titik terendah, dan hanya orang dengan kemampuan setara Ultimate highclass devil yang bisa mendeteksinya" seluruh penghuni ruangan hening seketika saat Lucius Gremory selesai mengatakan demikian, semua sedang bergelut dengan pikiran mereka masing-masing untuk memproses kenyataan barusan.' semoga kau berada dipihak yang benar, Naruto -kun." batin Sirzechs berharap.
Suasana senyap masih melingkupi ruangan tersebut, hingga Naruto berdehem dan sontak membuyarkan lamunan dari pihak Gremory. "anda memang menakjubkan dalam mendeteksi aura, Lucius -san, mata ini adalah hadiah perpisahan dari temanku, dan ini adalah titik terendah saat aku menekan kekuatanku" terang Naruto dengan ekspresi yag tidak bisa di tebak.
"Hahaha, aku memang seperti peramal tingkat tinggi," seketika tawa Lucius meledak dan yang lain hanya sweatdrop melihat tingkah sang kepala keluarga yang menghilangkan aura wibawanya dalam sekejap. "bolehkah aku meminta bantuanmu, Naruto -kun?" lanjut Lucius dengan wajah yang seketika berubah tenang.
Naruto menaikkan alisnya ketika melihat seorang terhormat yang cepat berubah ekspresi tersebut. "apapun itu asal aku masih sanggup, sekalian sebagai tanda terimakasih karena menyelamatkan nyawaku waktu itu, apa yang harus kulakukan, Lucius -san?" tanya Naruto penasaran.
"Tunggu satu bulan lagi, Naruto -kun"
.
.
.
.
One month later at Under world...
Terlihat ratusan orang, atau tepatnya para iblis tengah duduk tenang di dereten tribun penonton, mengelilingi sebuah lapangan yang cukup luas dan di dalam lapangan berdiri dua belah kubu yang saling berhadapan dan memberikan deathglare terbaiknya masing-masing, dan diantara mereka berdua berdiri Grayfia dengan wajah tenangya. ya...Rating Game yang menentukan takdir akan segera dimulai.
"Hahahaha...kau akan kalah, Rias, kenapa kau tidak menyerah dan menerimaku sebagai tunanganmu?!" ucap arogan seorang pemuda dengan tampang Playboy terhadap seorang gadis berambut merah a.k.a Rias Gremory yang ada dihadapannya. dibelakang pemuda tersebut telah berdiri 15 gadis cantik dengan beragam usia yang menatap musuhnya dengan pandangan meremehkan.
"Tidak semudah itu Raiser, kami memang kalah kuantitas, tapi kami mempunyai kualitas yang belum diukur." desis tajam wanita cantik bernama Rias terhadap pemuda yang bernama Raiser. di belakang Rias berdiri tiga gadis cantik, dan dua laki-laki.
"Apa Kaisar Naga Merahmu itu bisa diandalkan, Rias?, lihatlah tampang konyolnya yang mesum itu." ejek Raiser pada pemuda berambut coklat dan memakai sarung tangan Naga berwarna merah di tangan kiri nya. sedangkan yang merasa terhina ingin sekali menghantamkan tinjunya kearah Raiser andai saja tidak ditenangkan oleh gadis cantik berambut hitam panjang diikat ponytail yang selalu memasang senyuman diwajahnya, bernama Akeno Himejima.
"Tenanglah Issei, aku akan membantumu mencabut lidahnya." ucap Akeno disertai senyum misteriusnya.
Sementara di salah satu bangkuVIP, terlihat sang kepala keluarga Gremory tengah berbincang dengan kepala kepala keluarga Phenex, disampingnya berdiri Naruto yang memejamkan matanya dan menyilangkan kedua tangannya di dada dengan Kusanagi yang bertengger manis di pinggangnya.
Naruto mengenakan kaos putih polos dibalut kemeja lengan panjang yang dilipat lengannya sampai batas siku, dua kancing atasnya dibiarkan terbuka, memakai jeans panjang biru donker, dan sepatu kets warna hitam, menampakkan kesan cool, ditambah wajahnya yang rupawan dengan mata aneh yang terlihat sangat keren, membuatnya tampak sempurna dimata kaum hawa.
Flashback on...
"Aku ingin kau membantu putriku untuk memenangkan Rating game minggu depan, Naruto -kun, apa kau sanggup?" Tanya Lucius pada Naruto.
Naruto memejamkan matanya sejenak untuk berbicara dengan Kurama dalam pikirannya.
Mindscape...
"Bagaimana, Kurama? apa kau setuju?" tanya Naruto pada Kurama untuk dimintai pertimbangan.
"Itu terserah padamu, gaki, juga hati-hati dalam menggunakan matamu, kau belum bisa mengendalikan kekuatan Sharingan secara penuh." ucap Kurama yang secara tidak langsung, menyetujui permintaan Lucius.
"Sudah diputuskan" balas Naruto singkat dan kembali ke dunia nyata, sedangkan Kurama yang melihatnya hanya menatap bekas Naruto berdiri dengan pandangan iba. 'kau telah berubah semenjak kejadian waktu itu, Naruto.'
Real world...
Naruto membuka matanya dan menampakkan sharingan tiga tomoe yang berputar dan membentuk shuriken kaki tiga yang saling terhubung. Mangekyou Sharingan telah aktif. "tentu saja" ucapnya datar.
Lucius yang mendengar ucapan dari Naruto tidak bisa untuk tidak menyunggingkan senyumnya. "termakasih, Naruto."
Flashback Off...
"Kuharap dia bisa mengajari Raiser tentang tata krama, Lucius -Dono." ucap ayah Raiser pada Lucius yang ada disampingnya dan melirik Naruto yang bersandar pada tembok dengan ekor matanya.
"Akan kupastikan itu terjadi". ucap Lucius yang tengah tersenyum.
Di arena..
"Peraturannya sederhana, tidak boleh boleh menyerang jika lawan sudah pingsan atau menyerah." ucap Grayfia memberi arahan dan di balas anggukan Rias dan Raiser.
"Baiklah, pertandingan dimulai...sekarang" Grayfia memberi perintah. Rias berkumpul dengan para budaknya untuk menyusun rencana uuntuk mengalahkan Raiser. hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok Raiser. dan akhirnya mereka semua berlari kedalam gedung yang merupakan prototipe dari SMA Kuoh.
(Skip time, kelompok Rias kalah oleh kelompok Raiser)
"Hahaha...bagaimana, Rias -Hime?, apa kau mengakui kekuatanku dalam permainan ini?" Raiser masih berdiri dengan tegak tanpa luka dan memandang remeh Rias dan Akeno yang terduduk lemas tak berdaya ,sementara Issei, Kiba, Koneko, dan Asia tengah pingsan, berbicara dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya.
Sebelum Raiser mengatai Rias lebih jauh, datanglah Grayfia beserta Naruto dan segera mendekati Raiser dan berbicara.
"Raiser -Sama, sebelum anda bertunangan dengan Rias -Sama, kami selaku pihak keluarga Gremory ingin menguji kemampuan anda dengan pertarungan satu lawan satu dengan Naruto -san, ini bertujuan agar kami tahu seberapa jauh kemampuan anda dalam melingungi sang Heiress Gremory, apa anda setuju?" tanya Grayfia yang dibalas seringaian meremehkan oleh Raiser.
"Heh, apakah dia yang kau maksud," Raiser menunjuk pada Naruto, dan dibalas anggukan oleh Grayfia, sedangkan orang yang dimaksud hanya diam tanpa ekspresi berarti. "melawan manusia rendah sepertinya hanya membutuhkan waktu kurang dari dua menit, baiklah, aku terima." sombong Raiser yang menduga bahwa Naruto adalah manusia biasa.
betapa salahnya kau Raiser.
sementara Rias dan Akeno yang hanya melihat punggung Naruto dibuat sangat penasaran. 'Naruto, siapa dia?' batin Rias dan Akeno serempak.
Pertarungan akan segera dimulai, Rias bersama Akeno duduk di tribun penonton tepat disamping kiri Sirzechs karena mereka hanya kelelahan, sedangkan para budaknya dibawa keruang kesehatan.
begitu juga para budak Raiser yang kini ikut meramaikan tribun penonton, meninggalkan Naruto, Raiser, dan Grayfia di lapangan.
"Ara..ara..rupanya kita dapat melihat wajah tampan orang bernama Naruto dari sini, benarkan, Buchou, fufufu" sebuah pertanyaan atau lebih tepatnya pernyataan, sukses mengalihkan pandangan Rias yang semula menatap Naruto tanpa berkedip, menuju kearah Akeno.
"Y-ya, k-kau benar, Akeno," jawab Rias gelagapan disertai semburat merah dipipinya. sementara Sirzechs yang mendengar percakapan imouto nya hanya tersenyum simpul. 'baru bertemu dengan Rias, kau sudah mencuri hatinya, Naruto' batinnya.
Back to Arena...
"Pertandingan selesai bila salah satu dari kalian menyerah atau pingsan, dilarang saling membunuh." ucap Grayfia tegas.
"Aku akan mencoba menahan diri, dan akan memperlakukannya, bukan begitu, orang asing?!" ucap Raiser sarkartis.
"Jika ingin menggores kulitku, datanglah dengan niat membunuh, bocah." balas Naruto yang sedari tadi diam tak kalah dingin.
"Cih, manusia rendah sepertimu bahkan tak mampu menyentuh bajuku, dasar brengsek!" geram Raiser karna merasa dilecehkan. mengabaikan hinaan Raiser, Naruto meminta Grayfia untuk segera memulai pertandingan.
"Baiklah, mulai." ucap Grayfia lalu menghilang dalam lingkaran sihir.
Raiser segera melesat kearah Naruto dengan tinju kanannya yang dilapisi api, tak tinggal diam, Naruto yang berdiri santai menjentikkan jari kirinya, seketika puluhan rantai chakra bercahaya kuning melesat dari dalam tanah berusaha melilit dan menikam Raiser dengan ujungnya yang tajam bagai tombak. melihat bahaya, Raiser dengan lincah menghindari hujaman rantai milik Naruto.
"Cih.." Raiser yang terkena beberapa goresan ujung rantai dan tidak bisa mendekati Naruto mendecih tidak suka.
"Bahkan hanya satu kali serang, aku mampu melukaimu, Raiser -chan." ejek Naruto dengan menekankan embel-embel -Chan pada Raiser.
"Heh, apa ini luka yang kau maksud, bocah tengik?" ucap Raiser sambil menunjuk luka yang berada di bahu kanannya yang hilang tanpa bekas. " aku akan menunjukkan padamu, apa itu yang dinamakan dengan luka!" teriak Raiser yang kini tubuhnya diselimuti api, dan juga sepasang sayap yang terbuat dari api. sedangkan Naruto hanya menatap datar kearah Raiser.
"Dan aku akan menunjukkan padamu apa itu rasa sakit." balas Naruto datar, Naruto memejamkan matanya dan membukanya kembali, menampakkan Mangekyou Sharingan yang telah aktif. sedangkan dari tribun penonton, Rias tampak gelisah, takut Naruto akan kalah karna Raiser menunjukkan kekuatan penuhnya, hal yqng sama juga dialami Akeno walaupun tertutup senyum palsunya. ' semoga kau menang, Naruto -Kun.' batin mereka bersamaan.
Raiser yang terbang diudara segera melesat kearah Naruto, sedangkan Naruto yang melihatnya segera menutup mata kirinya, darah segar mulai mengalir keluar, sesaat kemudian Naruto membuka matanya kembali serta berkata.
"Amaterasu."
.
.
.
.
To Be Continue...
Gomenasai...author baru, sangat berantakan dan memalukan..
Kritik dan saran tolong kirim lewat kotak REVIEW..arigatou..
See on next time...Jaa ne
