Coure

"Semua ukiran perasaan antara aku dan kamu."

Hinata hyuuga X Naruto Uzumaki Slight Sakura Haruno
Naruto Masashi Kishimoto

Hanya sebuah kisah diantara kita dimana pada saat itu kaulah yang sangat berarti...

Happy Reading minna—

.

.

.

.

.

.

.

Pernahkah kau berucap bahwa setiap hari yang kita lewati adalah hari yang paling indah, ya hari-hari itu sangatlah indah dimana setiap harinya kita aku, kau dan dia selalu menghabiskan waktu ditempat ini..

Dahulu saat kita kita masih kecil kau selalu menjadi tameng perisai untung kami dari anak-anak nakal yang selalu menganggu aku dan dia, tapi setelah hal itu terjadi kau memandang dia dengan penuh sirat kekhawatiran semantara aku hanya terdiam melihat kau berlari melewatiku tanpa menayakan hal serupa kepadaku.

Tak apalah, lagipula aku tahu kau pasti juga menghawatirkan aku..

.

.

.

"Ne.. jika dalam keadaan terdesak siapa yang akan kau pilih, aku atau Hinata." Aku memandang kau dengan penuh harap, aku penasaran dengan jawaban yang dilontarkanmu apakah kau akan memilih aku atau gadis bersurai cantik itu, ayolah katakan!

"Aku.. akan.. memilih diriku sebagai taruhannya hehe."lagi-lagi kau mencari alasan, aku hanya memandang betapa akrabnya kau saat dia mulai memukul pelan dirimu sementara kau hanya mengeluh canda, tawa diantara kalian begitu lepas.

Aku bahagia melihat kalian akrab akan tetapi dadaku selalu sakit saat aku tahu jika kebahagiaanmu bukanlah dariku..

Tak apalah, jika kebahgiaan itu membuatmu tersenyum..

Walau senyum itu bukanlah untukku...

.

.

.

.

"Hinata..cepat kemari."aku berlari kecil kearah kedua insan manusia tersebut, mereka tidak pernah berubah tetap selalu akrab aku bersyukur karena kami masih diberi waktu untuk selalu bersama.

Seperti dahulu..

"Halo.. Sakura-chan dan Naruto-kun."Aku menyapa mereka, kedua Sahabatku. Sakura dan Naruto.

"Setelah ini mau ketempat yang biasa?"Aku berfikir untuk menerima tawaran Sakura sudah lama kami tidak kesana bersama-sama tanpa pikir panjang aku menyetujui ajakan tersebut, Sakura merespon dengan segera memelukku sepertinya dia bahagia kulirik Naruto yang ternyata tersenyum..

Hatiku sakit melihat senyumnya..

Saat aku tau ternyata sorot matanya bukanlah kepadaku..

.

.

.

.

.

.

Aku terdiam, melihat mereka bemain bersama seperti dahulu raut muka Sakura tampak bahagia saat berhasil mengerjai Naruto, sementara itu Naruto tak hentinya merajuk kepada gadis tersebut , aku tersenyum saat mereka melambai kerahku yang terdiam dirumah pohon kami.

Aku ingin merasakan posisi Sakura yang selalu menjadi cahaya bagi Naruto, aku merasa diriku sangat egois tapi apa mau dikata aku hanya ingin mencoba bagaimana rasanya..

"Haha.. sudah Sakura-chan aku lelah, aku mau istirahat dulu ya."

"Kau itu lemah banget sih."ucap Sakura mengejek, sementara Naruto hanya mendengus seraya berlalu menghampiri rumah pohon kami.

"Hahh.. melelahkan sekali bermain-main bersama Sakura-chan, dia masih saja ceria seperti dulu ternyata Sakura-chan tidak pernah berubah ya."entahlah aku hanya merespon dengan anggukan tanda bahwa aku setuju dengan ucapannya.

Aku memandang sendu kearah Naruto yang berada disampingku, tidak banyak yang berubah darinya Naruto tetaplah Naruto yang dulu, selalu ceria dan bersahabat dengan siapapun.

"Naruto-kun juga tidak berubah kok."

"Benarkah.. padahal aku sudah jarang sekali bersama kalian loh."aku tersenyum menaggapi jawabanya, walaupun Naruto sudah jarang bersama-sama aku dan Sakura tapi aku tahu bahwa Naruto selalu menyempatkan waktunya berkumpul lagi bersama kami.

"Hinata-chan juga tidak berubah, kau semakin cantik."

"..."

"Hinata-chan?"aku terlonjak saat Naruto membuyarkan lamunanku, entah kenapa perasaanku menghangat mendengar perkatannya. senyumku mengembang seketika, walau hanya sesaat aku bahagia saat Naruto akhirnya sedikit memperhatikanku."Naruto-kun akan melanjutkan kuliah dimana?"

"Aku akan ke tokyo, sepertinya aku tidak ingin berpisah dari kalian apalagi Sakura-chan.."

"..."

"...kondisi fisiknya sangat lemah, aku harus melindunginya."raut wajahmu berubah seketika saat melihatnya hatiku sesak melihat sorot matamu begitu sedih dan kesepian, kau tidak perlu khawatir akupun merasakan hal yang sama sepertimu. aku juga akan melindungi Sakura karena gadis musim semimu adalah sahabat terbaikku.

Aku merasakan hal yang sama sepertimu walau terkadang aku menyadari hatiku sesak dan melebur bersama air mataku yang entah mengapa mengalir begitu saja..

..melihatmu yang lagi-lagi menoreh luka dihatikku.

.

.

.

.

.

.

"Arigatou, senpai."

"Hinata tolong bantu urus bagian sana."aku segera berlari kearah tujuan tersebut, disinilah aku berada sekarang aku seorang mahasiswi semester tiga di universitas tokyo aku dan yang lain sedang melakukan ospek untuk mahasiswa baru.

Aku merasa beruntung karena mengetahui bahwa aku dan dirinya berada dalam satu universitas yang sama ditokyo, walaupun aku tahu bahwa berat untuk kami terutama untuknya berpisah dari Sakura yang memutuskan melanjutkan kuliah di Kyoto, butuh waktu yang cukup lama aku untuk memastikannya bahwa kami masih dapat bertemu dengan Sakura.

"Hinata."samar-samar aku mendengar seseorang memanggil namaku, kuedarkan pandanganku kesegala arah akhirnya aku melihatnya dari kejauhan sedang melambaikan tangannya sembari memberi intrupsi kepadaku untuk melihat pesan yang dikirimnya ke ponselku.

From : Naruto-kun
'Aku bete nih hari ini banyak banget junior yang menggodaku, oh ya Hinata-chan jangan terlalu cape ya. Setelah ospek selesai aku tunggu didepan gerbang kampus .'

Aku tesenyum geli membaca setiap keluh kesahnya, Naruto sangat populer dikalangan mahasiswa dan mahasiswi kampus selain terkenal dengan kepandaiannya bergaul dengan semuanya, Naruto juga termaksud cowok yang pandai menarik perhatian para dosen karena perbuatan-perbuatan isengnya.

Walau tidak terlalu sering bertemu karena kesibukan kami selama menjadi mahasiswa, tapi kami selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dan menghabiskan waktu liburan bersama.

Walau hanya sesaat Aku bersyukur karena pada akhirnya Naruto melihatku dan tersenyum untukku..

.

.

.

.

.

.

.

"Setelah ini mau kemana?"

"Terserah kau sajalah."kulihat Naruto tampak berfikir sesekali wajahnya dikerutkan aku menahan tawa melihat tingkahnya yang seperti anak kecil.

"Huahh.. aku menyerah otakku tidak mau diajak kompromi."

"Haha.. sudahlah lebih baik kita pulang saja."

.

.

"Aku merindukan Sakura-chan."

"..."

"Apa Hinata juga merindukan Sakura-chan?"

"Tentu saja aku—
"Apa Sakura-chan sehat, apakah Sakura-chan bahagia disana ya."aku memandang lirih Naruto yang menatap jauh kedepan sorot pandangnya menegaskan bahwa dirinya kesepian, apa Naruto tidak bahagia bersamaku?

"Aku tidak bisa melindunginya."Naruto menghentikan mobilnya, kulihat tubuhnya gemetar raut wajah yang ceria entah mengapa hilang bersama bulir perasaan rindu akan kehadiran gadis musim seminya yang juga Sahabatku yang tak akan pernah aku jangkau.

..Karena Sakura begitu cerah untuk aku lampaui.

Lagi-lagi aku merasa gagal melindungi perasaanmu entah mengapa hatiku sakit melihat kau bersedih seperti ini, karena aku hanya bisa terdiam disaat seperti ini..

"Menagislah Naruto-kun, tumpahkanlah segala kerinduanmu."Aku menagkupkan kepalanya dipelukanku, tubuhnya gemetar saat dirinya menagis sembari mengeratkan pelukannya kepadaku, akupun menangis berasamanya..

..menangis untuk segala perasaanya yang kesepian.

.

.

.

.

.

Disini kau dan aku selalu bersama menghabiskan waktu sengang kita untuk mengenang masa kecil kita dahulu, dan hanya disinilah aku dapat melihatmu menumpahkan segala kerinduanmu untuk gadis musim semimu, Sahabat kita.

Kami hanya terdiam diatas rumah pohon yang penuh sejarah diantara kita, kau hanya memandang sendu pekarangan yang selalu kalian gunakan untuk bermain bersama. Sesekali tanganmu kau gunakan untuk mengambil bebatuan yang nantinya akan kau lempari seperti kebiasaan kalian dahulu saat kita sedang menuggu hujan berhenti.

"Hinata." Kulihat pandangannya menuju kearahku, kutatap wajahnya yang tampak sendu tak ada sorot keceriaan yang selalu terpancar pada dirinya. hanya ada sisi lain seorang Naruto yang sedang merindu.

"Apakah Hinata akan selalu bersamaku?"Aku tersenyum mendengar tutur katanya, tanpa kau pinta pun aku akan selalu bersamamu.

"Tentu saja aku akan selalu bersamamu."Setidaknya aku dapat melihat senyummu walau terlihat bukan aku orang yang sebenarnya kau tunggu kehadirannya.

Tapi tak apalah, aku bersyukur karena setidaknya kau memintaku untuk selalu berada denganmu..

.

.

.

.

.

.

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu kami menjalankan aktivitas kami seperti sedia kala, Naruto tampak kembali menjadi seperti biasanya. Walau jarang bertemu karena kesibukan aku dan Naruto menyempatkan diri untuk bertegur sapa baik melalui telpon ataupun bertemu untuk makan siang bersama.

Sudah beberapa lama kami tidak dapat menghubungi Sakura dan keluargannya, kami cemas. Naruto yang tidak berfikir panjang berencana akan pergi menemui Sakura ke Kyoto. Tapi akhirnya Naruto mengurungkan niatnya setelah aku membujuknya.

Dan disinilah kami berada menghabiskan waktu makan siang kami dikantin yang tersedia dikampus untuk kembali membahas tentang Sakura.

"Argh.. mengapa tidak memberi kabar kepada kita." Ucap Naruto frustasi sesekali dibiarkan kedua tangannya bertindak untuk mengacak rambutnya.

"Mungkin Sakura-chan sedang sibuk dengan kuliahnya, lagipula bukannya pada semeseter ini kita juga diberi banyak tugas oleh dosen."Aku berusaha menghiburnya untuk menenagkan bahwa tidak akan terjadi sesuatu Sakura, kulihat Naruto mengangguk tanda mensetujui perkataanku.

"Hei.. Hinata-chan, kudengar kau sedang dekat dengan cowok ya?"

"Cowok?"

"Dia satu fakultas denganmu, katanya kalian berpacaran."Naruto memicingkan matanya dengan penuh selidik.

"Ah.. maksudmu Sasori-kun?"

"..."

"Kami tidak berpacaran kok, Sasori-kun selalu membantuku mengerjakan tugas bersama-sama, dia sangat baik."

"Terus?"Pandanganku mengarah kepada Naruto yang masih melihat tajam kearahku.

"Kami hanya berteman."Naruto menarik nafas lega sembari melanjutkan makanan yang telah disediakan, aku hanya memandang Naruto dengan penuh kebinggungan.

"Syukurlah, kupikir kau menyembunyikan sesuatu dariku."

"Aku tidak akan melakukan hal itu Naruto-kun."

"Aku tahu kok, lain kali pertemukan aku dengan Sasori ya."Aku tersenyum melihat tanggapannya, karena dahulu kau tak akan peduli dengan segala permasalahan tentang diriku.

"Tentu saja."

.

.

.

.

.

.

"Keadaanya memburuk butuh waktu lama untuk sembuh."

"Tidak mungkin dokter, aku percaya.. aku percaya padanya."

"Sudahlah."

"Tenangkanlah dirimu."

"Berdoalah untuk kesembuhannya."

"Aku mohon.. jangan tinggalkan aku."

DEG! Mimpi itu lagi,kuatur nafasku dengan teratur sudah beberapa hari ini aku bermimpi hal serupa disebuah lorong rumah sakit entah kenapa semua tampak buram, semuanya tampak sedih dan larut dalam duka..

Siapa yang tengah berbaring disana?

Entah mengapa dadaku terasa sesak melihat orang-orang itu menangis, siapa yang mereka tangisi? Mengapa semuanya tampak tak asing bagiku.

Kuharap ini bukanlah pertanda sesuatu..

.

.

.

.

.

.

To Be Continue

03/05/2015

Sedikit Informasi, cerita ini penah saya buat di account sebelumnya karena saya berniat melanjutkan fanfic ini jadi saya Publish kembali karena terjadi masalah pada account sebelumnya

A/N: akhirnya saya memberanikan diri untuk posting fanfic yang satu ini masih banyak kesalahan dalam penulisan saya. Kemungkinan fanfic ini akan berlanjut hingga beberapa chapter, dan saya mohon bimbingan dan masukan dari para readers.

Ada sedikit perubahan alur cerita dari sebelumnya.

semoga para readers sekalian suka dengan tulisan abstrakbus ini ~ ^^

Nisfuu_