"Gagalkan rencana Adit, untuk memberi tahu informasi yang sebenarnya di pusat Indonesia." {AU, OC, fanfiksi selingan dari WWIII: IN APH}

Kaulah dandelionku.

ini uploadtan pertama saya, saya berharap anda memberi saran dan kritim. ini adalah perkenalan para personil. nama yang di gunakan bukan nama asli tapi nama samaran jika ada kesamaan nama saya minta maaf. terimakasih

Tempo lalu yang penuh dendam, kemarahan dan murka yang tidak bisa lagi diredam. (AU, MC, gore!)

[Hanya cerita iseng dikala terinspirasi dari dua fandom berbeda.]

[Cerita iseng dikala ceritanya berdasarkan kisah nyata.]

#NasionalismeIndonesia: "Adit!" Sepria muda itu lantang memanggil, bersebut namaku. Siapa? Entahlah, dia adalah orang Indonesia (yang sangat) tulen, menurutku. [JULASTUS: FANFIKSI I]

Evita melangkah pergi, Li Mei hanya bergeming menatap kepergiannya. (AU, OC, OS; poetry-fic & slice of life)

"Seabadi apakah kita?" Evita bertanya lagi, Li Mei terbungkam olehnya. (AU, OC; poetry-fic & slice of life)

Kautidak bisa mengutarakan segala lonjakan rasa hatimu itu dalam kata hati sendiri saja. (AU, poetry-fic)

"Biarkan sajak-sajak hujan yang berceritera." Adel tersenyum, permainan makna dimulai (AU, puisi ngawur)

Mitha harus segera bersiap-siap. (AU, OC)

Adel, kamu dimana? Aku menjadi saksi tragedi berdarah itu. {Notes: AU, OOC, R-15, rating M kedua!}

Bahasa dan IPA Matematika adalah dua hal yang berbeda. A Goodbye Stage from 'Indonesian Kara'. [AU]

Mitha ingin semua kembali seperti dulu, Mitha ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. (AU)

Dunia ini membingungkan dalam pikiran Adel. (AU)

Pemikiran kolot para orang tua OTORITER haruslah diubah. (AU, for 17/08)

Tolong, Adelya ingin menyerah saja pada keadaan. (AU, based on author's real life) #nulisrandom2017 [4]

Soal ujian Seni Budaya nomor 55 itu membingungkan. (AU) #5ASJ

Hanya tiga keping recehan di fandom Adit Sopo Jarwo. (OS, AU) #4ASJ

Adelya menuliskan karya tulis bebasnya untuk Hari Kartini besok. (AU) #3ASJ

"Bongkar Atlas, itu apa?" (OC, AU, OS!) #2

Dennis, ketika ia menyadari kalau usianya hampir layak untuk disebut 'dewasa'; namun ketakutannya yang masih ada. (AU, OS) #1