0% - 10% - 20% - 25% - 50% - 80% - 100%

[Power on!]

[Loading…]

[Welcome Back, Master!]

[Story starts!]

.

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kisimoto

High school DxD © Ichiei Ishibumi

Summary : Uzumaki Naruto, seorang pemuda yang dari lahir telah di takdirkan untuk menjaga masa depan dunia, namun awal kehidupannya harus merasakan sedikit kepahitan, namun seiringnya waktu berjalan kepahitan itu berubah menjadi manis.

Naruto : The Dragon Future

Pair : Naruto x Harem ( Asia, Arthuria, Scathach, Anastasia, Tamamo, Tomoe, Jeanne, Musashi, Mash, BB, Kurumi, Aiz, Tohka, Koneko, Tearju, Rosswaisse, Hinata, Rias... )

Note Pair : Pair saya Reka Ulang. Saya akan memasukkan Pair berdasarkan Chapter. Bisa saja salah satu Pair akan mati.

Genre : Adventure, Fantasy, Sfi-ci, Friendship, Romance, Humor, AU, Family, Action, DLL.

Rate : M

Warning : Typo, OC, OOC, Multichap, jutsu buatan sendiri, alur berantakan, NotDxDTheme!, Alltheme is Future!, AU, Smart!Naru, Incest!, Dark Supranatural!, OOC!Vali, Friendship!Vali

Note : Daerah-Daerah yang saya ambil adalah Real bagian dari jepang, namun ada beberapa yang merupakan Fiksi buatan saya.

" Halo " berbicara

' Halo ' batin

[" Halo "] Dragon Bijuu

[' Halo '] batin Dragon Bijuu.

My First Story – Missing You

.

Sfx Guitar

( Memperlihatkan layar hitam yang bergerak ke depan )

Sfx Guitar2x

( seketika terjadi cahaya putih yang terang )

Sfx Guitar 3x

( lalu memperlihatkan judul Cerita Naruto : The Dragon Future )

Whenever you are feeling lonely and afraid.

( layar kembali berganti dengan gambar Shion yang duduk di kasurnya sambil melihat keluar jendela dimana terdapat hujan dengan wajah murung )
The time will pass away on you

( lalu layar kembali berganti dengan gambar Akeno yang duduk di tepi Kuil sambil melihat hujan dengan wajah murung juga )
So many times you feel like losing to the pain

( Lalu layar kembali berganti dengan Naruto yang berada di atas gedung dengan di guyur hujan sambil melihat buku di tangannya )
And you try to fade away

( Lalu layar kembali berganti dengan wajah Naruto yang mengangkat kepalanya sambil menatap tajam ke depan )

Kurayami no naka

( layar berganti di ganti dengan Julis serta Kirin, Claudia dan Saya yang berjalan bersama dengan tatapan serius )

kirisakareteta

( layar kembali di ganti dengan Tohka yang mengikat rambutnya sambil berjalan )
Kioku o yomigaerasete

( Lalu layar kembali di ganti dengan Kiba, Xenovia serta Irina yang menyiapkan pedang mereka )

Yoru ga akete mo

( Layar kembali di ganti dengan gambar team 10 besar yang berjalan dengan wajah serius mereka )

nemurenai mama

( Lalu layar kembali di ganti dengan gambar Arena yang besar )
Kizuato o nokoshiteiru no

( Lalu layar kembali berganti dengan Kelompok Riga dengan jumlah banyak )

Tatta hitotsu no omoide mo

( layar mulai berubah menjadi cahaya putih dengan gambar dua tangan yang saling mengatup lalu berpegangan erat )

marumete nagesutete

( layar kembali berubah di mana Naruto mengangkat kepalanya tatapan dengan serius )

We can't find you anything now!

( Layar kembali berubah di mana Team Black Lotus melesat dengan cepat lalu menghindari semburan api yang besar )
There's nothing to be seen

( Layar berubah menjadi team Blue Lotus yang turun dengan cepat dari udara )
We can't find you anything now!

( lalu layar kembali berubah menjadi team Kirigaku yang menembakkan naga air berukuran besar )
I will never, never, never, never, never say it
.

( layar kembali berubah dengan gambar team Kumogaku yang menembakkan rudal petir hingga menyebabkan ledakan beruntun )
Tell me when you will come back

( Lalu layar kembali berubah dengan gambar Team Iwagaku serta Sunagaku dengan dua gambar berbeda melancarkan serangan bersamaan )
Will wait 'til the time is over

( Lalu layar kembali berubah dengan Fuu dan Asuna yang datang dari langit sambil melayangkan serangan hingga membelah layar )
Tell me when you will come back

( lalu gambar kembali berubah di mana Team Uchiha terdapat Issei yang berubah menggunakan Armor merah dengan Sasuke yang mengeluarkan Susano'o. )
Never, never, never never never say it

( Lalu layar berubah menjadi Team Naruto yang bersiaga dan kamera bergerak ke depan ke arah Naruto yang membuka matanya memperlihatkan mata kirinya yang menjadi Sharingan lalu layar menjadi hitam )

.

Chapter 60 : Dragon's Champion's Arc VI : The Battle Dragon's : Team Phenex vs Valstrax

.

Rabu, 10 Januari 2091

Arena Dragon's Champion's, Tokyo

10.00 AM

.

Sembilan hari telah berlalu, hari Dragon's Champion's : The Battle Dragon's pun tiba, tempat Lomba kali ini berada di Kota Tokyo. Arena yang akan menjadi tempat perlombaan dengan berukuran besar telah terdapat banyak penonton ada yang dari Konoha, empat besar negara lainnya serta berbagai manca negara yang mampir untuk menonton pertandingan.

Bahkan di luar Arena juga tampak banyak penonton yang mengantre agar bisa masuk ke dalam arena untuk menonton pertandingan kali ini, dan di berbagai sudut Arena juga terdapat banyak penjaga yang menjaga Arena pertandingan.

"Baiklah, kau boleh masuk, selanjutnya!" ujar petugas pemeriksa tiket mempersilahkan penonton yang telah membeli tiket untuk masuk lalu memanggil antrian berikutnya.

"Tolong dua tiketnya," ucap seorang pemuda rambut biru berpakaian rapi kemeja hitam dengan celana cokelat panjang dengan perempuan rambut kuning panjang menggunakan topi pantai menggunakan gaun putih selutut.

Sang petugas yang mendengar itu pun melihat dua orang tersebut sesaat, "Nyonya bisa kah kau membuka topimu sebentar?" tanya sang petugas, sang perempuan yang mendengar itu pun mengangkat topinya lalu sang petugas melihat sebuah poster di dalam tempatnya yang dimana terdapat gambar seorang perempuan rambut putih panjang dengan mata berwarna merah, sementara perempuan di depannya memiliki rambut berwarna kuning dengan mata berwarna biru, tapi perempuan di depannya memiliki bentuk wajah yang sama.

"Nyonya... Apa kau..."

Deg!

Seketika petugas itu pun tersentak dan terdiam beberapa saat lalu mengambil dua tiket berbentuk card lalu memberikan stampel pada card tersebut.

"Apakah kalian orang luar negeri?" tanya petugas tersebut. "Ya... Kami datang dari jauh untuk melihat pertandingan ini dari dekat," jawab pria rambut biru sambil tersenyum.

"Souka? Lalu... Siapa yang akan kau dukung? Apakah kau akan mendukung Uzumaki Naruto? Kau tahu dia sangat hebat sekali," ucap petugas itu sambil memberikan dua card itu pada dua orang di depannya. "Ya, aku tahu dia... dia memang sangat hebat, aku adalah penggemarnya," ucap pria rambut biru sambil tersenyum dan menerima tiketnya serta memberikan satu tiketnya lagi pada perempuan di sampingnya.

"Benarkah? Kau berada di pihak yang tepat bung, baiklah kalian bisa lewat, selanjutnya!" ujar sang petugas membiarkan mereka lewat lalu memanggil antrean selanjutnya. Sang pria rambut biru dan perempuan rambut putih itu pun memasuki pintu masuk arena dan setelah masuk sang pria menyeringai mengerikan.

"Ya... Aku tahu dia... Dan aku akan membuatnya mengalami sesuatu yang buruk," ucap Pria tersebut. "Sebaiknya kau tidak berlebihan, karena ingat... Riga-kun meminta kita hanya untuk membuatnya memperkuat kekuatan matanya itu," ucap sang perempuan membuat pria di sampingnya mendengus pelan.

"Kheh! Aku tahu itu, tapi tidak ada salahnya bermain-main dengannya bukan," balas pemuda tersebut, "selain itu, kau hampir saja ketahuan... Seharusnya kau berterima kasih padaku karena mempengaruhi pikiran orang tadi."

Sang perempuan yang mendengar itu menggunakan topinya kembali sambil mendengus pelan, "Hmph, Aku tidak Sudi berterima kasih padamu."

Ya... Mereka adalah Gold Hyakashi dan Skadi, mereka telah sampai 8 hari sebelum pertandingan di mulai di Konoha melalui jalur laut, karena kabar mengenai Skadi yang berhasil melarikan diri telah tersebar di seluruh dunia.

Penjagaan ketat pun di lakukan di seluruh Dunia untuk menangkap Skadi kembali termasuk Konoha, namun berkat kemampuan Gold, mereka berhasil melewati pemeriksaan dengan mudah lalu mengganti identitas mereka.

Setelah masuk lebih dalam, akhirmya mereka pun sampai di dalam arena yang telah terdapat banyak penonton, Gold serta Skadi yang melihat itu terdiam sesaat lalu kembali melanjutkan langkah mereka mencari tempat duduk untuk menonton pertandingan.

.

.

Tempat Peserta

.

Beralih ke tempat peserta pertandingan yang ada di bawah Arena, tampak para peserta tengah bersiap dengan perasaan gugup, namun berbeda dengan peserta yang menduduki urutan 10 besar.

Mereka tampak bersiap dengan tenang dan siap untuk melakukan pertandingan kali ini. "Akhirnya tiba juga ya, Danchou," ucap pemuda rambut kuning kepada pemuda rambut putih dengan beberapa helai rambut merah di sampingnya.

"Ya... Apa kalian sudah siap?" balas Pemuda rambut putih tersebut lalu melihat ke arah anggota teamnya. "Ya, kami sudah siap," jawab Perempuan rambut pink dengan senyum semangat bersama yang lainnya.

"Ngomong-ngomong, Danchou... Apa kau sudah melakukan ritualmu sebelum ke sini?" tanya Pemuda rambut kuning membuat pemuda rambut putih di sampingnya meliriknya kebingungan.

"Ritual apa?"

"Ciuman keselamatan dari para calon istrimu," jawab pemuda rambut kuning membuat pemuda rambut putih yang di sampingnya mendengar itu merona pipinya.

"A-Ah, itu...," gumam pemuda rambut putih sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal sesaat, "um... Aku sudah melakukannya." Pemuda rambut kuning yang melihat tingkah ketuanya yang sudah berubah tersenyum tipis.

"Lalu... bukankah arena ini terlalu kecil untuk pertandingan kali ini, Danchou. Jika naga yang kita lawan terbebas bukankah sangat berbahaya?" tanya pemuda rambut kuning sambil melihat luasnya arena yang baginya tidaklah cukup untuk menghentikan naga-naga yang akan mereka lawan.

"Aku juga tidak tahu, aku tidak sempat menanyakan masalah arena pertandingan karena aku pikir para panitia sudah menyiapkan arena yang besar," jawab pemuda rambut putih.

"Lalu... Apa kau akan menggunakan kekuatanmu 'itu', Danchou?"

"Aku sudah bilang kan... aku akan usahakan tidak menggunakannya, tapi jika situasinya seperti saat mengamuknya Leviathan... Aku tidak memiliki pilihan lain."

"Sebaiknya kau menyerah di pertandingan ini." Pemuda rambut putih serta pemuda rambut kuning yang mendengar itu menoleh ke samping mereka dan terlihat sebuah kelompok dengan beberapa orang datang dan berdiri di samping mereka, "kau bahkan tidak memiliki partner naga, kau tidak akan bisa memenangkan pertandingan ini," lanjut seorang pemuda berambut raven.

Pemuda rambut putih yang mendengar itu terdiam beberapa saat dan setelah itu pemuda itu pun menahan tawanya sesaat lalu tertawa cukup keras.

"Pfft... Hahahaha! Aku? Tidak akan bisa memenangkan pertandingan ini?" balas pemuda rambut putih sambil menaikkan sebelah alisnya, "maaf saja... Dari seluruh pertandingan selama ini... Siapa kah yang paling banyak menduduki posisi pertama, Sasuke Uchiha-sama?" tanya pemuda rambut putih kepada pemuda berambut raven bernama Uchiha Sasuke.

"Jika kau memang menganggap kami atau pun aku tidak bisa menang, maaf saja... Aku sarankan kau sebaiknya melihat berkaca karena sebenarnya kaulah yang tidak akan bisa memenangkan pertandingan ini," lanjut pemuda rambut putih, "kau berkata dirimu kuat? Di perlombaan sebelumnya kau bahkan hampir mati karena bertarung dengan Bee-san..."

Sasuke yang mendengar itu mengepalkan tangannya dengan kuat, "Apakah itu kau sebut kuat? Aku rasa tidak," lanjut pemuda rambut putih sambil memandangnya dengan senyum meremehkan, "kau itu sudah lemah, jadi sebaiknya kau mengakui saja kekalahanmu, Sasuke Uchiha-sama yang lemah."

Sasuke yang mendengar itu berniat menyerang orang yang ada di hadapannya, namun pemuda rambut kuncir menahannya untuk tidak menyerangnya.

"Shikamaru! Lepaskan aku!"

"Jangan bodoh! Kau membuat team kita menjadi pusat perhatian! Dan jika kau menyerangnya kita akan di diskualifikasi!" balas pemuda rambut hitam di ikat kunci bernama Shikamaru memperingati Sasuke.

Sasuke yang mendengar itu menoleh ke sekitarnya dan benar saja banyak team lain yang melihat ke arahnya, Sasuke yang melihat itu menggeram lalu menatap tajam ke arah pemuda yang ada di depannya.

Perempuan rambut hitam yang ada di team Sasuke merasakan ada yang menatapnya menoleh dan ia melihat perempuan rambut putih sebahu yang ada di team pemuda rambut putih tengah menatapnya diam lalu mengalihkan pandangannya.

Perempuan rambut hitam yang melihat itu terdiam dengan wajah sedih lalu ia pun mengalihkan pandangannya dari perempuan itu.

"Kau... Aku akan memberi pelajaran di Final Tournament nanti, Uzumaki Naruto!" ucap Sasuke dengan nada mengancam, pemuda rambut putih yang tak lain adalah Naruto yang mendengar itu terdiam beberapa saat dan setelah itu dirinya pun tersenyum meremehkan kepada Sasuke.

"Coba saja... Aku akan menunggumu di Final." Sasuke yang mendengar itu lalu melepaskan tangan Shikamaru yang menahannya dengan kasar lalu kembali berdiri sedikit lebih jauh dari kelompok Naruto.

Shikamaru yang melihat itu menghembuskan nafasnya pelan lalu melirik team Naruto sesaat dan mengikuti ketuanya, di ikuti yang lainnya dengan Hinata serta Rias paling belakang.

"Hyuuga-san, Gremory-san," panggil Naruto membuat langkah mereka terhenti lalu menoleh ke arahnya, "berhati-hatilah," ucap Naruto, Hinata serta Rias yang mendengar itu mendengus pelan lalu melanjutkan langkah kaki mereka mengikuti team mereka.

"Danchou, apa hubunganmu dengan mereka? Kau memperlakukan mereka berdua berbeda dari yang lainnya walau pun dia musuh kita," tanya pemuda rambut kuning yang tak lain adalah Kiba dengan wajah penasaran.

"Tidak akan aku beritahu, jika aku memberitahumu kau hanya akan memperkeruh suasana saja," jawab Naruto dengan wajah risih, Kiba yang mendengar itu menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum tanpa dosa.

"Ya... Melihat Danchou di tuntut oleh para calon Istri Danchou itu, entah kenapa tontonan menarik untukku."

Bugh!

"Ugh!"

.

Beralih di tempat penonton, di salah satu penonton terdapat Asia, Kurumi, Aiz, Whizly, Lappland, Texas, Kiyohime, Charlotte serta Yasaka yang duduk bersama untuk menyaksikan pertandingan kali ini.

Pertandingan kali ini akan menjadi penentu untuk pertandingan selanjutnya yaitu Tournament Dragon Champions, di mana hanya akan di cari 10 besar saja dan sisanya di nyatakan telah kalah dan tidak akan bisa mengikuti pertandingan selanjutnya.

Di tempat para panitia perlombaan, juga telah terdapat Sona, Serafall, Tsunade, Shizune yang telah duduk di kursi mereka, begitu juga di tempat para pimpinan lima negara besar yang telah duduk di tempat mereka bersama pengawal mereka.

"WOOOOHOOOOO! Selamat pagi Minna-san!" Suara menggelegar pun seketika terdengar di seluruh arena. "WWOOOOOOOOOOOOHHHHHH!" dan suara menggelar itu pun di balas dengan meriah oleh seluruh penonton yang telah memenuhi stadion.

"Selamat tahun baru 2091 bagi kalian semua!"

"Sungguh tidak terasa pertandingan The Battle Dragon's telah tiba dan pertandingan ini akan menjadi penentu untuk pertandingan selanjutnya yaitu Tournament Dragon's Champion! Di mana di pertandingan tersebut kita hanya akan mencari 10 team terbaik dan karena itu seluruh peserta yang tersisa kali ini harus berusaha mencari 10 besar!"

"Baiklah kita langsung saja! Inilah seluruh team yang tersisa di pertandingan kali ini!"

Setelah itu seluruh peserta yang ada di bawah stadion pun keluar secara bersamaan dan seketika suara meriah dari para penonton pun kembali terdengar.

"Whitefox! Whitefox! Whitefox! Ganbatte!"

"Kyaaaaa! Naruto-kun!"

"Ikuzo! Naruto!"

Naruto yang melihat di salah satu tempat penonton di penuhi pendukungnya bahkan terdapat bendera dengan lambang teamnya serta spanduk berukuran besar tersenyum canggung. Setelah semua memasuki arena, seluruh peserta pun berhenti di tengah-tengah arena.

"Pertandingan kali ini telah tersisa 15 Team dari 100 Team di awal Dragon's Champions di mulai! Namun dari 15 team yang tersisa, hanya 10 team yang akan terpilih untuk lanjut ke babak selanjutnya, siapakah saja kah di antara mereka yang akan menjadi 10 besar?!"

"Saaa! Sebelum mulai pertandingan ada baiknya kita memperkenalkan masing-masing Team yang tersisa!"

"Team yang menduduki peringkat 15 di pertandingan The Sea Dragon's sebelumnya, yaitu..."

"Mencari 10 team besar ya, kira-kira siapa saja yang akan mendapatkan posisi 10 besar di pertandingan ini, Danchou?" tanya Kiba sambil melihat ke arah Naruto yang ada di sampingnya. Naruto yang mendengar itu melirik Kiba sesaat lalu melirik ke seluruh team yang tersisa hingga terhenti di team Raider tepatnya ke arah Shion.

Semenjak kejadian saat pertarungannya melawan Shion dan memaafkannya, dirinya tidak pernah bertatapan serta saling berbicara dengannya kembali, ia juga teringat dengan cerita ibunya bahwa Shion adalah kunci utama dari segel Mouryuu.

Karena Shion terpuruk atas kesalahannya terhadapnya, segel Shion melemah dan itu membuatnya bisa menciptakan pasukan untuk memburunya, maka dari itu dulu banyak orc yang menyerang kota Konoha.

Karena segelnya melemah, Ibunya memintanya untuk memaafkan Shion karena dirinya lah yang membuat Shion terpuruk serta membuat segelnya melemah. Awalnya dia ingin menolak namun melihat wajah kekhawatiran ibunya serta mengingat penyerangan pasukan Mouryuu di Konoha dulu akhirnya ia pun memutuskan memaafkan Shion berharap segel Mouryuu telah menguat kembali.

Namun yang membuatnya penasaran, apakah hubungan Ibunya dengan Mouryuu, kenapa dia sangat khawatir sekali jika naga tersebut terbebas.

"Danchou!" Naruto yang di panggil tersentak lalu menoleh ke arah Kiba yang menatapnya khawatir, "ada apa, Danchou?"

"Ah... Tidak... Bukan apa-apa, aku hanya melamun tadi," jawab Naruto sambil menyentuh keningnya lalu menggelengkan kepalanya sesaat, "hah... Tadi kau meminta pendapatku siapa yang akan menduduki 10 besar ya."

"Aku pikir tidak akan ada perubahan, yang akan menduduki 10 besar tetap seperti ini," jawab Naruto sambil melipat tangannya di dada, "Kelompok Phenex hanya sedikit menduduki peringat 10 besar dari awal pertandingan hingga sekarang, jadi mereka tidak mungkin bisa melanjutkan pertandingan berikutnya."

"Selain itu, Blue Lotus serta Black Lotus, mereka sangat kuat bahkan mereka selalu bersaing menduduki peringkat 9 serta 10, bahkan mereka bisa saja saling bergantian posisi dari awal pertandingan hingga saat ini."

"Lalu bagaimana denganmu, Kuso-Barbie?" tanya Naruto sambil melirik Kiba. "Bisakah kau memanggilku dengan normal, Danchou?" pinta Kiba dengan sweatdrop di kepalanya karena panggilan Naruto.

"Tidak, kau sangat cocok dengan panggilan itu karena kau cukup menyebalkan," jawab Naruto acuh membuat Kiba tertawa pelan. "Kalau pendapatku, aku juga sama seperti Danchou," jawab Kiba membuat Naruto terdiam sesaat lalu melirik ke seluruh peserta yang tersisa.

"Team yang menduduki peringkat 11! Mereka adalah Team Phenex!"

"Lalu! Team yang menduduki peringkat 10! Mereka adalah Team Black Lotus!"

"Berikutnya yang menduduki peringkat 9! Mereka adalah Team Blue Lotus!"

"Team yang menduduki peringkat 8! Mereka adalah Team yang berasal dari Kota Kirigakure! Team Yagura!"

"Selanjutnya! Mereka adalah Team yang berasal dari Kota Kirigakure! Team yang menduduki peringkat 7, Team Yugito!"

"Berikutnya! Team yang menduduki peringkat 6, Mereka adalah Team yang berasal dari Kota Sunagakure! Team Gaara!"

"Lalu team yang menduduki peringkat 5! Mereka adalah Team yang berasal dari Kota Iwagaku! Team Roshi!"

"Selanjutnya! Team yang menduduki peringkat 4! Mereka adalah Team yang berasal dari kota kecil bernama Takigaku! namun jangan remehkan mereka karena mereka selalu menduduki peringkat 10 besar dari awal pertandingan hingga saat ini! Mereka adalah Team Lucky Seven Star!"

"Berikutnya! Team yang menduduki peringkat 3! Mereka berasal dari kota yang sangat jauh bernama Hyotogaku! Mereka juga selalu berhasil menduduki posisi 10 besar! Jadi jangan remehkan mereka! Mereka adalah Team Kirito!"

"Lalu! Team yang menduduki peringkat 2! Mereka adalah Team yang berasal dari Kota ini yaitu Kota Konoha! Team yang dulunya selalu menduduki posisi pertama dan tak terkalahkan di empat lomba Dragon's Champions saat ini menduduki posisi ke 2! Apakah mereka bisa menjadi posisi pertama kembali dengan kemenangan berturut-turut?! Mereka adalah Team Uchiha!"

"Team yang terakhir! Team yang selalu menduduki posisi pertama! Team yang berasal dari kota Konoha Juga! di pimpin oleh seseorang yang selalu memberikan kejutan kepada kita semua dan orang yang sangat mendunia! Orang yang mendapat julukan sebagai orang terjenius dari seluruh dunia! Mereka adalah Team WhiteFox!"

"WOOOOOOOAAAAAAAAAAHHHHHH!"

Seketika seluruh arena di penuhi dengan suara teriakan penonton yang menggelegar, Skadi yang ada di antara penonton bahkan harus menutup kupingnya kuat-kuat dengan wajah sedikit kesal.

"Baiklah! Setelah pengenalan para peserta yang tersisa, sekarang mari kita menuju aturan pertandingan kali ini!"

Twing!

Seketika di depan para peserta lomba muncul sebuah hologram besar dengan beberapa tulisan aturan pertandingan. "Aturan pertandingan kali ini! Pertama, kalian di harus menjinakkan naga yang akan kalian lawan atau melumpuhkannya! Kami telah memilih lima naga yang akan menjadi lawan kalian, satu team melawan satu naga yang akan terpilih secara acak! Kalian harus bisa menjinakkan naga tersebut dengan cara apa pun seperti kalian menjinakkan partner naga kalian!"

"Ke dua! Di usahakan untuk tidak membuat luka berat pada Naga yang kalian lawan! Lima naga yang terpilih ini merupakan Naga yang sangat langka bahkan Jumlahnya bisa di hitung dengan jari! Namun karena kelangkaannya mereka juga memiliki kekuatan yang hebat, alasan kami memilih mereka juga karena suatu saat kalian pasti akan melawan naga-naga yang kuat secara tidak sengaja maka dari itu persiapkan diri kalian dari sekarang untuk mencoba menjinakkan mereka."

"Ke tiga! Di larang menggunakan Genjutsu untuk menjinakkan naga! Para panitia telah berdiskusi mengenai hal ini, karena insiden lomba lalu di mana Leviathan mengamuk, ada kemungkinan seseorang mengendalikannya, jadi di perlombaan kali ini di harapkan untuk tidak menggunakan Genjutsu untuk mengendalikan Naga, jika di temukan maka kalian otomatis di Diskualifikasi!"

"Lalu, jika kalian tidak kuat dalam pertarungan dan naga-naga yang kalian mencoba membunuh kalian, kami telah menyiapkan alat untuk keselamatan kalian."

Setelah itu beberapa petugas memasuki Arena dan memberikan setiap tim sebuah lencana mini. "Lencana?" gumam Hinata menatap lekat lencana yang dia terima, semua yang menerima benda itu menatap bingung, apakah lencana ini akan menjadi alat keselamatan mereka.

"Lencana yang kalian terima itu adalah alat Pelindung, alat itu akan mendeteksi bahaya yang datang dan akan menciptakan sebuah pelindung yang kuat, namun untuk berjaga-jaga, kami juga akan menyiapkan petugas di arena pertarungan jika saja pelindung kalian hancur."

"Lalu, aku yakin di antara kalian berpikir ukuran arena seperti ini tidak memungkinkan untuk melakukan pertandingan, tapi kalian tidak perlu khawatir."

Swush!

Seketika semua peserta tersentak ketika merasakan sesuatu pada tubuh mereka seperti di pindahkan ke suatu tempat, semua penonton yang melihat para peserta telah hilang dari tempat mereka melebarkan mata mereka, "Ke mana mereka semua?" gumam Skadi sambil melirik sekitarnya

"Barusan itu apa?" gumam Kiyohime sambil melihat sekitarnya dengan wajah kebingungan. "Tadi mereka seperti berpindah ke suatu tempat," gumam Yasaka yang juga melirik sekitarnya.

Twich!

Seketika Hologram yang awalnya menunjukkan peraturan pertandingan pun berubah menjadi beberapa bagian berukuran besar dan menampilkan gambar seluruh peserta di sebuah tempat.

.

"Danchou... ini...," gumam Kiba sambil melihat ke arah Naruto. "Ya... Ternyata... Arena ini sama seperti Space Room milikku," balas Naruto.

Semua peserta seketika terkagum karena Arena yang harusnya ada di kota berubah tempat menjadi sebuah tempat yang luas di penuhi rumput hijau, hutan dan pegunungan.

"Welcome to Dimension Arena!"

"Sugoii," gumam Asuna sambil melihat sekitarnya, "saat ini kalian ada di dimensi ciptaan layaknya sebuah permainan, dimensi ini memiliki batas yang cukup luas layaknya satu pulau, jadi kalian tidak perlu takut jika para naga terbebas."

.

"Jadi mereka akan bertarung di tempat seperti ruangan milik Sensei ya," gumam Texas sambil melipat tangannya di dada. "Mungkin ini juga salah satu antisipasi agar tidak mengendalikan para Naga dan membahayakan nyawa orang lain," gumam Kurumi.

Sementara di puncak Arena, tampak beberapa pasukan Servant berjaga sambil menonton pertandingan, mereka sama-sama menggumam menyemangati satu orang.

"Berjuanglah, Naru-kun/Naruto-kun."

.

"Saaa! Mari kita mulai pertandingannya! Pertandingan pertama di mulai dari team yang menduduki peringkat 15! Melawan..."

Twich!

Seketika di depan para peserta muncul sebuah gambar naga Valstrax lalu berganti-ganti dengan cepat hingga berhenti di sebuah gambar naga Narcacuga.

"Nargacuga!"

.

Seketika di tengah arena pun dari bawah keluar Naga Nargacuga dalam keadaan di ikat beberapa rantai serta di jaga beberapa orang, lalu menghilang dan muncul di tempat para peserta.

.

"Baiklah! Untuk team yang menduduki peringkat 15 kalian akan tetap di sini, sementara sisanya akan di kembalikan ke arena dan bersiap untuk pertandingan berikutnya!"

Swush!

Seluruh peserta yang tersisa pun kembali muncul di tengah arena lalu berjalan menuju post team mereka untuk menyaksikan pertandingan dan bersiap-siap untuk giliran mereka.

Sementara di dalam ruang dimensi team yang menduduki peringkat 15, mulai bersiap ketika rantai naga Nargacuga mulai di lepaskan.

"Baiklah! Dengan begini, pertandingan pertama The Dragon's Battle! Di mulai!"

"WOAAAAAAAAHHH!"

"Pertandingan pertama Nargacuga ya, sepertinya mereka akan kalah dengan cepat karena kebrutalan naga itu," gumam Perempuan rambut pink dari team Naruto yang tak lain adalah Julis. "Jangan berkata begitu, Julis-chan," balas Naruto sambil meliriknya membuat Julis tersentak.

"Hanya karena kita menjadi posisi pertama dan kuat jangan terlalu merendahkan musuhmu, setidaknya hargai mereka. Walau kekuatan mereka seperti itu, mereka harus di apresiasi karena telah sampai sini," ucap Naruto memberi nasehat membuat Julis menundukkan kepalanya.

"Go-Gomen, Danchou," ucap Julis meminta maaf memang apa yang di katakan Naruto ada benarnya, dirinya terlalu merendahkan musuhnya padahal mereka telah berjuang sampai sini.

Setelah sampai di depan ruangan mereka, Naruto menghentikan langkahnya membuat yang lainnya menatap bingung dirinya, "Kalian masuklah lebih dahulu, aku baru ingat memiliki urusan dengan seseorang," ucap Naruto menatap yang lainnya secara bergantian.

"Heh? Dengan siapa?" tanya Tohka dengan nada menuntut, Naruto yang mendengar itu menepuk kepala Tohka dengan pelan sambil tersenyum tipis. "Rahasia," jawab Naruto membuat Tohka menggembungkan pipinya.

"Jaa, aku pergi dulu," ucap Naruto sambil melangkah pergi meninggalkan anggotanya. "Kira-kira siapa yang ingin di temui, Danchou?" tanya perempuan rambut silver yang tak lain adalah Kirin.

"Entahlah, dia juga tidak memberitahuku," jawab Kiba sambil menggelengkan kepalanya tidak tahu, "tapi sebaiknya kita tidak mengikutinya, jika Danchou bilang dia memiliki urusan pribadi dengan seseorang maka kita tidak berhak mengetahuinya."

"Aku setuju. Danchou memiliki banyak kenalan di Kota ini, mulai Divisi Intel, Servant Konoha dan lain-lainnya, bisa saja Danchou punya urusan dengan mereka, jadi sebaiknya kita tidak ikut campur," timpal perempuan rambut kuning yang tak lain adalah Claudia.

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan mereka untuk menonton pertandingan yang berlangsung serta bersiap untuk giliran mereka.

Di sisi Naruto, saat ini dia menghentikan langkahnya di sebuah ruangan yang merupakan tempat Team Phenex berada, Naruto memandang diam ruangan itu sesaat lalu bersandar di dinding ruangan itu sambil menatap ke arah jendela yang ada di depan ruangan menampilkan pertandingan kali ini.

"Aku akan menonton di luar saja." Naruto yang mengenal suara itu melirik ke sampingnya hingga pintu ruang kelompok Phenex terbuka memperlihatkan Shion yang keluar dari ruangan tersebut lalu menutup pintu ruangan itu.

Shion yang merasakan ada seseorang di dekatnya pun menoleh dan ia tersentak karena orang tersebut adalah Naruto. "N-Naruto-kun," gumam Shion tergagap. "Shion-san... apakah kau punya waktu? Ada yang ingin aku bicara denganmu," tanya Naruto dengan wajah tenangnya.

Shion yang mendengar itu tersentak, biasanya Naruto akan memanggil marganya saja lalu mencaci maki, serta berkata kasar terhadapnya, ia juga biasanya akan menatap benci dirinya. Namun kali ini, Naruto memanggil namanya, berbicara serta menatapnya dengan normal, tidak ada bahasa kasar serta tatapan kebencian kepadanya, artinya Naruto benar-benar telah memaafkannya.

"Kau dengar aku... Shion-san?" Shion yang mendengar itu tersentak lalu menganggukkan kepalanya. "U-Um, aku punya waktu luang kok, N-Naruto-kun," jawab Shion dengan pipi merona tipis.

"Lagi pula... Aku tidak mau berdiam di ruangan ini lama-lama karena pemandangan yang memuakkan," lanjut Shion sambil melirik ruangan teamnya dengan tatapan muak. Naruto yang mendengar itu melirik ruangan Phenex sesaat di mana dia bisa mendengar suara para perempuan yang sangat berisik di dalamnya.

Boom!

Naruto yang mendengar itu menggeram marah lalu memukul dinding di samping ruangan Phenex dengan sangat keras lalu berdiri dari bersandarnya, "Aku mengerti, kalau begitu ikut aku," ucap Naruto lalu melangkah pergi menjauh dari ruangan itu di ikuti Shion di belakangnya.

Setelah mendapat tempat yang tepat untuk berbicara berdua, Naruto pun menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya ke arah Shion.

"Kita akan berbicara di sini saja, kau tidak keberatan?" tanya Naruto sambil bersandar di salah satu dinding, Shion yang mendengar itu menganggukkan kepalanya.

"Jadi... Apa yang kau ingin bicarakan denganku, Naruto-kun?" tanya Shion sambil mengusap tangannya, dirinya sangat gugup karena sudah sangat lama tidak berbicara berdua dengan Naruto.

"Woootooo! Tampaknya Team Hyazaka tidak bisa melanjutkan pertandingan, dengan begini mereka di nyatakan tidak bisa menuju Tournament Dragon's Champion's!"

Mereka yang mendengar itu menoleh ke arah arena dan mereka bisa melihat team Hyazaka yang menduduki peringkat 15 telah kalah dengan cepat, Naga Nargacuga yang mengamuk mulai di tenangkan pihak keamanan dan di rantai kembali. Lalu mereka pundi kembalikan kedunia nyata dan setelah itu tim medis bertindak cepat menyelamatkan team Hyazaka.

"Baiklah! Mari selanjutnya kita menuju pertandingan berikutnya! Team Itomi silahkan memasuki arena! Dan bersiap untuk melawan..."

Layar hologram besar pun kembali memunculkan gambar valstrax lalu berganti-ganti dengan cepat hingga berhenti di gambar Velkhana.

"Velkhana!"

"Shion-san... Bagaimana keadaanmu saat ini?" tanya Naruto sambil melirik ke arahnya, Shion yang mendengar itu terdiam sesaat lalu menjawab pertanyaan itu. "Keadaanku baik-baik saja semenjak terakhir kali kita bertarung, Naruto-kun," jawab Shion membuat Naruto terdiam.

"Lalu... Arigato karena kau telah mau memaafkanku, Naruto-kun."

"Um... setelah aku pikir-pikir... aku memang harus mendengar alasanmu... dan karena itu merupakan sesuatu yang penting aku tidak menanam kebencian terhadapmu," ucap Naruto sambil memejamkan matanya sesaat lalu membukanya kembali, "selain itu... Kau adalah gadis keturunan Miko yang memegang kunci segel Mouryuu, karena rasa penyesalanmu terhadap aku, kekuatan Segel Mouryuu menjadi melemah dan membuat waktu itu dia bisa mengirim pasukannya untuk mencarimu, karena tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, aku memaafkanku berharap hatimu yang masih ada penyesalan menjadi tenang agar segel Mouryuu menguat kembali."

Shion yang mendengar itu tersentak, ia kembali menundukkan kepalanya dengan wajah murung, jadi karena itu Naruto memaafkannya, dia memaafkannya karena Mouryuu, bukan untuknya serta perbuatannya yang membuat hati Naruto tersakiti.

Naruto yang melihat Shion menundukkan kepalanya dengan wajah murung terdiam sesaat lalu kembali berbicara, "Jika kau sedih karena aku memaafkanmu karena Mouryuu, kau salah, Shion-san." Shion yang mendengar itu kembali tersentak dan menatap kembali Naruto.

"Aku juga memaafkan perbuatanmu waktu itu." Shion yang mendengar itu menitikkan air matanya, akhirnya Naruto benar-benar memaafkannya, karena saking senangnya dia langsung mendekat ke arah Naruto dan memeluknya dengan erat.

"Arigato... Arigato, Naruto-kun."

Naruto yang di peluk Shion terdiam sesaat lalu membalas pelukan Shion dengan lembut.

"Um."

"Sungguh tidak di percaya! Velkhana berhasil melumpuhkan team Itomi dengan sangat cepat! Dengan begini Team Itomi tidak bisa melanjutkan pertandingan!"

"Kalai begitu, untuk Team Selanjutnya team Frantoma silahkan memasuki Arena! Kalian akan melawan..."

"Galvanecous!"

Setelah beberapa menit berpelukan, mereka pun melepaskan pelukan mereka dan menjaga jarak mereka dengan pipi merona tipis.

"Shion-san... Aku ingin mengembalikan sesuatu yang aku ambil darimu," ucap Naruto lalu mengeluarkan sebuah buku yang Shion kenal.

"Buku itu..."

"Ya... Maaf aku mengambilnya darimu saat kita memiliki hubungan tanpa izin, dan sekarang aku ingin mengembalikan ini padamu," ucap Naruto sambil menyerahkan buku di tangannya. Shion yang mendengar itu terdiam sesaat lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak... Tidak apa, Naruto-kun. Kau boleh menyimpan buku itu, aku memberikannya padamu sebagai permintaan maafku," ucap Shion membuat Naruto tersentak lalu menatap buku di tangannya.

"Jadi... Apakah kau hanya penjaga kunci segel Mouryuu atau kau juga menjaga segel Trimadon?" tanya Naruto membuat Shion menggelengkan kepalanya. "Trimadon sudah lama mati, Naruto-kun, awalnya aku memang memegang dua segel yaitu Mouryuu dan Trimadon, tapi saat aku merasa bersalah karena perbuatanku dan menyakiti hatimu, segel mereka berdua terlepas. Setelah mereka terbebas, Mouryuu menikam Trimadon dan mengambil kekuatannya, sebelum terjadi sesuatu yang lebih buruk Keluargaku dan bantuan Keluarga Phenex berhasil menyegel Mouryuu kembali," jawab Shion membuat Naruto tersentak.

"Jadi begitu," gumam Naruto lalu memejamkan matanya sesaat dan menatap serius Shion, "lalu... Sekarang bagaimana?"

"Apanya?"

"Mengenai hubunganmu dengannya?"

Shion yang mendengar itu menundukkan kepalanya sambil mengalihkan pandangannya ke arah layar hologram yang menunjukkan pertandingan team yang menduduki peringkat 13.

Blaaaaar!

"GROOOOAAAAAAAARRR!"

"Sangat di sayangkan sekali! Team Frantoma tidak bisa melanjutkan pertandingan!"

"Berikutnya Team Gyuma! Silahkan memasuki Arena! Dan kalian akan melawan!"

Latah hologram pun kembali berubah memperlihatkan gambar naga Valstrax lalu berubah menjadi naga Aphex dan kembali berganti dengan cepat hingga akhirnya terhenti di gambar Aphex.

"Aphex!"

"Jadi lawan Team Phenex nanti, Valstrax ya," batin Naruto karena yang tersisa hanyalah Valstrax dan Team Phenex. "Aku sangat tidak tahan bersamanya... kesombongannya, keangkuhannya, ke arogansinya, serta dia lebih mementingkan nafsu bejatnya itu," jawab Shion sambil mengelus tangannya, Naruto yang mendengar itu hanya melirik Shion diam.

"Aku tidak tahu kenapa orang tuaku menjodohkan ku dengan orang sepertinya hanya karena peraturan keluarga dengan alasan menjaga kestabilan segel Mouryuu, padahal tanpa aku menikah dengannya serta mengikuti peraturan bodoh itu, aku sudah bisa menjaga segel Mouryuu."

Naruto yang mendengar itu terdiam, memang benar jika hanya mengikuti peraturan keluarga, belum tentu semua aturan itu membawa kebaikan, kita hanya perlu mengikuti kata hati kita.

Puk!

Shion yang merasakan tepukan di kepalanya menoleh ke arah Naruto yang menatap diam dirinya, "Naruto-kun," gumam Shion dengan pelan. "Lakukan apa yang kau inginkan, dengarkan kata hatimu... Pilihanmu adalah jalan kehidupanmu," ucap Naruto membuat Shion terdiam mendengar itu.

"Jaa... Itu saja yang ingin aku bicarakan denganmu, sudah saatnya aku kembali ke tempat teamku, kau juga bersiaplah karena sebentar lagi giliranmu dengan teammu, sampai jumpa, Shion-san" ucap Naruto lalu melangkah pergi meninggalkan Shion yang menatapnya diam, "ah satu lagi," lanjut Naruto menghentikan langkahnya sesaat sambil melirik Shion

"Berhati-hatilah, Shion-san," ucap Naruto lalu melanjutkan langkahnya. Shion yang mendengar itu merona pipinya, setelah melihat Naruto menjauh, Shion kembali menundukkan kepalanya sambil menyentuh dada kirinya, "Ikut... Kata... Hatiku..."

.

.

~ Naruto : The Dragon Future ~

.

.

Room Team White Fox

.

Setelah sampai di ruangan teamnya, Naruto pun membuka pintu ruangan tersebut lalu masuk ke dalam dan ia bisa melihat anggotanya yang melihat ke arahnya.

"Kau lama sekali, Danchou!" ucap Tohka dengan wajah marah sambil berkecak pinggang, Naruto yang mendengar itu tertawa pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ahaha, Gomen-gomen, urusanku sedikit lebih lama dari yang aku kira," jawab Naruto sambil memberikan alasan, namun Tohka tidak menghilangkan wajah marahnya ketika mendengar itu. "Hmmm, kau tidak mencari perempuan lain kan, Naruto-kun!" balas Tohka sambil mendekati Naruto dan menatap tajam dirinya.

"Tentu saja tidak," jawab Naruto sambil tersenyum meyakinkan Tohka, "aku hanya menemui seseorang yang penting dan membicarakan beberapa hal saja, tidak lebih."

Tohka yang mendengar itu terdiam beberapa saat, lalu setelah itu ia pun menghilangkan wajah marahnya dan kembali menjadi tenang. "Hmmm, baiklah kalau begitu," balas Tohka, Naruto yang melihat itu tersenyum.

Lalu, Naruto pun mengaitkan salah satu tangannya ke pinggang Tohka dan menariknya ke arahnya, setelah itu ia pun mengarahkan wajah Tohka ke arahnya dan menciumnya sesaat.

Semua yang ada di ruangan melihat itu merona, terkecuali Koneko dan Irina yang mengembungkan pipinya. Tohka yang di cium oleh Naruto merona pipinya, "Anggap saja itu sebagai tanda bukti aku tidak berbohong," ucap Naruto sambil tersenyum, Tohka yang mendengar itu terdiam beberapa saat lalu sedikit menggembungkan pipinya.

Naruto yang tahu raut wajah itu mendekatkan wajahnya ke telinga Tohka dan berbisik, "Jika kau ingin lagi, kita lakukan setelah perlombaan," bisik Naruto membuat wajah Tohka memerah lalu mengangguk pelan.

"Oi, Danchou! Setidaknya lihatlah tempat!" ucap Julis dengan nada kesal, Naruto yang mendengar itu tertawa pelan sambil melirik ke arah Julis. "Haha, Gomen-gomen," ucap Naruto meminta maaf lalu menarik tangannya yang memeluk pinggang Tohka.

"Fufufu, kau benar-benar telah banyak berubah ya, Danchou," ucap Claudia sambil tertawa halus. "Bukankah itu bagus? Danchou biasanya yang akan di serang oleh para calon istrinya, namun kali ini sebaliknya," timpal Kiba sambil tersenyum.

"Ya... Walau terkadang Danchou masih sering di serang lebih duluan."

Setelah itu, Naruto pun berjalan ke salah satu kursi yang kosong lalu menduduki dan baru saja ya menduduki kursinya ia sedikit terkejut ketika Koneko serta Irina telah di sampingnya sambil mengembungkan pipi mereka.

"Na... ru... to-kun!" ucap Mereka kompak dengan nada menuntut, Naruto yang tahu kenapa mereka seperti itu tertawa canggung dan pada akhirnya ia pun memberikan mereka ciuman singkat juga.

"Apa kalian puas?" tanya Naruto dengan pipi merona, Irina dan Koneko yang telah mendapatkan ciuman juga tersenyum senang sambil menganggukkan kepala mereka lalu menyandarkan kepala mereka di bahu Naruto.

"Pertandingan selesai!"

Naruto beserta anggotanya yang mendengar itu seketika menoleh ke arah layar Hologram yang ada di ruangan mereka di mana menunjukkan team yang menduduki peringkat 12 pada tidak sadarkan diri serta para pihak keamanan yang berusaha menenangkan naga Aphaxe.

"Sungguh di sayangkan sekali, tampaknya Team ... juga tidak bisa mengikuti pertandingan berikutnya!"

"Sayang sekali mereka tidak bisa mengikuti pertandingan berikutnya," gumam Kirin menatap kasihan kepada para peserta yang telah di kembalikan ke tengah arena dan di tandu oleh tim medis.

"Tapi akan lebih bagus jika mereka memang berakhir di sini saja," balas Naruto, "pertarungan berikutnya akanlah lebih berat lagi dan kekuatan mereka belum memadai jika mereka mengikuti pertarungan selanjutnya."

"Tapi mereka harus patut di apresiasi karena telah sampai sini dengan kekuatan mereka itu," lanjut Naruto sambil tersenyum.

"Baiklah! Sekarang mari kita ke Team berikutnya! Team Phenex silahkan memasuki arena!"

"Akhirnya giliran mereka," gumam Kirin sambil fokus ke arah layar hologram. "Benar juga... Danchou... maaf jika aku bertanya...," ucap Kiba sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bagaimana... hubunganmu dengannya ?" tanya Kiba sambil menatap Naruto yang terdiam, "terakhir kali kalian saling bertarung dan tidak pernah saling berbicara... Apakah... Kalian sudah berbaikan?"

Semua yang mendengar itu juga penasaran, karena memang apa yang di katakan oleh Kiba ada benarnya. Naruto yang mendengar itu terdiam beberapa saat lalu menghembuskan nafasnya pelan, "Ya... Aku sudah berbaikan dengannya," jawab Naruto membuat semua yang di sana bernafas lega, tidak ada lagi permusuhan di antara mereka.

Akhirnya team Phenex pun telah memasuki arena pertandingan dan berdiri di tengah arena. "Baiklah! Karena empat naga dari lima naga telah melakukan pertandingan, tersisa satu naga lagi yang belum melakukan pertandingan dan naga itu adalah Valstrax!"

"Dengan kata lain, Team Phenex akan melawan Naga yang di juluki Komet Argent! Valstrax!"

Tak lama setelah itu beberapa meter di depan team Phenex, dari bawah keluar Naga Valstrax yang di ikat banyak rantai besi yang tebal serta lebih banyak pihak keamanan.

"Tampaknya dia lebih banyak di jaga serta di rantai dari pada naga-naga sebelumnya," gumam Kirin sambil menyentuh dadanya menatap kasihan Valstrax. "Itu wajar, mengingat kekuatan dia sangat besar di banding empat naga lainnya," balas Naruto sambil menatap serius ke layar hologram.

"Berhati-hatilah, Shion-san."

Shion yang ada di arena pertandingan menatap diam naga Valstrax yang memberontak dari kekangan rantai yang mengikatnya. "Tidak aku sangka, kita akan bertarung melawan Valstrax," gumam Yubelluna sambil mengibas rambutnya dengan anggun.

Sementara Raiser yang melihat naga Valstrax merasa mudah di kalahkan menyeringai, "Khahaha! Sepertinya naga ini sangat mudah di kalahkan! Ayo cepat mulai pertandingannya!" ucap Raiser yang tak sabar melawan Valstrax.

Seketika layar Hologram besar muncul di depan mereka memperlihatkan gambar tempat lalu berganti-ganti dengan sangat cepat hingga berhenti di sebuah peta dengan hutan yang luas serta sebuah gunung yang menjulang tinggi.

Setelah itu mereka pun di pindahkan ke tempat berdasarkan map tersebut. Para pihak keamanan pun langsung menjauh ke tempat aman meninggalkan Team Phenex serta naga Valstrax.

"Mari kita mulai."

"Baiklah! Kalau begitu pertandingan Team Phenex melawan Valstrax!"

Para pihak keamanan yang sudah menjauh pun sama-sama menekan sebuah tombol dan setelah itu rantai yang mengikat Naga Valstrax pun terlepas.

Naga Valstrax yang terbebas pun mulai bergerak dan mengembangkan sayapnya yang besar, team Phenex yang melihat itu memasang posisi bertarung mereka.

Valstrax yang melihat itu menatap tajam ke arah Team Phenex, "KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAKK!" lalu Valstrax pun berteriak dengan sangat kerasnya ke arah team Phenex.

"Kalian semua...," ucap Naruto membuat semua anggotanya melihat ke arahnya, "mulai sekarang, perhatikan pertarungan para naga... Dengan begitu kita bisa menyiapkan strategi yang baru jika strategi yang kita buat tidak berhasil."

"Dimulai!"

"Tenanglah Naga, jika kau mau menyerah dan menurut padaku, kau tidak akan terluka," ucap Raiser sambil mengarahkan tangannya berusaha melakukan penjinakan.

"KYAAAAAAAAAAAAKKK!" Valstrax yang merasa terganggu dengan perbuatan Raiser kembali berteriak dengan keras, lalu dari sayapnya keluar api yang membuatnya terbang ke langit dengan sangat cepat hingga membuat hempasan angin yang sangat kuat.

"Ghhh! Cih! Dasar naga Sialan!" geram Raiser sambil menyilangkan tangannya menahan hempasan angin yang di buat Valstrax. Shion yang melihat Valstrax terbang seketika harus melebarkan matanya ketika naga itu berputar di udara lalu melesat dengan cepat ke arah mereka.

"Semua! Menghindar!" teriak Shion membuat semua terkejut dan langsung melakukan gerakan menghindar.

Swush! Blaaaar!

Begitu Valstrax mendaratkan kakinya, Sayap Valstrax juga menancap di tanah membuat hempasan angin yang kuat membuat Raiser, Shion serta anggota lainnya terpental.

"Ghh!" gumam Situs mengendalikan tubuhnya berhenti dari terpentalnya lalu menyiapkan pedang besar di punggungnya dan melesat ke arah Valstrax dengan cepat, "rasakan ini!" teriak Siris sambil mengayunkan pedangnya.

Mata merah Valstrax bergerak ke arah Siris dan setelah itu, dia pun mengayunkan ekornya hingga terkena Siris dan membuatnya terpental dan menabrak beberapa pohon.

"Siris!" teriak Mihae menatap khawatir temannya yang terkena serangan Valstrax. "Cih! Dasar naga Sialan!" teriak Isabela mengepalkan tangannya dengan kuat lalu meninju udara kosong hingga membuat semburan api yang mengarah ke badan Valstrax.

Blaar!

"Kyaaaaaaakkkk!" Valstrax yang terkena serangan Isabela berteriak dan ia pun menoleh ke arah Isabela dengan tatapan garang.

Twush!

Seketika dari sayap Valstrax keluar semburan api yang membuatnya melesat seperti roket ke arah Isabela. Shion yang melihat itu langsung berdiri di depan Isabela sambil memunculkan sebuah lingkaran berwarna ungu berjumlah 5 dengan ukuran berbeda-beda, ["Miko Kekkai!"] ucap Shion.

Blaar!

Cakar Valstrax pun membentur pelindung Shion namun kekuatan Kekkai Shion kalah dengan kekuatan Valstrax yang membuatnya terseret ke belakang bersama Isabela.

"Ghh! Kuat sekali!" gumam Shion berusaha menahan dorongan kuat Valstrax, dari udara terlihat dua perempuan bernama Ni dan Li yang bersiap dengan kepalan tinju mereka yang di lapisi kumpulan batu dan setelah dekat dengan Valstrax mereka pun mengayunkan tinju mereka.

"Hyaaaah!"

Blaar!

Kepala Valstrax pun terkena serangan Ni dan Li membuat Shion serta Isabela berhenti terdorong ke belakang, "kau... tidak apa... Isabela-san?" tanya Shion sambil mengatur pernafasannya.

"A-Ah, ya... Arigato, Shion," jawab Isabela berterima kasih karena di selamatkan dari serangan Valstrax. "Apa-apaan kekuatan naga ini, dia sangat kuat sekali," batin Shion menatap tajam ke arah tumpukan batu bekas dari tinju Ni dan Li.

"Haha! Rasakan itu naga jelek!" ujar Li dengan nada senang, sambil mengentakkan kakinya di bawah berbatuan di mana kepala Valstrax berada. "Rasakan kombinasi kekuatan kami itu," ujar Ni menimpali sambil beradu tinju dengan Li.

Naruto yang melihat itu dari ruangannya menghembuskan nafas, "Bodoh sekali, jangan kira dengan itu Valstrax sudah kalah," gumam Naruto.

Tak!

Shion yang melihat gerakan dari balik berbatuan melebarkan matanya, "Kalian! Menjauh dari sana!" ujar Shion membuat Ni serta Li kebingungan.

"Hah? Kena..."

Blaaar!

"Kyaaaakkkk!" seketika dari bawah berbatuan, Valstrax kembali bangkit dan berteriak dengan kerasnya. Shion dan Isabela yang melihat Ni dan Li terpental ke belakang dengan cepat menyelamatkan mereka dan menjauh dari Valstrax.

"Beraninya kau menyakiti para haremku!" teriak Raiser datang dari langit sambil melayangkan tinju api ke arah kepala Valstrax.

Blaaar!

Begitu tinju Raiser menghantam kepala Valstrax terjadi ledakan berukuran sedang. Raiser yang melihat Valstrax terkena serangannya menyeringai, namun itu Cuma sesaat karena dia harus terkejut ketika Valstrax tampak baik-baik saja terkena serangannya.

"Kh! Kau pasti bercanda," geram Raiser dalam batin, keterkejutannya semakin bertambah ketika sayap Valstrax berputar terbalik dan mengarah ke arahnya.

Sayap itu pun mulai mengeluarkan cahaya merah yang membuat Raiser melebarkan matanya kembali.

Twush!

Dari sayap Valstrax pun keluar semburan api yang kuat yang membuat Raiser terpental ke belakang dengan sangat cepat dan menabrak kaki pegunungan yang sangat tinggi.

"Raiser-sama!" teriak Isabela menatap khawatir ke tempat Raiser terpental. Shion yang juga melihat Raiser terpental tersentak ketika Valstrax melihat ke arah mereka dengan tatapan garang.

["Doto : Chijouha!"]

Seketika tanah di bawah Valstrax mulai berguncang membuat sang Naga bersiaga dan menoleh ke sumber suara.

"Lakukan sekarang!" teriak Xuelan dengan tinju menempel di tanah, dari belakang nya terdapat Siris yang berlari ke arah Valstrax. "Beraninya kau!" teriak Siris melesat dengan cepat ke arah Valstrax sambil menyiapkan pedangnya yang terbungkus aura putih.

["Hikkari : Byakuosensho!"] ucap Mihae muncul dari sisi lain sambil mengarahkan tangannya ke arah Valstrax.

Dari belakang Mihae pun, muncul beberapa lingkaran kuning yang mengeluarkan rantai emas yang langsung mengikat pergerakan Valstrax

["Futo : Ouryuu Tatsumaki!"] teriak Siris sambil mengayunkan pedangnya pada udara kosong dan setelah itu tercipta pusaran tornado angin yang menghantam Valstrax.

["Kyaaaaaaaaaakkkkkkk!"]

"Sekarang! Yubelluna!" teriak Siris sambil melihat ke udara, di mana terdapat Yubelluna yang melayang.

"Fufufu, rasakan lah ini," ucap Yubelluna memunculkan api dari tangannya lalu perlahan berubah menjadi petir berwarna merah, ["Raito : Akaizhenkkoku!"] lanjut Yubelluna lalu menembakkan petirnya ke pusaran Tornado Siris yang membuat terjadinya damage tambahan.

["Kato : Sanzatsuhou!"] ucap Ravel sambil menepuk tangannya ke depan dan seketika terjadi semburan api berbentuk burung yang melesat ke arah tornado yang di kombinasi petir merah.

Bwush!

Tornado badai itu pun berubah menjadi Tornado api yang sangat panas, penonton yang melihat itu terkagum-kagum dengan perbuatan Team Phenex. "Astaga... Mereka bodoh sekali," gumam Julis sambil mengusap wajahnya.

"Mereka malah melakukan sesuatu yang buruk," gumam Kiba menatap kasihan tes Phenex, sementara Naruto hanya diam tidak berbicara sedikit pun.

Bwush!

Seketika Tornado api yang membakar Valstrax mulai menyusut membuat Siris, Yubelluna, Mihae, Ravel melebarkan mata mereka.

"Apa yang terjadi?!" panik Siris, seketika tornado api yang menyusut pun menghilang masuk ke dalam tubuh Valstrax.

["KYAAAAAAAAAAAKKKK!"] seketika Valstrax berteriak dengan sangat keras dan saat dia berteriak terjadi ledakan gelombang api yang langsung membakar seluruh pepohonan di sekitarnya.

Siris yang melihat itu melebarkan matanya, karena saking terkejutnya dia tidak bisa melarikan diri, untungnya Yubelluna dengan cepat datang dan membawanya pergi menjauh dan bersembunyi di berbatuan, begitu juga Ravel yang di selamatkan oleh Mihae.

Ni dan Li yang melihat gelombang api menciptakan kubah tanah berlapis untuk melindungi mereka serta Shion dan Isabela. Xuelan yang melihat sebuah danau langsung melompat ke dalam Danau untuk menghindari gelombang api Valstrax.

Di tengah hutan yang terbakar, terlihat saat ini Valstrax berbeda dari yang sebelumnya di mana di kepalanya terdapat aura merah pekat, serta di bagian cakar, badan bawahnya, badan atas serta sayapnya.

Merasa gelombang api telah berhenti, Ni dan Li pun menghilangkan kubah tanah mereka dan mereka harus terkejut ketika hutan di sekitar mereka telah terbakar.

"Kuso! Kekuatan macam apa yang di miliki naga ini!" geram Isabela menatap takut sekitarnya, Shion yang mendengar itu hanya diam dengan perasaan takut juga.

["GRRRR!"] Tubuh Shion seketika menegang ketika mendengar sang naga menggeram, ia pun melihat ke arah Valstrax yang juga melihat ke arahnya.

"Gawat! Kalian semua! Menghindar!"

Twush!

Benar saja, Valstrax langsung melesat ke arah Shion, Isabela, Ni dan Li dengan sangat cepat, namun sayang kecepatan Valstrax berbeda dari sebelumnya membuat mereka terkecuali Shion terkena serudukan Valstrax dan terpental sangat keras hingga menghancurkan pohon-pohonan yang tidak terkena gelombang api Valstrax.

["Graaaaarrghh,"] geram Valstrax menghentikan serudukannya lalu menatap tajam ke arah Shion berada. Shion yang melihat itu meneguk ludahnya sambil mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Berhati-hatilah, Shion-san."

"Ikuti saja kata hatimu."

Shion yang mengingat itu terdiam, Valstrax yang melihat Shion tidak bergerak melesat ke arah Shion dengan cepat bersiap menyeruduknya.

"Tidak akan aku biarkan!" teriak Raiser datang dari langit dengan sayap apinya langsung menahan Valstrax dengan mendorongnya ke tanah hingga terjadi ledakan besar.

"Tak akan aku biarkan kau melukainya!" teriak Raiser sambil menahan kepala Valstrax dengan tangannya yang terlapisi api.

Krak! Srash! Srash!

Raiser yang melihat sayap Valstrax bergerak melepaskan kepala Valstrax dan menghindari setiap tusukan sayap Naga Valstrax.

Swush! Crash!

Raiser yang fokus menghindari serangan sayap Valstrax harus terkejut ketika naga tersebut ternyata melancarkan cakaran ke arahnya, hingga membuat tangan kirinya hilang, namun dengan cepat Raiser kembali pulih dengan semula lalu kembali menghindari setiap serangan Valstrax.

"Oi! Shion-chan! Bantu aku! Dengan kekuatanmu kita bisa menjinakkan naga ini dengan cepat!" teriak Raiser kepada Shion yang hanya diam.

["KYAAAAAAAAAKK!"] Raiser yang mendengar teriakkan Valstrax mengalihkan pandangannya lalu menghindar karena Valstrax menyerangnya dengan cara menyeruduk dengan cepat.

Naga itu pun lalu menukik ke langit dan terbang dengan cepat memutari hutan yang terbakar. "Kuso! Kau dengar aku Shion!" teriak Raiser berusaha menyadarkan Shion yang masih terdiam.

Melihat itu Raiser menggeram marah, namun ia harus tersentak ketika Valstrax menyeruduknya dengan sangat cepat membuatnya terus berbenturan dengan pepohonan serta tanah.

"Ghhhhhhhhh!" geram Raiser memperbesar api di tangannya berusaha membakar Valstrax, namun usahanya sia-sia.

Swush! Blaaaaar!

Tubuh Raiser pun terhantam batu yang sangat tebal membuatnya membatukkan darah yang cukup banyak, ["Grrrrrrgghhh!"] geram Valstrax sambil menatap tajam Raiser yang dia tahan dengan menusuk dua bahunya dengan sayapnya.

"MATI KAU!" teriak Raiser, ["Kato : Shikkoku!"] seketika ledakan api besar dan membakar Valstrax, Raiser yang melihat itu terus mengalirkan kekuatannya, namun serangannya sama sekali tidak berpengaruh terhadap Valstrax.

"Kuso! Kuso! Kuso!" umpat Raiser, Valstrax pun mulai membuka mulutnya dan mengeluarkan cahaya merah yang terang, dan setelah itu Valstrax menyemburkan api yang sangat kuat hingga membuat berbatuan di depannya hancur dan terus memanjang hingga melewati lautan.

Lalu dari bawah laut, muncul Raiser yang tak sadarkan diri dengan luka bakar yang parah beruntungnya dia tidak mati karena sistem pelindung yang ada di lencana yang telah di siapkan panitia lomba.

["Grrrrrghh, KYAAAAAAAKKK!"] teriak Valstrax sambil mengembangkan sayapnya lebar-lebar.

Tap!

Valstrax yang mendengar langkah kaki menoleh dan ia bisa melihat Shion berdiri tak jauh darinya dengan kepala tertunduk, ["Grrrrrghh!"] geram Valstrax mengambil posisi siap menyerang.

"Apa yang di lakukannya," gumam Yasaka menatap tidak mengerti apa yang di lakukan Shion, Charlotte yang mendengar itu juga tidak tahu apa yang di lakukan Shion, dan dia berharap perempuan itu tidak melakukan sesuatu yang buruk.

Naruto yang melihat Shion maju seorang diri terdiam, dia tidak tahu apa yang di lakukan oleh Shion namun dirinya berharap dia tidak melakukan sesuatu yang gegabah.

"Ikuti kata hatimu."

"Arigato, Naruto-kun," batin Shion sambil tersenyum lalu menatap Valstrax dengan serius.

Twush!

Tanpa menunggu lama, Valstrax melesat dengan cepat ke arah Shion bersiap menyeruduknya, melihat itu tubuh Shion seketika mengeluarkan aura ungu yang kuat serta pakaiannya langsung berubah menjadi pakaian Miko.

Lalu ia pun mengarahkan tangannya ke arah Valstrax dan seketika naga itu tersentak lalu pingsan dan jatuh ke tanah, Yubelluna, Siris, Mihae, serta Ravel yang tak sengaja melihat itu melebarkan mata mereka karena Shion melanggar aturan pertandingan.

"Dengan begini selesai," gumam Shion kembali ke mode aslinya. "Pertandingan Selesai! Sungguh di sayangkan sekali! Team Phenex melanggar aturan pertandingan! Dengan begini Team Phenex di nyatakan di Diskualifikasi!"

Semua yang melihat serta mendengar itu pun mulai ricuh karena tidak menyangka Team Phenex melanggar peraturan, begitu pula Naruto serta yang lainnya.

Pihak keamanan yang sangat jauh dari pertarungan pun langsung dengan cepat datang dan mengamankan Valstrax, setelah itu merekapun kembali ke dalam Arena pertandingan.

"Kau! Apa yang kau lakukan bodoh!" bentak Yubelluna sambil memapah Siris yang terluka karena gelombang api Valstrax ke arah Shion dengan tatapan marah. "Aku hanya mengikuti kata hatiku saja," jawab Shion dengan santainya yang membuat Yubelluna menggeram kesal.

"Kau membuat Raiser-sama kecewa!"

"Aku tidak peduli," jawab Shion lalu menunjukkan cincin pertunangannya dengan Raiser lalu menghancurkannya berkeping-keping, "karena aku menyatakan putus dengan Raiser Phenex dan keluar dari team ini."

"Ghhhhh!" geram Yubelluna melepaskan Siris yang berdiri sambil bertopang dengan pedangnya lalu berniat menghajar Shion.

Swush! Grep!

Shion yang siap menerima pukulan Yubelluna, harus tersentak ketika Naruto secara tiba-tiba muncul di hadapannya dan menahan serangan Yubelluna.

Semua yang melihat kedatangan Naruto semakin terkejut dan menjadi ricuh, Yubelluna yang melihat Naruto datang berkeringat dingin pasalnya Naruto menatapnya dengan tatapan yang sangat mengintimidasi.

"Hentikan," ucap Naruto dengan datar membuat Yubelluna mundur ketakutan. Asia yang melihat Naruto menyelamatkan Shion terdiam, dia cukup terkejut dengan hal itu.

"Dia sudah memutuskannya sendiri... lagi pula kalian tidak punya hak untuk mengaturnya," ucap Naruto, membuat Yubelluna, Mihae, Siris serta Ni dan Li terdiam, "sebaiknya kalian pergi mengobati diri kalian itu dari pada mencampuri urusan orang lain."

"Ikuzo, Shion-san," ucap Naruto melangkah keluar dari tengah Arena bersama Shion di belakangnya. Melihat kepergian Shion, Yubelluna menggeram marah sambil mengepalkan tangannya dengan kuat, "Dasar Bitch sialan!"

Setelah sampai di bawah Arena, Naruto menghentikan langkahnya begitu juga Shion, "Akhirnya kau mengikuti kata hatimu ya," ucap Naruto membuat Shion tersenyum. "Ya, itu berkatmu, Naruto-kun," jawab Shion sambil tersenyum.

"Lalu... Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Naruto lalu menghadap ke arah Shion. "Aku akan kembali ke rumah keluargaku dan menjaga segel Mouryuu di sana," jawab Shion membuat Naruto terdiam.

"Souka...," gumam Naruto singkat. "Ngomong-ngomong, terima kasih untuk yang tadi, Naruto-kun," ucap Shion mendekati Naruto lalu dengan cepat mencium pipi Naruto.

Naruto yang di cium pipinya merona sekaligus terkejut, Shion yang melihat itu terkikih lalu pergi meninggalkan Naruto.

"Sampai Jumpa, Naruto-kun!" ucap Shion sambil melambaikan tangannya, Naruto yang melihat itu terdiam. Dirinya sangat tidak menyangka bahwa Shion akan menciumnya.

"Dasar."

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Selanjutnya di Naruto : The Dragon Future.

"Kali ini waktunya Black Lotus ya."

"Mari kita selesaikan pertandingan ini secepatnya."

"Kuroyukihime-sama!"

"Aku tidak akan menyerah!"

Selanjutnya Chapter 61 : Dragon's Champions Arc VI : The Battle Dragon's : Team Black Lotus vs Glavanecous.

.

Note : Yo! Minna-san! Bagaimana kabarnya! Hmmm semoga baik-baik saja ya, apa lagi di situasi begini.

Btw, ini saya sudah bener-bener cepet ngetiknya loh ya, mumpung saya lagi santai jadi saya cepat-cepat membuatnya selain itu dua hari lagi akan Nyepi di sini jadi saya tidak bisa update. Jadi ya begitulah.

Ok kita ke pembahasan Chapter kali ini, mungkin tidak banyak tapi ya begitulah. Kali ini saya memberikan narasi dari setiap Team, alasannya? Karena di Arc VII-X akan terjadi Tournament 1 vs 1 jadi saya memperlihatkan kekuatan masing-masing anggota Team seperti di atas.

Selain itu, ini hanya bocoran, Sampai sekarang cerita ini baru mencapai 20 persen saja.

Lalu berikutnya, Shion yang akhirnya memutuskan jalannya sendiri dengan putus terhadap Raiser dan keluar dari anggotanya. Memang ini akan terjadi perseteruan terhadap anggota keluarga, tapi lihat saja ke depannya.

Ok, itu aja sih pembahasan Chapter kali ini, btw...

"Wow, wow, tenang sedikit, Author-san," ucap Naruto sambil menepuk pundak sang Author, "tidak perlu buru-buru berpamitan, ada yang ingin kami ucapkan kepadamu."

Hmmm... Apakah itu?

"Hari ini adalah Hari Special," ucap Asia sambil tersenyum, "kenapa kita tidak merayakannya bersama?" ajaknya dengan membawa kue ulang tahun dengan lilin 21.

"Otanjoubi ometedo gonzaimasu!" teriak semua bagian dari Naruto : The Dragon Future.

Astaga... Kalian sungguh membuatku senang, tentu saja mari kita rayakan bersama, btw Terima kasih bagi kalian yang telah mengucapkannya.

Kalau begitu, saya pamit dulu Minna-san, Jaa-na!

FCI. 4kagiSetsu Out.