Guru
.
.
.
oO)-=-=-=-o-=-=-=-(Oo
Donghua "Soul Land/Douluo Dalu/斗罗大陆" beserta seluruh karakter di dalamnya adalah milik Tang Jia San Shao/Sparkly Key Animation Studio©
Fanfiction "Guru" ditulis oleh kurohimeNoir. Penulis tidak mengambil keuntungan material apa pun atas fanfiction ini.
Timeline: Setelah Tang San menyelesaikan pendidikan 1 tahun di Akademi Yue Xuan.
oO)-=-=-=-o-=-=-=-(Oo
.
.
"Berhenti! Orang luar dilarang masuk!"
Langkah Tang San terhenti tepat di depan gerbang Akademi Shrek yang kokoh dan megah. Perhatian pemuda sembilan belas tahun itu pun terpusat kepada siswa Akademi berseragam hijau lembut yang barusan menghadangnya.
Tang San tersenyum ramah. "Oh, aku bukan orang luar. Aku—"
"Kali ini siapa lagi?" Siswa itu mendengkus keras, sama sekali tak berusaha menyembunyikan kekesalannya. "Dai Mu Bai? Tang San?"
Alis Tang San sontak terangkat satu-dua detik. "Hm?"
"Entah sudah berapa banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai senior kami. Tujuh Monster Shrek yang sudah tersohor ke seluruh penjuru negeri. Padahal kalau nekat masuk dan bertemu guru, sudah pasti akan ketahuan, 'kan. Apa sih, maunya?"
Tang San tak bisa menahan tawa kecil ketika juniornya bersungut-sungut sendiri. Ia baru maklum, kehebohan yang dibuatnya bersama keenam sahabatnya sekitar lima tahun yang lalu, ternyata berdampak besar kepada almamater mereka.
"Heh!" Siswa itu menyentak jengkel. "Kenapa kau tertawa—"
"Eeh, tunggu sebentar."
Ucapan siswa penjaga gerbang itu dipotong oleh seorang siswi yang kebetulan lewat. Ditariknya siswa itu menjauh sedikit ke tepi.
"Hei! Kenapa kau menarikku?"
"Kurasa dia bukan mau mengaku-ngaku. Coba lihat penampilannya. Elegan dan berkelas, seperti bangsawan. Bagaimana kalau dia benar-benar alumni sekolah kita? Kau bisa berada dalam masalah nanti."
Siswa itu tersentak, lantas terdiam sejenak sambil mengamat-amati tamu tak diundang yang masih berdiri dengan sabar di tempatnya.
"Kau benar juga. Biar kutanyakan dulu."
Siswa itu kembali mendekati Tang San, kemudian berdeham sedikit.
"Ehm! Maaf, kalau boleh tahu, kau ini siapa?"
"Aku ... bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang pernah menimba ilmu di akademi ini." Sembari mengulum senyum, Tang San meletakkan sejenak tangannya di dada dan membungkukkan badan sedikit. "Kalau boleh, aku hanya ingin bertemu sebentar dengan guruku—"
"Xiao San?"
Ucapan itu terputus oleh seorang pria berpakaian serba hitam yang tiba-tiba sudah berdiri di balik gerbang. Tang San tertegun sebentar, sementara pria itu cepat-cepat keluar dan menghampirinya.
"Xiao San!" Satu pelukan singkat diterima Tang San, diiringi dua tepukan cepat di punggung. "Ini benar kau?"
"Guru." Tang San sedikit canggung, menyadari dua juniornya memandangi mereka dengan mulut terbuka lebar. Namun, dia tersenyum. "Aku kembali."
Tanpa banyak basa-basi, Tang San diajak masuk ke dalam bangunan luas Akademi Shrek. Sekolah yang telah ditinggalkannya selama lima tahun. Meninggalkan sedikit 'keributan' di antara kedua junior di depan gerbang.
"Kau dengar? Guru Besar memanggilnya 'Xiao San'!"
"Jangan-jangan, dia—"
"Bodoh! Siapa lagi yang memanggil Guru Besar dengan sebutan 'Guru' selain dia!"
"Tang San ... Dia ... Dia Senior Tang San yang asli!"
"Tapi ... dia kelihatan berbeda dari yang aku dengar ..."
"Iya juga, ya ...?"
Tang San tersenyum saja mendengar pembicaraan tentang dirinya yang makin jauh dari pendengaran. Sementara, mata birunya menangkap lanskap seluruh Akademi yang masih tampak familier. Walau memang telah berubah dari yang terakhir diingatnya.
"Xiao San, bagaimana kabarmu?"
Yu Xiao Gang, atau yang akrab disapa Guru Besar oleh orang-orang, bertanya ketika ia dan muridnya sudah berdua saja di dalam kantornya.
"Aku baik," Tang San menjawab. "Bagaimana dengan guru?"
"Guru juga baik-baik saja."
Obrolan ringan tercipta dengan mudah. Sang guru bercerita tentang Akademi setelah kelulusan Tang San dan teman-temannya. Yang makin maju, dan makin diminati oleh para siswa baru.
"Omong-omong," Tang San berkata kemudian, "aku kaget, ternyata Guru langsung mengenaliku."
Yu Xiao Gang tertawa kecil. "Apa? Kaupikir gurumu tidak bisa mengenali muridnya sendiri, yang sudah diajarnya sejak kecil, hm?"
"Maaf, Guru." Tang San terkekeh samar. "Aku sudah bersiap-siap, kalau-kalau tidak dikenali. Atau malah dilarang masuk seperti tadi. Bahkan aku mencoba melapangkan hati seandainya sampai diusir."
"Hahaha ... Kau memang banyak berubah, Xiao San. Tapi ada hal-hal yang sampai kapan pun tidak akan berubah, bukan? Lagi pula ..."
"Hm?"
Tang San mengikuti arah pandang sang guru yang tertuju ke satu titik. Yaitu ikat pinggang hitam kelam bertabur 24 giok mungil seputih susu yang dikenakannya.
"Dua Puluh Empat Jembatan Cahaya Bulan-mu itu," lanjut sang guru, "adalah benda istimewa pemberianku."
Tang San tersenyum. Matanya perlahan menerawang dengan sorot lembut. Kenangannya pun kembali ke waktu bertahun-tahun lampau, selama dirinya belajar dari Guru Besar yang disegani banyak orang.
Oh, ya ... Benar juga.
Dulu, sewaktu Tang San kecil pertama kali menginjakkan kaki di sekolah dasar Nuoding, dirinya juga dihentikan di depan gerbang. Hanya karena datang dari desa, dan disangka menipu dengan surat keterangan palsu bahwa ia telah diterima di sekolah tersebut.
Waktu itu, gurunya jugalah yang datang menghampiri, lantas mengajaknya masuk tanpa memberi tatapan meremehkan. Saat itu, Tang San berpikir, orang yang berwawasan luas takkan mudah merendahkan orang lain.
Karena itulah, seketika dirinya menaruh kepercayaan kepada sang guru. Tidak peduli ternyata ada beberapa orang yang menganggap gurunya aneh. Atau bahkan beredar rumor bahwa beliau diterima bekerja sebagai guru hanya karena mengenal Kepala Sekolah. Padahal sebenarnya tidak bisa apa-apa.
Tang San langsung tahu, itu tidak benar.
Nyatanya, gurunya adalah orang pertama yang langsung menyadari bahwa dirinya memiliki Martial Soul ganda. Rumput Biru Perak dan Palu Hao Tian. Walaupun Tang San sudah sengaja menyembunyikan palu itu atas kemauannya sendiri, yang kemudian juga menjadi permintaan ayahnya.
Gurunya juga adalah orang pertama yang sejak awal tidak pernah meremehkan keberadaan Rumput Biru Perak sebagai senjata jiwanya. Di saat semua orang—selain ayahnya—mengatakan bahwa rumput itu sama sekali tidak berguna.
'Tidak ada Martial Soul yang tidak berguna.'
Ucapan sang guru pada saat itu, selamanya takkan pernah dilupakan oleh Tang San. Justru kata-kata seperti itu, hanya mampu diucapkan oleh seseorang yang sudah banyak makan asam garam, bukan?
Oleh seorang Guru Besar yang tahu bagaimana caranya mengembangkan 'Martial Soul tidak berguna' seperti Rumput Biru Perak. Berkat pengajarannya selama bertahun-tahun itulah, saat ini, barangkali Tang San lah satu-satunya Master Tipe Pengendali yang berhasil menjadikan Rumput Biru Perak sebagai senjata andalan yang cukup berbahaya.
"Xiao San? Kenapa kau diam saja?"
Panggilan sang Guru membuat Tang San tersentak kecil.
"Ah, tidak. Aku ... hanya teringat. Dulu, Guru juga yang menghampiriku lebih dulu di depan gerbang sekolah Nuoding."
Sang Guru tertawa kecil. Sepasang matanya pun menerawang sekian detik demi nostalgia.
"Sejak dulu, kau memang anak yang istimewa," katanya. "Kau adalah murid kebanggaanku."
Tang San menggeleng pelan. "Akulah yang merasa sangat terhormat, bisa menjadi muridmu, Guru."
Waktu seolah berlari. Obrolan demi obrolan mengalir ke sana kemari. Reuni guru-murid hari ini pun berakhir dengan cepat.
"Kau sudah mau pergi, Xiao San?"
"Aku harus menemui ayahku sekarang. Masih ada hal yang harus kulakukan."
Yu Xiao Gang mengangguk-angguk maklum.
"Nanti aku akan datang lagi," Tang San menambahkan.
"Oh, ya ..." Sang guru tampak seperti baru mengingat sesuatu. "Omong-omong soal itu ... Teman-temanmu membuat janji, akan kembali lagi ke sini tepat lima tahun setelah kelulusan kalian. Waktu itu, kau sudah pergi bersama ayahmu tanpa sempat mengetahuinya."
"Benarkah?"
"Hm. Waktu perjanjiannya sebentar lagi. Kau bisa datang untuk menemui mereka."
Senyum cerah menghiasi wajah Tang San seketika. Bertahun-tahun tak bertemu para sahabatnya, sudah tentu ia sangat merindukan mereka.
"Aku pasti akan datang."
.
.
.
TAMAT
.
.
.
* Author's Note *
.
Hai, haiii~! \(^o^)
Ku kembali membawakan sebuah fanfic di mari setelah sekian lama. Sekalian bahas salah satu episode favoritku, sekitaran Tang San dkk balik ke Akademi, minus Xiao Wu & Oscar. (T▽T)
Jadi ... di episode 126, kata Tang San, dia sempat balik ke Akademi sebelumnya. Tapi cuma ketemu gurunya. Pas itulah, dia dikasih tau soal teman-temannya yang janjian mau reuni setelah 5 tahun sejak 'kejadian itu'. Karena itu, dia balik lagi sekarang, biar bisa ketemu yang lain.
Tentang timeline, kubuat ini setelah Xiao San dari akademi bibinya, dan sebelum menemui ayahnya lagi. Cuma itu sih waktu yang memungkinkan. Soalnya, kalau habis nemuin ayahnya kan dia pegang amanat, jadi nggak mungkin mau mampir-mampir. XD
.
Regards,
kurohimeNoir
24.05.2021
