Summary : Naruto Phenex, iblis dari klan Phenex yang kembali untuk membuktikan eksistensinya kepada seluruh dunia khususnya kepada para Da-tenshi yang telah menghabisi Ayahnya.

Warning : Typo, Alur Gaje, Devil!Naru, Phenex!Naru, Godlike!Naru, Harem!Naru, Lime!, No!Lemon

Disclaimer : Masashi Kishimoto Ichie Ishibumi

Pair : Naruto x Lavinia x Harem(maybe)

Chapter 00 : Prologue

-Beberapa Tahun Yang Lalu-

.

.

.

"Larilah Naruto, selamatkan dirimu." Ucap seorang pria dewasa berambut blonde kepada anak kecil di sampingnya yang memiliki tampilan yang mirip dengannya.

"T-tapi, Otou-san..."

"CEPATLAH PERGI!!" Nada suara si Ayah makin meninggi. Saat sang Ayah sedang sibuk menghadapi puluhan prajurit bersayap gagak, Naruto segera pergi dari situ sesuai permintaan Ayahnya. "Tak akan kubiarkan anakmu pergi." Ucap salah seorang musuh yang langsung melesat ke arah Naruto namun langsung dihadang oleh Ayahnya. "Jangan harap kalian bisa menyentuh anakku, Da-tenshi." Sang Ayah mengeluarkan bola api putih di kedua tangannya dan dilemparkan ke arah prajurit bersayap gagak atau yang disebut Da-tenshi itu.

Seketika Da-tenshi itu langsung terbakar diselimuti api putih. "Larilah Nar-"

Jlebb!

"Cough..." Sang Ayah memuntahkan darah dari mulutnya ketika salah satu Da-tenshi yang memiliki banyak sayap melemparkan Light Spear ke arahnya.

"TOU-SAN!" Naruto kembali berlari ke arah Ayahnya. "Bertahanlah, Tou-san." Naruto memegangi Ayahnya yang terluka. "Pergilah Naruto" Naruto menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan meninggalkanmu, Tou-san"

"Ternyata cuma segini kemampuan sang iblis yang ditakuti ketiga fraksi, Minato Phenex." Ucap Sang Da-tenshi sambil memutar mutar Light Spear di tangan kanannya. "Ada kata-kata terakhir, Akuma?!" Sang Ayah yang bernama Minato kembali berdiri dan melepaskan tangan Naruto dari genggamannya. "Pergilah."

"T-tapi..." Air mata Naruto mengalir. "Kau harus tetap hidup Naruto demi Tou-san dan Kaa-sanmu"

"Turutilah permintaan terakhir dari Tou-san mu Naruto." Ucap Minato. Setelah mendengar ucapan Minato, Naruto segera pergi dari situ meninggalkan sang Ayah. "Tou-san menyayangimu Naruto." Ucap sang Ayah sambil melirik ke belakang. Saat melihat Naruto yang sudah pergi barulah Ia mengeluarkan seluruh kekuatan terakhirnya. Ia menyelimuti tubuhnya dengan api berwarna putih dan seketika lukanya mulai menghilang. "BERSIAPLAH DA-TENSHI!!"

"MAJULAH, MINATO PHENEX!!!!"

Beralih ke Naruto, Ia terus berlari namun Ia berhenti ketika mendengar suara ledakan dari arah rumahnya.

DUAARRR!!!

Ia berhenti ketika mendengar suara ledakan. Berbalik, Ia melihat rumahnya yang sudah meledak. Naruto kembali menangis.

"TOU-CHAAAAAAANNNNN!!"

.

.

.

-Beberapa Tahun Kemudian-

-Present Day-

Terlihat seorang pemuda berambut blonde sedang terduduk di atas kasurnya. Nafasnya terengah-engah dan keringat mengalir deras di sekujur tubuhnya yang kekar. Ia memegang kepalanya. "Sial, mimpi itu lagi." Pemuda itu adalah Naruto Phenex putra dari Minato Phenex yang sekarang sudah dewasa. "Awas kau Da-tenshi sialan, aku akan mencari dan menghancurkanmu." Tanpa sadar Ia melepaskan Demonic Powernya yang cukup kuat sehingga membuat gelas di meja sebelahnya dan cermin besar di depannya pecah.

PYAAAR!

"Kau kenapa, Naru-kun?" Tanya seorang gadis di sampingnya yang baru saja terbangun dari tidurnya karena mendengar suara kaca yang pecah. Ia mengucek-ucek matanya tanda bahwa Ia masih mengantuk. "Aku tidak apa apa Lavinia-chan, maaf sudah membangunkanmu." Ucap Naruto seraya mengelus surai blonde wanita yang terbaring di sampingnya itu.

Lavinia melihat banyak kaca yang berserakan di lantai. Ia sudah bisa menebak kalau ini pasti ulah pria di sampingnya ini. Menyingkap selimutnya, Lavinia bangun dari posisi tidurnya dan terlihatlah tubuh sexy polos telanjang miliknya. Tubuh yang setiap laki laki akan berkorban apapun untuk melihatnya. Lavina mengelus punggung Naruto. Naruto sedikit melirik ke arah Lavinia. Jika saja sekarang situasinya berbeda mungkin saja Naruto akan langsung menerkam wanita di sampingnya ini.

"Mimpi buruk lagi?" Naruto mengangguk kecil. Lavinia sudah hafal kalau Naruto sering mengalami mimpi buruk. Ia sudah tahu masa lalu Naruto dan juga soal dendam Naruto pada Da-tenshi yang telah menghabisi Ayahnya.

Lavinia memeluk berusaha untuk menenangkan Naruto. Ia menaruh kepala Naruto di dadanya "Daijoubu, semua akan baik baik saja. Aku akan selalu di sampingmu Naruto-kun." Naruto yang sudah tenang membalas pelukan kekasihnya itu. "Arigatou, karena selalu ada disisiku Lavi-chan."

-To be Continued-

Fanfic pertama saya akhirnya berhasil saya tulis. Setelah sebelumnya saya menghapus beberapa cerita saya karena terkesan aneh dan terburu buru saya menulisnya.

Dan akhirnya saya mampu menulis fic yang lebih bagus menurut saya ketimbang fanfic yang sebelumnya dan juga fic ini nantinya akan lebih memiliki plot yang matang.

Kira kira segini dulu dah prolognya. Chapter depan Insya Allah saya panjangin.