all characters belong to sensei

Masashi Kishimoto.

Rated: T

genre:teenfict romance

warning: typo, eyd tidak beraturan,

bahasa gaje, bnyk lgi dah.

don't like don't read. just for fun.


Kedua mobil dengan warna merah dan putih melaju membelah jalanan Jepang.

Di dalam mobil berwarna merah terdapat dua orang dengan warna surai yang berbeda. Seorang wanita paruh baya dengan rambut berwarna cokelat. Dengan seorang gadis dengan rambut berwarna pink.

Di mobil lain, yang berwarna putih juga ada dua orang. Wanita paruh baya yang surai nya di sanggul rapih berwarna coklat. Sedangkan gadis yang duduk di samping nya bersurai pirang platina.

Kedua mobil itu berjalan secara beriringan dengan kecepatan normal. Tentu saja normal, karena yang mengendarai nya adalah wanita dewasa yang tentunya tidak ingin membuat kekacauan.

Kalau dilihat-lihat, kedua wajah gadis itu sama adanya. Muram. mungkin kalian bertanya apa hubungannya. Mereka adalah sahabat yang kebetulan bernasib sama. Yaitu harus menyia-nyiakan hari libur dengan pergi menjumpai orang yang akan menjadi tunangan mereka. Bagi kedua gadis itu tidak berguna bagi mereka. Tentu ada alasan di balik semua itu.

"Kaachan kenapa kita pulang lewat sini?" Sakura. Si gadis dengan rambut pink itu mengedarkan pandangannya, mencermati jalanan yang sepi dan asing baginya.

Jujur saja, tidak ada yang merasa senang antara mereka. Karena acara yang di tunggu oleh kaachan mereka di batalkan. Alasannya kurang bisa di terima oleh dua gadis tadi. seperti ini mereka berdua melarikan diri sepertiitu lah alasan nya.

Sakura hanya mendengus kesal kala melihat ada beberapa anak jalanan di sana. Tentu suasana sepi sangat mendukung untuk melakukan hal yang pasti nya kasar atau hal yang tidak sehat.

Ino, sang gadis pirang juga melakukan hal yang sama memandang keluar jendela mobil.

Entahlah ada firasat buruk bagi dua sahabat itu.

ckitt...

panjang umur. Dua mobil itu berhenti berjalan di saat ada dua pemuda dengan rambut yang berbeda warna. Tengah memukuli dua orang.

Bagi Ino dan Sakura itu bukan hal yang aneh. Tentunya, karena mereka sudah sering melakukan hal yang seperti itu. Yang aneh adalah kenapa kedua kaachan mereka perduli hal itu. yup. itulah yang ada di benak dua gadis itu yang mengikuti kaachan nya turun dari mobil.

"cukup" ucapan tegas terdengar dari Minori, kaachan Ino.

Keempat pemuda itu berhenti dan memandang keempat perempuan di sana. Dua orang paruh baya dan dua orang gadis cantik, namun memandang angkuh pada mereka.

"hei ayo pergi" seorang yang telah di pukuli oleh si rambut pirang berkomentar pada teman yang saa keadaan nya.

Sang korban hanya berlari tunggang langgang meninggalkan mereka yang sempat memperhatikan orang itu.

"hei teme sudah seminggu lebih kita pergi. Kenapa mereka tidak mencari kita?" pemuda dengan surai pirang dan tiga garis di kedua pipinya bertanya pada sahabat nya.

"aku tidak tahu" jawab pemuda bersurai raven itu. "kalau ada yang mau mengadopsi kita. apa kau mau?" tambah Sasuke dengan wajah datar nya yang seolah sudah tak bisa di pisahkan.

"hahhh. aku rindu rumah sekaligus aku benci di sana. mau saja sekalian belajar jadi baik" helaan nafas panjang dan lelah keluar begitu saja dengan tambahan mengacak rambutnya sendiri. Tapi pada akhirnya juga Naruto malah cengengesan.

"ya. mungkin bukan hal yang buruk" ucap Sasuke dengan pandangan yang teralih pada dua orang yang dengan tidak sopan nya melempar kaleng minuman bekas kearah Sasuke dan Naruto. Memang nya mereka pikir kami tong sampah apa?

Jadi tidak perlu di jelaskan lagi apa yang terjadi, mengingat Naruto dan Sasuke adalah orang yang cepat panas dengan amarahnya tentunya. Sesi baku hantam terjadi, walau jelas terlihat keunggulan memihak pada si pirang dan si raven. Sampai dua mobil berhenti di depan mereka.

terdengar suara yang tegas namun otoriter memaksa mereka untuk berhenti berkelahi. Jadi dua manusia yang harus nya akan berakhir di rumah sakit menjadi kabur. Padahal kalau pasien rumah sakit bertambah bukan kah itu hal yang bagus? karena banyak pasien banyak uang masuk. Pemikiran dua pemuda itu cukup tidak wajar.

"apa yang terjadi?" kali ini wanita dengan model rambut yang unik seperti daun ginko yang seperti tiga jari itu yang bertanya.

"obaachan tidak perlu ikut campur" Naruto pelaku dari perkataan yang seperti nya tidak sopan itu.

"hei! kalau orang tua bertanya jawab dengan sopan" Sakura yang tidak terima kaachan nya mendapatkan perilaku seperti itu langsung naik pitam.

"Gomennasai obaachan" Sasuke membungkuk dengan Naruto yang juga di paksa ikut melakukan nya.

"di mana rumah kalian?" Minori bertanya kepada kedua pemuda itu.

"tidak ada" kedua pemuda itu menjawab dengan kompak. Tentu kompak berbohong.

"mau ikut bersama kami? um... siapa nama mu?" Mebuki bertanya pada pria pirang itu.

"Naruto" ucap Naruto tanpa memberitahu marga nya.

"baiklah ayo!" ucap Mebuki lagi dan menarik tangan Naruto kedalam mobil. Tapi Sakura dengan wajah kesal nya menghadang di depan pintu mobil mobil. "kaachan aku tidak mau dia ikut" ucap Sakura sambil menunjuk-nunjuk Naruto dengan jari telunjuk nya.

Pertengkaran antara ibu dan anak terjadi sampai akhirnya tetap saja kaachan nya yang menang.

Ternyata kaachan Ini juga melakukan hal yang sama pada Sasuke. Tetap saja tidak ada beda nya. Minori bertengkar dengan Ino namun tetap menang. Memang nya anak bisa apa?

kembali dalam perjalanan pulang. namun dengan seseorang yang bertambah satu-satu di dua mobil itu.

Alasan bagi Sasuke dan Naruto menurut untuk ikut hanya satu menjadi penumpang sementara sampai mampu mendapatkan penghasilan lalu mengganti hutang budi mereka.

Cukup sederhana dan simpel. Masalah nya tenangkah mereka dengan orang yang tidak menerima mereka? Tapi sialnya si tuan rumah sangat cantik untuk menjadi lawan mereka.

TBC


Minna tolong jangan bully saya. ༎ຶ‿༎ຶ because this is my first fict [hiks...hiks ... hiks] *plak* ternyata saya alay.

okelah dari pada bacot Mulu mohon tunggu ya Minna dan mohon review yes

jaa...