Hermione sejak tadi tidak dapat memejamkan mata. Ia tidak dapat berhenti memikirkan Draco. Sudah 4 hari mereka tidak saling sapa. Sudah 4 hari Draco menghindarinya. Hermione sendiri sudah berusaha mencoba untuk berbicara dengan Draco, tapi gagal. Draco selalu bisa melarikan diri.

Hermione ingin meminta maaf dan ingin Draco memaafkannya. Ia pun tidak yakin dengan alasan Draco mendiaminya beberapa hari terakhir. Ada beberapa opsi dalam kepalanya. Semua opsi masuk akal, tapi ada juga yang cenderung membuat Hermione merasa terlalu narsis. Tapi sikap Draco mau tidak mau membuat Hermione narsis.

Hermione bangkit dari kamarnya dan memutuskan untuk menemui Draco. Mungkin dia belum tidur, pikir Hermione.

Hermione membuka pintu kamarnya dan melihat pintu kamar Draco terbuka. Ia memberanikan diri untuk menuju kamar Draco namun dia tidak ada di sana. Hermione akhirnya berjalan pelan menuju tangga hendak mencari Draco di bawah, namun langkahnya terhenti ketika melihat Draco sedang duduk di sofa. Sepertinya Draco sedang melakukan sesuatu dengan laptop dan beberapa berkas yang terdapat di atas meja.

Dari balik dinding, Hermione melihat Draco menatap layar laptop. Tak lama, Draco menyandarkan bahu dan menghembuskan napasnya. Dia terdengar lelah. Dan setelahnya Draco melanjutkan mengerjakan sesuatu di laptopnya.

Hermione ragu tapi ia tidak bisa mundur lagi. Ia harus berbicara pada Draco. "Draco..."

Draco menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Hermione. Draco terlihat memicingkan mata dan sedikit terkejut.

"'Mione, apa yang kau lakukan di sana?" suara Draco terdengar sedikit kaget namun dingin dan ketus.

Hermione menelan ludah, menggigit bibir bawahnya. "Apa kau masih marah padaku Draco?"

Draco memandang Hermione tanpa ekspresi. Hermione merasa pandangan Draco seakan menusuknya, membuatnya ingin segera kembali ke kamarnya.

"Aku tidak marah padamu," jawab Draco.

"Tapi kau menghindariku. Jika kau tidak marah, lalu apa?"

Lagi-lagi Draco tidak langsung menjawab. Untuk mencegah keheningan yang terlalu lama, Hermione melanjutkan,

"Aku sungguh minta maaf. Meskipun sebenarnya aku tidak yakin apa yang membuatmu seperti ini. Tapi aku yakin, kau mendiamiku dan menghindar karena aku melakukan kesalahan."

"Kau berpikir demikian?" tanya Draco. Suaranya sudah tidak dingin. Hermione mengangguk pelan. Ia masih tidak yakin untuk menatap Draco.

"Ke sini," Draco menggeser posisi duduknya dan menepuk pelan tempat yang ia duduki tadi.

Hermione menurutinya dan duduk di samping Draco. Alih-alih mengatakan sesuatu, Draco menutupi tubuh Hermione dengan selimut tipis bermotif bunga matahari yang tergeletak di ujung sofa.

"Biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu," kata Draco pada akhirnya. Suaranya datar dan dingin. Hermione hanya mengangguk pelan. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, menunggu Draco.

Tapi Hermione mengantuk. Ia memperhatikan Draco masih berkutat dengan pekerjaannya. Perlahan-lahan ia mencoba menahan kantuknya tapi kelopak matanya terusnya menutup. Kenapa harus mengantuk di sini, pikir Hermione.

"Tidurlah jika kau mengantuk."

Suara Draco membuyarkan kantuknya. Ia kaget karena sebelumnya Draco terlihat sama sekali tidak memperhatikannya. Bagaimana mungkin dia tahu? Hermione menutup mulutnya ketika ia menguap. "Baiklah, aku akan kembali ke kamar."

Hermione berdiri dan tersenyum pada Draco. Belum sempat ia pergi, Draco menarik pergelangan tangannya. Hermione sudah berada di pangkuan Draco sekarang.

Hermione menatap Draco bingung. Posisinya sungguh membuat dirinya tak nyaman. Ia mencoba berdiri tapi Draco menahannya. Keadaannya saat ini membuat Hermione tidak dapat berpikir jernih. Ia bingung, tidak nyaman dengan posisinya dan mengantuk.

"Kau berpikir aku marah padamu?" tanya Draco. Suaranya tidak lagi datar dan dingin. Tatapan Draco melembut dan menyihir Hermione. Kedua tangan Draco melingkar di pinggang Hermione. Mendekapnya lebih erat.

Hermione tidak dapat mengalihkan tatapannya. Jantungnya pun berdetak sangat cepat. Ia sedang berpikir untuk mengatakan sesuatu tapi ia tidak menemukan jawaban yang tepat. Dan kemudian, Hermione merasa Draco semakin mendekatkan wajahnya, semakin dekat dengan wajah Hermione. Draco mengusap pipi kanan Hermione, menangkupnya dan mencium lembut bibir Hermione.

Tidak tahu harus berbuat apa, Hermione mengerjap dan spontan menutup mata. Ini ciuman pertamanya. Ia sungguh tidak tahu harus berbuat apa dan tak lama Draco melepaskan ciumannya.

"Aku hanya menahan diriku untuk tidak menciummu. Aku tidak marah padamu."

Dahi Draco menempel di dahi Hermione. Hermione merasa napasnya tiba-tiba menjadi cepat, perutnya bergejolak, lututnya lemas. Ia membuka mata dan menemukan mata biru milik Draco sedang menatapnya lembut. Draco tersenyum sambil mengusap pipi Hermione.

Kenapa Draco menahan diri untuk tidak menciumnya? Apa yang terjadi? Hermione mengira Draco marah. Tapi kenapa? Sudah berapa lama Draco menahan dirinya? Alih-alih menanyakan pertanyaan yang ada di kepalanya, Hermione berkata,

"Dan kau sudah tidak bisa menahannya." Suaranya keluar lebih terdengar seperti bisikan. Sungguh, ia berusaha untuk mengeluarkan suara yang lebih normal, tapi tak bisa.

"Apakah kau ingin aku terus menahannya?"suara berat Draco juga terdengar seperti bisikan. Hermione tidak bisa berpikir jernih saat ini. Ini tidak boleh terjadi. Tidak boleh.

"Aku ingin kau tidak mendiamiku," jawab Hermione pada akhirnya dapat mengendalikan pikirannya. Ia merasa dekapan Draco melonggar. "Aku berpikir kau marah padaku. Aku gelisah setiap melihatmu. Aku ingin kau mengatakan sesuatu, paling tidak beritahu aku jika aku melakukan kesalahan."

"Kau tidak melakukan kesalahan."

"Dan seharusnya kau tidak menghindariku," protes Hermione. Ia mengerutkan dahi dan menatap Draco marah. Tapi Draco tersenyum padanya dan kembali mendekap Hermione. "Aku tahu. Maafkan aku," kata Draco akhirnya.

Mereka berada dalam posisi itu cukup lama. Keduanya menikmati hembusan napas masing-masing yang saling berburu satu sama lain. Draco juga terkadang mengusap punggung dan lengan Hermione. Membuat Hermione tersenyum dan merasa hangat.

"Kalau begitu, kau akan berbicara lagi padaku besok?" tanya Hermione memecah keheningan. Draco terkekeh pelan dan mengangguk. "Baiklah, aku akan kembali ke kamar."

Hermione berdiri dan melepaskan selimut tipis yang menutupi tubuhnya. Ia memberikan selimut itu pada Draco dan dibalas dengan tatapan yang tidak dapat diartikan oleh Hermione. Ia sudah tidak bisa berpikir. Ia akan memikirkannya besok saja.

"Good night Draco," Hermione mengucapkan selamat malam sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya kacau. She just had her first kiss.

Tanpa menunggu respons dari Draco, Hermione membalikkan tubuhnya dan perlahan kembali ke kamar. Namun, belum sempat ia melangkah, Draco kembali menarik pergelangan tangannya. Hermione sudah berada di pangkuan Draco lagi dan tanpa menunggu, Draco kembali mencium bibir Hermione.

Semuanya terjadi begitu cepat sehingga Hermione tidak dapat mencerna apa yang sedang terjadi. Draco menciumnya dengan penuh gairah. Perlahan Draco meminta akses agar lidahnya dapat memasuki mulut Hermione. Tangan Draco mengusap-usap lembut lengan Hermione, berjalan naik menyentuh lehernya. Hermione benar-benar sudah tidak dapat berpikir jernih saat ini.

Hermione membalas ciuman Draco. Ia membiarkan lidah Draco mengabsen satu per satu giginya. Erangan demi erangan keluar dari mulut Hermione setiap kali tangan Draco menyentuh lehernya. Hermione sudah melingkarkan kedua kakinya di pinggang Draco, melingkarkan tangannya pada leher Draco.

Draco melepaskan ciumannya. Keduanya mengambil oksigen banyak-banyak dan Draco kembali menciumnya. Hermione mendesah ketika Draco meraba dadanya. Hermione seketika menyadari kenapa Draco tadi menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia hanya mengenakan gaun tidur tipis berwarna hijau muda. Ia tidak mengenakan bra dan meninggalkan outer yang menjadi pasangan gaun itu di kamar. Bagaimana mungkin ia bisa seceroboh itu?

Tapi kesadarannya sudah terlambat.

Draco sudah beralih mencium leher Hermione. Membuat Hermione mendongak seakan memberikan akses lebih untuk Draco. Hermione mengerang, mendesah, dan untuk pertama kalinya merasakan sesuatu yang aneh dari dalam tubuhnya. Ia tidak tahu bagaimana pinggulnya bergerak pelan saat merasakan Draco menegang.

Draco kembali mencium bibir Hermione. Melumatnya dengan penuh gairah. Hermione semakin terangsang dan menginginkan sesuatu yang lebih dari pada ini. Ini gila, pikir Hermione. Dan seakan mengerti keinginan Hermione, Draco kembali menurunkan ciumannya ke leher dan pada akhirnya mencium dada Hermione.

Hermione memekik ketika lidah Draco bermain pada puting kanan dan tangan Draco membelai lembut puting kirinya. Gaun tidurnya yang longgar, kini sudah turun berada di pinggang, membuat Hermione bertelanjang dada.

"Draco," suara Hermione menyatu dengan desahannya. Ia memeluk kepala Draco, membiarkan Draco bermain dengan dadanya. Hermione semakin meracau dan menggerakkan pinggulnya. Saat itu juga Hermione mendengar Draco menggerang. Erangan Draco terdengar sangat menggairahkan di telinga Hermione.

Lalu Draco menghentikan sentuhan di dadanya. Draco menyentuh lembut kedua lengan Hermione. Tersenyum menatap Hermione. Hermione merasa pipinya hangat. Ia sungguh malu saat ini.

Draco kemudian menutupi kembali tubuh Hermione yang bertelanjang dada, dengan selimut tipis tadi. Hermione menatap bingung Draco. Apakah mereka akan berhenti sampai sini saja, batin Hermione.

"Draco," bisik Hermione. Kenapa ia harus berbisik? Kenapa ia harus merasa kecewa?

Dada Draco naik turun diikuti dengan hembusan napas yang cepat. "Kita tidak akan melakukannya di sini."

"Kenapa?"

Draco tidak menjawab. Draco kembali mencium bibir Hermione dalam-dalam. Hermione kembali membalasnya. Lalu, sedetik kemudian, Draco berdiri, menggendong Hermione.

"Jangan lepaskan kakimu," bisik Draco di telinga Hermione. Membuat Hermione bergidik namun menurutinya.

Draco membawa Hermione masuk ke kamarnya.

Draco duduk di pinggir kasurnya dengan Hermione masih berada di pangkuannya. Perlahan Draco melepaskan selimut tipis di tubuh Hermione. Hermione kembali bertelanjang dada. Pipinya juga semakin hangat saat melihat Draco memandangi dadanya sambil tersenyum.

Tak lama Draco beralih menatap wajah Hermione. Membelai lembut dan mencium pipi Hermione. Draco tersenyum dan kembali menatap wajah Hermione. Memandangi mata coklat yang berbinar, yang juga ikut tersenyum.

"Kau cantik," kata Draco.

"Kau sudah memberitahuku puluhan kali," Hermione kali ini memiringkan kepalanya lalu mencium pipi Draco.

"Dan aku tidak akan berhenti memberitahumu. Kau cantik dan aku akan terus memberitahumu setiap hari."

Kali ini Hermione mencium bibir Draco. Mencium dengan gairah yang sama seperti yang Draco lakukan sebelumnya. Draco pun membalas ciuman Hermione dan kembali menyentuh setiap kulit yang terbuka.

"DRACO!" Hermione kembali memekik. Draco menciumi setiap inci bagian tubuh depan Hermione yang dapat dijangkau oleh bibirnya. Hermione mengerang bahkan hampir berteriak ketika sentuhan tangan Draco semakin menurun menuju bagian bawah tubuh Hermione. Hermione memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan yang Draco berikan.

"Kau menginginkan ini?" tanya Draco. Hermione masih memejamkan mata. Apakah ia menginginkannya? Apakah mereka akan bercinta?

Hermione membuka mata. Ia mengatur napas agar tidak kehabisan oksigen. "Apa kita akan bercinta?"

"Iya."

Tanpa ragu, Hermione membimbing tangan Draco untuk menyentuh dadanya lagi. Meminta Draco untuk memberikannya sesuatu yang tidak pernah diberikan oleh siapa pun. Ia membiarkan Draco membuat dirinya menjadi wanita seutuhnya. Dan untuk pertama kalinya, Hermione membiarkan seorang pria memasuki tubuh dan jiwanya. Pria itu Draco Malfoy. Hermione membuka dan memberikan hatinya untuk Draco. Ia memberikan segalanya untuk Draco, di saat seharusnya Hermione mengambil segalanya dari Draco.

Draco terbangun dari tidurnya ketika mendengar sebuah suara wanita di sebelahnya. Hermione tertidur di sampingnya dengan posisi tidur menyamping menghadapnya. Bagian atas tubuh Hermione tidak tertutupi selimut. Membuat pundaknya terekspos. Draco melihat Hermione bergidik dalam tidur dan ia merapatkan selimut menutupi pundak Hermione lalu menciumnya.

Draco beralih melihat jam dinding di sudut ruangan. Hampir jam 5 pagi, batin Draco. Aneh sekali. Ini hari Minggu dan tidak biasanya ia bangun terlalu pagi.

Draco kembali melihat Hermione. Menatap wanita itu yang terlihat sangat tenang dalam tidurnya. Ia menyentuh rambut Hermione lembut, merapikannya, mengusapnya. Bahkan dalam tidur pun, Hermione terlihat sangat cantik.

Beberapa hari terakhir merupakan bencana bagi Draco. Ia menghindari Hermione. Bukan karena Hermione melakukan kesalahan, tapi karena Draco merasa jika ia tidak menghindari Hermione, hal ini sudah pasti terjadi lebih cepat.

Empat hari yang lalu, mereka memang terlibat pertengkaran. Seharusnya mereka makan malam bersama tapi Hermione membatalkan sepihak. Hermione sudah membuat janji terlebih dahulu dengan rekan-rekannya di kantor. Salah seorang rekan Hermione berulang tahun dan mengajaknya makan malam. Tapi acara makan malam tersebut lebih terlihat seperti double date bagi Draco.

Draco menolak merasa kalau dirinya cemburu tapi Hermione terus menggodanya. Ia kesal dan kecewa. Hermione pun sebenarnya sudah berusaha meminta maaf tapi Draco terus menghindarinya.

Saat tengah malam, di hari Hermione makan malam dengan rekannya, Draco melihat Hermione sedang menelepon di dapur. Ia tidak tahu siapa dan apa yang dibicarakan Hermione karena dia berbicara dalam bahasa asing. Draco masih dirundung rasa kecewa saat itu tapi perasaan itu langsung berganti saat Draco sadar bahwa Hermione mengenakan pakaian yang tidak biasa.

Hermione mengenakan gaun tidur berwarna putih gading berbahan satin. Draco tidak pernah melihat Hermione mengenakan pakaian seminim itu. Gaun itu mengekspos pundak Hermione serta pahanya di bagian bawah. Tak hanya itu, ketika Hermione memunggunginya, Draco melihat punggung Hermione tidak tertutup apa pun. Saat itu Draco sadar, Hermione tidak mengenakan bra.

Sebagai pria normal, Draco merasa resah melihat Hermione seperti itu. Imajinasinya menjadi liar. Bagaimana jika ia menarik Hermione ke dalam pelukannya? Membawa Hermione ke kamar dan menghabiskan malam bersama? Draco terus melihat punggung Hermione. Sungguh ia tidak tahan. Namun akhirnya, Ia mengurungkan niatnya untuk ke dapur dan kembali ke kamar.

Selama empat hari pula, setiap kali ia melihat Hermione, bayangan Hermione mengenakan gaun tidur terlintas di pikiran Draco. Sungguh, ia tidak ingin menghindari Hermione tapi ia juga tidak tahan dengan hasrat seksualnya jika harus berada di dekat Hermione.

Dan tadi malam, pertahanannya runtuh.

Ia sedang mengerjakan laporan untuk diberikan pihak sekolah ketika Hermione memanggilnya. Kaget. Itu yang Draco rasakan. Hermione berdiri dengan wajah yang begitu cantik, suaranya terdengar sedikit takut. Dan yang membuat Draco kacau, Hermione mengenakan gaun tidur tipis berwarna hijau muda. Potongan dadanya rendah sehingga Draco dapat melihat bahwa Hermione lagi-lagi tidak mengenakan bra.

Apakah gadis itu sadar kalau pakaiannya sangat menganggu? Atau dia sengaja?

Tapi Draco tahu kalau Hermione tidak sengaja. Dia terlihat begitu kecewa pada Draco yang menghindarinya. Draco yang berusaha untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, menutupi bagian atas tubuh Hermione ketika dia menuruti permintaan Draco untuk duduk di sampingnya.

Dan pada akhirnya, Draco mencium Hermione. Jauh sebelum ia melihat Hermione dalam balutan gaun malam, Draco sudah sangat ingin menciumnya. Dan ketika Hermione melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya, Draco tidak bisa lagi menahan gairahnya.

Mereka menghabiskan malam dengan bercinta. Draco memang sudah pernah melakukan hubungan seks dengan wanita lain. Beberapa tahun lalu ketika ia masih berada di Angkatan Darat. Tapi Draco tidak pernah benar-benar bercinta dengan wanita. Draco tidak peduli dengan pasangan seksnya ketika mereka berhubungan. Ia merasa tidak harus memuaskan pasangannya.

Tapi tidak dengan Hermione.

Draco tahu Hermione baru pertama kali melakukannya. Makanya ia tidak ingin melakukannya di sofa. Ia ingin Hermione mendapatkan pengalaman yang baik. Ia ingin Hermione merasakan bahwa Draco sangat menginginkan dirinya. Hermione terlalu berharga sampai-sampai Draco tidak ingin menyakitinya.

Untuk pertama kalinya, Draco memberikan perhatian yang begitu pada seorang wanita. Ia menyentuh Hermione dengan sangat lembut, penuh cinta dan gairah. Ia membiarkan Hermione menikmati setiap sentuhan yang Draco berikan. Desahan dan erangan yang keluar dari mulut Hermione, membuat Draco semakin bergairah.

Bahkan ketika mereka menyatu, Draco menunggu Hermione menyesuaikan diri. Hermione tak hentinya memanggil nama Draco setiap kali Draco bergerak. Tidak ada umpatan kasar yang terlontar darinya. Hermione hanya menyebut nama Draco dan itu sangat membuat Draco senang.

Tidak hanya itu, keduanya mencapai puncak berkali-kali sebelum benar-benar berhenti dan tertidur lelap.

Shit, umpat Draco dalam hati. Hanya memikirkan apa yang dilakukannya semalam, membuat Draco benar-benar terbangun. Apakah ia ingin melakukannya lagi?

Dan Draco melihat Hermione bergerak dalam tidurnya. Draco mengusap lembut pipi Hermione dan membuatnya terbangun.

"Draco?" panggil Hermione. Matanya masih setengah terutup.

"Kau terbangun?" Draco mendekatkan dirinya, memeluk Hermione. Hermione membenamkan dirinya pada dada Draco. Pundak telanjang Hermione kembali terbuka dan membuat Draco semakin kacau.

"Jantungmu berdetak sangat kencang. Ada apa?" Hermione mendongak melihat Draco tersenyum.

"Tidak ada apa-apa," Draco berbohong. "Ini masih terlalu pagi, kau sebaiknya kembali tidur."

Draco lalu mencium dahi Hermione. Alih-ali tidur, Hermione malah mengecup bibir Draco. "Kau berbohong padaku."

Draco menggeleng lalu menjawil puncak hidung Hermione. "Aku tidak berbohong. Matahari bahkan belum terbit."

"Bukan itu," sanggah Hermione. "Jantungmu berdetak sangat cepat Draco."

"Seriously?" tanya Draco. Haruskan Hermione bertanya apa yang terjadi dengan dirinya saat ini?

"Apakah aku yang membuatmu seperti ini?"

Dan Hermione tidak berbicara mengenai detak jantung Draco. Hermione menyentuh Draco sambil menyeringai dan dibalas Draco dengan kerutan dahi.

"Kau yakin?" tanya Draco. Apa yang dilakukan Hermione? Apa dia mencoba untuk menggodanya?

Hermione tersipu malu lalu tertawa kecil. Ia melepaskan sentuhannya dan menyembunyikan wajahnya di dada Draco.

"Tidak apa-apa," kata Draco kemudian sambil membelai rambut Hermione.

"Draco," panggil Hermione lagi. Draco hanya bergumam sambil mengusap kepalanya. "Apa yang membuatmu membawaku ke sini?"

Draco tidak menyangka akan mendapat pertanyaan itu dari Hermione. Ia tidak yakin, jadi ia ingin memastikan. "Maaf?"

"Apa yang membuatkan membawaku ke sini? Maksudku, kenapa kita bercinta di sini? Kita bisa saja melakukannya di sofa semalam."

Draco terkekah lalu mengangkat wajah Hermione. Draco mencium bibir Hermione dalam-dalam. "Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Aku hanya ingin melakukannya dengan benar," jawab Draco. "Ini pertama kalinya untukmu. Kau harus diperlakukan dengan baik dan benar."

Hermione yang terkejut, kemudian duduk sambil memegang selimut yang menutupi dadanya.

Draco yang melihat punggung Hermione menegang, mencium punggungnya dengan lembut dan memeluknya.

"Maafkan aku karena menghindarimu." Draco meletakan dagu di pundak kanan Hermione. Hermione menoleh dan mencium pipi Draco.

"Kau tidak boleh menghindariku lagi."

"Aku bahkan tidak yakin dapat menghindarimu lagi."

Draco memeluk Hermione cukup lama sampai akhirnya ia merasa Hermione membimbing tangannya untuk menyentuhnya lebih dalam.

Draco menarik Hermione lebih erat dan perlahan membiarkan dua buah jarinya berada di dalam Hermione. Erangan Hermione membuat Draco menggerakkan kedua jarinya lebih cepat. Ia pun mencium leher Hermione dan satu tangannya yang bebas, menyentuh dada Hermione. Draco mempercepat gerakkan kedua jarinya dan menghentikannya saat Hermione memekik memanggil namanya. Hermione telah mencapai puncaknya.

Dan mereka kembali bercinta sepanjang pagi. Draco pun menyadari kalau ia sudah memasuki Hermione terlalu dalam. Ia tak hanya menerima apa yang Hermione berikan, tapi juga memberikan seluruh hati dan jiwanya untuk Hermione. Sebuah pertanyaan terlintas di kepala Draco, apakah ia sudah jatuh cinta pada Hermione? Atau ini hanya hasrat seksualnya saja?