Cast : Yami Sukehiro, Nacht Faust, Black Bull

Dics : karakter bukan milik saya, tapi cerita ini asli milik saya nanodayo :v

Note : Ga ada nama Nacht dipilihan karakter jadi cuma Yami yang Joy masukin yah. Kalau udah ada bilang ya biar Joy edit. Bisa2nya ga ada nama Nacht dipilihan karakternya huhu :"((

Maaf kalau masih ada typo ya~

.

.

Mengandung konten Yaoi/Gay/Homo

HOMOPHOBIC JUST GO

.

DLDR

.

HAPPY READING

.

.

Perang antara Kerajaan Clover dan Spade telah usai. Zenon Dante dan Vanica telah dilumpuhkan. Ketiganya tak lagi memiliki Iblis sebagai penopang kekuatan.

Para Ksatria Sihir, Squad Sihir, Kaisar dan pengawal Kerajaan tak lagi dalam keadaan rapi. Banyak dari mereka yang bersimbah darah bahkan ada beberapa yang meregang nyawa. Bahkan Yami dan William yang diculik pun tak terlihat baik-baik saja. Mengingat mana mereka sudah terkuras banyak akibat ritual pemanggilan Iblis yang hampir terjadi.

Anggota Fajar Keemasan mengerubuni kapten mereka. Semuanya sangat lega kapten mereka masih hidup walau dalam keadaan kritis.

Begitu pula Black Bull, semuanya juga mengerubuni Yami. Tentu saja Black Bull lah yang paling heboh.

"Yaaa Kapten kau selamat syukur lah! Mada mada!"

"Kapten kita bisa kembali minum bersama~!"

"Kapten ayo bertarung denganku~"

"Luck aho Kapten baru saja diculik kau sudah mengajaknya bertarung koraaaa!"

"Syukurlah. Hazukashii!"

"Bukannya aku merindukan Kapten ya. Karena aku ini anggota kerajaan loh."

"Yo~ kat~ ta~"

"Ekhem akhirnya aku bisa kembali bertemu Marie ku tersayang."

"Kapten."

"Yo Yo kalian berisik."

"Kapten nanti kita masak bersama ya la~"

"Huks Kapten aku bahkan merindukan saat menunggumu boker huwaaaa! Atau bahkan mengantarmu ke sana sini aku merindukannya!"

"Temanku kembali lengkap. Selamat datang Kapten."

"Yamiiiiii aku bahkan merindukan ketika kau mengupil saat aku berbicara padamuuuuu!" Bahkan Jullius sang Kaisar sihir ikut mengerubuni Yami, tentu saja masih dengan tubuh kecilnya.

Yami hanya tersenyum kecil mendengar betapa ributnya manusia tak berguna kesayangannya ini. Badannya sangat lemah bahkan hanya sekedar untuk berkata tadaima pada bocah-bocah ini.

"Kau tidak bergabung?" Tanya Nozel pada pria yang biasanya tersenyum walau palsu, kini hanya menatap datar segerombolan manusia tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tidak berguna." Jawab Nacht datar. Ia berbalik untuk pergi.

"Nacht." Panggilan lemah itu menghentikan pergerakan Nacht.

"..."

"Black Bull bantu mengamankan yang terluka disini. Kita akan segera kembali ke Kerajaan." Perintah Jullius seolah memberikan ruang pada Yami dan Nacht. Ksatria sihir yang lain pun mengerti dan mulai memfokuskan diri pada apapun selain Yami dan Nacht.

"Nacht kemari lah." Ujar Yami lagi dengan suara yang kian lirih.

"..."

"Nacht-"

Wusss

Dengan secepat kilat Nacht menghampiri Yami. Tak lupa mencengkram leher Yami. Hal itu sontak membuat Black Bull kaget hendak balas menyerang Nacht.

"Stop. Biarkan mereka. Lanjutkan tugas kalian. Keke." Ujar Jack menahan anggota Balck Bull yang hendak terjun menuju kedua pilar Squad terbodoh itu.

"Tapi-"

"Lakukan saja Chibista." Ujar Zora sembari menendang bokong Asta.

Kembali pada Yami dan Nacht. Yami hanya tersenyum lembut, walau cengkraman Nacht pada lehernya tak main-main. "T-tadai-ma uhuk." Ujar Yami susah payah.

"Aku membencimu Yami Sukehiro!" Teriak Nacht penuh emosi dan em kelegaan?

Lalu dengan secepat kilat di lepasnya cengkraman itu. Kemudian memeluk erat Yami yang kini jatuh dalam pelukan Nacht.

Mendengar hal itu membuat Yami tersenyum. Ia hanya bisa berbisik tepat pada telinga Nacht. Kemudian ia terkulai lemah. Nacht yang kaget hanya bisa panik, termasuk yang lain yang juga ikut kembali mengerubungi Yami dan Nacht.

.

.

"Bagaimana keadaan Kapten kami Owen-jiichan?" Tanya Asta yang kini berkunjung ke klinik milik Owen bersama seluruh anggota Squad Black Bull. Setelah kemarin Yami pingsan, ia langsung dibawa ke tempat Owen untuk diberi perawatan lebih lanjut. Meskipun tak hanya ia yang dirawat mengingat banyak yang tumbang juga.

"Yami sudah lebih baik. Hanya perlu menunggunya sadar kembali. Kalian bisa membawanya ke markas kalian. Aku perlu memeriksa yang lain bersama pengguna sihir penyembuhan lainnya." Ujar Owen yang membuat semua mata anggota Black Bull tertuju pada Nacht.

"Ada apa?" Tanya Nacht sembari tersenyum seperti biasanya.

"Tentu saja Anda yang harus membawa dan merawat Kapten, Fukutaichou." Ujar Vanessa dengan senyum manis, diangguki oleh seluruh anggota Black Bull.

"Kenapa harus-"

"Na selamat bersenang-senang fukutaichou-san yo." Ujar Zora semakin memperpanas suasana.

"Haiiiiii. Ganbare fukutaichou." Ucap Asta sebelum memasuki ruang dimensi yang dibuat Finrall. Disusul yang lain.

"Oi-"

"Gomen ne fukutaichou. Kami akan menunggu di markas. Bye!" Ujar Finrall dengan senyum terpaksa. Sungguh ia masih lebih memilih dimarahi oleh Yami dari pada harus berbicara dengan Nacht. Nacht itu menyeramkan!

"Tidak berguna." Decih Nacht. Kemudian menatap datar Owen yang juga menatapnya.

"Ah silahkan."

Owen menatap kasihan pada Yami yang kini di seret oleh Nacht. Nacht dengan teganya hanya memegang kerah baju Yami dan mulai menghilang menggunakan sihirnya.

"Ku harap kau lekas sembuh Yami Sukehiro." Kata Owen prihatin sembari melihat Nacht dan Yami yang telah menghilang sepenuhnya.

.

.

Sesampainya dimarkas Nacht lalu melempar Yami dengan tidak sopannya ke ranjang. Melihat Yami yang masih tak sadarkan diri membuat Nacht cukup iba.

Ia mendekat lalu memperbaiki posisi Yami. Kini dengan kelembutan tak sekasar tadi.

Usai itu Nacht duduk di kursi samping ranjang Yami. Ia hanya diam dan melihat Yami yang masih memejamkan mata. Matanya bergulir dan menatap sekitar leher Yami yang masih ada bekas akibat ulahnya kemarin.

"Kenapa kau sangat lemah." Datar Nacht sembari mengarahkan pandangannya kearah lain. Walaupun ia membenci Yami, tak dipungkiri ia mengkhawatirkan kapten bodohnya ini.

"Karena kau tidak disisiku."

"Alasan."

"..."

"Eh?!" Kaget Nacht menoleh pada Yami. Dibalas cengiran bodoh Yami. Sontak melihat itu Nacht naik pitam.

Duagh

Dengan refleks dipukulnya wajah yang kini menampilkan cengiran bodoh itu.

"Ittai! Oi aku baru saja sadar baka!"

"Kau-"

Srett

Yami langsung menarik lengan Nacht yang kembali hendak memukulnya. Menahan kedua lengan itu cukup kuat. Bagaimanapun ia masih belum pulih sempurna, jika ia sedang dalam keadaan prima maka menjinakkan Nacht adalah hal mudah.

"Lepas bodoh."

"Diamlah. Tidakkah kau bisa lembut padaku sejenak?" Tanya Yami rendah sembari menarik Nacht mendekat. Kini Nacht terpaksa duduk disamping ranjang Yami karena kaptennya itu tengah mengunci pergerakan tangannya.

"Lepas ku bil-"

Cup

Yami dengan cepat membungkam bibir tipis didepannya itu. Hanya mengecup, tak lebih.

"Aku merindukanmu. Maafkan aku." Ujar Yami lembut sembari melepaskan kuncian pada lengan Nacht. Detik berikutnya tangan besar Yami mengelus pipi lembut Nacht.

Wajah Nacht memerah. Ia mengalihkan pandangannya kearah lain dan-

"APA YANG KAU LAKUKAN DISANA HAH?!"

"HUWAAAA GOMEN GOMEN AKU AKAN PERGI SILAHKAN LANJUTKAN AAAAA!"

Teriakan Asta menggema seiring ia berlari menjauhi kamar sang Kapten. Ia masih sayang nyawa untuk tidak berhadapan dengan Nacht yang kini siap bertempur dengan keempat iblisnya.

"Tunggu-"

"Sudah biarkan dia. Kau sangat kejam huh mencekikku. Ini menyakitkan." Yami menahan lengan Nacht yang hendak mengejar Asta.

Mendengar itu Nacht kembali duduk dan menatap Yami datar. Ia sama sekali tak menolak saat Yami menaruh kedua tangannya di leher yang masih ada bekas tangannya kemarin.

"Hei katakan sesuatu." Ujar Yami lagi setelah keduanya terdiam cukup lama.

"..."

"Nacht."

"..."

"Say-"

"Berhenti melakukan hal konyol Yami." Tukas Nacht tajam memotong ucapan Yami yang Nacht pikir sangat menggelikan.

"Setidaknya kau beri sambutan untuk kepulanganku huh." Keluh Yami sembari melepaskan kedua tangan Nacht. Kini ia duduk bersandar diranjang dengan jari mengorek telinganya malas.

Pandangan bosan seperti biasa itu membuat Nacht tersenyum tipis. Sudah berapa lama ia tak melihat pemandangan ini.

Nacht memegang kedua pipi Yami, menariknya mendekat. Hidung mereka kini bahkan sudah bersentuhan.

"Jika kau ceroboh sampai diculik lagi, ku pastikan aku yang akan memenggal kepalamu detik itu juga."

"Oih kej-"

Cup

Nacht segera membungkam bibir Yami dengan bibir tipis miliknya. Dalam kecupan itu Yami menyeringai senang. Segera ia rangkul pinggang Nacht untuk lebih dekat, lalu sedetik kemudian kecupan yang awalnya ringan telah berubah menjadi ciuman basah yang mewakili kerindungan keduanya.

Nacht yang sudah dibuat mabuk oleh permainan bibir Yami hanya bisa mendesah lirih dan membiarkan Yami melakukan semaunya. Toh ia juga merindukan Kaptennya yang bodoh ini.

Sedangkan ditempat lain, Asta tengah berlari heboh ke halaman depan markas yang dimana semua anggota tengah berlatih.

"Minna! K-kapten dan w-wakil mere-"

"Aa Asta-kun belum tau laa?~"

"Lupakan mereka dan lekas bantu aku membelah kayu ini Chibitan."

"A~re~ sudah~ la~ma~ ki~ta~ ti~dak~ lati~han ber~sa~ma~"

"Asta-kun ayo bertarung ahahaha."

"Koraaa Luck! Aku belum kalah!"

Dan respon biasas aja dari semua anggota membuat kepala Asta pusing. "Kalian biasa saja?" Tanya Asta dengan mata yang memutih semua.

"Bukannya aku peduli. Tapi apa bedanya kau dan pangeran Spade itu? Bukannya kalian juga sering berciuman? Ah Marrie adikku cantik sekali." Cetus Gauche yang kemudian kembali sibuk dengan foto Marrie.

"Kami kan saudara jadi tak apa. Lagipula bibir Yuno manis aku jadi merindukan Yuno. Ah aku akan ke markas Fajar Keemasan minna. Mada madaa!" Tanpa mendengar protes dari anggota lain Asta langsung melesat dengan menaiki pedang iblisnya. Meninggalkan anggota Benteng Hitam yang mengomentari Asta dengan berbagai komentar.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

E N D

Udah lama di draft dan baru up sekarang. Mulai nulis semenjak episode Nacht dan Asta yang datang ke pertemuan Kapten Squad.

Review nya jangan lupa yaw :3

See ya❤️