Takjil, bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan apalagi jika dibuat bersama-sama. Masalahnya diantara tujuh orang bersaudara favorit kita ini hanya ada dua orang yang bisa memasak dan menemukan kata sepakat tidak semudah membalik telapak tangan.
Author note:
-Boboiboy dan seluruh karakter yang terkandung di dalamnya adalah milik pemegang hak cipta, saya hanya pinjam karakter-karakternya. Tidak ada keuntungan materi yang saya dapatkan dari fanfic ini.
-BUKAN YAOI, BUKAN SHOUNEN-AI. Elemental sibblings, AU, tanpa super power, OOC (mungkin ?).
-Dalam fanfic ini umur karakter utama adalah sebagai berikut dari yang tertua:
-BoBoiBoy Halilintar: 18 tahun
-BoBoiBoy Taufan: 18 tahun.
-BoBoiBoy Gempa: 18 tahun.
-BoBoiBoy Blaze: 17 tahun.
-Boboiboy Thorn: 17 tahun.
-Boboiboy Ice: 16 tahun.
-Boboiboy Solar: 16 tahun
.
.
.
Puasa Hari Ketiga.
"Juice buah lah, lebih nikmat."
"Ngga lah, Kak. Lebih afdol es buah."
"Tiap tahun kita buka puasa pakai es buah. Tahun ini coba juice buah."
"Mana afdol? Harus es buah.
Begitulah debat yang terjadi antara Gempa dan Ice di dapur. Sementara jam dinding menunjukkan pukul empat sore menjelang berbuka puasa.
Sebuah blender pun menjadi rebutan antara Gempa yang ingin menggiling buah-buahan dan Ice yang ingin menghaluskan es batu.
Hanya satu jenis minuman takjil yang bisa dibuat karena keterbatasan jumlah buah-buahan yang ada dan waktu. Bahkan keduanya belum sempat membuat makanan untuk berbuka.
Tak ayal, debat antara Gempa dan Ice menarik perhatian Halilintar dan Solar yang sedang menonton televisi sembari menunggu waktu buka puasa. Keduanya memutuskan untuk turun tangan sebelum Gempa dan Ice batal hanya karena urusan takjil.
"Biar aku yang buat takjil." Secara sukarela Solar menawarkan diri. "Kak Hali, ajak Kak Gempa dan Ice keluar rumah dulu. Percayakan semuanya padaku!"
"Hah? Kamu, Solar? Memang-" Gempa tidak sempat berkomentar lebih lanjut karena ia dan Ice diseret paksa keluar dari dapur oleh Halilintar. "Hey! Apa-apaan ini, Hali?!"
"Diam, ayo keluar kalian berdua. Biar Solar yang membuat takjil kali ini," ucap Halilintar sembari menyeret Gempa dan Ice keluar dari dapur.
Setelah Gempa dan Ice diusir dari dapur oleh Halilintar, barulah Solar mulai bekerja. Ia tidak punya banyak waktu karena harus membuat minuman dan makanan takjil.
Laci-laci dapur dibuka satu-persatu oleh Solar yang mencari bahan yang bisa dimasak. Ia menemukan sebungkus agar-agar instan dalam sebuah laci. "Hmm ... Bolehlah ... Lalu apa lagi ya?"
Solar melanjutkan pencariannya sampai ia menemukan sesuatu di dalam kulkas yang bisa digunakan sebagai pelengkap masakannya. "Hm... Ya, ya... Bisa kupakai, persis resep yang kulihat di Youtube..."
Jadilah Solar membuat takjil hari itu sampai...
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar .
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.
Asyhadu allaa illaaha illallaah.
Asyhadu allaa illaaha illallaah.
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.
Hayya 'alashshalaah .
Hayya 'alashshalaah .
Hayya 'alalfalaah.
Hayya 'alalfalaah.
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar .
Laa ilaaha illallaah .
Bergemalah adzan maghrib menandakan berbuka puasa. Ketujuh bersaudara favorit kita ini sudah berkumpul di meja makan untuk membatalkan puasa mereka.
"Nah, ini buatanku." Dengan bangganya Solar membawa sebuah baskom tertutup dari dapur ke meja makan. Enam pasang mata yang penasaran mengikuti gerak-gerik Solar ketika ia meletakkan takjil buatannya di atas meja.
Solar membuka tutup baskom takjilnya. "Ta daaaa!"
Gempa, Ice, dan Thorn mendelik horor ketika mereka melihat hasil karya Solar. Taufan dan Blaze langsung menghijau wajahnya. Hanya Halilintar saja yang sanggup untuk tetap berwajah datar.
"Apa ini, Sol?" tanya Gempa sambil meneguk ludah.
"Inilah, agar-agar sidat rebus! Resep tradisional Inggris. Makanan sekaligus minuman. Cocok buat takjil, 'kan?"
"Si-sidat?" Wajah Thorn pun ikutan menghijau.
"Yap, sidat, belut, sama saja."
Dan tinggalah Solar seorang diri di meja makan karena semua kakak-kakaknya sudah berhamburan lari mencari kamar mandi terdekat.
Tak lama berselang terdengarlah suara jelanak semua kakak-kakak Solar bercampur dengan suara toilet yang disiram
"Aneh ... Padahal enak kok ...," gumam Solar sembari menyendokkan agar-agar dingin yang bercampur daging sidat rebus itu ke dalam mulutnya.
Dan itulah terakhir kalinya dalam seumur hidupnya Solar dipercaya untuk membuat takjil.
Tamat.
Author note:
Agar-agar sidat rebus atau dikenal sebagai jellied eel adalah salah satu makanan tradisional rakyat Inggris
Terima kasih kepada para pembaca yang sudah bersedia singgah. Bila berkenan bolehlah saya meminta saran, kritik atau tanggapan pembaca pada bagian review untuk peningkatan kualitas fanfic atau chapter yang akan datang. Sebisa mungkin akan saya jawab satu-persatu secara pribadi.
Sampai jumpa lagi pada kesempatan berikutnya.
