DISCLAIMER MASASHI KISHIMOTO

LONER ALONER HIN

RATING : M

GENRE : ADVENTURE, TRAGEDY, FANTASI, ACTION

WARNING : UNSUR KEKERASAN, UPDATE SEWAKTU-WAKTU, TYPO (TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN), SEBAGIAN BERISI KELUH KESAH PENULIS

SELAMAT MEMBACA

Penghukum dari Neraka

Jangan merasa benar dan menyalahkan bayi yang belum tau apa-apa.

Siapa yang salah jika bayi terjatuh dan wajah bayi itu mebentur lantai?

Ok, beruntung tidak parah.

Lain kali?

Tidak ada lain kali di hadapanku.

Aku adalah Hakim Hitam dan namaku Hidan.

Di hadapanku sekarang ini, orang dewasalah yang salah.

Jangan melempar kesalahan ke si bayi dan mencoba membela diri dengan berkata harus ke dapur.

Ok, memasak karena belum ada makanan sama sekali.

Kau salah, walau kau tidak salah melakukan kewajiban.

Dengan meninggalkan bayi lalu melupakan pengawasan dari mu, si bayi terjatuh dari atas tempat tidur. Kau acuh! Kau lupa jarak kamarmu ke dapur lumayan jauh untuk ukuran bayi. Pada akhirnya si bayi jatuh dan kaupun tidak tau itu akan terjadi.

Beruntung si kakek KEBETULAN, ya kebetulan mau membuat kopi lalu mendapati cucunya menangis histeris.

Aku Hidan, aku tau siapa yang harus disalahkan di sini.

Pertama, kau meninggalkan si bayi sendirian di kamar dan pergi memasak ke dapur. Kau memang tidak akan tau sesuatu akan terjadi terhadap si bayi. Di sini kau lupa, si bayi ini belum genap satu tahun, si bayi masih belum tau apa-apa. Hanya tau merangkak dan penasaran dengan setiap sesuatu.

Kedua, kau terlihat menggampangkan sesuatu dan pada akhirnya terjadi sesuatu yang fatal. Si bayi terjatuh dengan muka kanan membentur lantai. Apa kau menyesal pada akhirnya?

Ketiga, kau memang menyesal tapi mengapa kau tidak mau menerima kesalahan itu? Saat kau aku salahkan kau langsung menebar muka masam di hadapanku, kau berkata seakan tidak menerima "Oke, aku yang salah", dengan mudahnya kau berkata seperti itu lalu merajuk dari hadapanku.

Aku Hidan, tidak bisa kau anggap remeh. Aku akan menghukummu.

Seharusnya kau introfeksi diri dan berhenti mencetak muka masam, lalu terus berpikir tidak ada yang bisa mengerti dirimu. Kau harus tau, pikiranmu itu berasal dari sudut pandangmu semata. Kau lupa memikirkan perasaan orang lain juga.

Jangan menghindar menyalahkan si bayi karena aktif bergerak dan dengan acuhnya kau meninggalkannya.

Oke, kau sudah mengantisipasinya dengan memberi batas bantal dan selimut di pinggir.

Kau lupa aku adalah Hidan, tentu saja kau yang salah karena aku dengan mudah melihat kesalahan fatalmu.

Memang ada opini dari sudut lain, jika terjadi sesuatu dengan si bayi, si pengasuh tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Ada banyak factor yang membuat insiden ini. Tentu jika kecelakaan ini terjadi karena kesalahan KECIL si bayi dan itu masih bisa diterima dan dijelaskan dengan benar.

Dalam kasusmu ini sangat berbeda jauh. Kau mencoba membela diri dengan memunculkan opini sudut lain. Kau terlalu naif, kau lupa berhadapan dengan siapa. Aku adalah Hidan, sang penghukum.

Aku akan membeberkan kesalahanmu.

Pertama, kau egois. Akibat keegoisanmu itu kau hanya mampu menangis pada akhirnya setelah terjadi sesuatu yang buruk.

Kedua, kau malah melontarkan wajah masam ke setiap sudut. Itu memperlihatkan kau tidak menerima kesalahan ini. 'mungkin di sini kau akhirnya merasa bersalah, hanya saja kau tidak tau letak tepat kesalahanmu yang sebenarnya'

Ketiga, kau melupakan keberadaan si kakek. Ini adalah kesalahanmu yang paling fatal dan akhirnya harus beresiko. Kesalahanmu adalah lupa dan egois, meremehkan hal kecil.

Akan aku jelaskan, dan berhenti membela diri menyalahkan si bayi.

Kau pergi meningalkan si bayi dengan mudahnya tanpa ada rasa kawatir, beralasan harus masak karena sama sekali tidak ada makanan. Oke, aku lihat ini memang tugag dan tidak sepenuhnya salah. Tetapi ingat, aku sang Penghukum, di sini aku tidak mau mengerti posisimu, aku tegaskan itu. Itu karena kesalahanmu.

Seharusnya yang kau lakukan pertama, minta si kakek untuk menjaganya sebentar. Apa kau tidak bisa melakukan hal gampang itu? Beda ceritanya jika kau sendirian di rumah, maka tidak akan ada yang menyalahkanmu sepenuhnya.

Mengingat pembelaanmu sebelumnya, berkata seakan-akan makanan lebih penting daripada keselamatan si bayi.

Jangan mencari alasan lain lagi, dengan bilang si kakek sibuk lah atau apa lah? Itu karena kau tidak mau disalahkan bahkan kau memang benar salah di dini. Kau kira bisa melakukan segala sesuatu sendiri karena rasa egoismu dan muka masam kecut yang kau sering kali banggakan itu?

Aku persingkat dan perjelas di sini sebelum kau menerima hukuman. Kau pergi meninggalakan si bayi memasak ke dapur dengan tidak memanggil si kakek untuk menjaganya atau MENGAWASINYA sejenak. Kemudian si bayi terjatuh dengan muka lebih dulu menghantam lantai.

Kesalahan utamamu adalah lalai dan menganggap gampang masalah.

Oh, aku lupa jika kau tidak terima diprotes. Pada akhirnya kau akan melempar muka masam lagi dan lagi.

Terserah opini sudut lain, "jika bayi terjatuh, siapa yang disalahkan?"

Persetan opini itu jika berhadapan dengan ku.

Aku Hidan, aku akan mengatakan ini untuk mu, "Jika terjadi sesuatu pada si bayi itu murni karena tidak berdayanya dirimu dalam mengambil sikap dan tindakan. Kebodohan dirimu yang tidak bisa bertidak kreatif"

"Lain kali, kau harus lebih aktif berpikir. Untung saja si bayi tidak mengalami luka fatal, tapi jangan anggap remeh masalah ini. Ini adalah sebuah peringatan untukmu. Aku tidak mengutukmu, seandainya jika si bayi saat sudah melewati usianya setahun lalu dia lari ke jalanan penuh kendaraan, apa yang akan kau katakan?"

"Berpikir seperti manusia dan bertindak cerdas!"

Sekarang kau akan aku hukum, kau akan dipenjara dalam lampu selama empat bulan ke depan sambil merenungi ketidakberdayaanmu mengambil tindakan.

Aku Hidan, salah satu algojo Neraka yang menghukum setiap orang yang lalai menjaga bayinya.

FIN