Naruto baru saja pulang dari kerjanya, dia melihat sosok wanita berambut merah yang mempunyai anak satu, wanita itu tetangga apartemennya. Segera dia mengajaknya untuk makan malam di apartemennya, tapi makan malam itu berakhir dengan sebuah kejadian yang menggairahkan.


Naruto by Masashi Kishimoto.

Warning:PWP, Smut, Lemon, Milf, Lactation.

Darahnya berdesir begitu melihat kemolekan tubuh wanita yang sedang menungging mencari sebuah benda di bawah sana, Naruto baru saja pulang dari kerjanya di kedai ramen, dan dia disuguhi oleh pemandangan indah di depannya. Namanya Kushina Uzumaki, seorang wanita tetangga apartemennya. Dia memiliki satu anak yang tinggal bersama dengannya.

Naruto akrab dengan anak semata wayang dari Kushina, terkadang dia bermain dengan bocah itu jikalau Naruto sedang libur.

Dan saat ini dia melihat bongkahan pantat yang menggiurkan, libido Naruto naik saat melihat benda itu, rasanya dia ingin meremasnya dan memasukkan kejantanannya. Naruto menggelengkan kepalanya, dia membersihkan pemikiran kotor yang memenuhi kepala pirangnya.

"Uzumaki-san?"

Wanita bernama Kushina pun beranjak, dia langsung menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. "Ah, Namikaze-kun selamat sore."

"Anu, kau sedang apa?"

Kushina mengangkat tangannya yang tengah memegang sesuatu. "Antingku jatuh, jadi aku mencarinya disini."

"Boleh kubantu?"

"A-ah, ini sudah ketemu kok, kau juga tak perlu merepotkanku Namikaze-kun."

Naruto terdiam, lalu menyunggingkan sebuah senyuman tipis pada Kushina. "Baiklah kalau begitu. Oh iya, jika kau bebas malam ini, aku mengundangmu makan malam di apartemenku, itupun jika kau tak ada acara."

"Um, boleh."

Naruto mengangguk kecil. "Jam tujuh malam nanti, apa kau akan mengajak Naruko?"

Kushina menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku akan menidurkannya nanti."

"Baiklah, sampai nanti!"

"Sampai nanti Namikaze-kun."

Malam harinya, Naruto sudah menata semua makanan yang dimasaknya, dia tinggal menunggu Kushina untuk datang dan ikut makan malam bersamanya.

Bel pintu apartemennya berbunyi, Naruto segera berjalan ke arah pintu masuk dan membukakan pintu untuk Kushina. "Selamat malam Uzumaki-san."

Kushina tertawa kecil melihat celemek berwarna merah jambu yang dikenakan Naruto. "Selamat malam, Namikaze-kun." Naruto yang melihat Kushina tertawa pun melihat celemek yang dikenakannya, dia hanya tersenyum dan mempersilahkan Kushina masuk ke apartemennya.

Wanita itu dipersilakan untuk duduk di atas lantai dengan beberapa makanan yang masih hangat. "Aku hanya bisa memasak makanan sederhana saja."

"Tak perlu merendah seperti itu, kau sudah berjuang untuk memasak makan malam."

Naruto tersenyum, dia melepas celemek yang dikenakannya lalu duduk saling berhadapan dengan Kushina. "Mari kita makan, selamat makan!"

"Selamat makan!"

Keduanya memakan masakan Naruto dengan tenang, hingga semuanya habis. Kushina tersenyum merasakan masakan dari lelaki di depannya itu.

"Terima kasih atas makanannya."

Naruto baru saja meletakkan sumpitnya, dia melihat Kushina yang terlihat senang sesaat setelah memakan masakannya. "Biar aku yang membereskannya."

"A-ah, maaf, merepotkanmu."

"Tak apa." Kushina membereskan peralatan makan itu, dia meletakkan semuanya di wastafel lalu mencucinya, sementara Naruto beranjak ke lemari pendingin untuk mengambil dua buah kaleng Bir. Dia meletakkan kaleng itu di atas meja, menunggu Kushina menyelesaikan kegiatannya.

"Uzumaki-san, aku meletakkan Bir di atas meja."

Kushina yang sudah selesai dengan urusannya pun segera berjalan ke meja dan duduk di atas bantalan duduk. Dia mengambil Bir yang disediakan Naruto. "Terima kasih."

Beberapa saat setelahnya, Kushina dan Naruto seolah tak terpengaruh oleh alkohol yang ada di dalam bir itu, mereka masih sadar sampai kaleng ketiga yang mereka berdua minum. Keduanya berbincang seru, mereka membicarakan beberap pengalaman hidup keduanya.

"Jadi kau tak punya pacar? Berarti kau masih perjaka dong?"

"Uuh, itu agak memalukan sih, tapi ya aku masih perjaka," balas Naruto di akhiri dengan tawa canggung.

Kushina sendiri segera beranjak untuk duduk di samping Naruto, tangannya mulai bergerak ke paha lelaki itu, dan merambat ke gundukan Naruto.

"Apa kau belum pernah melakukan seks?" Naruto menggeleng cepat. "Bagaimana kalau aku ajari?" Di depannya itu adalah wanita merah dengan wajah menggoda serta tubuh proposional yang bisa membuat lelaki ngiler. Tangan Kushina mulai masuk ke dalam celana panjang Naruto, wanita itu menggenggam sebuah yang terasa besar di tangannya. "Aku penasaran, bolehkah?"

Tanpa menunggu jawaban, Kushina menarik resleting celana panjang Naruto, dia juga menyingkap celana dalam yang dikenakan lelaki itu, Kushina meneguk ludahnya dengan susah payah, wajahnya juga mulai merona saat itu juga.

"Err, a-ada apa?"

Kushina kembali menyunggingkan senyum menggoda pada Naruto, dia membuka mulutnya dan meneteskan liurnya, membuat Naruto merinding merasakan saliva Kushina yang membasahi kejantanannya. "Mari kita mulai." Suara merdu itu membuat Naruto merinding, wajahnya juga merona saat itu juga. Ini pertama kalinya bagi Naruto memperlihatkan penisnya pada seorang wanita.

Apalagi wanita itu sangat seksi dikedua matanya.

"Uhhh..."

Kushina menggerakkan tangannya naik turun, dia kembali meneguk ludahnya kasar. Benda di depannya itu semakin membesar saat tangannya bergerak naik turun. Dia pun membuka mulutnya, dan memasukkan penis itu ke dalam.

"U-uzumaki-san?!"

Secara reflek, Naruto menggenggam kepala merah Kushina, dia juga ikut menggerakan kepala merah itu naik turun. Naruto menggigit bibir bawahnya, dia merasakan nikmat saat penisnya masuk ke dalam mulut Kushina. Tubuhnya seolah terbang saat merasakan hangatnya mulut seorang wanita.

Kushina semakin mempercepat gerakannya, dia juga tak lupa untuk menjilati benda tersebut. "Ayo keluar! Ayo!" Kushina menyeringai melihat tubuh Naruto menegang, dia mempercepat gerakan tangannya hingga pemuda itu mengeluarkan cairan putih hangat yang memenuhi wajah cantik Kushina.

Naruto terengah-engah, dia mengambil napas sebanyak mungkin setelah klimaksnya yang pertama. "Uzumaki-san..."

"Panggil Kushina."

"Ku-kushina-san?"

"Kushina saja, dan kau kupanggil Naruto," ujar wanita itu, dia pun melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, Naruto bisa melihat bulu-bulu halus yang menutupi area kewanitaan Kushina, rona merah hinggap dikedua pipi Naruto saat itu juga. "Melihat apa?"

"U-um..."

Kushina seolah tak perduli, dia langsung menidurkan tubuhnya di atas meja, dan memasang pose yang sangat menggugah selera untuk Naruto, pemuda itu seolah terhipnotis, dia beranjak dan merangkak di atas tubuh Kushina. Celananya entah kapan sudah lepas dari tubuh Naruto, tangan pemuda itu mulai menggerayangi area kewanitaan Kushina, dia memasukkan jari tengahnya ke dalam vagina Kushina.

Sementara tangannya yang lain bertumpuh di atas meja, Kushina menatap Naruto dengan tatapan menggoda, bibir bawahnya ia gigit untuk menahan desahan yang akan keluar saat telunjuk Naruto bergerak mengobok-obok vaginanya, bibir Naruto mendekat ke bibir Kushina, keduanya berciuman mesra saat tangan Naruto masuk mengobrak-abrik vagina Kushina.

Kedua tangan Kushina mengalungi leher Naruto untuk memperdalam ciuman mereka, hawa di dalam ruangan itu semakin panas saat kedua kaki Kushina mengapit tangan Naruto, pemuda itu semakin bernafsu dan memasukkan dua buah jarinya yang lain ke dalam liang senggama Kushina.

Ciuman yang diberikan Naruto mulai merambat kebawah, dia menciumi leher Kushina, lalu semakin kebawah hingga sampai pada kedua payudara Kushina yang sangat menggoda itu. Dia menarik tangannya yang ada di vagina Kushina, lalu memainkan dua benda itu.

Kushina terlihat sangat pasrah saat itu, dan membiarkan Naruto memainkan payudaranya. "Kau seksi sekali Kushina."

"Mmhh!" Kushina menahan desahannya saat Naruto meremas buah dadanya, cairan putih keluar dai puting susu Kushina, Naruto agak terkejut melihatnya, dia menatap Kushina yang sedang menahan desahan agar tak keluar. Naruto meneguk ludahnya kasar, dan melahap salah satu puting susu Kushina. "Ahhnn!" Kushina mendesah keras saat Naruto melahap dan menyedot puting susunya.

Tangan Naruto yang lain meremas payudara Kushina, membuat wanita itu memeluk kepala pirang Naruto. Tubuhnya sudah sangat panas saat ini, Kushina juga memeluk tubuh Naruto dengan kedua kakinya, libidonya benar-benar dibuat naik oleh Naruto. Rangsangan sederhana yang diberikan Naruto pada Kushina membuat tubuhnya menikmati seks yang sudah tak didapat olehnya beberapa tahun belakangan ini.

"Naruto... Naru... Ahhnn..."

Naruto mengarahkan penisnya untuk masuk ke dalam tubuh Kushina, dia mendorong pinggulnya ke depan hingga kepala penisnya mulai masuk ke dalam liang senggama Kushina.

"Kushina, aku... Masukkan..."

Kushina mengangguk menatap Naruto, dia mengeratkan pelukannya terhadap leher Naruto, membuat pemuda itu terus mendorong pinggulnya.

"Ini... Besar..."

"Ck!"

Naruto terus memasukkan penisnya hingga ujung penisnya menyentuh G-spot Kushina. Wanita itu mendongakkan kepalanya saat merasakan sesak di dalam sana, kedua puting susunya menegang saat itu juga, tanda bahwa dia sangat terangsang oleh Naruto.

"Bergeraklah... Aku ingin penismu!"

Naruto menggangguk, dia mulai mebggerakkan penisnya maju mundur saat itu juga. Kushina mendesahkan namanya dengan keras saat penis itu bergesekan dengan dinding rahimnya, desahan Kushina semakin membuat libido Naruto naik, dia mempercepat gerakan pinggulnya.

"Kushina!"

"Keluarkan semua, kita keluar secara bersamaan!"

Naruto menenggelamkan penisnya dalam-dalam, Kushina sendiri memeluk leher Naruto dengan erat saat itu juga. Keduanya klimaks secara bersamaan.

Keesokan harinya, Naruto merasakan basah di area bawahnya. Dia membuka kedua matanya dan melihat sosok wanita berkepala merah yang sedang menaik turunkan kepalanya.

"Kushina?"

"Selamat pagi Naruto."

Naruto mendesah, dia mendorong kepala Kushina hingga spermanya keluar dari penisnya, Kushina mau tak mau menelan semua cairan putih itu.

"Spermamu enak." Kushina menyeringai. "Ada apa?" Kushina mendekati Naruto yang sedang menundukkan kepalanya.

"A-aku merasa bersalah saat berhubungan seks denganmu. Aku takut jika suamimu marah nantinya." Kushina mengerjapkan kedua matanya, lalu tertawa keras mendengar ucapan Naruto.

"Bukan, dia hanya kakakku saja kok, kebetulan dia berada di apartemenku karena tuntutan pekerjaan."

"Eh, benarkah?"

"Lagipula aku ini Janda beranak satu, jadi tak masalah jika aku menikahi lelaki lain sepertimu." Kushina mencium pipi Naruto. "Kita mulai lagi ya? Naruto-koi."

Naruto melongo, ini akan menjadi hari yang panjang untuk dirinya.

End!