"Inikah kota Kuoh?"

Seorang pemuda sedang berjalan-jalan di malam hari. Ia mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan. Suasana nya sangat indah dengan lampu-lampu gedung menerangi sekitarnya, orang-orang berlalu lalang di trotoar, bising kendaraan yang ramai. Semuanya tampak normal. Tapi...

"Orang-orang yang malang. Mereka tidak tahu sisi lain dari kota ini."

Pemuda itu sedikit menganggukkan kepalanya seolah hanya ia saja yang mendengarnya.

"Benar, mereka selalu menjadi korban." ucapnya dengan nada datar. Ia yang merasakan pahit asamnya saat berurusan dengan para makhluk itu membuat sedikit merasa kasihan kepada penduduk kota yang tidak tahu apa-apa.

"Banyak aura-aura yang berbeda di daerah ini. Menarik"

Orang itu mendengus pelan. "Aku tidak perduli, selama mereka tidak mengusikku."

Sejak ia datang ke tempat ini, aura iblis dan malaikat jatuh terasa di sensor miliknya. Sepertinya di sini adalah sarang dari para makhluk supernatural, berbeda sekali dengan kota yang ia tinggali sebelumnya.

"Kau bodoh atau gimana? Kyoto kan daerah kekuasaan dari para 'Youkai'. Jelas saja kalau ada pengganggu, langsung di musnahkan."

Alis sang pemuda sedikit berkedut mendengar ejekan itu. "Iya aku tahu, tapi tidak usah memanggil ku bodoh." ujarnya tidak terima.

"Masa? bagaimana saat kau jalan jalan di Kyoto lalu ingin mandi di onsen, tapi ternyata salah masuk ruangan yang di khususkan untuk perempuan?"

Wajah pemuda itu sedikit memerah karena suara yang hanya ia bisa dengar membicarakan sesuatu yang menurutnya memalukan.

"A-aku kan tidak tahu waktu itu." elaknya.

"Alasan. Padahal sudah ada tulisan di sana, kau saja yang tidak melihatnya. Untung saja kau berhasil kabur. Para wanita itu ingin menerkammu."

Badan sang pemuda merinding saat mengingatnya "Jangan bicarakan tentang itu." pintanya.

"Hahaha"

.

.

.

.

.

"Naruto. 400 meter dari sini, ada aura iblis yang cukup lemah."

"Lalu?"

"Bagaimana kalau kau bersenang-senang di sana? lumayan buat ucapan selamat datang dari kota ini."

Naruto menyeringai tipis. Benar juga, ia ingin sedikit berolahraga sekaligus membersihkan sampah.

"Baiklah, kita akan kesana."

Naruto tiba-tiba berbelok ke sebuah gang sempit. Ia melihat sekeliling agar tidak ada yang melihatnya. Tiba-tiba sebuah portal berwarna kuning kehitaman muncul dari ketiadaan, lalu Naruto masuk ke sana dan portal itu menghilang tanpa jejak.

.

.

Jauh di pinggiran kota, ada sebuah pabrik besar yang sangat lama di tinggalkan. Itu bisa dilihat di sekitarnya yang sangat kumuh, pagar besi yang tua berkarat, dan dinding-dinding berlumut.

Sebuah portal kuning emas kehitaman tercipta dan memunculkan seorang remaja berambut hitam yang beberapa helai depannya warna biru tua, mata biru shappire yang menenangkan dan berwajah tampan. Di daun telinga sebelah kiri ada anting berwarna biru tua yang menggantung.

Ia memakai sweater biru tua berhoodie, celana jeans hitam panjang dan sepatu sport warna biru.

Nampaknya remaja ini suka berwarna biru tua.

Naruto menatap pabrik itu. "Jadi inikah tempatnya?" gumamnya pelan.

"Memang di sini aura yang kau dan aku rasakan."

Ternyata suara itu berasal dari pikiran Naruto ini.

"Souka."

Pemuda yang di perkirakan umur 17 sampai 18 tahun ini kemudian berjalan menuju pagar hendak masuk ke pabrik itu. Dengan tangan kanannya, ia menggeser pagar besi berkarat itu dengan pelan-pelan. Tetapi, pagar besinya membuat suara berdecit yang memekikan telinga.

.

CCCKKKIIITTTT

.

Naruto meringis. Jujur saja, ia tidak suka ke tempat-tempat seperti ini.

'Menyebalkan' batinnya.

Setelah beberapa saat, ia telah sampai didalam pabrik yang gelap namun masih ada cahaya bulan menembus lewat jendela-jendela.

"Apa yang ku temukan disini? seorang manusia yang tersesat huh?"

Entah dari mana asalnya, sebuah suara sangat mengerikan terdengar didalam pabrik itu yang membuat orang bermental lemah lari terbirit-birit namun tidak berlaku untuk Naruto.

"Keluarlah kau 'sampah!" ucap Naruto menantang.

Suara itu terkekeh meremehkan. "Untuk makhluk rendahan sepertimu, kau cukup bernyali juga"

Dari dalam kegelapan, seekor makhluk besar muncul di hadapan Naruto. Makhluk itu berkepala seperti banteng, badannya yang besar berwarna hijau dan di tangannya ada kapak 2 mata. Ia mencoba mengintimidasi manusia itu.

Naruto tidak terpengaruh tekanan dari makhluk di depannya. "Minotaur, huh?"

Minotaur menyeringai "HAHAHAHAHA. Ternyata kau mengetahui wujudku ini."

Naruto hanya diam tanpa membalas. Sebuah riak emas hitam ukuran sepak bola muncul di sebelah kanannya, lalu keluar sebuah pedang. Naruto mengeluarkannya dari sana dan riak itu langsung menghilang.

Di tangan Naruto, pedang itu berwarna biru keunguan di sisi lebarnya, dan di bagian gagangnya berwarna hitam. Uniknya di ujung pedang itu tidak berbentuk segitiga runcing, melainkan berbentuk seperti kotak.

Iblis liar itu mengernyitkan alisnya melihat kemampuan aneh dari manusia di depannya. Apalagi pedang ditangannya itu, tidak seperti pedang pada umumnya.

"Manusia, apa itu kemampuan 'Sacred Gear'?" tanya si iblis Minotaur yang kebingungan. Dia tidak merasakan aura Sacred Gear darinya.

Naruto menyeringai. Lagi-lagi ia mendapatkan pertanyaan seperti yang sama saat melawan makhluk sepertinya. Oh ayolah, Dikit-dikit 'Sacred Gear'. Ia akui, manusia tidak bisa apa-apa terhadap makhluk supernatural tanpa 'Sacred Gear', kecuali dirinya sendiri. Bagaimanapun, kekuatan miliknya seharusnya tidak ada di dunia ini.

"Makhluk 'sampah' sepertimu tidak perlu tahu." ucap Naruto mengejek. Ia mencoba memprovokasi lawannya. Sepertinya itu berhasil, terbukti dengan iblis di depannya menggeram.

"Grrr... BERANINYA KAU MANUSIA RENDAHAN MENGHINAKU YANG AGUNG!" kata Minotaur murka. Ia ingin membunuh manusia ini.

Sang iblis liar melesat kedepan dan tangan yang memegang kapak siap untuk menebas Naruto.

"KU BUNUH KAU!!!"

Melihat iblis itu menerjangnya membuat Naruto membatin 'Sepertinya aku bermain-main dulu.' Ia juga melesat maju.

Naruto dan Minotaur itu telah berhadapan satu sama lain.

Trank!

Api percikan besi keluar saat kapak milik iblis liar berbenturan dengan pedang milik Naruto. Karena seimbang dalam kekuatan, mereka terpental bersamaan meski Naruto hanya terseret sedikit.

"Lumayan." puji remaja iris shappire itu.

"DIAM!" teriak Minotaur marah. Iblis liar kemudian maju lagi dan mengangkat kapaknya seolah ingin membelah Naruto menjadi dua. Namun,

'Lambat'

Duar!

Serangan Minotaur itu hanya mengenai tanah karena Naruto menghindar dengan cara melompat ke kanan. Di saat yang bersamaan, suara terdengar lagi di pikirannya.

"Ingin memakai kekuatan yang mana?"

'Yang ini saja, sudah lebih dari cukup.'

Setelah melompat, Ia bersiap melakukan serangan balasan. Di kaki kanannya, energi merah kehitaman terkumpul.

"Makan ini!"

Duagh!

ARGH

Tendangan Naruto tepat di perut Minotaur membuat makhluk itu terpental ke belakang. Iblis liar itu memuntahkan cairan hijau di mulutnya. Ia meringis kesakitan sambil memegang perutnya yang di tendang dengan tangan kiri. Untuk menopang tubuhnya, iblis liar menggunakan kapaknya yang ia berdirikan di tangan kanannya.

"O-onore! Saat aku menangkap mu nanti, aku akan menyiksamu sampai kau menjerit-jerit sampai kau meminta untuk di bunuh. Seperti aku memakan para manusia yang aku habisi sebelumnya!"

Saat mendengar perkataan lawannya, entah kenapa Naruto seolah diam tanpa kata. Bahkan ekspresi wajah nya pun tertutupi oleh poni rambutnya.

"Katakan padaku, apakah kau juga memangsa wanita dan anak-anak?" tanya Naruto datar.

Iblis itu menyeringai. Sepertinya ia menemukan cara agar mental manusia itu menjadi lemah.

"HAHAHAHA. Sebelum menyiksa mereka, aku memperkosa para wanita itu sampai aku puas. Lalu memotong-motong tubuh mereka secara perlahan agar aku bisa menikmati jeritan kesakitan mereka. ITU SANGAT MENYENANGKAN BUATKU. DAN KAU ADALAH KORBAN SELANJUTNYA!!" teriak Minotaur itu kesenangan.

Suara yang di dalam tubuh Naruto itu membatin 'Makhluk bodoh, kau berkata begitu di depannya sama mengantarkan nyawa kepadanya. Tapi emang di bunuh juga sih tanpa dia berkata seperti itu'

Naruto semakin menunduk. Tangan kanan yang memegang pedangnya semakin mengerat.

"Jadi begitu. Awalnya aku hanya ingin bermain-main denganmu. Tapi saat mendengar kau berbicara itu..." Ia menggantung perkataannya

Wush!

Secara tiba-tiba Naruto berada jauh saling membelakangi membuat iblis itu kaget.

Naruto menengok ke belakang, tetapi warna matanya berubah menjadi merah terang. Pedang yang ia pakai juga berubah warnanya menjadi merah gelap dengan aura-aura yang mengelilingi pedang itu

"Membuatku ingin menyiksamu sama seperti kau lakukan kepada manusia yang tidak berdosa." lanjutnya dengan nada yang berbeda dari sebelumnya.

Iblis yang di lewati tadi sempat membeku, sebelum ia menyadari ada yang salah di tubuhnya.

"A-apa yang-"

.

.

.

.

Jrash!

.

.

.

.

"ARGH! TANGAN KANANKU!?" Sebelum menyelesaikan perkataannya, tangan kanan yang di gunakan Minotaur untuk memegang kapaknya mendadak terpisah dari tubuhnya. Ia menjerit kesakitan.

Tidak salah lagi, itu perbuatan dari Naruto.

Sang pelaku mengabaikan jeritan dari makhluk itu. Ia berfokus pada suara bisikan minta tolong yang ada di telinganya.

"Tolong bunuh monster itu!"

"Balaskan dendam kami!"

Nampaknya itu adalah jiwa-jiwa manusia yang sebelumnya di bunuh oleh Minotaur. Para jiwa itu tidak bisa ke alam selanjutnya sebab dendam mereka yang besar.

Ekspresi Naruto berubah prihatin. Ia merasa kasihan kepada jiwa-jiwa orang ini. "Baiklah." bisiknya dengan sangat pelan hampir tak bersuara. Ia membalikkan badannya, menatap tajam ke iblis liar.

.

.

Flash!

.

.

Ia menghilang dengan percikan cahaya merah hitam.

.

.

.

Jrash!

"ARGH! HENTIKAN!"

Bunyi tebasan terdengar lagi. Kali ini tangan kiri iblis itu yang menjadi korbannya. Sekarang iblis liar tidak mempunyai tangan.

.

Jrash!

.

"ARGH!"

.

Jrash!

.

"ARGH!"

.

Kaki kiri dan kanan monster itu juga terpotong. Kini, kondisi dari Minotaur sangat memilukan. Ia tergeletak di tanah hanya badannya saja yang tersisa. Tangan dan kakinya sudah terpisah karena tebasan dari Naruto. Ironis, yang tadinya bermuka sombong, sekarang wajahnya menyedihkan.

Naruto muncul menghadap ke pintu keluar pabrik membelakangi iblis liar sehingga hanya tubuh belakangnya saja yang terlihat oleh cahaya bulan. Ia menciptakan riak untuk mengembalikan pedang miliknya ke tempat semua.

Sring! Sring! Sring! Sring! Sring!

Lima buah portal hitam keemasan tercipta di atas iblis liar. Seolah tahu apa yang di lakukan oleh Naruto, Ia mengatakan sesuatu.

"A-a-ampu-n-ni a-aku."

Mendengar nada memohon dari iblis di belakang, Naruto mendecih kesal.

"Mengampunimu setelah semua yang kau lakukan? Menggelikan. Dan juga, kau meminta kepada orang yang salah. Seharusnya..."

Portal yang di atas itu memunculkan sebuah errr.. tombak yang berbentuk unik membuat iblis liar panik.

Naruto mengangkat tangan kanannya.

.

.

"BUNUH DIA!!"

.

.

.

Ctik

.

.

Boom!

.

.

Setelah Naruto menjentikkan jarinya, tombak yang ada di portal itu meluncur kebawah mengenai iblis liar dengan telak. Menyebabkan ledakan debu yang melambung tinggi

.

.

.

.

"Sampah sepertimu memohon kepada mereka yang telah dibunuh olehmu"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bercanda :v

.

.

.

.

.

.

Beberapa saat kemudian, debu hasil serangan Naruto berangsur menghilang. Yang tersisa di sana hanyalah lima tombak yang digunakan tadi untuk menghabisi Minotaur. Artinya, iblis liar itu langsung musnah tanpa tersisa.

"Terima kasih."

"Dendam kami terbalaskan."

"Akhirnya."

Bisikan-bisikan kembali terdengar di telinga Naruto, tetapi kali ini dengan ucapan rasa syukur dan terima kasih.

Naruto menghadap ke atas, ia melihat banyak cahaya-cahaya putih kecil menuju ke langit. Warna iris merah terangnya berubah menjadi biru shappire seperti semula. Ia tersenyum saat para jiwa yang telah mati bisa ketempat yang seharusnya.

"Semoga kalian tenang di alam sana." ucap Naruto lembut.

Ia menurunkan kepalanya menghadap ke pintu dan ingin meninggalkan tempat itu.

Tap Tap Duk

Baru beberapa langkah berjalan, Naruto tiba-tiba berhenti karena kakinya menabrak sesuatu. Remaja ini menengok kebawah, ia mengambil benda itu yang ternyata...

'Dompet?' batin Naruto bingung. Sepertinya ini milik salah satu korban dari Minotaur yang ia musnahkan.

Ia kemudian mengecek isi dompet itu. Didalamnya ada kartu identitas korban, kartu kredit, foto korban dan keluarganya serta uang yang sangat banyak.

Naruto mengambil kartu identitas itu, ia membacanya. Disana tertulis nama...

"Sugi Yamamoto, kah?" gumamnya.

Lalu, Naruto melihat foto di dalam dompet itu. Terlihat satu pria, satu wanita, satu remaja perempuan dan satu anak laki-laki sangat bahagia karena foto bersama.

"Sayang sekali karena kalian sekarang tidak bisa berkumpul kembali." ucap Naruto sedikit mengandung nada kesedihan. Ia merasa kasihan kepada keluarga dari pemilik dompet ini. Mereka pasti telah mencarinya kemana-mana.

Terakhir, Naruto menghitung uang didalamnya. Jumlahnya ada...

"300.000 yen!?" ucap Naruto kaget. Hei, ini bisa memenuhi kebutuhannya untuk satu bulan kedepannya. Namun..

"Sebenarnya aku ingin mengambilnya, tapi ini milik orang lain. Jadi aku tidak bisa membawanya. Huft.." Ia menghela nafas. Meski ia kejam dan tidak berperasaan kepada musuhnya, tetapi ia masih memiliki rasa sopan santun pada orang lain.

"Ambillah, itu untukmu."

Naruto tersentak kecil saat sebuah bisikan di telinganya. Dia tersenyum simpul.

"Terima kasih." kata Naruto.

Dirinya mengambil uang itu, lalu meletakkan dompetnya di atas lantai pabrik itu. Setidaknya, ia tidak mengambil hal yang berharga dari pemilik dompet.

Naruto melanjutkan langkahnya keluar dari pabrik yang sunyi itu, meninggalkan tombak miliknya yang perlahan menghilang jadi butiran merah muda.

.

.

.

.

.

"Kau mengambil uangnya?"

Naruto yang sedang berjalan menuju kerumahnya tersenyum kecil saat ada yang berbicara di pikirkannya.

"Begitulah. Lagipula dia yang bilang sendiri kepadaku" katanya.

"He... Tadi aku sedikit terkejut, kau menggunakan secuil kekuatan 'Herrscher of The Void' sebagai serangan terakhirmu."

Naruto terkekeh "Maa.. aku tidak mau mengotori tanganku dengan darah menjijikkannya. Lagipula.." Ia mengecek seluruh tubuhnya. "Aku tidak ingin bajuku kotor lebih dari ini" Pemuda itu berhenti sebentar, menepuk pakaiannya yang sedikit berdebu.

"Terserah." balas suara itu acuh.

Naruto melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba ia menyeringai. Menurutnya, kota ini sangat menarik.

.

.

.

.

.

.

.

"Tampaknya, tinggal di kota ini tidak buruk juga. Sepertinya di sini akan menyenangkan. Bukan begitu..."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Diriku yang lain."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kau benar, Naruto."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC beneran

.

.

.

.

.

.

.

.

.


.

Yo.. Welcome Back!

.

.

Ini adalah fanfic Naruto DXD pertamaku.

Aku belum pengalaman dengan fanfic tema action seperti ini. Jadi bagi senior yang sudah terbiasa dengan genre ini, berikan saran dan kritik kalian.

Yah sampai di sini saja.

See you next time.