The Joker

Disclaimer : Bukan punya saya

Rated: M

Warn: Typo (s), Miss Typo (s), AU, alur berantakan, OOC, Bahasa gak baku.

Pairing: ?


Don't like Don't Read!

.

.

Summary: Dia adalah pemilik dari yang tidak pernah tercatat oleh sejarah, memilih untuk melindungi umat manusia dari gangguan makhluk supranatural.

.

.

Chapter 1

Terlihat seorang pemuda yang sedang duduk diatas tumpukan tubuh iblis liar yang telah dia bunuh. Iblis liar tersebut adalah kumpulan iblis liar yang sebelumnya menyerang sebuah desa dan membunuh seluruh penduduk desa tersebut, terlihat pemuda tersebut memiliki surai pirang keemasan. Disamping pemuda tersebut terdapat sabit berwarna merah darah yang menancap ditubuh iblis yang telah ia bunuh.

Normal P.O.V

"Yare yare, seperti biasa. Kau selalu menghabisi mereka tanpa ampun" Ucap sebuah suara yang menggema dalam kesunyian.

"Hn, aku tidak akan member ampun pada mereka yang mencoba mengganggu manusia" Balas pemuda tersebut.

"Tapi tak kusangka kau yang tadinya adalah pemuda yang sangat baik bisa berubah menjadi seorang pemuda yang tidak kenal ampun seperti ini" Ucap suara itu lagi, lalu perlahan dibelakang pemuda tersebut muncul sesosok badut yang memiliki penampilan sangat mengerikan sambil berjalan kearah sabit tersebut lalu memegangnya. (yang masih penasaran liat aja badutnya komisioner Q dari God of High School)

"Hn, kau telah membuka mataku dan mengajariku tentang bagaimana dunia ini berputar" Balas pemuda tersebut.

"Tentu saja aku akan mengajarimu. Karena aku sangat tidak terima jika orang yang memegang kekuatan milik ku direndahkan oleh makhluk lain, terlebih lagi setelah aku mendengar cerita tentang kehidupanmu" Balas sosok itu dengan senyuman yang menampilkan gigi runcing disetiap mulutnya

"Kau benar"

"Sekarang apa rencanamu?" Tanya badut tersebut sambil memanggul sabit merah tadi.

"Aku akan kembali ke kota Kuoh"

"Kau yakin? Bukannya kau tidak ingin bertemu lagi dengannya" Tanya badut itu sekali lagi.

"Ya aku yakin, dan jangan pernah membahas tentang orang itu" Balas pemuda tersebut dengan nada dingin.

"Lalu untuk apa kau kembali kesana?"

"Aku hanya ingin menemui seseorang"

"Begitukah? Kukira kau kembali ke kota itu untuk bertemu dengan iblis merah itu dan membalas perbuatannya dulu" Ucap badut tersebut.

"Akan ada saatnya untuk membalas perbuatannya dulu, dan jika saat itu datang. Kupastikan ia akan menyesal" Balas pemuda tersebut dengan seringai kejam.

"Aku sangat menantikan momen itu"

"Sekarang sudah waktunya untuk kita kembali, besok pagi kita akan langsung pergi ke Kuoh"

"Baiklah, aku juga akan kembali. Jika kau butuh teman untuk bicara kau tau dimana tempatku"

"Tentu" Dengan berakhirnya pecakapan tersebut, sang pemuda bangkit dan pergi meninggalkan tumpukan tubuh iblis liar yang langsung mengurai menjadi abu bersamaan dengan menghilangnya sabit merah yang sebelumnya ada tepat disampingnya.

Skip Time

Terlihat pemuda yang sebelumnya melakukan pembantaian telah berada dibandara kota Kouh, sejenak sebelum meninggalkan bandara ia teringat bagaimana kehidupannya sebelum dia meninggalkan kota ini. Kini ia telah kembali ke kota ini dengan maksud untuk menemui seseorang, dan semoga saja ia tidak direpotkan oleh sang penguasa kota ini.

Naruto P.O.V

Yo! Aku adalah Namikaze Naruto. Ini adalah hari pertamaku setelah aku kembali ke kota yang sebelumnya aku tinggalkan. Mungkin kalian ingin tahu alasan mengapa aku pergi dari kota ini, tapi lain kali saja aku menceritakan hal tersebut. Karna saat ini aku harus kembali ke sekolah dimana sekolah tersebut ditempati oleh orang yang ingin ku temui dan orang yang tidak paling aku temui kembal.

Naruto P.O.V End

Another Place

"Kuharap kita dapat bertemu kembali Naruto-kun" Ucap seorang gadis dengan nada sedih sambil terus melamun di dalam sebuah ruangan yang ada disebuah sekolah.

Normal P.O.V

Setelah cukup lama berjalan, pada akhirnya Naruto berhenti tepat di depan pintu gerbang sebuah sekolah. Naruto pun segera bergegas mencari ruang kepala sekolah, namun dia sedikit lupa dimana letak ruangan sang kepala sekolah. Ketika ingin melanjutkan perjalanannya ia dihentikan oleh seorang gadis yang memiliki rambut model bob dan menggunakan sebuah kacamata.

"Hei kau, apa yang kau lakukan disini? Jam pelajaran sudah dimulai lebih baik kau segera kembali ke kelas sebelum aku memberimu hukuman" Ucap gadis tersebut.

"Aku akan pergi ke kelas ku jika aku sudah menghadap kepala sekolah" Balas Naruto dengan cuek.

"Apa kau murid baru?" Ucap gadis itu memastikan.

"Bisa dibilang iya bisa juga dibilang tidak" Jawab Naruto.

"Hey, tunjukan sikap sopan santunmu pada orang yang mengajakmu berbicara?"

"Seperti biasa, kau selalu banyak perintah Sona" Ucap Naruto sambil membalikan badannya ke arah Sona hanya untuk mendapati wajah terkejut gadis itu.

K-kau!" Tunjuk Sona dengan wajah terkejutnya yang langsung membuat Naruto menyeringai kecil.

"Kau terkejut?" Tanya Naruto sambil menyeringai.

"Kemana saja kau! Kau tidak tau kalau Tsubaki sangat merindukanmu!" Ucap Sona sambil membentak Naruto yang tiba-tiba muncul kembali dihadapannya setelah sekian lama menghilang.

"Bisa dibilang aku berkelana. Kau tau sejak kejadian ' itu' aku tidak punya pilihan selain pergi dari kota ini untuk sementara waktu, dan sekarang aku kembali" Balas Naruto.

"Sekarang apa tujuan mu setelah lama menghilang?" Ucap Sona dengan nada sinis.

"Sejujurnya aku merindukan seseorang, entah kenapa saat aku meninggalkan kota ini aku merasa sangat bersalah pada seseorang." Ucap Naruto dengan nada bersalah.

"Jadi kau merasakannya huh?" Tanya Sona.

"Tentu saja, lagipula selama ini aku selalu memikirkan dirinya" Jawab Naruto.

"Apakah orang itu adalah Rias?" Tanya Sona memastikan.

"Kau bercanda? Untuk apa aku memikirkan si jalang itu" Balas Naruto.

"Ku kira kau kembali lagi ke kota ini karena merindukan Rias" Ucap Sona.

"Yang benar saja"

"Baiklah kita akan mengobrol lagi nanti, sekarang kembalilah ke kelasmu" Perintah Sona.

"Apa kau lupa kalau aku belum mengetahui dikelas mana aku ditempatkan" Ucap Naruto dengan sinis yang membuat Sona malu karena kebodohan yang ia perbuat.

'Sial, mengapa aku sampai lupa kalau si bodoh ini belum mengetahui kelasnya' Ucap Sona dengan menahan malu.

"Lupakan, kalau begitu kau harus naik menuju lantai tiga lalu ikuti saja koridor yang berada disebelah kanan. Nanti kau akan tiba diruangan kepala sekolah." Ucap Sona sambil berjalan meninggalkan Naruto.

"Terima kasih Sona" Balas Naruto yang langsung menuju ruangan kepala sekolah dengan mengikuti petunjuk yang terlah diberikan oleh Sona.

Skip Time

Setelah cukup lama berjalan, pada akhirnya Naruto sampai di depan ruangan kepala sekolah. Tanpa basa-basi ia langsung mengetuk pintu yang ada didepannya, tak lama dia mendengar suara dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk.

"Permisi pak, saya adalah murid baru" Ucap Naruto sambil memparkenalkan dirinya.

"Oh ternyata murid baru itu kau. Mari kita lihat kau berada dikelas mana, kau masuk dikelas XII-A. Tunggu sebentar, aku telah memanggilkan wali kelasmu" Ucap kepala sekolah tersebut.

"Terima kasih pak" Balas Naruto sambil membungkukkan badannya.

Tok Tok Tok

"Permisi pak" Ucap seorang guru perempuan.

"Oh kau sudah tiba. Shizuka-sensei ini adalah murid baru yang akan bergabung dengan kelasmu, tolong antar Namikaze Naruto ke kelasmu" Ucap kepala sekolah.

"Baik pak, mari ikuti aku Namikaze-kun" Ajak sang guru.

"Ha'i" Jawab Naruto sambil mengikuti sang guru menuju kelasnya.

Skip (lagi)

Setelah sampai di depan ruang kelas sang sensei meminta Naruto untuk menunggu diluar sampai ia dipanggil kedalam.

"Baik, ini adalah kelasmu. Untuk sekarang kau tunggu sebentar. Kau boleh masuk setelah saya panggil" Ucap sang guru yang langsung masuk kedalam kelas.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian kedatangan murid baru. Namikaze-san silahkan masuk" Ucap sang guru.

"Namikaze-san adalah murid yang akan jadi teman baru kalian, silahkan perkenalkan dirimu" Perintah sang guru.

"Ha'I sensei. Perkenalkan namaku Namikaze Naruto" Ucap Naruto dengan ekspresi datar seolah tidak berminat memperkenalkan dirinya.

Rias P.O.V

'Aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana' Batin Rias yang terus menatap kearah Naruto dengan intens.

"Akeno aku merasa pernah mengenalnya, apa kau juga merasakannya?" Tanya Rias pada gadis disebelahnya.

"Entahlah Rias, aku juga terasa sangat familiar dengan pemuda itu" Balas gadis yang dipanggil Akeno.

Rias P.O.V End

Normal P.O.V

"Kalau begitu kau bisa menempati kursi kosong yang ada disebelah Tsubaki, Shinra-san bisa kau angkat tanganmu" Ucap sang guru pada gadis yang menatap kearah jendela.

"Shinra-san, bisa kau angkat tanganmu?" Ucap sang guru lagi karena gadis yang ia ajak bicara tidak menanggapinya dan hanya asik melamun sambil melihat kea rah jendela.

"Ah, Ha'I sensei" Ucap Tsubaki yang sadar dari lamunannya langsung mengangkat tangannya dan terkejut ketika ia melihat seorang pemuda yang ia rindukan berada didepan kelas.

'Naruto-kun!' Batin Tsubaki karena terkejut dengan kehadiran sang Pemuda.

"Kalau begitu silahkan duduk Namikaze-san" Perintah sang guru.

"Hn" Balas Naruto dengan cuek.

.

.

"Baik anak-anak, sekian pelajaran hari ini. Sampai jumpa minggu depan dan jangan lupa dengan tugas yang sensei berikan" Ucap sang guru yang mengakhiri pelajarannya karena sudah jam istirahat sebelum meninggalkan kelas.

Setelah sang guru keluar dari kelas, Rias beserta Akeno langsung menghampiri meja Naruto yang langsung menarik seluruh perhatian kelas tersebut dikarenakan sang murid baru tersebut langsung dihampiri oleh dua murid terkenal.

"Namikaze-san bisa kita bicara sebentar?" Tanya sang gadis berambut merah.

"Aku tidak ingin bicara denganmu dan jangan ganggu aku" Balas Naruto dengan dingin.

"Hei pirang jaga bicaramu pada Rias Onee-sama!" Bentak seorang pemuda pada Naruto karena tidak suka dengan cara bicara murid baru tersebut.

"Oh ya? Kenapa aku harus menjaga nada bicaraku dengannya?" Tanya balik Naruto.

"Rias Onee-sama adalah salah satu dari duo great one-sama. Seharusnya kau bersyukur karena ia telah mengajakmu berbicara" Balas Pemuda tersebut.

"Lalu apa untungnya jika aku berbicara sopan didepannya?" Balas Naruto dengan nada meremehkan.

"K-kau!" Ucap pemuda tersebut yang berniat menghajar Naruto.

"Cukup! Tolong jangan buat keributan di wilayah sekolah dan Rias, jangan ganggu Namikaze-san. Dia ada urusan denganku" Ucap Tsubaki menghentikan keributan yang akan terjadi.

"Cih, awas kau pirang" Ancam pemuda tersebut yang hanya dibalas dengan tatapan merendahkan oleh Naruto.

"Baiklah Tsubaki, aku minta maaf. Ayo Akeno kita pergi" Ajak Rias pada Akeno yang segera mengikuti Rias.

Setelah perginya Rias dan Akeno suasana kembali menjadi tenang dan Naruto yang ingin pergi tetapi tangannya ditahan oleh perempuan disebelahnya.

"Kau ingin kemana Namikaze-kun?" Tanya Tsubaki.

"Aku ingin pergi ke kantin, bukankah sudah waktunya istirahat?" Tanya balik Naruto.

"Tidak sebelum kau menjelaskan sesuato padaku" Ucap Tsubaki yang langsung menarik lengan Naruto untuk mengikutinya.

'Huft merepotkan' Batin Naruto.

Setelah mengikuti(diseret) kemauan Tsubaki pada akhirnya ia dan gadis tersebut kini berada diatap sekolah.

"Jadi kenapa kau kembali lagi ke sini Namikaze-kun? Atau yang bisa kupanggil Uzumaki Naruto-kun?" Tanya Tsubaki dengan nada wajah yang tertutupi oleh helaian rambutnya.

"Etto, bisa dibilang aku punya urusan di kota ini. Karena itu aku kembali lagi kesini" Balas Naruto dengan gugup.

"Setelah menghilang begitu saja dengan seenaknya kau kembali lagi kesini? Jangan bercanda brengsek!" Bentak Tsubaki dengan mengangkat wajahnya yang tengah menangis dan hal itu mengejutkan Naruto.

"Maafkan aku Tsubaki" Ucap Naruto dengan nada menyesal.

"Kenapa?" Tanya Tsubaki.

"Huh?" Tanya balik Naruto dengan memiringkan kepalanya.

"Kenapa kau tidak mengajak ku! Tidak kah kau tau perasaan ku saat kau memutuskan untuk pergi dari kota ini!" Ucap Tsubaki yang semakin menangis.

Naruto yang tidak tega langsung segera memeluk Tsubaki yang tengah menangis. Bukannya Naruto tidak mengetahui perasaan Tsubaki padanya, tetapi saat itu kondisi dirinya sendiri sedang tidak baik. Maka dari itu ia lebih memilih untuk pergi sendiri, lagipula sekarang ia kembali untuk gadis yang saat ini tengah ia peluk.

"Maafkan aku yang telah meninggalkan dan tidak memikirkan perasaanmu padaku Tsubaki. Tapi sekarang aku kembali lagi untukmu, dan aku berjanji tidak akan pernah kembali meninggalkanmu lagi" Ucap Naruto sambil tetap memeluk Tsubaki yang masih menangis.

Tsubaki yang mendengar ucapan Naruto semakin menangis dibuatnya, dengan Naruto yang masih memeluknya dan berusaha menenangkan dirinya. Usai merasa Tsubaki mulai tenang Naruto segera melepaskan pelukannya.

"Apakah yang kau katakana barusan itu benar?" Tanya Tsubaki memastikan.

"Tentu, aku sudah berjanji untuk tidak meninggalkan dirimu bukan?" Balas Naruto dengan menampilkan senyumannya yang membuat Tsubaki tambah bahagia karena dapat melihat lagi senyuman dari orang yang ia cintai.

"Aku pegang janjimu, Naruto-kun" Ucap Tsubaki dengan senyuman bahagia dan langsung kembali memeluk Naruto.

.

.

Setelah adengan penuh air mata yang terjadi diatap tadi, kini Naruto tengah berjalan sendirian untuk kembali menuju kelasnya dikarenakan bel masuk yang sebentar lagi akan berbunyi. Dirinya berpisah dengan Tsubaki karena gadis tersebut masih harus pergi keruangan osis untuk membantu Sona.

'Jadi gadis tersebut yang ingin kau temui?' Tanya sebuah suara yang menggema di dalam pikirannya.

'Tentu saja. Kau kira aku ingin menemui siapa?' Balas Naruto.

'Aku kira kau ingin menemui gadis merah itu untuk membalas perlakuannya dulu padamu' Ucap suara tersebut.

'Ada saatnya untuk aku membalas semua perbuatannya' Ucap Naruto.

'Aku sangat menantikan hal itu. Sepertinya kau mendapatkan masalah nak' Ucap suara itu lagi.

'Apa maksudmu?' Tanya Naruto.

'Kau bisa lihat di depanmu' Balas suara itu, mendengar ucapan tersebut Naruto segera mengalihkan pandangannya ke arah depan. Dimana masalah yang dimaksud sedang berdiri di depannya.

"Oh sial" Ucap Naruto yang melihat bahwa Rias gremory dan temannya menghadang jalannya untuk menuju kelas.

"Apa maumu Gremory?" Tanya Naruto dengan pandagan tajam kearah gadis tersebut.

"Ara-ara, aku hanya ingin mengundangmu ke ruang club milik ku. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu Namikaze-kun" Balas Rias dengan nada menggoda.

"Sudah kubilang padamu, jangan ganggu aku" Ucap Naruto.

"Ayolah, aku hanya ingin mengobrol denganmu" Balas Rias.

"Tidak, aku tidak sudi menginjak kan kaki diruang club mu. Lebih baik kau minggir dari hadapanku sebelum aku melakukan kekerasan padamu" Balas Naruto dengan emosi yang mulai naik.

"Baik, aku akan minggir. Tapi ingat untuk datang ke ruang club ku seusai pelajaran, atau aku akan selalu menemui mu" Ucap Rias sambil mengedipkan matanya berusaha untuk kembali menggoda Naruto.

"Terserah" Balas Naruto sekenanya dan langsung pergi melanjutkan perjalanannya menuju ruang kelas.

.

.

.

.

.

TBC


A/N : Yo kembali lagi dengan saia, ini project terbaru saia. Untuk story sebelumnya kemungkinan bakalan up di minggu ini. So ditunggu aja kelanjutannya.

Oh iya, saia juga mau minta pendapat reader-san untuk nama dari jiwa yang mengisi senjata naruto. Jujur aja saia masih bingung buat ngasih nama karena ga dapet nama yang cocok, coba kalian yang punya ide boleh pm ke akun saia.

Akhir kata, jangan lupa buat review setelah membaca karena review kalian sangat berharga untuk kami.

Namikazelucifer007 Out..