"Dua"
A BoBoiBoy Fanfiction by Fanlady
Disclaimer : BoBoiBoy © Monsta. Tidak ada keuntungan material apapun yang diambil dari fanfiksi ini.
Warning(s) : Alternate Universe, school!AU.
Drabble #2, prompt : Sore, by Fureene Anderson.
.
.
.
Taufan menguap, berjalan terseok menyusuri lorong sekolah yang sepi. Sudah lebih dari satu jam berlalu sejak bel pulang berbunyi, tega sekali teman-temannya meninggalkan Taufan yang ketiduran seorang diri di perpustakaan. Awas saja kalau bertemu mereka nanti, pasti akan ia balas.
Taufan melangkah menaiki tangga, masih terlalu mengantuk hingga nyaris tersandung. Ia berbelok menuju kelasnya dan melihat siluet punggung yang familiar.
"Oi, Fang!" Taufan berlari menghampiri dan menepuk punggung sahabatnya itu. "Kirain udah pulang duluan. Kenapa aku ditinggal di perpus, sih?"
Fang menoleh padanya dan menaikkan alis.
"Gopal mana? Pasti udah pulang, ya? Emang si gendut itu nggak pernah setia kawan," Taufan berdecak. "Eh, bentar, ya. Aku ambil tas dulu."
Taufan bergegas masuk ke kelas, mengambil tasnya yang masih teronggok di kursi kemudian melangkah kembali menghampiri Fang yang menunggu.
"Ayo, Fang," Taufan merangkul sahabatnya. "Eh, mau mampir ke bakso di depan dulu, nggak? Laper, nih. Kamu yang traktir, ya?"
Fang tidak mengatakan apapun dan hanya melangkah diam di samping Taufan yang terus mengoceh. Ponsel Taufan bergetar, membuatnya merogoh saku.
"Nah, ini si Gopal nelpon," cibir Taufan. "Tau aja kalau kita mau makan-makan, ya? Pasti dia minta ditraktir juga, nih."
Taufan menempelkan ponsel di telinga. "Apaan, ndut?"
"Kamu di mana sih, curut?"
Taufan mengerutkan dahi. Kenapa suara Fang yang justru didengarnya? Taufan menoleh. Fang masih berjalan tenang di sebelahnya.
"Oi, masih tidur di perpus, ya? Udah sore, nih. Ditungguin dari tadi juga di warung bakso."
Masih suara Fang. Taufan merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia berhenti melangkah, begitu juga dengan Fang yang berjalan di sebelahnya.
"Fang?" panggil Taufan hati-hati. Fang yang di telepon maupun yang di depannya sama-sama menyahut.
Mampus, batin Taufan.
"Oi, jangan bercanda, dong," ucap Taufan takut-takut. Ia memakukan pandangan pada sosok Fang yang berdiri di depannya. "Gopal, ini kamu, 'kan? Kenapa pakai suara Fang segala, sih?"
"Kamu ngelindur, ya? Ini aku, Fang, idiot," tukas Fang di telepon. "HP aku habis baterai, makanya ini pakai HP-nya Gopal."
Taufan meneguk ludah. Fang yang di depannya menatap datar, sebelum kemudian senyumnya terulas.
"Oh, jadi itu Fang yang asli, ya?"
Taufan tidak berpikir dua kali dan langsung berbalik untuk kemudian mengambil langkah seribu. Ia berlari terbirit-birit di koridor, nyaris menabrak penjaga sekolah yang baru saja hendak mengunci gerbang. Taufan mengabaikan tatapan heran sang penjaga sekolah dan terus berlari sejauh-jauhnya.
Mulai sekarang, Taufan kapok berlama-lama di sekolah sampai sore. Benar-benar kapok pokoknya.
.
.
.
fin
Author's note :
drabble kedua dalam waktu kurang dari 24 jam! hahahaha
biar dikit-dikit yang penting tetap nulis lah, ya :')
nggak tau apa ini horornya berasa, ini ngambil inspirasi dari salah satu cerita horor di chanel youtube-nya Nadia Omara, mungkin ada yang tau? haha.
makasih yang udah membaca!
