Summary :

"Apa anda takut eksistensi saya dapat menghancurkan ekspektasi alur cerita anda? Atau ... anda takut saya menghancurkan hubungan pasangan itu. Anda takut bukan? Karena ... saya berpotensi berakhir dengan dia."

.

.

.

.

.

.

.


I Warn U milik Suka Usotsuki

Detektif Conan milik Gosho Aoyama

Genre : minor romance, suspense.

WARNING! : sangat ofensif, read on your own risk. saya sudah kasih peringatan. major character death. a bit dark, ending shinshi tapi minor shinshi, tidak ada scene shinran.

Enjoy and Happy Reading~!


"Selamat malam. Akhirnya ... setelah sekian lama saya menanti bertemu dengan Anda, kesempatan itupun datang."

Pria tua tersebut tampak terkejut.

Sosok wanita dewasa yang sangat dikenal berdiri di hadapannya. Rambut pirang stroberi sepanjang daun telinga dan manik mata sewarna batu zamrud adalah ciri khas wanita itu.

Ai Haibara.

Bukan, bukan.

Sherry.

Ah, tidak.

Shiho Miyano.

Tak salah lagi. Wanita di depannya ini adalah Shiho Miyano. Salah satu karakter buatannya yang menjadi penyebab pemeran utama laki-laki dalam masalah besar.

Pria tua itu kebingungan dengan kedatangan sosok karakter yang dibuatnya. Apa katanya tadi? Sekian lama menanti bertemu? Apa maksudnya? Kenapa karakter buatannya ingin menemuinya? Hal itulah yang berkecamuk dalam pikirannya.

Pria tua itu menatap lebih saksama wanita tersebut. Seketika dia merasa ada aura mencekam memenuhi atmosfer di sekitarnya. Lengkungan senyuman Shiho Miyano seolah memberi isyarat marabahaya. Manik mata seindah batu zamrud itu berkeling jenaka—kontras dengan aura mengerikan menyelimuti sang wanita.

Pria itu pun meneguk ludah.

Ada sesuatu yang tidak beres dengan kedatangan second female lead buatannya.

"Ma, mau apa kau?!"

Pria tua itu merutuki suaranya yang bergetar. Sosok di depannya ini bukan Shiho Miyano.

Sosok wanita di depannya ini lebih berbahaya daripada itu.

Sosok wanita itu adalah—

Sherry.

Seorang ilmuwan yang tergabung dalam organisasi kejahatan bernama Black Organization.

Seorang ilmuwan yang menciptakan sebuah racun belum sempurna bernama APOTOXIN4869.

"Mau saya?" Wanita itu tersenyum geli. Kerlingan matanya mungkin nampak jenaka, namun sorot matanya lebih tajam dari bilah mata benda tajam apapun. Sang pria tua merasa terhunus. Tak menyangka bahwa dampak kehadiran wanita itu membuat bulu kuduknya meremang.

Menakutkan.

Satu kata yang menggambarkan perasaan sang pria tua pada karakter buatannya.

"Mau saya adalah dia."

"Apa?" Tanya pria tua itu bingung, lalu sedetik kemudian dia mengerti apa yang wanita itu katakan.

"Anda mendengarnya dengan jelas,"

"Tidak bisa. Kau bukan takdirnya."

Wanita itu tertawa. Tawa sarat sinisme.

"Takdir? Takdir apa yang Anda bicarakan?"

Pria tua itu menggeram. Hanguslah sudah teror mencekam yang sempat membuatnya bergidik.

"Takdir bahwa dia akan bersama—"

"Puteri kesayangan Anda?" sergah sang wanita lebih dulu. Lengkungan senyuman itu berubah menjadi seringaian.

"Ya. Dia akan bersama puteriku. Itu adalah takdirnya."

"Omong kosong. Takdirnya bukan bersama puterimu."

"Tahu apa kau soal takdir? Dari awal membuat cerita, aku sudah menakdirkan dia dengan puteriku."

"Tidak. Semakin lama berjalannya cerita, Anda semakin sadar bahwa tidak ada takdir yang bisa menyatukan dia dengan puteri kesayangan Anda. Anda tahu, tapi Anda takut, bukan?"

"Apa maksudmu? Aku takut? Sama sekali tidak. Untuk apa aku takut?" tanya sang pria tua sambil mendengus meremehkan. Namun ekspresi itu hanya sebentar saja karena sedetik kemudian tergantikan ekspresi terkejut dan ngeri.

"Ya, Anda takut. Bila memang Anda tidak takut, mengapa Anda mengurangi kehadiran saya?" kata Sherry dengan suara rendah berbahaya yang sudah berada di hadapan pria tua itu dengan mengikis zona nyaman pria tua itu seukuran sejengkal telapak tangan.

Pria tua itu tertegun.

"Anda takut karena saya adalah karakter yang destruktif. Anda takut karena saya sangat destruktif terhadap takdir yang mengikat dia dan puteri kesayangan Anda. Anda takut karena saya sangat destruktif terhadap alur cerita romansa dia dan puteri kesayangan Anda. Anda takut karena Anda tahu bahwa saya berpotensi menjadi takdir dia." lanjut Sherry sambil tersenyum menawan yang membuat sang pria tua menggigil ngeri.

Berbahaya.

Dia tak pernah menyangka karakter yang dia buat dengan tangan sendiri ternyata semengerikan ini. Sorot mata wanita itu terlihat buas. Dengan jarak aman yang terpangkas ekstrim seperti ini membuatnya kembali merasakan teror mencekam seperti sebelumnya. Oksigen seolah terenggut. Menjadikan sang pria tua kesusahan bernapas disebabkan oleh karakternya sendiri.

Sherry tersenyum puas.

Pria tua itu mengeraskan rahang dan mempertajam sorot matanya pada sang wanita.

"Kau percaya diri sekali. Apa yang membuatmu yakin bahwa dia adalah takdirmu?"

Sherry menatap pria tua itu mencemooh. Tatapan yang selalu berhasil membuat dia merasa kesal ketika Sherry memberikannya. Tatapan yang sama pula dia berikan pada sang pria tua.

"Mudah saja. Ideologi omong kosong Anda terhadap dia tak boleh berubah. Alasan irasional Anda terhadap hubungan dia dan puteri kesayangan Anda. Angan-angan terpendam Anda yang membawa pada ideologi yang Anda inginkan harus terwujud. Namun setelah saya datang, Anda mulai takut. Anda takut karena saya berpotensi besar menggantikan posisi puteri kesayangan Anda."

"TIDAK! KAU TIDAK PUNYA KESEMPATAN!"

Sherry tersenyum kemenangan.

Pria tua itu diliputi angkara. Wajah memerah dan napas terengah. Emosi telah menguasainya.

"Anda salah. Saya memiliki kesempatan itu sebab Anda sadar dan tahu hal itu."

Wanita itu kemudian berbalik melangkah pergi. Meninggalkan pria tua itu dalam emosi menggebu-gebu. Kedua tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Rahangnya mengeras dan tatapannya tajam seperti ingin membolongi belakang kepala karakter buatannya tersebut.

Akan tetapi semua kemarahan itu sirna dan berganti keterkejutan ketika melihat sosok pemuda yang sangat dikenalnya.

Dia berdiri di sana dengan menyakukan kedua tangannya di dalam kantung celana. Raut wajahnya tampak bosan dan kesal. Wanita itu jalan mendekati dia. Berbicara sebentar entah apa itu hingga membuat sang pemuda tambah menekukan wajahnya. Sherry tertawa geli. Kemudian dia melunakkan ekspresi melihat Sherry tertawa, lalu—

Pria tua itu membelalakan matanya.

Dia memberikan ciuman singkat pada bibir Sherry. Setelah itu, dia menggandeng mesra tangan Sherry sambil beranjak pergi.

"Shinichi! Shinichi!"

Teriakan familiar membuat pria tua itu menoleh ke asal suara. Betapa terkejutnya dia melihat sosok wanita yang dia sayangi bersimpuh di lantai penuh desperasi dengan derai air mata membasahi wajah cantiknya. Tangannya terulur kepada seseorang seolah hendak menggapai. Bibirnya berkali-kali melantunkan nama dia demi mengharapkan agar dia mendengar dan berhenti sebentar untuk memberikan atensi padanya sejenak saja.

Namun dia acuh.

Hati sang pria tua teriris melihat puteri kesayangannya serapuh itu. Kepalanya kembali menoleh ke arah dua orang tadi pergi. Hatinya terasa panas. Sorot matanya membara oleh kebencian terhadap wanita itu.

Seolah merasakan aura kebencian pria tua itu kepada wanitanya, dia menoleh ke samping untuk melihat pria tua itu. Ekspresi wajahnya dingin dan sorot mata birunya menggelap.

Sang pria tua bergidik.

Dua hal yang pasti dia lakukan—

Membahagiakan puteri kesayangannya dan membuat wanita itu menderita.

.

.

.


Epilog:

Seorang pria tua ditemukan tewas di kamarnya. Seluruh kamarnya terlihat berantakan. Banyak kertas berceceran di seluruh sudut kamar. Pil-pil obat tidur dan penenang berserakan. Selain itu, polisi menemukan banyak sekali warna merah dengan tulisan tak beraturan. Pada beberapa kertas terdapat warna merah membentuk melingkar pada satu objek, yaitu karakter wanita berambut pendek buatan pria itu. Polisi masih mengusut penyebab pria tua itu tewas, namun mereka bisa memastikan bahwa ada seseorang yang meneror pria tua terus-menerus.

Polisi menemukan nama orang yang telah meneror pria tua itu.

Sherry.


TAMAT


A/N : akhirnya kesampean juga bikin fanfik ini wkwkwk. Fanfik ini terinspirasi dari hasil obrolanku tentang ShinShi/CoAi dengan SherryHaibara4869. Ini udah kubuat lho yak. Sorry kalo kurang memuaskan wkwkwk, tapi seenggaknya udah tercapai juga nih.

Jadi, sedikit analisis tentang ShinShi/CoAi, kita bisa melihat betapa berpotensinya dua orang ini, namun sang komikus terlalu takut untuk membiarkan potensi keduanya makin berkembang. Jadilah screen Ai makin sedikit dan momen mereka jadi jarang. Komikus tahu hal itu karena melihat shipper ShinShi/CoAi berkembang pesat dan mengharapkan kedua pair itu bersama, namun segera dibantah karena sang komikus tidak bisa membayangkan mereka bersama. Sang komikus terlalu takut menjadikan mereka bersama karena dia begitu mencintai puteri kesayangannya yang mana artinya sang komikus sadar dengan potensi ShinShi/CoAi tapi tetep pada ideology childhood friends to lovers nya.

Fanfik ini hadir sebagai rasa tidak suka ku pada pemikiran sang komikus. Sudah ku bilang fanfik ini sangat ofensif, apalagi (mungkin) untuk multishipper yang ngeship ShinRan juga. Read on your own risk. Boleh kasih hujatan deh wkwkwk.

Saatnya membalas review di Pelabuhan Terakhir ku!

Dy: Akhirnya aku ketemu kamu ngereview lagi ceritaku wkwkkw. Makasih banyak yak, coba kamu punya akun fanfiction net, langsung aku PM deh. Semoga kamu ga kecewa baca ceritaku yang minor shinshi ini, soalnya aku cuma mau mempertegas analisis ku aja wkwkkw. Judulnya sesuai dengan perasaan dan akal Shinichi yang menganggap dirinya ERROR! karena udah suka sama Shiho jadinya gitu deh wkwkwk

Wkwkwk emang mereka berdua itu tidak compatible tapi sang komikus terlalu buta untuk melihat hal itu. Aku juga baca komentar komentar mu di akun channel youtube CoAi dan banyak berdebat sama para ShinRan shipper wkwkwk ngakak.

Aku juga ga suka sama hubungan Kogoro-Eri. Aku sempat ngomongin hal ini sama mutualku di twitter. Sebenernya apa yang mau dipertegas oleh sang komikus dengan hubungan tak sehat Kogoro-Eri? Kesetiaan? Cinta yang kuat? Tanpa memikirkan rasa sakit liat orang yang disayang selalu ngulangin hal yang sama (dalam hal ini kogoro suka ganjen ke cewek)? Cinta boleh, tapi bego jangan. Eri itu wanita terpandang dan berkelas. Kalo dia gagal move on sama kogoro, oklah ga apa apa. Tapi seenggaknya Eri ada effort cari pria lain yg lebih pantas buat dirinya karena Kogoro tuh ga pantas buat Eri. Tapi fakta pahitnya, sang komikus ga mau membuat Eri kepikiran hal seperti itu. Jadilah Eri keliatan wanita menyedihkan di mataku. Sungguh karakter bagus yg disia-siakan.

SKSKFJASFJKA AAAA ITU FANFIKNYA LADY OF RAIN. AKU JUGA BACA ITU DAN SUKA QUOTENYA. Emang kalo sama Shiho itu Shinichi ga perlu meninggalkan Shiho karena Shinichi tahu Shiho selalu bisa mengiringinya.

Terima kasih banyak sekali lagi ya Dyah udah ngasih banyak ide wkwkwkwk. Aku udah bilang kan kalo aku udh punya draft fanfik yang kuambil dari ide ide mu? Sayangnya aku ga bisa mempublish dalam waktu dekat karena kesibukan ku. Tapi mohon tetap ditunggu yak XD jangan bosen ngasih ide dan review panjang panjang plis. Soalnya aku suka XD

SherryHaibara4869: HAI KAWAN SEPERJUANGAN. FANFIK YANG TERINSPIRASI DARI "DRAMA KOREA W" PUN AKHIRNYA JADI NIH WKWKWKWKWK. HASIL DARI BACOTAN KITA SAMA PAIR KESAYANGAN INI HIKS. SEMOGA KAMU MENIKMATINYA YA. Jangan lupa buat lanjutin noh AU ShinShi mu wkwkwk. Semoga feel "mengerikan" nya dapet yak. Duh sumpah gegara obrolan kita itu, bener-bener ngebet banget aku buat fanfik ini wkwkwkwk. Selamat membaca yak.

seperti biasa kritik dan saran diperlukan uwu

ayo temukan aku di :

Twitter : suka_usotsuki

Tumblr : sukausotsuki

Ig : suka_uso

Pixiv : suka_usotsuki